Share

bab 27

Penulis: Rita Anggrainy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nara berbelanja ke pasar untuk mengisi kulkas yang sudah kosong. Sekaligus membeli daging sapi yang akan ia olah menjadi bakso. Entah mengapa selama hamil gini ia sangat hobi memasak.

Ia bisa bergerak leluasa dan pergi kemanapun yang ia mau, karena kehamilannya sudah tak pernah lagi menimbulkan masalah seperti saat awal-awal dahulu. Sekarang sudah memasuki bulan ke lima. Sebentar lagi ia akan mendapatkan gelar seorang ibu, yang mungkin akan diimpikan oleh sebagian wanita di duna ini.

Ia sangat berterima kasih pada Fahri karena telah sudi menutup aibnya. Jika saja tidak, dia sudah pasti berkalung dengan rasa malu.

Kalung hitam yang akan selalu melekat di tubuhnya sampai selamanya.

Tapi Fahri, pria tulus itu memutuskan kalung itu dan membuangnya sejauh mungkin, hingga tak seorang pun yang mampu menghinanya, karena dia merupakan seorang istri dari pengusaha muda nan sukses.

Sedangkan Pras sudah lama tak muncul batang hidungnya. Dia telah menghilang total bagai ditelan bumi.

Nara belum bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kusangka Suami Idaman   bab 28

    Nara berdiri di depan cermin memastikan penampilannya sudah sempurna. Ia baru pulang dari salon langganannya. Berhias seindah mungkin sebelum kepulangan Fahri yang akan mengajaknya makan di luar.Ia memakai dres berwarna merah maroon. Bagian perutnya sudah tampak menonjol. Ia sangat takut kalau hal itu dapat mengganggu pemandangan suaminya, sebab yang sedang tumbuh itu adalah benih dari lelaki lain.Ia menggerutu kesal dan memberikan pukulan di perutnya sekali lagi. Tapi apa yang terjadi setelahnya?Bayi itu malah merespon dan memberikan tendangan balik.Melihat hal itu, sontak jiwanya merasa tergugah. Ia mulai mengelus lembut perutnya, dan bayi itu masih menyambutnya dengan pergerakan.Klakson mobil terdengar di pintu pagar yang menandakan bahwa satpam harus segera membukakan pintunya. Nara melihat mobil suaminya sudah datang.Ia pun lantas keluar untuk menyambutnya."Nara ... kamu cantik banget," pujinya dengan mata berbinar menandakan takjub.Wanita itu hanya tersenyum tipis agar p

  • Kusangka Suami Idaman   bab 29

    Nara merampas paksa HP itu. Ia melihat siapa yang menelpon, ternyata hanya nomor tanpa nama."Ini siapa, kok gak ada namanya?" tanyanya ke Fahri."Ya nggak tau, Sayang," sahutnya lega. Berarti ada orang lain yang menelpon, bukan Riyanti.Nara pun memutuskan mengembalikan ponsel itu kepada Fahri, ia tiba-tiba menjadi malas untuk meladeni si penelpon itu.Padahal tanpa dia tau, yang menghubungi itu adalah Riyanti yang salah pencet SIM panggilan. Dia menelpon Fahri dengan kartu yang berbeda di dalam ponselnya. Dan dia sama sekali tak menyadari itu.Keberuntungan masih berpihak kepada Fahri kali ini. Tapi belum tentu juga selanjutnya. Ia harus selalu waspada.***Mereka telah pulang, dan Nara pun sudah terlelap. Fahri mulai kembali menghubungi Riyanti di tempat yang tersembunyi, yaitu di taman belakang rumah."Sudah pulang dari dinner ya Mas? Pasti kamu bahagia banget, iya kan?" tudingnya di seberang telepon"Kamu sengaja ya ganggu kebersamaan kami?" sengit pria itu setengah emosi."Kam

  • Kusangka Suami Idaman   bab 30

    Dua tahun sudah berlalu.Selama itu kehidupan rumah tangga Fahri dan Nara rukun dan harmonis. Anak mereka sudah sangat bijak, bisa menyebut kata mama dan papa, ia tumbuh sehat dan ceria.Fahri menyayanginya layaknya anak kandungnya sendiri, tak pernah muncul di benaknya bahwa Rio itu bukan darah dagingnya.Nara sudah menjadi seorang ibu rumah tangga yang utuh. Menghabiskan setiap waktunya hanya di dalam rumah saja, mengurus segala keperluan yang dibutuhkan oleh Fahri dan Rio.Wanita itu sudah mulai berdamai dengan masa lalu. Ia sudah menerima kenyataan bahwa inlah hidupnya yang sekarang. Fahri lah masa depannya, ia sudah tak ingin mengharapkan kepulangan dari Pras lagi.Baginya kehadiran pria itu sudah tak lagi ia butuhkan. Karena Fahri sudah mencukupi apa yang dibutuhkan oleh Rio.Suaminya itu sudah menjadi sosok ayah yang terbaik untuk sang anak.Hidup mereka sudah terasa sangat lengkap. Hingga pada suatu hari Fahri pamit untuk pergi ke kantor seperti biasanya. Ternyata kepamitann

  • Kusangka Suami Idaman   bab 31

    Bagai petir di siang bolong yang menghantam tepat di bagian dadanya.Betapa terkejutnya ia saat mengetahui fakta yang sesungguhnya.Ia masih belum percaya atas kenyataan yang disebutkan oleh Riyanti barusan.Yang mengatakan kalau dirinya adalah istri kedua suaminya.Sakit, seakan ditusuk dengan pedang yang paling runcing yang menancap tepat di jantung hatinya.Suami yang ia percaya telah mendua tanpa sepengetahuannya.Dadanya begitu sesak, kemana ia akan meluapkan kekesalan itu?Ingin marah percuma, toh orangnya juga sudah tiada.Ia merasa ditipu,Ia merasa dibohongi,Di bodohi, dan dipermainkan.Pria itu ternyata hanya memberi luka.Tak jauh berbeda dengan cintanya yang pertama.Sekarang tak ada yang dapat menggoyahkan pikirannya, bahwa semua laki-laki memang sama saja.Ia sangat salah, karena ia telah memberikannya hati pada orang yang menghianati.Ia masih belum percaya, suami yang selalu mengatakan cinta ternyata sanggup mendua.Air matanya bahkan tak sanggup untuk keluar, meneri

  • Kusangka Suami Idaman   bab 32

    Sudah 3 bulan berlalu.Nara mulai bangkit lagi dari keterpurukannya. Senyumnya kembali hadir di bibirnya.Pelan-pelan, dia belajar untuk melupakan segalanya.Semua yang terjadi ini adalah bumbu kehidupan.Tak mungkin selamanya bahagia atau sedih berkepanjangan. Semua terjadi sesuai waktunya.Pagi itu ia telah bersiap untuk pergi ke pasar. Ia ingin berbelanja sayur-mayur, serta lauk pauk yang bergizi.Dari mana uangnya?Tentunya dari usahanya yang melanjutkan bisnis sang ayah. Karena Surya mulai melatih Nara untuk menjalankan perusahaan, agr saat ia tiada nanti, semuanya masih bisa tertangani oleh putrinya.Ini adalah hari minggu. Oleh sebab itu ia me time dengan buah hatinya, berjalan-jalan ke pasar sekalian membeli barang kebutuhan.Tapi tiba-tiba Rio melihat beberapa ekor kelinci yang di kurung di dalam kandang kawat.Ia yang mulai belajar berbicara sontak mengajak ibunya untuk menghampiri hewan imut itu."Ma, aku mau itu." pintanya seraya menunjuk kepada hewan berbulu putih dan be

  • Kusangka Suami Idaman   bab 33

    "Silahkan duduk Bu Nara," ucap seorang pria berjas hitam yang kemungkinan itu adalah sekretaris dari lelaki yang duduk di sebelahnya."Terimakasih."Nara dan asistennya pun duduk. Minuman jus anggur sudah disediakan diatas mejanya. Seolah tau kesukaan sang wanita itu."Siapa yang memesan ini?" tanya Nara heran."Kami, Bu. Silahkan diminum agar tenggorokannya lega setelah lama di perjalanan tadi, Bu." tawar sang pria itu ramah.Sedangkan pria yang duduk di sampingnya hanya diam saja. Wajahnya tak kelihatan sebab tertutup masker dan kaca mata. Kening Nara kembali berkerut. Ia merasa tak asing dengan orang itu."Maaf, Bapak ini ... orang yang membantu anak saya mengambilkan kelinci di pasar kemarin ya?" tanya Nara yang ingin memastikan.Namun pria itu hanya diam saja. Yang membuat Nara semakin penasaran. Ia tak mungkin salah orang. Pria itu adalah pria kemarin. Terlihat dari bentuk pangkasnya."Maaf, Bu. Bos kami sedang sariawan jadi tak ingin berbicara." potong sang asisten itu."Oh,

  • Kusangka Suami Idaman   bab 34

    "Anak Mama yang ganteng ini kok ngelamun aja, udah jam 10 malem emang belum ngantuk?" sapa Dinta saat ia terbangun karena hendak buang air kecil di kamar mandi belakang."Belum bisa bobok, Ma." jawabnya singkat sambil menoleh pada ibunya sekilas."Ya sudah, jangan malam-malam tidurnya, entar kamu masuk angin lagi." ucap wanita bersanggul besar itu kemudian berlalu pergi.Pras masih mengenang moment saat pertama kali ia melihat anaknya. Begitu mirip dengannya. Rambut ikal serta bulu mata yang lentik benar-benar memfotocopy dirinya.Rasanya ia sangat ingin memeluk dan menggendong buah hatinya itu, namun apalah daya semua itu tak kan semudah yang ia bayangkan. Nara tak akan leluasa memberi izin padanya untuk menyentuh sang anak.Dirinya paham, kepergiannya yang menghilang selama ini pasti sudah sangat cukup membuatnya patah hati. Dia menyadari itu memang salahnya, karena pergi tanpa pamit.Bukan tanpa alasan dirinya melakukan semua itu.Jika dia pamit, sudah pasti Nara tak akan membiark

  • Kusangka Suami Idaman   bab 35

    "Apa yang terjadi dengan anakku, Nara, kenapa dia?" tanya Pras dengan raut wajah panik melihat Rio yang baru saja turun dari mobil sepulang dari rumah sakit.Wanita itu tak menjawab, ia memilih diam seribu bahasa dan tetap meneruskan langkahnya ke kamar membawa sang putra yang masih lemas.Pras berdiri mematung melihat tingkah Nara yang tak memandangnya meski sekilas. Ia yang sedang berdiri di teras pun langsung mengikuti langkah kaki wanita itu, ke dalam rumah.Rio sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, karena kondisinya yang sudah berangsur membaik. Sekarang dia sedang istirahat di kamarnya.Sedangkan Pras hanya menjadi orang plonga-plongo di tempat itu. Tak ada yang memperdulikannya. Ia bagai sampah tak berguna.Melihat majikannya seperti kedatangan tamu, si Mbok langsung meninggalkan mereka. Dia kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk.Kini hanya tinggal mereka berdua di depan pintu kamar Rio yang tertutup."Nara, tolong jawab pertanyaanku tadi, jangan ka

Bab terbaru

  • Kusangka Suami Idaman   bab 55

    Beberapa waktu kemudian, Pras melenggang penuh semangat berjalan ke dalam rumah seraya menenteng surat cerai dari kantor pengadilan agama yang didapatnya tadi siang. Ia begitu lega bisa lepas dari wanita jahat itu. Kalau sampai berlama-lagi ia bersama perempuan itu bisa-bisa ia kehilangan ibunya. Beruntung semua itu cepat ketahuan, hingga kejadian buruk bisa diminimalisir.Ia berniat akan mendatangi buah hatinya. Sudah tak ada lagi yang ia takuti. Biasanya dia selalu bergerak secara sembunyi-sembunyi. Yang membuat ia sangat merasa tidak nyaman dan terkungkung.Ia sudah mendapatkan seorang suster baru untuk ibunya. Yang kali ini pasti berbeda, bukan perawat abal-abal. Karena ia memesannya dari suatu yayasan terkenal di daerahnya.Ia pun pamit kepada Dinta untuk pergi menemui Rio, cucu yang selama ini tak pernah dia akui. Wanita itu lantas memanggut saja bagai seeokor ayam yang sedang memakan butiran beras. Lalu dia harus bagaimana lagi? Mau mencegah sang anak pergi, itu juga sangat t

  • Kusangka Suami Idaman   bab 54

    “Lisa, jadi kau sudah mengetahui se-semuanya?” ucapnya terbata. Ia bingung akan menjelaskan apa kepada wanita yang duduk di hadapannya itu.“Serapat-rapatnya kau menyimpan bangkai, pasti suatu saat akan terbongkar juga, Mas. Seperti sekarang ini. Kau sudah berhasil membohongiku selama sepuluh tahun lamanya, kau sangat hebat dan luar biasa.” sarkasnya menyindir.“Aku bisa jelaskan ini semua sama kamu, Lisa. Aku sengaja tidak mem-”“Sudah, cukup, Mas. Aku tak mau mendengar alasan apapun yang keluar dari mulutmu.” potongnya dengan cepat, sebelum pria itu menyelesaikan perkataannya. Sudah tak ada lagi yang perlu dibahas. Sampai jumpa di pengadilan Mas,” tutupnya, lalu beranjak pergi menuju pintu keluar cafe itu.Pras hanya bisa menatap punggung wanita yang sebentar lagi akan resmi menjadi mantan istrinya itu. Ia merasa sedikit kehilangan, meski bapak hakim pengadilan belum mengetuk palunya.Dia sedih. Semua tak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkannya ketika di rumah tadi. Perlahan

  • Kusangka Suami Idaman   bab 53

    “Sudah Mas, jangan kau lanjutkan lagi ucapanmu. Aku sudah paham, maksud dari perkataanmu itu apa. Tak perlu kau bicara panjang lebar lagi. Intinya kau memang tak pernah mencintaiku.” pungkasnya kecewa.Sepuluh tahun lamanya ia mendampingi pria itu. Namun setitik cinta pun sama sekali tak ia dapatkan. Wanita mana yang tak akan bersedih jika berada di posisi seperti dirinya?“Jadi, kapan kamu akan pulang? Ingat ya, aku ini suamimu, kau harus mengurus segala yang aku perlukan, jadilah istri yang baik,” tukasnya tanpa memperdulikan perasaan istrinya yang sedang kesal kepadanya.“Jangan ditunggu, Mas. Karena aku tidak akan pernah kembali!” tegasnya.“Hah? Maksud kamu gimana? Jangan aneh-aneh, deh!” cetusnya dengan jantung yang sedikit berdebar, karena suara wanita itu terdengar sangat serius. Tangannya sedikit bergetar saat menggenggam benda pintar yang biasa disebut smartphone itu.“Aku ingin kita cerai, Mas.”Deg!Jantung Pras seketika lepas dari tempatnya, saat mendengar penuturan d

  • Kusangka Suami Idaman   bab 52

    “Kamu melupakan istrimu yang ada di rumah. Jangan suka menyakiti hati wanita lah!” ucapnya nyelekit.“Iya, kamu benar. Aku tidak lupa kok, aku hanya merindukan anakku, itu saja. Tak ada maksud lain.” tutupnya.Melihat Rio yang baru selesai berganti pakaian, Nara langsung mengajaknya pulang. Tanpa menoleh lagi ke belakang untuk memperhatikan pria yang pernah berarti di masa lalunya itu.“Kita kok pulang duluan, Ma? Terus ayah sendirian dong, di sini?” “Sudahlah, Rio. Tak perlu kamu pikirkan dia. Ayahmu sudah dewasa, dia tau mana yang baik dan buruk untuk hidupnya.” jelas wanita yang memakai baju kaos hitam itu.“Tapi besok, ayah datang lagi kan, Ma?” Dia bertanya pada sang ibu dan berharap ia akan mendapatkan jawaban iya. Namun ternyata sebaliknya.Wanita itu malah menjawab lain, yang sama sekali tak sesuai dengan harapan bocah itu.“Rumah ayahmu itu jauh Nak, dia tidak bisa setiap hari datang ke sini.”“Ya sudah, kita aja yang datang kesana, Ma.” serunya antusias, karena ia juga ingi

  • Kusangka Suami Idaman   bab 51

    “Kenapa diam Om? Tolong jawab pertanyaan Rio tadi?” Rio merengek setengah memaksa. Ia ingin sebuah penjelasan yang sebenarnya.“Bukan apa-apa kok, Sayang, Om Pras tadi hanya salah sebut.” ucap Nara menyela diantara percakapan mereka.“Nggak! Aku mau dengar dari Om Pras sendiri.” Rio menolak alasan ibunya, ia yakin pria itu tak mungkin berkata sembarangan. Dia pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu yang menyebut dirinya sebagai ‘ayah’.“M-jadi begini, Rio, sebenarnya-”“Kamu jangan percaya ucapan laki-laki ini, Nak. Dia orang jahat.” potong Nara di saat Pras sedang berbicara untuk menjelaskan segalanya.“Stop, Ma! Aku tak ingin mendengarkan apa pun dari mulut Mama. Aku ingin mengetahui yang sebenarnya, Om tolong bicara Om, katakan yang sejujurnya.” Anak itu terus memaksa Pras untuk berterus terang. Seketika pria berusia matang itu pun menghela napasnya dengan berat.“Baiklah, Nak. Kali ini Om akan bicara yang sebenarnya sama Rio. Tapi sebelum itu Om mau tanya dulu, seandainya meman

  • Kusangka Suami Idaman   bab 50

    “Om, Rio boleh minta sesuatu nggak?” lirihnya seraya menggenggam pergelangan tangan pria berbadan sedikit berisi itu.“Mau minta apa, Sayang. Kalau Om mampu, maka Om akan turutin.” sahutnya yang membelai rambut anak itu. Begitu indah yang ia rasakan. Saat menyentuh sang anak hatinya menjadi bergetar.“Rio pengen jalan-jalan sama Om, dan juga mama.” pintanya, kini kedua tangannya memegang tangan kedua orang tuanya, di kiri dan kanannya.“Tapi, Mama belum ada waktu libur, Rio!”Mendengar kata penolakan itu yang keluar dari mulut ibu kandungnya membuatnya emosi dan menghempaskan tangan wanita itu.“Mama memang selalu sibuk sama pekerjaan! Mama nggak pernah punya waktu buat aku!” sergahnya, kemudian dia berlari entah kemana.“Rio … tunggu Nak!” Pras berusaha mengejar, mengikuti setiap jejak langkah kaki anak itu.Betapa sedih hatinya. Bahkan di saat sedang sakit seperti ini pun wanita itu masih tidak mau meluangkan waktu untuknya. Anak mana yang tidak akan merasa kecewa jika berada di pos

  • Kusangka Suami Idaman   bab 49

    Ikatan batin yang kuat antara seorang ayah dan anak seakan tak dapat dipisahkan. Ia merasa gelisah sejak jauh dari Rio. Pikirannya selalu berputar-putar pada anak itu.“Apa yang terjadi dengannya, di sana? Mengapa hatiku menjadi tidak tenang begini?” batinnya.Untuk memastikan yang lebih jelasnya ia akan datang lagi untuk menemui anak itu, esok hari. Tak peduli apakah mereka akan bertengkar lagi, karena Lisa yang mulai mencurigai tindak tanduknya yang aneh.Sudah sepuluh tahun ia berpisah dengan sang anak. Ia tak ingin hal ini terjadi lagi.**Setelah tiga hari di rumah …“Kamu mau pergi lagi, Mas?” Alis Lisa mengusut tatkala melihat sang suami kembali menyusun pakaian ke dalam koper hitam miliknya.“Iya, masih ada urusan di sana!” pungkasnya, lalu langsung menghilang dari ruangan itu. Berjalan menuju mobilnya dan … tancap gas.Lisa berdecak kesal, lagi-lagi suaminya pergi meninggalkannya untuk urusan yang sama sekali tidak jelas.Di sisi lain, Rio masih berada di tempat tidur. Su

  • Kusangka Suami Idaman   bab 48

    Rio kembali murung. Dikarenakan Om kesayangannya sudah pergi pulang ke kotanya. Tak ada lagi yang membuatnya bersemangat dalam menjalani hari-hari yang sangat membosankan.Tapi ia teringat akan janji pria itu. Bahwa dia akan kembali, kepergiannya hanya sesaat saja.Ia sangat berharap agar lelaki bertubuh tinggi itu datang lagi untuk menepati janjinya.Setiap hari ia selalu memikirkan pria itu, hingga membuatnya demam, badannya panas tinggi. Mulutnya tak henti-hentinya mengigau.Nara yang sedang mendampinginya dibuat tercengang atas apa yang dikatakan oleh sang anak.“Om, kapan datang lagi? Aku kangen Om …” serunya dengan mata yang tertutup. Tubuhnya menggil kedinginan sedangkan suhu tubuhnya panas bagai api.“Om siapa Nak?” tanya Nara yang kebingungan. “Om Pras, aku kangen, kenapa Om harus pergi …” racaunya lagi. Yang membuat Nara benar-benar terkejut hebat.Jantungnya berdetak lebih kencang. Apakah orang yang dimaksud anaknya itu adalah Pras, pria bajing4n itu?Nara berharap, sem

  • Kusangka Suami Idaman   bab 47

    Nara mengintip dari jendela. Tampak Rio turun dari sebuah mobil putih dari merk terkenal di negara ini. Seketika wanita itu langsung melipat kening.‘Siapa orang yang mengantar anakku itu?’ batinnya di dalam hati sambil terus meneliti dengan seksama tanpa berkedip.Tampak Rio melambaikan tangan ke kaca pintu depan mobil. Sebuah tangan keluar, membalas lambaian itu. Melihat itu, Nara tau, kalau yang ada di dalam mobil itu adalah seorang pria. Terlihat dari bentuk tangannya.Rio telah sampai di teras, dan perlahan mobil itu pun menjauh pergi.“Kenapa pulang terlambat?” serang Nara yang menyilangkan tangan di dada.“Abis main,” sahutnya singkat.“Main sama siapa?” Nara terus mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan.“Sejak kapan Mama peduli sama aku? Mama biasanya sibuk ngurusin kerjaan.” balasnya kesal.“Mama itu kerja buat kamu, untuk biayain sekolah kamu, kenapa kamu malah marah sama Mama?”“Aku nggak marah, ya udah aku kan nggak ganggu Mama kalau pulang terlambat.”“Mama tany

DMCA.com Protection Status