Home / Romansa / PENYESALAN MANTAN SUAMI / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of PENYESALAN MANTAN SUAMI: Chapter 11 - Chapter 20

539 Chapters

Bab 11

Dia melangkah mendekat kepadaku. Matanya menyalang dan cuping hidungnya mengembang dan mengempis. Aku tetap di tempatku. Menolak membiarkan dia mengintimidasiku.“Aku tidak akan pergi. Sekarang batalkan pesanan taksimu dan duduklah di mobilku.” Geramnya dan menggertakkan gigi. Aku melihat kilatan amarah dalam sorot matanya.Kemarahanku mulai naik dan aku mengepalkan tanganku. Biasanya aku akan menahan diri sebab aku tidak mau membuatnya marah, tetapi aku sudah tidak peduli.“Dasar manusia arogan. Kamu pikir siapa dirimu ini, hm? Aku bukanlah seekor anjing yang akan patuh jika kamu perintah.” Suaraku mulai meninggi. Aku benar-benar tersinggung.Aku membiarkannya mendikteku selama bertahun-tahun ini. Aku diam karena aku tidak ingin merusak apa yang kupikir kami punya. Namun, apa hasilnya? Apa hasil dari menahan diri ini bagiku? Tidak ada. Hanya sakit hati dan derita yang kudapat.“Ava...” Dia berkata dengan suara mengancam.“Apakah kalian berdua bertengkar lagi?” Suara Noah memotong perk
Read more

Bab 12

“Ibumu yang bertanya, bukankah kamu belum berbicara dengannya belakangan ini?”Aku menggeram sebal, “Kamu terlalu cerewet dan lama-lama membuatku sebal, Rowan. Bisakah kamu mengacuhkanku dan menganggapku tidak ada, seperti yang biasanya kamu lakukan?”Cengramannya pada setirnya mengencang. Aku melihat rahangnya menegang. Dia turut merasakan amarah. Mungkin karena aku sudah tidak lagi berlaku seperti domba lemah yang seperti biasanya dia hadapi. Situasi telah terbalik dan dia sangat tidak menyukainya.Aku selalu memaksakan diriku untuk membuatnya senang. Mencoba untuk menjadi apa yang diinginkan olehnya. Mencoba untuk menjadi Emma. Kulakukan apa pun agar aku menjadi istri yang akan dia cintai. Sekarang, aku sudah bermetamorfosis dan dia tidak suka aku tidak bisa lagi diperintah layaknya seekor anjing. Aku tersenyum penuh kemenangan. Membuatnya marah membuatku bersorak di dalam sana.Dari situ, sepanjang perjalanan diisi dengan diam. Masing-masing dari kami duduk diam di bangku kami, sed
Read more

Bab 13

Seminggu telah berlalu sejak Noah pergi dan hidupku terasa hambar tanpanya. Ini waktu terlama aku terpisah darinya dan aku malu mengakui bahwa aku tidak bisa menanganinya dengan baik.Noah itu bagaikan jangkar hidupku, tanpanya aku merasa hilang. Seakan aku mengarungi kehidupan di laut lepas dengan potongan kayu kapal. Setiap hari aku sangat menunggu teleponnya, sebab itulah yang membuatku tenang. Telepon dan suaranya membuatku waras.Aku belum mendengar sepatah kata pun dari Rowan sejak kami bertemu di bandara. Bagian kecil hatiku masih merindukannya, tetapi aku tahu ini untuk yang terbaik. Tidak ada masa depan di antara kami dan aku tidak bisa hidup bersama pria yang tidak mencintaiku.Sejauh ini, semuanya berjalan dengan penuh keheningan. Bukan karena orang-orang tetap berkirim kabar denganku atau yang lain. Tetapi karena tidak ada insiden penembakan atau orang yang meninggal lagi, jadi bisa dibilang pelakunya sedang bersembunyi.Tiba-tiba aku menabrak seseorang, membuat lamunanku s
Read more

Bab 14

Kami tetap berdiri di sana setelah itu. Aku menyangga tubuhku dengan bertumpu pada sebelah kaki, dan sebelahnya aku istirahatkan, merasa canggung. Dia menatapku, manik cokelatnya seolah merasuk dalam jiwaku. Aku mengalihkan pandanganku untuk menghindarinya.“Ethan!” Seseorang memanggil namanya. Aku berbalik badan dan mendapati seorang polisi memanggilnya.“Iya!” Ethan berteriak sebelum kembali padaku, “Senang bertemu denganmu, cantik. Akan kutemui kamu lagi, oke?”“Baik,” gumamku.Dengan itu, dia memberiku pelukan yang tidak kusangka sebelumnya, lalu berjalan menjauh. Aku tertinggal, mencerna apa yang sudah terjadi. Aku menggelengkan kepalaku, mencoba menghilangkan kebingunganku setelah beberapa saat dan mulai melangkah. Aku harus membeli bahan makanan dan kebetulan tokonya tidak jauh dari sekolah, jadi aku memutuskan untuk jalan.Gipsum di lenganku telah dilepas, dan meskipun pundakku masih nyeri dan kadang terasa sakit, pundakku masih berfungsi. Aku memikirkan apa saja yang harus ku
Read more

Bab 15

“Jadi, bagaimana harimu sayang?” Tanyaku kepada Noah Ponselku kusangga di antara pundak serta telingaku. Aku mencoba untuk memaksimalkan kesempatan berbicara dengannya sambil bersih-bersih. Bukan hal mudah, tetapi setidaknya pundakku sudah terasa lebih enak. “Luar biasa!” Kudengar teriakannya di telepon, hampir saja memecahkan gendang telingaku. “Kami baru saja makan es krim, lalu akan ke perosotan. Di sini ada perosotan yang menuju langsung ke pantai.”Rasa antusiasnya membuatku senang. Kebahagiaannya adalah kebahagiaanku. Melihatnya aman dan bahagia sudah cukup bagiku.“Baguslah sayang. Benar, ‘kan kata Ibu. Kamu akan mengalami banyak hal menyenangkan.”Aku sudah selesai bersih-bersih lalu duduk di sofa. Sebaiknya aku menyelesaikan pembicaraanku dengannya terlebih dahulu.“Bagaimana dengan Ibu? Bagaimana akhir pekan Ibu?”Apa yang bisa kukatakan? Akhir pekanku begitu membosankan. Anakku yang berusia delapan tahun sedang melakukan hal yang lebih menyenangkan dariku. Aku tidak ada te
Read more

Bab 16

Dia memutus sambungan telepon dan aku segera berlari ke kamarku untuk mencari sesuatu yang pantas untuk dipakai. Karena kita akan pergi ke lokasi latihan tembak, aku memutuskan untuk memakai sesuatu yang nyaman, jadi aku memakai celana denim, kaos t-shirt dan sepatu. Ethan benar-benar sampai dalam sepuluh menit seperti yang dia katakan, lalu kami segera pergi.“Jadi, apa yang memutuskanmu untuk menjadi polisi?” Tanyaku sambil menatapnya.Suasananya sangat cair dan aku merasa nyaman di sekitarnya. Baguslah, belum pernah aku merasakan nyaman seperti ini di sekitar orang dewasa untuk waktu yang lama.“Ayahku dibunuh oleh seorang polisi,” jawabnya sembari melemaskan bahunya.Aku mengerutkan keningku, terkejut, “Biasanya orang-orang akan menghindari menjadi polisi jika kejadiannya seperti itu.”“Benar. Namun, ayahku bukanlah pria ataupun Ayah yang baik. Ketika polisi mengacungkan pistol kepadanya karena menjual pistol secara ilegal, sebenarnya aku merasa lega. Melihat polisi membunuh sampah
Read more

Bab 17

Rowan Aku melihat polisi yang menyelamatkan Ava membawanya pergi. Untuk beberapa alasan, aku tidak suka bagaimana dia menyentuh tangannya. Yang benar saja, haruskah dia memegang tangan Ava?Aku tidak tahu mengapa melihat mereka berdua bersama membuatku kesal. Aku tidak suka apa yang terjadi di antara mereka.Aku merasakan tangan halus menyentuh tanganku, dan aku tersadar dia menggenggam tanganku dan mengepalkannya.“Kamu baik-baik saja?” Tanya Emma dan aku berbalik untuk menatapnya.Wajah cantiknya membawaku kembali ke kenyataan.‘Dia adalah wanita yang kuinginkan, yang selalu kupikirkan.’ Aku mengingatkan diriku sendiri, membuang pikiran mengenai Ava.Aku tidak menginginkan Ava, jadi seharusnya itu tidak menggangguku jika pria lain tertarik padanya, ‘kan?“Iya. Aku baik-baik saja,” jawabku dan tersenyum kepadanya.Dia tersenyum kembali kepadaku, dan seperti pertama kali aku melihatnya, senyumannya membuatku terkagum. Membuatku berdebar dan mengingat masa-masa saat kami bersama.Beber
Read more

Bab 18

“Faktanya kamu memandangi mantan istrimu dan pahlawannya,” terangnya.“Dia bukan pahlawannya!”“Dia pahlawannya. Kalau kamu lupa, dia memang menyelamatkannya, jadi itu membuatnya pahlawan di matanya.”Ava berbalik untuk menatap Ethan. Pandangannya tidak pernah kulihat sebelumnya dan membuatku tidak nyaman.“Tutup mulutmu, Gabriel!” Aku menggeram.Dia terkekeh, tentu saja menganggap ini lucu.“Lihat, kamu harus mengendalikan dirimu. Kamu datang ke sini bersama Emma, jadi jangan menghabiskan waktu dengan menatap Ava. Emma-lah yang ingin kamu ingat, ditambah lagi dia sadar bahwa atensimu terbelah.”Perkataannya membuatku tersadar. Aku melihat ke arah Emma dan melihatnya terduduk, tangannya di pangkuannya dan wajahnya menunduk. Sial! Gabe benar. Emma tidak pantas mendapatkan ini, kami seharusnya memulai semuany adari awal dan aku malah terobsesi dengan Ava, yang sepertinya sudah melupakanku.Aku meletakkan pistolku kembali dan duduk di sebelah Emma.“Maafkan aku, Emma. Pikiranku sedang kac
Read more

Bab 19

Ava“Jadi, siapa Rowan?” Ethan bertanya kepadaku saat kami kembali ke rumah.Setelah insiden di ruang ganti, aku tidak ingin berada di sekitar Rowan, jadi aku meminta Ethan untuk mengantarku pulang tiga puluh menit kemudian.“Dia adalah mantan suamiku.” Aku menjawab dengan suara datar dan keheningan tercipta di antara kami.Aku masih tidak percaya kenekatan Rowan untuk memojokkanku di sana. Yang lebih buruknya lagi adalah dia hampir menciumku! Diriku! Rowan belum pernah menginisiasi ciuman denganku sebelymnya, jadi bisa dikatakan aku terlalu terkejut akan hal itu.Aku hampir saja menyerah dalam ciumannya. Ini adalah yang kuinginkan sebelumnya, tetapi kemudian aku ingat dia sedang bersama Emma. Mungkin dia pernah menciumnya dan melakukan hal lain dengannya. Itu memberikanku kekuatan untuk mendorongnya menjauh dariku. Tidak akan kubiarkan dia menggunakanku seperti itu. Tidak lagi. Dia punya Emma dan aku bukan siapa-siapa baginya kecuali ibu dari anaknya.Rowan tidak pernah cemburu atau p
Read more

Bab 20

Aku terbangun dengan rasa kesal. Aku mengenakan jubah mandiku dan melangkah turun. Siapa pun yang menggangguku akan aku ceramahi.Aku membuka pintuku, siap untuk mengutuk orang tersebut, tetapi langkahku terhenti. Orang terakhir yang ingin kulihat sedang berdiri di depan pintuku.“Apa yang kamu inginkan, Emma?” Tanyaku dengan nada menyentak.Nyawaku masih separuh terkumpul untuk bertengkar dengannya.“Aku di sini untuk memperingatimu untuk menjauh dari Rowan. Dia milikku. Tidak akan kubiarkan kamu mencurinya lagi dariku.” Dia berkata dengan penuh geraman.Alisnya menukik dan aku melihat api amarah di matanya.Aku tertawa datar, “Kamu datang ke rumahku pukul tujuh pagi hanya untuk memperingatiku agar menjauh dari Rowan? Kamu tengah berbicara dengan orang yang salah, Emma.”Aku bukanlah gadis naif nan bodoh yang dia tinggalkan, dan aku akan menyalahkan diriku jika kubiarkan dirinya menginjak-injakku.“Rowan milikku, Ava! Dia selamanya menjadi milikku. Aku kehilangan sembilan tahun bersam
Read more
PREV
123456
...
54
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status