Share

bab 53

Penulis: Rita Anggrainy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Sudah Mas, jangan kau lanjutkan lagi ucapanmu. Aku sudah paham, maksud dari perkataanmu itu apa. Tak perlu kau bicara panjang lebar lagi. Intinya kau memang tak pernah mencintaiku.” pungkasnya kecewa.

Sepuluh tahun lamanya ia mendampingi pria itu. Namun setitik cinta pun sama sekali tak ia dapatkan. Wanita mana yang tak akan bersedih jika berada di posisi seperti dirinya?

“Jadi, kapan kamu akan pulang? Ingat ya, aku ini suamimu, kau harus mengurus segala yang aku perlukan, jadilah istri yang baik,” tukasnya tanpa memperdulikan perasaan istrinya yang sedang kesal kepadanya.

“Jangan ditunggu, Mas. Karena aku tidak akan pernah kembali!” tegasnya.

“Hah? Maksud kamu gimana? Jangan aneh-aneh, deh!” cetusnya dengan jantung yang sedikit berdebar, karena suara wanita itu terdengar sangat serius. Tangannya sedikit bergetar saat menggenggam benda pintar yang biasa disebut smartphone itu.

“Aku ingin kita cerai, Mas.”

Deg!

Jantung Pras seketika lepas dari tempatnya, saat mendengar penuturan d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kusangka Suami Idaman   bab 54

    “Lisa, jadi kau sudah mengetahui se-semuanya?” ucapnya terbata. Ia bingung akan menjelaskan apa kepada wanita yang duduk di hadapannya itu.“Serapat-rapatnya kau menyimpan bangkai, pasti suatu saat akan terbongkar juga, Mas. Seperti sekarang ini. Kau sudah berhasil membohongiku selama sepuluh tahun lamanya, kau sangat hebat dan luar biasa.” sarkasnya menyindir.“Aku bisa jelaskan ini semua sama kamu, Lisa. Aku sengaja tidak mem-”“Sudah, cukup, Mas. Aku tak mau mendengar alasan apapun yang keluar dari mulutmu.” potongnya dengan cepat, sebelum pria itu menyelesaikan perkataannya. Sudah tak ada lagi yang perlu dibahas. Sampai jumpa di pengadilan Mas,” tutupnya, lalu beranjak pergi menuju pintu keluar cafe itu.Pras hanya bisa menatap punggung wanita yang sebentar lagi akan resmi menjadi mantan istrinya itu. Ia merasa sedikit kehilangan, meski bapak hakim pengadilan belum mengetuk palunya.Dia sedih. Semua tak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkannya ketika di rumah tadi. Perlahan

  • Kusangka Suami Idaman   bab 55

    Beberapa waktu kemudian, Pras melenggang penuh semangat berjalan ke dalam rumah seraya menenteng surat cerai dari kantor pengadilan agama yang didapatnya tadi siang. Ia begitu lega bisa lepas dari wanita jahat itu. Kalau sampai berlama-lagi ia bersama perempuan itu bisa-bisa ia kehilangan ibunya. Beruntung semua itu cepat ketahuan, hingga kejadian buruk bisa diminimalisir.Ia berniat akan mendatangi buah hatinya. Sudah tak ada lagi yang ia takuti. Biasanya dia selalu bergerak secara sembunyi-sembunyi. Yang membuat ia sangat merasa tidak nyaman dan terkungkung.Ia sudah mendapatkan seorang suster baru untuk ibunya. Yang kali ini pasti berbeda, bukan perawat abal-abal. Karena ia memesannya dari suatu yayasan terkenal di daerahnya.Ia pun pamit kepada Dinta untuk pergi menemui Rio, cucu yang selama ini tak pernah dia akui. Wanita itu lantas memanggut saja bagai seeokor ayam yang sedang memakan butiran beras. Lalu dia harus bagaimana lagi? Mau mencegah sang anak pergi, itu juga sangat t

  • Kusangka Suami Idaman   bab 1

    “Jadi sebenarnya anak saya ini sakit apa, Dok?” tanya Surya pada seorang pria yang baru saja selesai memeriksa.“Hmmm ... begini Pak, menurut pemeriksaan yang telah dilakukan, anak bapak ini sebenarnya tidak sakit, tapi dia ... sedang mengandung,” jelas dokter itu setengah tergagap, karena ia tahu lelaki yang berada di hadapannya itu pasti akan marah besar. Matanya juga sudah terlihat melotot, berwarna merah padam."Kalau begitu saya permisi dulu, Pak." pamitnya gugup, lalu berjalan menuju pintu keluar.Surya mulai menatap tajam pada wanita yang sedang berbaring tak berdaya itu.Dadanya naik turun mengimbangi napas yang sudah penuh oleh perasaan emosi."Maafin aku, Pa ..." gadis itu beringsut dari ranjang dan terisak me- meluk lutut sang ayah."Aargghh ...!" Surya menarik kakinya dengan kasar, hingga membuat putri satu-satunya itu terjerembab ke lantai."Keluar, sekarang!" sergahnya dengan suara lantang. Matanya membelalak. Jari telunjuknya menunjuk ke arah pintu keluar.Nara menan

  • Kusangka Suami Idaman   bab 2

    “Kita sekarang ke rumah mama ya, biar kujelasin semuanya, tentang keadaan kamu." Nara yang sedang bingung pun pun langsung menyetujui saja saran dari Pras, dan segera naik ke atas motor tua itu.“Tapi aku ragu, Mas ... takut kalau mama kamu marah,” lirihnya menunduk.“Kalau soal itu urusan belakangan yang penting dia tau dulu kalau kamu sedang mengandung anakku. Biar kita segera dinikahkan.” jelasnya lagi untuk menenangkan hati sang kekasih.Motor pun melaju kencang membelah jalan raya. Hati Nara merasa sedikit cemas namun sebisa mungkin ia tepis perasaan itu.***Mereka telah sampai di bangunan yang tak terlalu besar dan bisa dikatakan sangat sederhana. Dengan pagar yang terbuat dari bambu, yang mengelilingi rumah pria berambut ikal itu.Tak berapa lama seorang wanita setengah tua keluar dari pintu kayu berwarna coklat muda, lalu menyapa mereka yang sudah turun dari motor.“Kamu mau kemana bawa tas pakaian begini?” tanya Dinta, ibu dari Pras dengan alis yang bertaut. Dia memang s

  • Kusangka Suami Idaman   bab 3

    Pov PrasAh sial, kalau begini sih namanya nambahin beban. Bener kata mama. Bukan ini yang kuinginkan. Yang kuhayalkan dari dulu saat berpacaran dengan Nara, si anak orang kaya biar aku yang pengangguran ini bisa hidup senang.Ini tidak berjalan sesuai dengan rencanaku.Hayalanku waktu itu adalah ... saat Nara hamil, maka aku akan dinikahkan dengannya lalu ayahnya yang pengusaha itu mengajakku untuk meneruskan bisnis yang ia punya, kebetulan Nara kan putri tunggal, pastilah semua itu akan jatuh ke tanganku, suaminya.Tapi nyatanya kok malah begini?Dia justru diusir dari rumah.Arrggghh ... terus dari mana aku akan mendapatkan biaya pernikahan ini?Uangku hanya tersisa lima ratus ribu? Apakah itu cukup?Kepalaku terasa sangat berat bagai menjunjung batu yang sangat besar.Ini benar-benar menyiksa pikiranku.Sedangkan mama sudah lepas tangan dan tidak mau tau atas masalah ini.Pada siapa lagi aku akan meminta bantuan? Barangkali ada yang bersedia meminjamkanku uang,Aduuh ... pusing se

  • Kusangka Suami Idaman   bab 4

    Dua hari kemudian ...Nara tinggal di rumah Pras sebelum pernikahan itu dilangsungkan.Acara yang akan dibuat, sangat sederhana. Hanya mengundang tetangga dekat rumah saja.Seperti biasa, Dinta sedang sibuk mengambilkan barang permintaan para pembeli."Kok pernikahan Pras mendesak sih Bu? Memangnya ada apa?" celetuk salah seorang pembeli di warung itu."Iya malah yang perempuannya udah nginap di sini lagi." Sambung yang lain.Dinta yang mendengar itu tidak menjawab. Ia hanya bisa menarik napas berat. Keluarga mereka saat ini sedang menjadi bahan gosip satu kampung.Andaikan ia mempunyai dua kepala, mungkin ia sudah membuang salah satunya sekarang, anak lelaki yang ia banggakan selama ini, kini telah berhasil melemparkan kotoran tepat ke mukanya."Ibu-Ibu, maaf sebelumnya ya, warung saya ini bukan tempat untuk menggosip, kalau urusan kalian sudah selesai, Ibu-Ibu semuanya boleh pulang!" halaunya dengan menahan emosi yang bergejolak."Ih, gitu aja marah, Bu. Kami kan cuma nanya, jangan

  • Kusangka Suami Idaman   bab 5

    Mereka telah sampai di bibir pagar rumah Surya. Pras sedikit merasa canggung, sebab ia belum pernah bertemu dengan sang calon mertua sebelumnya.Setiap Nara ingin mengenalkannya pada sang ayah, pria itu tak pernah ada di rumah. Ia selalu sibuk mengurus bisnisnya di sana sini. Sehingga tak memiliki waktu luang untuk bertemu.Nara juga segan mengatakannya kalau ia sudah memiliki kekasih, karena ia menduga, Surya tak terlalu ingin tahu tentang dirinya. Mereka hanya bicara sekedarnya ketika bertemu di meja makan. Selebihnya pria itu super sibuk, hingga sangat jarang ada obrolan basa basi diantara mereka.Saat Nara baru saja ingin mulai berbicara tentang kesehariannya, baru sepatah kata sudah terdengar dering ponsel sang ayah, yang menelpon agar ia segera pergi untuk urusan kerjaan.Seketika Nara menghembuskan napas kasar. Itu bukan hanya sekali. Sudah tak terhitung jumlahnya ia ditinggal seperti itu oleh papanya.Saat gadis itu ngambek, pria itu selalu mengatakan bahwa dirinya seperti itu

  • Kusangka Suami Idaman   bab 6

    "Mau apa lagi ke sini? Saya kan suruh kamu untuk mengikuti laki-laki itu!" sergah ayahnya, yang masih sangat marah."Om, maaf. Saya akan bertanggung jawab atas perbuatan saya. Tujuan kami kesini adalah ... ingin meminta Om untuk menjadi wali nikah Nara, apakah Om bersedia?"Tanpa banyak basa-basi lagi, Pras langsung to the point. Ia sudah berusaha menjadi lelaki yang gentleman di hadapan sang calon mertua. Ia berani berbicara sebagai bukti bahwa dirinya bukanlah seorang pecundang, yang kabur begitu saja saat kekasihnya hamil."Oh jadi kamu yang sudah merusak masa depan anak saya? Besar juga nyalimu ya, berani menunjukkan muka dihadapan saya!" cetus Surya dengan membusungkan dada ke depan serta kedua tangan yang diletakkan di sisi pinggang."Memangnya apa pekerjaan kamu? Dan bagaimana kamu akan memberikan makan pada putri saya nantinya?" lanjutnya lagi dengan nada ketus."Pa, jangan bersikap gitu dong sama Mas Pras," protes Nara yang tak sanggup mendengar kata-kata hinaan yang terlont

Bab terbaru

  • Kusangka Suami Idaman   bab 55

    Beberapa waktu kemudian, Pras melenggang penuh semangat berjalan ke dalam rumah seraya menenteng surat cerai dari kantor pengadilan agama yang didapatnya tadi siang. Ia begitu lega bisa lepas dari wanita jahat itu. Kalau sampai berlama-lagi ia bersama perempuan itu bisa-bisa ia kehilangan ibunya. Beruntung semua itu cepat ketahuan, hingga kejadian buruk bisa diminimalisir.Ia berniat akan mendatangi buah hatinya. Sudah tak ada lagi yang ia takuti. Biasanya dia selalu bergerak secara sembunyi-sembunyi. Yang membuat ia sangat merasa tidak nyaman dan terkungkung.Ia sudah mendapatkan seorang suster baru untuk ibunya. Yang kali ini pasti berbeda, bukan perawat abal-abal. Karena ia memesannya dari suatu yayasan terkenal di daerahnya.Ia pun pamit kepada Dinta untuk pergi menemui Rio, cucu yang selama ini tak pernah dia akui. Wanita itu lantas memanggut saja bagai seeokor ayam yang sedang memakan butiran beras. Lalu dia harus bagaimana lagi? Mau mencegah sang anak pergi, itu juga sangat t

  • Kusangka Suami Idaman   bab 54

    “Lisa, jadi kau sudah mengetahui se-semuanya?” ucapnya terbata. Ia bingung akan menjelaskan apa kepada wanita yang duduk di hadapannya itu.“Serapat-rapatnya kau menyimpan bangkai, pasti suatu saat akan terbongkar juga, Mas. Seperti sekarang ini. Kau sudah berhasil membohongiku selama sepuluh tahun lamanya, kau sangat hebat dan luar biasa.” sarkasnya menyindir.“Aku bisa jelaskan ini semua sama kamu, Lisa. Aku sengaja tidak mem-”“Sudah, cukup, Mas. Aku tak mau mendengar alasan apapun yang keluar dari mulutmu.” potongnya dengan cepat, sebelum pria itu menyelesaikan perkataannya. Sudah tak ada lagi yang perlu dibahas. Sampai jumpa di pengadilan Mas,” tutupnya, lalu beranjak pergi menuju pintu keluar cafe itu.Pras hanya bisa menatap punggung wanita yang sebentar lagi akan resmi menjadi mantan istrinya itu. Ia merasa sedikit kehilangan, meski bapak hakim pengadilan belum mengetuk palunya.Dia sedih. Semua tak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkannya ketika di rumah tadi. Perlahan

  • Kusangka Suami Idaman   bab 53

    “Sudah Mas, jangan kau lanjutkan lagi ucapanmu. Aku sudah paham, maksud dari perkataanmu itu apa. Tak perlu kau bicara panjang lebar lagi. Intinya kau memang tak pernah mencintaiku.” pungkasnya kecewa.Sepuluh tahun lamanya ia mendampingi pria itu. Namun setitik cinta pun sama sekali tak ia dapatkan. Wanita mana yang tak akan bersedih jika berada di posisi seperti dirinya?“Jadi, kapan kamu akan pulang? Ingat ya, aku ini suamimu, kau harus mengurus segala yang aku perlukan, jadilah istri yang baik,” tukasnya tanpa memperdulikan perasaan istrinya yang sedang kesal kepadanya.“Jangan ditunggu, Mas. Karena aku tidak akan pernah kembali!” tegasnya.“Hah? Maksud kamu gimana? Jangan aneh-aneh, deh!” cetusnya dengan jantung yang sedikit berdebar, karena suara wanita itu terdengar sangat serius. Tangannya sedikit bergetar saat menggenggam benda pintar yang biasa disebut smartphone itu.“Aku ingin kita cerai, Mas.”Deg!Jantung Pras seketika lepas dari tempatnya, saat mendengar penuturan d

  • Kusangka Suami Idaman   bab 52

    “Kamu melupakan istrimu yang ada di rumah. Jangan suka menyakiti hati wanita lah!” ucapnya nyelekit.“Iya, kamu benar. Aku tidak lupa kok, aku hanya merindukan anakku, itu saja. Tak ada maksud lain.” tutupnya.Melihat Rio yang baru selesai berganti pakaian, Nara langsung mengajaknya pulang. Tanpa menoleh lagi ke belakang untuk memperhatikan pria yang pernah berarti di masa lalunya itu.“Kita kok pulang duluan, Ma? Terus ayah sendirian dong, di sini?” “Sudahlah, Rio. Tak perlu kamu pikirkan dia. Ayahmu sudah dewasa, dia tau mana yang baik dan buruk untuk hidupnya.” jelas wanita yang memakai baju kaos hitam itu.“Tapi besok, ayah datang lagi kan, Ma?” Dia bertanya pada sang ibu dan berharap ia akan mendapatkan jawaban iya. Namun ternyata sebaliknya.Wanita itu malah menjawab lain, yang sama sekali tak sesuai dengan harapan bocah itu.“Rumah ayahmu itu jauh Nak, dia tidak bisa setiap hari datang ke sini.”“Ya sudah, kita aja yang datang kesana, Ma.” serunya antusias, karena ia juga ingi

  • Kusangka Suami Idaman   bab 51

    “Kenapa diam Om? Tolong jawab pertanyaan Rio tadi?” Rio merengek setengah memaksa. Ia ingin sebuah penjelasan yang sebenarnya.“Bukan apa-apa kok, Sayang, Om Pras tadi hanya salah sebut.” ucap Nara menyela diantara percakapan mereka.“Nggak! Aku mau dengar dari Om Pras sendiri.” Rio menolak alasan ibunya, ia yakin pria itu tak mungkin berkata sembarangan. Dia pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu yang menyebut dirinya sebagai ‘ayah’.“M-jadi begini, Rio, sebenarnya-”“Kamu jangan percaya ucapan laki-laki ini, Nak. Dia orang jahat.” potong Nara di saat Pras sedang berbicara untuk menjelaskan segalanya.“Stop, Ma! Aku tak ingin mendengarkan apa pun dari mulut Mama. Aku ingin mengetahui yang sebenarnya, Om tolong bicara Om, katakan yang sejujurnya.” Anak itu terus memaksa Pras untuk berterus terang. Seketika pria berusia matang itu pun menghela napasnya dengan berat.“Baiklah, Nak. Kali ini Om akan bicara yang sebenarnya sama Rio. Tapi sebelum itu Om mau tanya dulu, seandainya meman

  • Kusangka Suami Idaman   bab 50

    “Om, Rio boleh minta sesuatu nggak?” lirihnya seraya menggenggam pergelangan tangan pria berbadan sedikit berisi itu.“Mau minta apa, Sayang. Kalau Om mampu, maka Om akan turutin.” sahutnya yang membelai rambut anak itu. Begitu indah yang ia rasakan. Saat menyentuh sang anak hatinya menjadi bergetar.“Rio pengen jalan-jalan sama Om, dan juga mama.” pintanya, kini kedua tangannya memegang tangan kedua orang tuanya, di kiri dan kanannya.“Tapi, Mama belum ada waktu libur, Rio!”Mendengar kata penolakan itu yang keluar dari mulut ibu kandungnya membuatnya emosi dan menghempaskan tangan wanita itu.“Mama memang selalu sibuk sama pekerjaan! Mama nggak pernah punya waktu buat aku!” sergahnya, kemudian dia berlari entah kemana.“Rio … tunggu Nak!” Pras berusaha mengejar, mengikuti setiap jejak langkah kaki anak itu.Betapa sedih hatinya. Bahkan di saat sedang sakit seperti ini pun wanita itu masih tidak mau meluangkan waktu untuknya. Anak mana yang tidak akan merasa kecewa jika berada di pos

  • Kusangka Suami Idaman   bab 49

    Ikatan batin yang kuat antara seorang ayah dan anak seakan tak dapat dipisahkan. Ia merasa gelisah sejak jauh dari Rio. Pikirannya selalu berputar-putar pada anak itu.“Apa yang terjadi dengannya, di sana? Mengapa hatiku menjadi tidak tenang begini?” batinnya.Untuk memastikan yang lebih jelasnya ia akan datang lagi untuk menemui anak itu, esok hari. Tak peduli apakah mereka akan bertengkar lagi, karena Lisa yang mulai mencurigai tindak tanduknya yang aneh.Sudah sepuluh tahun ia berpisah dengan sang anak. Ia tak ingin hal ini terjadi lagi.**Setelah tiga hari di rumah …“Kamu mau pergi lagi, Mas?” Alis Lisa mengusut tatkala melihat sang suami kembali menyusun pakaian ke dalam koper hitam miliknya.“Iya, masih ada urusan di sana!” pungkasnya, lalu langsung menghilang dari ruangan itu. Berjalan menuju mobilnya dan … tancap gas.Lisa berdecak kesal, lagi-lagi suaminya pergi meninggalkannya untuk urusan yang sama sekali tidak jelas.Di sisi lain, Rio masih berada di tempat tidur. Su

  • Kusangka Suami Idaman   bab 48

    Rio kembali murung. Dikarenakan Om kesayangannya sudah pergi pulang ke kotanya. Tak ada lagi yang membuatnya bersemangat dalam menjalani hari-hari yang sangat membosankan.Tapi ia teringat akan janji pria itu. Bahwa dia akan kembali, kepergiannya hanya sesaat saja.Ia sangat berharap agar lelaki bertubuh tinggi itu datang lagi untuk menepati janjinya.Setiap hari ia selalu memikirkan pria itu, hingga membuatnya demam, badannya panas tinggi. Mulutnya tak henti-hentinya mengigau.Nara yang sedang mendampinginya dibuat tercengang atas apa yang dikatakan oleh sang anak.“Om, kapan datang lagi? Aku kangen Om …” serunya dengan mata yang tertutup. Tubuhnya menggil kedinginan sedangkan suhu tubuhnya panas bagai api.“Om siapa Nak?” tanya Nara yang kebingungan. “Om Pras, aku kangen, kenapa Om harus pergi …” racaunya lagi. Yang membuat Nara benar-benar terkejut hebat.Jantungnya berdetak lebih kencang. Apakah orang yang dimaksud anaknya itu adalah Pras, pria bajing4n itu?Nara berharap, sem

  • Kusangka Suami Idaman   bab 47

    Nara mengintip dari jendela. Tampak Rio turun dari sebuah mobil putih dari merk terkenal di negara ini. Seketika wanita itu langsung melipat kening.‘Siapa orang yang mengantar anakku itu?’ batinnya di dalam hati sambil terus meneliti dengan seksama tanpa berkedip.Tampak Rio melambaikan tangan ke kaca pintu depan mobil. Sebuah tangan keluar, membalas lambaian itu. Melihat itu, Nara tau, kalau yang ada di dalam mobil itu adalah seorang pria. Terlihat dari bentuk tangannya.Rio telah sampai di teras, dan perlahan mobil itu pun menjauh pergi.“Kenapa pulang terlambat?” serang Nara yang menyilangkan tangan di dada.“Abis main,” sahutnya singkat.“Main sama siapa?” Nara terus mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan.“Sejak kapan Mama peduli sama aku? Mama biasanya sibuk ngurusin kerjaan.” balasnya kesal.“Mama itu kerja buat kamu, untuk biayain sekolah kamu, kenapa kamu malah marah sama Mama?”“Aku nggak marah, ya udah aku kan nggak ganggu Mama kalau pulang terlambat.”“Mama tany

DMCA.com Protection Status