Semua Bab Kusangka Suami Idaman: Bab 41 - Bab 50

55 Bab

bab 41

Sudah 10 tahun berlalu.Rio pergi ke sekolah dengan bibir yang mengerucut. Hari ini tanggal 22 desember, yang dimana setiap tahunnya akan mengadakan acara khusus Hari Ibu di sekolahnya.Untuk kali ini dia tidak akan mengemis pada wanita yang super sibuk itu. Sudah cukup ia lakukan hal itu di tahun-tahun sebelumnya.Setiap tanggal 22 di akhir tahun, dia selalu takut untuk pergi ke sekolah. Diantara 45 orang murid di SD Negri 115 hanya dia sendiri yang berbeda, karena sang ibu tak sudi untuk datang di acara itu.Murid yang lain sedang asyik menyuap kue bolu kepada ibunya masing-masing. Sedangkan dirinya, siapa yang harus ia suapi?Ia hanya bisa duduk termenung di kursinya melihat mereka yang saling berkasih sayang. Hatinya begitu hancur. Perasaannya luluh lantak."Ibumu tidak datang?" tanya guru wanita yang masih muda itu.Rio hanya menggeleng pelan. Jiwanya bersedih, dalam dadanya tersimpan amarah yang begitu besar.Hanya satu hari saja, mengapa ia tak ingib meninggalkan pekerjaannya?
Baca selengkapnya

bab 42

"Lama banget sih!" sinisnya yang sudah tak sabar menunggu sang menantu keluar dari kamar mandi.Ini sudah ke seribu kalinya."Awas aja kalau nanti hasilnya masih sama!" cetusnya di dalam hati.Tak lama setelahnya, pintu pun terbuka dengan pelan. Raut wajah murung tercetak jelas di wajah Lisa."Bagaimana, sudah positif kan? Tespekmu bergambar garis dua kan?" ucapnya menganguk-anggukkan kepala.Lisa tak bisa menjawab. Karena bukan itu yang mertuanya inginkan. Benda pipih menyerupai stik itu menunjukkan garis satu."Kenapa diam? Jangan bilang kalau ... hasilnya masih sama seperti yang kemarin," sergahnya di depan wajah sang menantu."Maaf Bu, saya sudah tidak tau lagi harus bagaimana, segala macam promil juga sudah kami jalani, tapi mungkin memang belum waktunya aja, Bu." ucapnya memelas setengah takut."Apa? Belum waktunya katamu? Jadi kapan lagi, kalian sudah menikah selama 10 tahun, kapan lagi kau akan melahirkan seorang cucu untukku!" bentaknya, tatapan matanya membelalak. Giginya me
Baca selengkapnya

bab 43

“Dimana wanita itu sekarang, Pras? Mama ingin bertemu dengan dia. Mama ingin melihat cucu Mama.” wanita berkaca mata itu menghiba. Ia baru sadar, dirinya sudah memiliki cucu dari perempuan lain. Meski tanpa adanya ikatan pernikahan namun dia tetaplah darah daging Pras.Dan ia mulai berpikir, apakah semua ini karena kesalahannya di masalalu, sehingga hingga sepuluh tahun pernikahan putranya namun tak kunjung juga mendapatkan momongan.“Pras … tolong antarkan mama ke sana, Nak …” rengeknya lagi.Pras sudah tak tau lagi dimana alamat rumah Nara sekarang. Karena semenjak kematian Surya, mereka sudah pindah dari tempat itu.Lalu apa yang harus ia katakan pada ibunya? Haruskah dia berkata jujur?“Ibu tenang saja ya, nanti kalau ada waktu, Pras akan ajak Ibu untuk bertemu mereka.”***Setelah 3 bulan berlalu, Pras tak kunjung menepati janjinya. Bukan sengaja, namun ia tak bisa menemukan Nara. Entah ada di mana mereka sekarang.Semakin hari kesehatan Dinta semakin menurun. Dia terlalu banyak
Baca selengkapnya

bab 44

Entah dari mana Satyo mendapatkan informasi tentang Nara. Ia melakukan berbagai macam cara agar bisa menemukan wanita itu demi mendapatkan imbalan sejumlah uang yang sangat ia nantikan.“Nah, akhirnya aku telah berhasil menemukan keberadaan wanita ini. Hahaha, akan secepatnya kulapor pada Bos Pras.” ucapnya terkekeh.“Hah yang bener kamu!” ujar Pras tak menyangka saat ia mendengar penuturan dari anak-buahnya di seberang telepon.“Ya bener lah Bos, aku share ya alamatnya.” ucapnya tersenyum kunyam.“Oh oke.”“Bos jangan lupa ya hadiahnya,” cicitnya lagi.“Hadeeh, kalau soal uang aja, cepat banget!” guraunya.Keningnya berkerut melihat share lokasi yang dikirim oleh Satyo.“Jadi … mereka tinggal di sini?” bisiknya seraya memegang dagu dengan jari telunjuknya.Cukup jauh dari daerah Pras. Mereka ada di luar pulau. Yang jika kesana memakaj waktu berhari-hari jika melalui lintas laut.“Sejauh apa pun kalian berada, bahkan diujung bumi sekalipun, aku akan tetap datang ke sana, demi bert
Baca selengkapnya

bab 45

“Nak, tunggu!”Pras mencegatnya. Anak lelaki itu menghentikan langkah dan memandangi dengan seksama wajah pria yang ada di hadapannya itu.“Kamu yang namanya Rio, ya?” Lelaki itu menanyainya langsung tanpa basa-basi.Mendengar pertanyaan itu, awalnya dia sempat ragu untuk menjawab. Dalam pikirannya, untuk apa lelaki ini menanyainya. Sedangkan mereka sama sekali tidak saling mengenal. Namun karena tak ingin berlama-lama berada di tempat itu akhirnya ia pun menjawab, “Om kok tau, kalau namaku Rio?”“Jadi benar, kau anaknya Nara?” tanya Pras lagi. Matanya mulai berkaca menunggu jawaban yang akan terlontar dari anak bermata bulat itu.“Lho, Om kok tau juga nama mama aku?” Rio membalikkan pertanyaan dengan nada heran.Alisnya menyatu, bingung.Kini butiran bening yang sedari ia tahan, akhirnya turun juga tanpa bisa dicegah lagi. Ia terisak di depan anak kandungnya.Bahunya berguncang hebat. Reflek ia memeluk erat tubuh langsing bocah itu.“Sayang …” serunya, seraya mendekap anak lelaki y
Baca selengkapnya

bab 46

Rio bertanya serius, menatap lekat wajah sang ibu, menunggu sebuah jawaban yang sebenarnya. Selama ini wanita itu tidak pernah menceritakan tentang sosok sang ayah kepadanya.Dan hari ini, wanita itu harus membuka mulutnya untuk mengatakan suatu hal besar yang selama ini dia tutupi.“Ma … tolong beritahu aku, siapa ayahku dan ada di mana dia sekarang?” Rio meminta penjelasan bagai seorang pengemis. Namun sikap Nara kaku bak patung.Dia membatu. Dari ekspresinya sudah dapat dipastikan, bahwa dirinya tidak akan memberitahu kebenaran yang sesungguhnya. Entah apa yang membuatnya bersikap seperti itu.Apakah jiwanya masih terluka?Apakah perih itu masih terasa … meski sudah bertahun-tahun lamanya?Sepertinya memang dia belum bisa berdamai dengan masalalunya. Mungkin sebagian dari orang yang mengenalnya mengatakan kalau dirinya lebay, atau terlalu berlebihan dalam menanggapi sesuatu.Tapi jangan salah, seseorang yang belum pernah mengalami, tak akan bisa memahami. Semua yang terjadi dalam
Baca selengkapnya

bab 47

Nara mengintip dari jendela. Tampak Rio turun dari sebuah mobil putih dari merk terkenal di negara ini. Seketika wanita itu langsung melipat kening.‘Siapa orang yang mengantar anakku itu?’ batinnya di dalam hati sambil terus meneliti dengan seksama tanpa berkedip.Tampak Rio melambaikan tangan ke kaca pintu depan mobil. Sebuah tangan keluar, membalas lambaian itu. Melihat itu, Nara tau, kalau yang ada di dalam mobil itu adalah seorang pria. Terlihat dari bentuk tangannya.Rio telah sampai di teras, dan perlahan mobil itu pun menjauh pergi.“Kenapa pulang terlambat?” serang Nara yang menyilangkan tangan di dada.“Abis main,” sahutnya singkat.“Main sama siapa?” Nara terus mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan.“Sejak kapan Mama peduli sama aku? Mama biasanya sibuk ngurusin kerjaan.” balasnya kesal.“Mama itu kerja buat kamu, untuk biayain sekolah kamu, kenapa kamu malah marah sama Mama?”“Aku nggak marah, ya udah aku kan nggak ganggu Mama kalau pulang terlambat.”“Mama tany
Baca selengkapnya

bab 48

Rio kembali murung. Dikarenakan Om kesayangannya sudah pergi pulang ke kotanya. Tak ada lagi yang membuatnya bersemangat dalam menjalani hari-hari yang sangat membosankan.Tapi ia teringat akan janji pria itu. Bahwa dia akan kembali, kepergiannya hanya sesaat saja.Ia sangat berharap agar lelaki bertubuh tinggi itu datang lagi untuk menepati janjinya.Setiap hari ia selalu memikirkan pria itu, hingga membuatnya demam, badannya panas tinggi. Mulutnya tak henti-hentinya mengigau.Nara yang sedang mendampinginya dibuat tercengang atas apa yang dikatakan oleh sang anak.“Om, kapan datang lagi? Aku kangen Om …” serunya dengan mata yang tertutup. Tubuhnya menggil kedinginan sedangkan suhu tubuhnya panas bagai api.“Om siapa Nak?” tanya Nara yang kebingungan. “Om Pras, aku kangen, kenapa Om harus pergi …” racaunya lagi. Yang membuat Nara benar-benar terkejut hebat.Jantungnya berdetak lebih kencang. Apakah orang yang dimaksud anaknya itu adalah Pras, pria bajing4n itu?Nara berharap, sem
Baca selengkapnya

bab 49

Ikatan batin yang kuat antara seorang ayah dan anak seakan tak dapat dipisahkan. Ia merasa gelisah sejak jauh dari Rio. Pikirannya selalu berputar-putar pada anak itu.“Apa yang terjadi dengannya, di sana? Mengapa hatiku menjadi tidak tenang begini?” batinnya.Untuk memastikan yang lebih jelasnya ia akan datang lagi untuk menemui anak itu, esok hari. Tak peduli apakah mereka akan bertengkar lagi, karena Lisa yang mulai mencurigai tindak tanduknya yang aneh.Sudah sepuluh tahun ia berpisah dengan sang anak. Ia tak ingin hal ini terjadi lagi.**Setelah tiga hari di rumah …“Kamu mau pergi lagi, Mas?” Alis Lisa mengusut tatkala melihat sang suami kembali menyusun pakaian ke dalam koper hitam miliknya.“Iya, masih ada urusan di sana!” pungkasnya, lalu langsung menghilang dari ruangan itu. Berjalan menuju mobilnya dan … tancap gas.Lisa berdecak kesal, lagi-lagi suaminya pergi meninggalkannya untuk urusan yang sama sekali tidak jelas.Di sisi lain, Rio masih berada di tempat tidur. Su
Baca selengkapnya

bab 50

“Om, Rio boleh minta sesuatu nggak?” lirihnya seraya menggenggam pergelangan tangan pria berbadan sedikit berisi itu.“Mau minta apa, Sayang. Kalau Om mampu, maka Om akan turutin.” sahutnya yang membelai rambut anak itu. Begitu indah yang ia rasakan. Saat menyentuh sang anak hatinya menjadi bergetar.“Rio pengen jalan-jalan sama Om, dan juga mama.” pintanya, kini kedua tangannya memegang tangan kedua orang tuanya, di kiri dan kanannya.“Tapi, Mama belum ada waktu libur, Rio!”Mendengar kata penolakan itu yang keluar dari mulut ibu kandungnya membuatnya emosi dan menghempaskan tangan wanita itu.“Mama memang selalu sibuk sama pekerjaan! Mama nggak pernah punya waktu buat aku!” sergahnya, kemudian dia berlari entah kemana.“Rio … tunggu Nak!” Pras berusaha mengejar, mengikuti setiap jejak langkah kaki anak itu.Betapa sedih hatinya. Bahkan di saat sedang sakit seperti ini pun wanita itu masih tidak mau meluangkan waktu untuknya. Anak mana yang tidak akan merasa kecewa jika berada di pos
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status