Semua Bab Kusangka Suami Idaman: Bab 21 - Bab 30

55 Bab

bab 21

"Apa pun yang Ibu inginkan, Fahri akan ikuti semuanya Bu, maafkan Fahri karena selama ini belum bisa menjadi anak yang berbakti untuk Ibuuu ..." rengeknya di sisi ranjang rumah sakit itu, tangisnya pecah tanpa peduli banyak orang yang memperhatikannya."Ada satu hal yang Ibu inginkan dari dulu, Nak, Ibu sangat ingin menyaksikan semua itu,""Katakan, Bu ..."Ada suasana hening sejenak.Yang terdengar hanya suara jarum detik di sudut ruangan.Fahri masih menunggu jawaban, begitu juga dengan Riyanti. Mereka saling pandang, entah apa yang akan dikatakan oleh wanita yang sudah sekarat itu."Permintaan Ibu cuma satu, dan mungkin ini akan menjadi permintaan yang terakhir bagi Ibu," lirihnya lagi dengan suara pelan namum masih terdengar jelas kata-kata yang disebutkannya."Ibu ingin melihat kamu menikahi Riyanti, dia adalah wanita yang baik, selama ini dia yang menjaga dan mengurus Ibu. Dia pasti akan menjadi istri yang tepat untukmu," jelas sang ibu yang membuatnya terkejut bagai petir yang
Baca selengkapnya

bab 22

Pemakaman telah selesai dilaksanakan. Rumahnya masih dipenuhi oleh para pelayat yang mengucapkan belasungkawa atas kepergian ibu dari pemilik perusahaan ternama di kota itu.Fahri masih dalam keadaan berkabung. Ia masih sangat syok dengan kejadian ini. Hingga ada yang ia lupakan, Nara.Ia belum memberitahu istrinya itu bahwa ibunya telah berpulang ke rahmatullah.Cahaya matahari mulai redup.Karena hari sudah sore.Ia segera mengambil ponsel di saku celana yang ia pakai sejak tadi pagi, belum sempat ia berganti pakaian karena kejadian menyedihkan itu terasa amat singkat.Mencari nama kontak Nara yang ia beri sebutan bidadariku. Lalu menekan tombol hijau di layarnya untuk menghubungkan sambungan teleponnya.Nomornya tidak aktif. Hanya suara operator wanita yang terdengar di sebalik telepon yang menjelaskan bahwa nomor di luar jangkauan.Pikirannya panik dan gelisah, apakah ada sesuatu yang terjadi pada Nara, mengapa ponselnya bisa sampai tak aktif seperti ini?Apa ia masih marah kepada
Baca selengkapnya

bab 23

"Besok pagi tolong bawa aku ke makam ibu, Mas ..." pintanya sedih, ia tak menyangka mertuanya pergi secepat ini. Perasaannya baru kemarin mereka bertemu.Fahri yang mendengar permintaan Nara itu menjadi bingung. Haruskah ia menuruti kemauan Nara? Ia khawatir istrinya itu akan bertemu dengan Riyanti, wanita yang tak sengaja ia nikahi, bagaimana kalau sampai itu terjadi?Hatinya sangat gelisah, pikirannya sibuk mencari alasan."Sayang, kamu kan lagi hamil, sebaiknya tak perlu kemana-mana, apa lagi jalan menuju rumahku banyak batunya, nanti perutmu bisa sakit kalau kena guncangan," dalihnya, agar wanita itu membatalkan niatnya untuk datang berziarah ke makam sang ibu mertua."Nggak pa-pa Mas, pokoknya aku mau kesana!" pungkasnya, tanpa bisa dibantah lagi.Fahri hanya bisa mengiyakan saja, jika dirinya berani membantah maka bersiaplah wanita itu akan ngambek bagai patung yang tak bisa diajak bicara.Dirinya yakin, pasti Riyanti tak akan membuka mulut dan mengatakan yang sesungguhnya bahw
Baca selengkapnya

bab 24

"Mas mau manggil siapa?" Nara mengernyit."Tetangga sebelah, dia pasti mau kalau aku suruh, karena dia juga sering dulunya bantuin almarhumah ibu di rumah," jelas Fahri."Nah itu dia!" unjuknya kepada seorang wanita yang memakai baju daster namun sangat indah untuk dipandang. Penampilannya tidak semodis Nara, tapi kecantikannya tidak kalah."Riyanti, sini!" teriaknya memanggil wanita yang sedang menyiram bunga itu.Dia menoleh ke arah orang yang memanggilnya, dan setelah tau ternyata Fahri sedang membutuhkannya, ia pun dengan sigap datang menghampiri."A-ada apa, Mas?" ucapnya tergagap saat berhadapan dengan suami dan madunya itu. Perasaanya campur aduk. Ia merasa rendah diri saat melihat wanita yang dicintai oleh suaminya. Ternyata sangat cantik. Seketika dia merasa tidak pantas. Dia membandingkan dirinya sendiri, dan merasa nyampah di rumah tangga mereka.Pasangan itu sudah tampak sangat serasi, seharusnya dia tidak perlu masuk untuk menjadi duri di antara mereka.Ia menundukkan
Baca selengkapnya

bab 25

"Makanan selesai ..." ujar Fahri yang meletakkan udang goreng serta saus asam manis sesuai permintaan istrinya itu ."Wahh ... sepertinya enak banget, Mas," serunya dengan mata yang berbinar."Ayo dicicipi, Sayang," Nara pun mulai mengambil satu ekor udang yang digoreng dengah tepung bumbu crispy lalu mencocolnya ke saus yang terletak di mangkuk kecil. Terbuat dari bahan tomat serta cabai, dan di tambah sedikit gula hingga menimbulkan rasa manis dan sedikit asam."Eummm ... luar biasa, ini makanan terenak yang pernah kumakan, Mas," pujinya kepada sang suami, yang membuat pria itu terasa terbang ke bintang tertinggi."Ah, jangan berlebihan gitu dong Sayang," ucapnya terkekeh."Aku serius Mas, ini enak banget," serunya lagi sambil menyantap lahap udang itu."Syukurlah kalau kamu suka masakan aku, Sayang. Jadi aku nggak merasa sia-sia masak tadi, dihabisin ya, Sayang,"Hari itu terlewati begitu saja. Karena rasa bahagianya bisa menjadi suami dari wanita yang selama ini ia idamkan membua
Baca selengkapnya

bab 26

"A-apa yang sudah terjadi tadi malam, Riyanti?" seru Fahri yang terkejut mendapati dirinya sedang berada di atas ranjang berdua dengan wanita itu.Riyanti yang sedang bersandar di dinding tempat tidur itu hanya menunduk lemas. Ia hanya memakai daleman saja. Melihat itu Fahri reflek menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan."Kenapa, Mas? Tubuhku ini halal untukmu," ucapnya."Dan kau sudah merasakannya tadi malam," ungkapnya lagi."Jadi aku telah ..." ucapannya terputus, pandangannya lurus ke depan."Benar, Mas. Kau sudah melaksanakan kewajibanmu sebagai suami." jelasnya.Bukannya bahagia karena baru saja meneguk madu cinta yang di dambakan setiap pasangan yang baru saja menikah, tapi Fahri malah merasa sedih dan bersalah.Bukan bersalah kepada Riyanti. Tapi kepada Nara. Dia merasa sudah sangat sempurna penghianatan yang ia lakukan.Mengapa hal ini bisa sampai terjadi? Ini tidak berjalan sesuai dengan rencananya."Mas, sebelum aku ditalak olehmu, apa salahnya sebagai seorang istri
Baca selengkapnya

bab 27

Nara berbelanja ke pasar untuk mengisi kulkas yang sudah kosong. Sekaligus membeli daging sapi yang akan ia olah menjadi bakso. Entah mengapa selama hamil gini ia sangat hobi memasak.Ia bisa bergerak leluasa dan pergi kemanapun yang ia mau, karena kehamilannya sudah tak pernah lagi menimbulkan masalah seperti saat awal-awal dahulu. Sekarang sudah memasuki bulan ke lima. Sebentar lagi ia akan mendapatkan gelar seorang ibu, yang mungkin akan diimpikan oleh sebagian wanita di duna ini.Ia sangat berterima kasih pada Fahri karena telah sudi menutup aibnya. Jika saja tidak, dia sudah pasti berkalung dengan rasa malu.Kalung hitam yang akan selalu melekat di tubuhnya sampai selamanya.Tapi Fahri, pria tulus itu memutuskan kalung itu dan membuangnya sejauh mungkin, hingga tak seorang pun yang mampu menghinanya, karena dia merupakan seorang istri dari pengusaha muda nan sukses.Sedangkan Pras sudah lama tak muncul batang hidungnya. Dia telah menghilang total bagai ditelan bumi.Nara belum bi
Baca selengkapnya

bab 28

Nara berdiri di depan cermin memastikan penampilannya sudah sempurna. Ia baru pulang dari salon langganannya. Berhias seindah mungkin sebelum kepulangan Fahri yang akan mengajaknya makan di luar.Ia memakai dres berwarna merah maroon. Bagian perutnya sudah tampak menonjol. Ia sangat takut kalau hal itu dapat mengganggu pemandangan suaminya, sebab yang sedang tumbuh itu adalah benih dari lelaki lain.Ia menggerutu kesal dan memberikan pukulan di perutnya sekali lagi. Tapi apa yang terjadi setelahnya?Bayi itu malah merespon dan memberikan tendangan balik.Melihat hal itu, sontak jiwanya merasa tergugah. Ia mulai mengelus lembut perutnya, dan bayi itu masih menyambutnya dengan pergerakan.Klakson mobil terdengar di pintu pagar yang menandakan bahwa satpam harus segera membukakan pintunya. Nara melihat mobil suaminya sudah datang.Ia pun lantas keluar untuk menyambutnya."Nara ... kamu cantik banget," pujinya dengan mata berbinar menandakan takjub.Wanita itu hanya tersenyum tipis agar p
Baca selengkapnya

bab 29

Nara merampas paksa HP itu. Ia melihat siapa yang menelpon, ternyata hanya nomor tanpa nama."Ini siapa, kok gak ada namanya?" tanyanya ke Fahri."Ya nggak tau, Sayang," sahutnya lega. Berarti ada orang lain yang menelpon, bukan Riyanti.Nara pun memutuskan mengembalikan ponsel itu kepada Fahri, ia tiba-tiba menjadi malas untuk meladeni si penelpon itu.Padahal tanpa dia tau, yang menghubungi itu adalah Riyanti yang salah pencet SIM panggilan. Dia menelpon Fahri dengan kartu yang berbeda di dalam ponselnya. Dan dia sama sekali tak menyadari itu.Keberuntungan masih berpihak kepada Fahri kali ini. Tapi belum tentu juga selanjutnya. Ia harus selalu waspada.***Mereka telah pulang, dan Nara pun sudah terlelap. Fahri mulai kembali menghubungi Riyanti di tempat yang tersembunyi, yaitu di taman belakang rumah."Sudah pulang dari dinner ya Mas? Pasti kamu bahagia banget, iya kan?" tudingnya di seberang telepon"Kamu sengaja ya ganggu kebersamaan kami?" sengit pria itu setengah emosi."Kam
Baca selengkapnya

bab 30

Dua tahun sudah berlalu.Selama itu kehidupan rumah tangga Fahri dan Nara rukun dan harmonis. Anak mereka sudah sangat bijak, bisa menyebut kata mama dan papa, ia tumbuh sehat dan ceria.Fahri menyayanginya layaknya anak kandungnya sendiri, tak pernah muncul di benaknya bahwa Rio itu bukan darah dagingnya.Nara sudah menjadi seorang ibu rumah tangga yang utuh. Menghabiskan setiap waktunya hanya di dalam rumah saja, mengurus segala keperluan yang dibutuhkan oleh Fahri dan Rio.Wanita itu sudah mulai berdamai dengan masa lalu. Ia sudah menerima kenyataan bahwa inlah hidupnya yang sekarang. Fahri lah masa depannya, ia sudah tak ingin mengharapkan kepulangan dari Pras lagi.Baginya kehadiran pria itu sudah tak lagi ia butuhkan. Karena Fahri sudah mencukupi apa yang dibutuhkan oleh Rio.Suaminya itu sudah menjadi sosok ayah yang terbaik untuk sang anak.Hidup mereka sudah terasa sangat lengkap. Hingga pada suatu hari Fahri pamit untuk pergi ke kantor seperti biasanya. Ternyata kepamitann
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status