“Ava, bisakah kita berbicara?” Ibu memohon ketika aku akan pergi meninggalkannya. Aku menatapnya, tidak yakin apa yang dia inginkan. Apa yang ingin dibicarakan? Bukankah semuanya sudah dikatakan dan dilakukan? “Tak ada yang perlu kita bicarakan, Bu,” desakku. Melihat ke belakang, sekarang aku mengerti bagaimana aku membuat perbedaan dalam hal dia dan ayahnya. Panggilanku pada mereka berbeda dari Emma dan Travis, sebab jauh di lubuk hatiku, aku tidak memanggil mereka seakrab Emma dan Travis. Aku tidak pernah benar-benar mengakui mereka sebagai orang tua aku, karena jauh di lubuk hati aku hanya tahu. Orang tua tidak membenci anak-anaknya. Orang tua tidak boleh mengabaikan anak mereka dan memperlakukan mereka seperti sampah. Aku tidak menyebut mereka seakrab itu, karena pada tingkat spiritual, aku tidak menganggap mereka sebagai orangtuaku. "Tolong, aku mohon padamu," dia memohon dengan air mata berlinang. Aneh sekali melihatnya dengan air mata berlinang. Wajahnya memerah dan lembut
Last Updated : 2024-07-17 Read more