Semua Bab Kusangka Suami Idaman: Bab 31 - Bab 40

55 Bab

bab 31

Bagai petir di siang bolong yang menghantam tepat di bagian dadanya.Betapa terkejutnya ia saat mengetahui fakta yang sesungguhnya.Ia masih belum percaya atas kenyataan yang disebutkan oleh Riyanti barusan.Yang mengatakan kalau dirinya adalah istri kedua suaminya.Sakit, seakan ditusuk dengan pedang yang paling runcing yang menancap tepat di jantung hatinya.Suami yang ia percaya telah mendua tanpa sepengetahuannya.Dadanya begitu sesak, kemana ia akan meluapkan kekesalan itu?Ingin marah percuma, toh orangnya juga sudah tiada.Ia merasa ditipu,Ia merasa dibohongi,Di bodohi, dan dipermainkan.Pria itu ternyata hanya memberi luka.Tak jauh berbeda dengan cintanya yang pertama.Sekarang tak ada yang dapat menggoyahkan pikirannya, bahwa semua laki-laki memang sama saja.Ia sangat salah, karena ia telah memberikannya hati pada orang yang menghianati.Ia masih belum percaya, suami yang selalu mengatakan cinta ternyata sanggup mendua.Air matanya bahkan tak sanggup untuk keluar, meneri
Baca selengkapnya

bab 32

Sudah 3 bulan berlalu.Nara mulai bangkit lagi dari keterpurukannya. Senyumnya kembali hadir di bibirnya.Pelan-pelan, dia belajar untuk melupakan segalanya.Semua yang terjadi ini adalah bumbu kehidupan.Tak mungkin selamanya bahagia atau sedih berkepanjangan. Semua terjadi sesuai waktunya.Pagi itu ia telah bersiap untuk pergi ke pasar. Ia ingin berbelanja sayur-mayur, serta lauk pauk yang bergizi.Dari mana uangnya?Tentunya dari usahanya yang melanjutkan bisnis sang ayah. Karena Surya mulai melatih Nara untuk menjalankan perusahaan, agr saat ia tiada nanti, semuanya masih bisa tertangani oleh putrinya.Ini adalah hari minggu. Oleh sebab itu ia me time dengan buah hatinya, berjalan-jalan ke pasar sekalian membeli barang kebutuhan.Tapi tiba-tiba Rio melihat beberapa ekor kelinci yang di kurung di dalam kandang kawat.Ia yang mulai belajar berbicara sontak mengajak ibunya untuk menghampiri hewan imut itu."Ma, aku mau itu." pintanya seraya menunjuk kepada hewan berbulu putih dan be
Baca selengkapnya

bab 33

"Silahkan duduk Bu Nara," ucap seorang pria berjas hitam yang kemungkinan itu adalah sekretaris dari lelaki yang duduk di sebelahnya."Terimakasih."Nara dan asistennya pun duduk. Minuman jus anggur sudah disediakan diatas mejanya. Seolah tau kesukaan sang wanita itu."Siapa yang memesan ini?" tanya Nara heran."Kami, Bu. Silahkan diminum agar tenggorokannya lega setelah lama di perjalanan tadi, Bu." tawar sang pria itu ramah.Sedangkan pria yang duduk di sampingnya hanya diam saja. Wajahnya tak kelihatan sebab tertutup masker dan kaca mata. Kening Nara kembali berkerut. Ia merasa tak asing dengan orang itu."Maaf, Bapak ini ... orang yang membantu anak saya mengambilkan kelinci di pasar kemarin ya?" tanya Nara yang ingin memastikan.Namun pria itu hanya diam saja. Yang membuat Nara semakin penasaran. Ia tak mungkin salah orang. Pria itu adalah pria kemarin. Terlihat dari bentuk pangkasnya."Maaf, Bu. Bos kami sedang sariawan jadi tak ingin berbicara." potong sang asisten itu."Oh,
Baca selengkapnya

bab 34

"Anak Mama yang ganteng ini kok ngelamun aja, udah jam 10 malem emang belum ngantuk?" sapa Dinta saat ia terbangun karena hendak buang air kecil di kamar mandi belakang."Belum bisa bobok, Ma." jawabnya singkat sambil menoleh pada ibunya sekilas."Ya sudah, jangan malam-malam tidurnya, entar kamu masuk angin lagi." ucap wanita bersanggul besar itu kemudian berlalu pergi.Pras masih mengenang moment saat pertama kali ia melihat anaknya. Begitu mirip dengannya. Rambut ikal serta bulu mata yang lentik benar-benar memfotocopy dirinya.Rasanya ia sangat ingin memeluk dan menggendong buah hatinya itu, namun apalah daya semua itu tak kan semudah yang ia bayangkan. Nara tak akan leluasa memberi izin padanya untuk menyentuh sang anak.Dirinya paham, kepergiannya yang menghilang selama ini pasti sudah sangat cukup membuatnya patah hati. Dia menyadari itu memang salahnya, karena pergi tanpa pamit.Bukan tanpa alasan dirinya melakukan semua itu.Jika dia pamit, sudah pasti Nara tak akan membiark
Baca selengkapnya

bab 35

"Apa yang terjadi dengan anakku, Nara, kenapa dia?" tanya Pras dengan raut wajah panik melihat Rio yang baru saja turun dari mobil sepulang dari rumah sakit.Wanita itu tak menjawab, ia memilih diam seribu bahasa dan tetap meneruskan langkahnya ke kamar membawa sang putra yang masih lemas.Pras berdiri mematung melihat tingkah Nara yang tak memandangnya meski sekilas. Ia yang sedang berdiri di teras pun langsung mengikuti langkah kaki wanita itu, ke dalam rumah.Rio sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, karena kondisinya yang sudah berangsur membaik. Sekarang dia sedang istirahat di kamarnya.Sedangkan Pras hanya menjadi orang plonga-plongo di tempat itu. Tak ada yang memperdulikannya. Ia bagai sampah tak berguna.Melihat majikannya seperti kedatangan tamu, si Mbok langsung meninggalkan mereka. Dia kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk.Kini hanya tinggal mereka berdua di depan pintu kamar Rio yang tertutup."Nara, tolong jawab pertanyaanku tadi, jangan ka
Baca selengkapnya

bab 36

"Kamu seharian kemana aja sih, kok nggak ada di kantor?” seru Lisa yang memasang raut wajah kesal. Ia sedang duduk di teras rumah Pras.Pria yang baru saja tiba itu sedikit mendengus kesal saat ia mendengar pertanyaan yang membuatnya semakin merasa capek.“Aku lagi ada urusan sebentar,” sahutnya sekenanya.“Urusan apa?” ia sangat ingin mau tau urusan pribadi orang lain.Mendengar itu, Pras hanya bisa menghela napas berat. Haruskah ia menjawab pertanyaan yang tak semestinya ia jawab?“Kamu tak harus mengetahui segala urusanku, Lisa. Dan aku juga tak berkepentingan melaporkannya padamu!” seru Pras yang sedikit sinis. Lalu ia pun meninggalkan wanita itu begitu saja. Ia langsung masuk ke dalam rumah.Hari ini benar-benar sangat melelahkan baginya. Bukan cuma fisik tapi mental.Jiwanya seakan dihajar habis-habisan oleh kenyataan pahit yang membuat dia jauh dengan buah hatinya.Ia ingin cepat pulang ke rumah guna mengistirahatkan pikurannya, eh tau-taunya malah disambut dengan pertanyaan
Baca selengkapnya

37

Pagi-pagi sekali dia sudah bangun dari tempat tidurnya. Ia sengaja memasang alarm agar terbangun sesuai dengan jam yang ia inginkan.Setelah membersihkan diri di kamar mandi, dia langsung menginjak lantai dapur. Pagi ini ia akan benar-benar mengikuti saran dari ibunya. Dia akan memasak untuk hadiah makan siang kepada Pras, lelaki penghuni hatinya.Ia bisa mengolah makanan menjadi lebih lezat. Meski tingkatannya belum seperti para chef di sebuah restoran mewah.Ia mengambil ikan nila yang sudah dipotong-potong di dalam frezer. Mengeluarkannya agar tak beku saat di masak nanti. Sementara itu ia menyiapkan bumbunya terlebih dahulu.Mengiris bawang merah yang akan di goreng yang nantinya akan dijadikan sebagai topping di atas ikan nila panggang dengan saus asam pedas.Sarti yang baru saja bangun menghela napas berat saat melihat perjuangan sang anak untuk merebut hati pria yang dicintainya. Ia menggelengkan kepala melihat kegigihan putrinya itu. Ia berdoa di dalam hati, semoga apa yang a
Baca selengkapnya

bab 38

Lisa langsung meninggalkan kantor. Ia tak peduli lagi dengan barang-barangnya yang tertinggal. Hanya ponsel yang ia bawa. Perasaannya benar-benar hancur sekarang. Air matanya turun tanpa bisa dihentikan. Dadanya perih seakan tertusuk pisau tajam yang baru diasah.Pras masih berdiri mematung. Melihat kotak makanan yang isinya keluar dari tempatnya akibat hempasan yang terlalu keras. Ia pun menghela napas dan mengusap dagunya.Ada-ada saja kejadian yang membuatnya jengkel setiap harinya.Tapi ia sadar, perilakunya tadi sudah di luar batas. Dia membentak wanita itu dengan sangat kasar sampai menangis terisak seperti itu.Terbesit rasa ingin minta maaf di dalam hatinya. Ia pun kemudian mengejar, mencari ke meja kerja wanita itu.Namun apa yang ia dapat setelah sampai di sana. Ruang kerjanya kosong.Pras kemudian menyusul ke tempat parkir, berharap agar wanita itu masih ada di sana.Tapi saat ia baru saja tiba di lokasi, wanita itu sudah pergi dengan motor vesva-nya. Pras kembali berdeca
Baca selengkapnya

bab 39

Pasar malam begitu ramai. Segala jenis usia terlihat ada di sana. Mulai dari balita hingga orang tua. Gemerlap lampu yang berkilauan menambah kesan indah suasana itu.Dua orang yang sedang jatuh cinta sedang melebarkan senyum bahagia. Mereka sedang asyik berfoto.Pras dan Lisa berjalan beriringan tanpa bergandengan tangan.“Kamu mau main lempar botol?” sapa lelaki itu agar ada obrolan diantara mereka.“Nggak, deh.” tolaknya.“Kenapa?”“Karena aku bukan ahli bermain seperti itu,” sahutnya lagi.“Terus ahlinya main apa, dong?”Mendengar pertanyaan itu Lisa sontak menoleh ke wajah Pras yang tampak remang-remang, hanya di hiasi oleh lampu-lampu kecil di situ.Mereka saling menatap. Hingga keduanya tak sadar sedang berada di tempat ramai.Sepersekian detik kemudian, mereka saling mengalihkan pandangan. Keduanya tampak gugup.Lisa hanya tertunduk menahan gelora asmara yang bergejolak di dalam dadanya.“Sebentar ya, aku mau beli minuman dulu.” ucap Pras yang mencoba mengalihkan suasana.Di
Baca selengkapnya

bab 40

Satu minggu kemudian …“Ibu seneng banget, Nak, akhirnya kamu sudah menentukan pilihanmu.” ucap Dinta sumringah. Ia sedang menyusun kue bolu dan parsel berisi buah-buahan yang akan dibawa ke rumah orang tua Lisa.Sebenarnya Pras setengah yakin dengan keputusan ini. Bagaimana tidak, dalam hatinya masih belum bisa untuk melupakan Nara. Wanita yang sudah tak lagi sudi bersamanya.Hidup terus berjalan, ia tak mungkin terus-terusan berada dalam lingkaran kenangan masa lalu. Terlebih lagi usianya sekarang sudah menginjak angka 30 tahun. Walau bagaimanapun ia membutuhkan sosok seorang istri untuk melengkapi kebutuhan hidupnya.Hubungannya dengan Nara hanya sebatas masa lalu, mereka sudah tak ada kemungkinan untuk bersama lagi.Tentang anak mereka, bagaimana Pras akan bertanggung jawab, sedangkan bertanya kabarnya saja tidak diperbolehkan oleh Nara.Jadi apa yang bisa ia lakukan dengan itu?Malam ini, ia akan meminta seorang wanita untuk menjadi istrinya. Ia tak perlu merisaukan jawaban yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status