Home / CEO / Dalam Pelukan Sang CEO / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Dalam Pelukan Sang CEO: Chapter 211 - Chapter 220

245 Chapters

211. Ketika Cinta Diuji

***Sarah sudah mendapatkan jadwal penerbangan untuk pulang ke Jakarta. Sore hari ini, ia akan pergi ke bandara. Sarah sudah mengepak bajunya kembali. Hari ini, ia memutuskan untuk istirahat sejenak dan mematikan ponselnya. Ia merasa sedih jika terus-terusan melihat ponselnya, berharap suaminya itu menghubunginya.Sedangkan di mobil, meski Kevin mengendarainya dengan cepat, tetap saja ia merasa waktu tempuh sangat lama. Salahnya lagi, ia tidak membawa ponsel ataupun dompetnya. Semoga saja, Sarah tidak salah paham padanya. Semoga saja istrinya tahu bahwa semalam ia tidak tahu Sarah datang ke tempatnya untuk memberi kejutan.Akhirnya, setelah terburu-buru, Kevin sudah sampai di penthouse-nya. Lift langsung terbuka, dan ia langsung masuk mencari istrinya.“Sayang,” panggilnya menuju kamar, tapi tidak ada sahutan. Lalu, ia menemukan istrinya sedang duduk menatap langit di balkon. Kevin seperti bermimpi melihat istrinya di pagi hari ketika berada di Singapura.“Sayang,” panggil Kevin lagi,
Read more

212. Mencintaimu tanpa Batasan Waktu

***Sarah merasakan seluruh tubuhnya sakit. Suaminya memang tak pernah lelah, lelaki itu terus saja tak berhenti melakukannya. Sarah sampai kewalahan dibuatnya."Sayang, capek?" tanyanya."Capek sih. Tapi aku heran, kenapa tenagamu itu selalu saja tidak pernah habis?" Sarah merasa tidak mengerti.Kevin tersenyum. Ia memang menjadi gila dan lepas kendali jika sudah melihat wajah istrinya. "Kamu manis, seperti permen. Seperti meledak di mulutku, membuatku ingin terus merasakan manisnya," ucapnya menggoda istrinya.Sarah yang mendengarnya hanya memanyunkan bibirnya. "Aku lapar," cicitnya."Aku juga lapar, tapi aku sudah memakanmu, jadi tubuhku sangat segar karenamu. Terima kasih, sayang." Lalu ia bertanya, "Kita mau makan di mana?""Di rumah saja. Aku akan membuatkannya, aku mau seharian denganmu." Sarah merengek manja."Baiklah, hari ini semua waktuku hanya untuk ratuku." Kevin memencet hidung Sarah dengan gemas.Sarah beranjak dari tempat tidur, membuat suaminya heran. "Mau ke mana?""
Read more

213. Seperti Rintik Hujan

***Sean melepaskan pagutannya, melihat Nisa menangis sesenggukan. Dia memeluknya erat. “Jangan menangis, itu membuatku terluka,” bisiknya.“Aku hanya menangisi kebodohanku,” lirih Nisa.“Kenapa?”“Karena aku jatuh cinta pada lelaki yang salah, lelaki yang seharusnya tidak patut aku cintai karena dia terlalu sempurna,” jawab Nisa.“Lelaki itu siapa? Aku atau Bastian?” tanya Sean.Nisa menatap Sean dengan rasa putus asa. “Jika lelaki itu kamu, apa kamu akan membenciku? Aku kotor, tidak pantas mencintai ataupun dicintai.” Suara Nisa tersendat.“Aku akan sangat bahagia jika kamu mencintaiku. Aku memang terkadang membencimu. Aku membencimu, ketika kamu mengatakan bahwa aku lebih baik di sisi wanita lain. Jika aku ingin kamu dan kamu juga merasakan hal yang sama, mengapa kamu terus mendorongku ke pelukan wanita lain?” tanyanya. “Dan kamu tahu, mungkin ini terdengar klise, tapi bagiku meski kamu jatuh ke lubang yang sangat dalam di masa lalu, aku tidak peduli. Aku tidak pernah peduli apakah
Read more

214. Bayanganmu dalam Resahku

***Sarah dan Kevin menghabiskan sepanjang hari mereka di Marina Bay Sands. Sarah terus berkeliling tanpa merasa lelah, sedangkan Kevin yang sebenarnya sudah tidak kuat berjalan hanya bisa bertahan demi istrinya. Dia tidak ingin Sarah kecewa.Sarah sangat lucu, seperti anak kecil yang menggemaskan saat diajak jalan-jalan.Hari sudah malam dan Kevin memutuskan untuk makan malam di Esplanade Roof Terrace, salah satu tempat favorit pasangan di Singapura. Mereka tentunya tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menikmati pemandangan kota Singapura dan teluk Marina dari puncak Esplanade Roof Terrace. Dihiasi dengan taman dan pohon-pohon kecil, tempat ini memiliki area tempat duduk yang nyaman bagi pengunjung untuk duduk, piknik, serta menyaksikan pemandangan kota yang indah."Hari ini kita makan malam romantis juga," seru Sarah bahagia."Seharusnya kita datang sebelum matahari terbenam, suasana di sini sangat indah," ujar Kevin."Tak apa, denganmu juga suasana jadi lebih indah. Kamu bahkan
Read more

215. Bukan Salah Cinta

***Nisa selalu dipandang sinis di kantornya, seperti musuh bagi karyawan di sana. Entah karena dirinya dan Sean yang jadi bahan gosip sehingga membuat mereka iri atau karena dirinya yang disebut merebut lelaki itu dari atasannya sendiri.Lucu! Itulah yang dipikirkan olehnya saat ini. Ia heran, kenapa ada gosip seperti itu yang santer terdengar olehnya. Lucu karena ia merebut Sean dari Anna? Merebut dari mananya coba, sedangkan Sean dan Anna hanya bertemu beberapa kali, sedangkan dirinya sudah jauh lebih mengenal Sean. Rahasia terbesar dari lelaki itu yang merupakan anggota mafia pun ia mengetahuinya.Dan kali ini ia diturunkan level pekerjaannya, menjadi staf gudang. Miss Anna mengatakan bahwa kesalahannya fatal, membuat berita palsu tentang skandal model ternama. Ia hanya bisa tersenyum, yang menulis berita siapa, ia yang jadi kambing hitam. Tidak profesional sama sekali, mencampurkan perasaan pribadi dengan pekerjaan.Sungguh kekanak-kanakan!"Nisa, ambilkan arsip di gudang. Arsip
Read more

216. Merelakan yang Bukan Pemiliknya

***Malam ini, Sean mendatangi apartemen Nisa. Memang sudah larut, tapi ia tidak sabar mendengar cerita wanita itu untuk hari ini. Ia ingin mendengar langsung cerita menurut versi Nisa. Sean memarkirkan mobilnya. Meski saat ini ia adalah seorang Direktur Utama, ia tidak memiliki sopir tetap. Ia lebih nyaman menyetir mobilnya sendiri.Sean memencet kode angka untuk membuka apartemen Nisa. Ia dan Sarah sudah hapal dan dibebaskan masuk kapan saja oleh pemiliknya.Pintu apartemen terbuka dan detik ini mereka saling berhadapan dan juga saling diam terpaku menatap satu sama lain. Beberapa detik tidak ada suara hingga akhirnya suara heboh Nisa yang menjerit dan langsung kabur masuk ke dalam kamarnya.Sedangkan Sean, saat ini ia masih diam terpaku. Ia masih belum bisa berpikir jernih. Lalu ia tersadar dan mengusap wajahnya dengan kasar. Bagaimana bisa barusan, ia hanya diam menatap tanpa berkedip saat melihat Nisa hanya dibalut dengan handuk tipis dan juga rambut basahnya. Hasrat lelakinya be
Read more

217. Ku Akan Menunggumu Kembali

***Sarah akhirnya kembali ke Jakarta, tetapi suaminya tidak ikut karena mendadak ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Sarah merasa aman karena kali ini dijemput di bandara oleh kakaknya, Sean, dan juga Nisa.“Kakak!” peluknya manja pada Sean, lalu ia beralih memeluk Nisa.“Gimana honeymoon tahap duanya? Semoga ada kabar baik, ya!” goda Nisa.“Gimana hasilnya? Hmm…” Sarah berpura-pura berpikir. “Semoga bulan depan juga ada kabar baik dari kalian, ya,” balas Sarah menggoda mereka berdua.Nisa hanya tertawa, lalu ia berkata, “Apa kamu tidak merindukanku?”“Enggak tuh!” balas Sarah.“Jahatnya!” keluh Nisa, lalu ia merangkul lengan Sean dan berkata, “Handsome, lihat adikmu! Dia sangat menyebalkan!”“Pepet terus Kakakku, jadikan alasan saja aku agar kamu bisa merangkulnya,” ujar Sarah.“Memangnya kenapa? Kamu tidak suka? Aku sih tak masalah, yang penting Handsome sangat menyukainya,” bangga Nisa.Sarah hanya memanyunkan bibirnya. “Aku memang tidak suka, tapi aku bahagia. Aku hanya mengiz
Read more

218. Haruskah Melepaskan Semuanya?

***Pagi ini heboh dengan berita tentang Nisa. Media kali ini memberitakan sisi lain dari Nisa. Nisa, yang bernama lengkap Annisa Zhafira, adalah sosok perempuan tangguh, berprestasi, dan mandiri. Di usianya yang masih muda, Annisa sudah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional dengan menjuarai beberapa olimpiade Taekwondo. Potretnya yang memukau juga mampu meraih juara di kancah internasional. Terakhir, Nisa menjuarai lomba The International Photography Awards (IPA). IPA adalah salah satu penghargaan fotografi tahunan terbaik yang memilih tiga fotografer dengan karya paling apik di dunia. Nisa mengharumkan Indonesia dengan meraih juara kedua, sehingga karyanya mendapatkan kesempatan untuk dipamerkan di New York City, tepatnya di Lucie Awards Gala (LAG). LAG adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh IPA dan dianggap sebagai tempat berkumpulnya para maestro fotografi.Berita tentang Nisa yang sudah tersebar di internet membuat semua orang berdecak kagum. Para netizen pun m
Read more

219. Kabar Bahagia

***Sean hari ini mengantarkan Sarah ke rumah sakit. Sarah merasa tubuhnya kaku dan sering mual tanpa sebab, membuat mood-nya sering berantakan. Sean menjemput Sarah dari penthouse karena adiknya istirahat di sana sejenak. Sementara itu, Sophia berada di rumah bersama Zeline.Sean masuk ke penthouse, mencari keberadaan adiknya. Lalu, Sarah muncul dengan wajah pucat."Harumi, apa kamu benar-benar sakit?" tanya Sean khawatir."Kakak ini bagaimana sih, iya aku sakit. Mana ada pura-pura sakit," sahut Sarah dengan sebal."Maksud Kakak, apa kamu mau ke rumah sakit atau panggil dokter pribadi saja? Takutnya kamu tidak kuat datang ke rumah sakit," ucap Sean."Kakak ini anggap aku nenek-nenek? Aku ini masih muda, masa aku enggak kuat ke sana," balas Sarah sebal.Sean hanya melongo, heran dengan perubahan mood adiknya yang akhir-akhir ini sangat mudah marah dan manja. "Mau Kakak gendong?" tawarnya."Ogah! Aku bukan anak kecil, nanti orang lain menertawakanku," kata Sarah sambil memanyunkan bibi
Read more

220. Kejutan Terindah

***Nisa sangat menikmati harinya di Suku Baduy luar. Ia tidak menyangka akan disambut dengan ramah oleh penduduk setempat. Suku Baduy sangat ramah dan juga bersahabat, membuat ia dan rombongannya merasa nyaman seperti di rumah sendiri.Ia dan rombongan menginap di salah satu rumah pemangku adat dari Suku Baduy. Para lelaki tinggal di rumah yang berbeda. Mood Nisa kembali membaik, ia merasa ada energi baru. Suku Baduy terbagi menjadi dua, yaitu Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam. Tadinya, ia ingin menginap sebulan di keduanya. Tapi, para porter menyarankan jangan terlalu lama, jadi ia memutuskan hanya menginap sepuluh hari di sana. Lima hari pertama, ia menginap di Suku Baduy Luar. Dari awal ia dan rombongan ke sana, mereka melapor pada ketua adat dan membayar seikhlasnya.Kampung Gajebo adalah kampung suku Baduy Luar. Bu Rudinah dengan sangat ramah mempersilakan rombongan mereka untuk tinggal di rumahnya. Ia adalah istri kepala adat suku Baduy Luar, Kang Dadan. Mereka dipersilakan
Read more
PREV
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status