"Pras pamit Ma. Untuk mengejar kesuksesan di luar kota. Supaya Mama bangga punya anak seperti Pras, yang tak akan menyusahkan Mama lagi, yang bisanya cuma menjadi beban Mama setiap harinya. Maafin Pras selama ini. Sekarang sudah saatnya Pras berubah. Mama tenang aja, dan jangan khawatir. Pras baik-baik saja di perantauan, cukup kirimkan doa terbaik Mama setiap harinya. Jaga diri Mama baik-baik, ya. Tunggu kepulangan Pras, bye Ma ..."Dinta menghapus dengan kasar air mata yang sedari tadi mengalir dipipinya saat membaca isi dari surat itu.Kemana kamu, Nak?Kenapa tega ninggalin Mama sendirian?Apa kamu marah sama Mama, iya?Mama minta maaf, Sayang.Kemana Mama akan mencarimu?Dari bayi hingga kau sebesar ini, tak pernah kita berpisah walau hanya sebentar saja.Kau selalu bersamaku.Kau adalah manjanya Mama.Cuma dirimu yang Mama punya, Sayang.Kau marah, karena Mama cerewet?Semua itu demi kebaikanmu, Nak.Mama tak bersungguh-sungguh benci kepadamu, kau salah paham, Sayang.Apakah kau
Read more