Semua Bab BALASAN UNTUK SUAMIKU YANG PELIT: Bab 71 - Bab 80

84 Bab

BAB 71

SCENE SAAT ZULKIFLI BARU SAMPAI DI RUMAH SAKITQirani melihat Pak Wahyu sedang bicara dengan Bu Ningsih juga ibunya. 'Mumpung sekarang di rumah sakit, aku harus membawa obat yang kemarin itu ke laboratorium. Dari kemarin gak sempat' batin Qirani. Ia langsung berdiri. "Kamu mau kemana, Qi?" tanya Zulkifli. "Mau ke depan. Ada urusan sedikit.""Kamu akan jadi istriku, Qi. Terbukalah secara detail."Qiran kembali duduk. Dari tasnya, dia mengeluarkan tablet obat yang sudah dia bungkus dengan tisu."Dua hari yang lalu, aku melihat Tari menukar obat nenekmu dengan obat ini. Lalu dia memberikan Bu Sari minum obat ini.""Mungkin itu memang sudah obatnya?" "Tapi gelagatnya mencurigakan. Aku ingin membawa obat ini ke laboratorium. Kita cek apa kandungannya dan untuk apa?""Okelah. Aku temani. Ayo!".... .... "Kapan bisa diambil hasilnya, Mbak?" tanya Qirani. "Besok pagi.""Baik."Qirani berbalik dan mendapati Zulkifli menerima panggilan. Setelah selesai, mereka bertatapan. Zulkifli memega
Baca selengkapnya

BAB 72

"Kamu dimana, Qi? Disuruh nemenin ibu tiriku, kok ngilang?" tanya Zulkifli via telepon. "Ya gimana aku gak kabur, dia ngusir aku!"Qiran menjawab sembari berjalan perlahan mendekati Zulkifli. Kebetulan Zulkifli menelpon di luar ruangan dan dia pun sudah dekat dengan ruangan perawatan Bu Anggun. "Iya sudah. Kamu dimana makanya itu?""Di hatimu, Sayang," jawab Qiran menahan senyum. "Duh duh duh! Kawin lari yuk!" kekeh Zulkifli merab4 tengkuknya karena terasa ada angin. Geli seperti ada yang tiup dengan lembut. "Ayok!"Refleks Zulkifli berbalik dan sudah mendapati Qiran di belakangnya. Alhasil, hidung Qiran yang tidak semancung dia jadi sasaran. Ditariknya hidung itu gemas. "Pinter ngerjain memang, ya!""Iiih! Aku gak mau mancung! Nanti banyak cowok yang mau! Cukup kamu aja yang mau sama aku!"Qiran merengek menjauhkan wajahnya sembari mengusap hidungnya yang terasa menyatu dan mengembang hampir bersamaan. Zulkifli tertawa. "Kamu bawa apa itu?" tanya Zulkifli menoleh ke arah goodie
Baca selengkapnya

BAB 73

"Mulai hari ini, DIA BUKAN ISTRIKU! Aku TALAK 1 Anggun Anggraini dan meskipun talak 1, semoga aku tidak kembali menyatu selamanya dengan dia lagi."Suara Pak Wahyu yang masuk di telinga Bu Anggun yang menyebut namanya dengan diiringi kata talak seperti boom dahsyat yang benar-benar meluluhlantakkan dunia Bu Anggun dalam hitungan detik. "Mmmas ...." lirih Bu Anggun gemetar. "Jangan panggil aku!""Mas Wahyu!" teriak Bu Anggun histeris. "Jangan panggil namaku! Bagaimana aku masih beristrikan wanita yang mencoba meracuni ibuku?! Ibuku, Anggun! Ibuku! Sejahat-jahatnya dia, dia tetap ibuku. Tapi rupanya ada yang lebih jahat dari dia! Ternyata kamu! Kamu tega membuat propoganda! Aku terpisah dari istri pertamaku karena kalian dan yang paling bersalah adalah kamu! Kamu lebih dari iblis!""Mas Wahyu! Jahat sekali kalimatmu untukku, Mas!""Jahat katamu? Kamu yang sangat jahat telah memberikan penderitaan sangat lama padaku dan ibuku!""Aku hanya membuatnya sedikit tenang, Mas! Dia terlalu ce
Baca selengkapnya

BAB 74

"Kan rusakin mesin mobil Pajero hitam. Iya kan? Pajero hitam kan? Bukan Fortuner hitam."... ... Pak Wahyu merasakan dunia yang dia pijak saat itu sedang berhenti berotasi lalu sebuah meteor menghantam keras bumi di mana tempatnya berpijak. Jatuh ponsel di tangan Pak Wahyu bersamaan dengan lututnya yang langsung menyentuh tanah. Zulkifli seketika menangkap tubuh ayahnya. Sampai keluar otot-otot punggung tangan pria itu menahan tubuh ayahnya yang sedang jatuh. Pak Wahyu berusaha bernapas tapi seperti dia sedang belajar menarik udara. Ia kesulitan. "Hallo?! Hallo?! Gimana ini? Kapan saya akan ditransferkan?!"Klik! Zulkifli mematikan panggilan itu. "Pa! Papa! Kendalilan diri Papa. Bernapas pelan, Pa. Pa ... aku di sini, Pa. Papa!"Pak Wahyu terus memegang dadanya. Sedangkan wajahnya merah menyala. Bulir bening di kening dan lehernya tiba-tiba muncul dengan butiran-butiran yang besar dan merembes. "Kita ke rumah sakit sekarang, Pa!" seru Zulkifli mencoba mengangkat tubuh ayahnya.
Baca selengkapnya

BAB 75

Boooooom! Sekali lagi, kepala Bu Anggun terhantam keras dan darah langsung keluar dari matanya yang tertutup perban. Namun Bu Nurul benar-benar tak memiliki belas kasihan dan sudah tak bisa dikendalikan lagi. "Ibuk!" teriak Qiran menekan suaranya agar tenaga medis yang sedang berjaga tidak mendengar. Ia langsung menarik tangan ibunya dengan keras. Bu Nurul menepis kasar. Qiran kembali memegang tangan ibunya dengan suara yang menekan."Sadar, Buk! Ibuk bisa membunuhnya!""Memang aku akan membunuhnya," desis Bu Nurul tanpa ragu. Qiran semakin mengeratkan pegangannya dan Bu Nurul langsung mendorong putrinya sendiri. Qirani tersungkur. Zulkifli refleks melompat dan menangkap tubuh Qirani yang sedang mundur tak terkendali. "Jangan campuri urusanku. Akan kubuat wanita ini menyesali dirinya. Kurang ajar dia. Jahannam.""Tolooooong!" teriak Bu Anggun yang langsung menerima serangan. Tangan kiri Bu Nurul menekan tangan kanan Bu Anggun sedangkan tangan kiri Bu Nurul mencekik leher korbannya
Baca selengkapnya

BAB 76

"Mana uangnya?" tanya Joger. "Mana temanmu yang lain?" tanya Zulkifli berbalik, membuang asap rokoknya yang baru dia nyalakan. Joger ditemani seorang laki-laki bertato. "Buat apa? Serahkan saja uangnya. Kami terburu-buru.""Jadi kalian hanya berdua?!"Zulkifli melepaskan rokoknya di dekat telapak kaki lalu dilumatkannya dengan sekali giling. Ia menatap kaki kirinya yang sedang berputar. "Ya. Hanya kami berdua. Apa masalahnya? Dari tadi kamu mengulur waktuku."Buuuuughhhh! Zulkifli langsung melayangkan tinjunya di wajah Joger. Tersungkur jatuh pria itu ke tanah kering berbukit. Teman Joger langsung sigap menendang Zulkifli namun kaki Zulkifli begitu kokoh. Hanya mundur saja tidak sampai jatuh. Justru ia berbalik menyerang dengan memutar tubuhnya lalu menendang bahu pria itu. Pria itu langsung jatuh. Ia kembali bangun dan melayangkan tinjunya. Zulkifli menunduk lalu secepat kilat memukul punggung lawannya hingga tersungkur membungkuk. Zulkifli langsung mengangkat kakinya lalu mengha
Baca selengkapnya

BAB 77

Sudah banyak orang berkumpul karena penasaran dengan acara lamaran Qiran. Antara percaya dan tidak percaya jika benar Zulkifli yang akan datang bersama keluarganya. Memangnya siapa keluarga Zulkifli? Siapa keluarga Ningsih? Semua orang tahu, mereka adalah petani. Bahkan puluhan tahun yang lalu, mereka disuruh-suruh menjadi buruh di sawah. "Menurutmu, ucapan Mbak Nurul kemarin benar gak sih?""Ya gak percaya sih, Mbak Nurul bisa saja berkelit untuk menutupi calon yang sebenarnya. Aku tak percaya juga kalau sekarang Kipli sama ibunya jadi orang kaya," jawab Bu Nanik. "Lah iya, ada dua apa tiga minggu yang lalu, Ningsih masih jemur padi," sambut yang lain. "Itu dah. Mungkin Nurul lagi sinting," tambah bu Tatik. "Terus Ningsih di mana sekarang? Sepi aja rumahnya tadi aku lewat. Apalagi ini kan acara gengnya, kok tak nampak dia?""Pergi ke desa sebelah, kerja panen padi kali."Yang lain pun ikut mengangguk seperti mengiyakan. Terlihat Bu Nurul sudah rapi dandanannya dengan gamis coklat
Baca selengkapnya

BAB 78

"Ini gaes, kakak sepupu aku ternyata langsung akad nikah gaes. Sekarang nih! Pantengin ya!"Nilam langsung menelan salivanya berdebar. Mantan suaminya akan akad nikah, sungguh luar biasa gejolak batin Nilamsari. "Assalamu'alaikum!"Deegh! Sampai gugup tangan Nilam memegang hp karena terkejut. "Waalaikumsalam, Bang.""Kenapa mukamu tegang begitu?" tanya Fadli yang baru pulang dari kantor. "Ooh iya, Bang. Gak kok. Aku buatin kopi?""Gak usah. Aku mau langsung mandi aja."Nilam diam dan itu membuat Fadli jadi penasaran. "Ada apa di hp itu?""Nonton ... nonton vidio pernikahan Qirani dan mantan suamiku, Bang.""Qiran?! Nikah hari ini?!!!"Fadli terkejut luar biasa. Dia langsung meraih ponsel Nilam. 'Aku tak mau shock sendirian, Bang. Sama-sama mampuslah kita. Kamu kira aku gak tahu, kamu masih sering merindukan mantan istrimu itu' batin Nilam bersamaan dengan detak jantungnya mulai stabil. Terkadang Nilam heran dengan dirinya sendiri, begitu takut Fadli menceraikannya. Demi janinny
Baca selengkapnya

BAB 79

"Jadi gimana, Fadli, kamu mau datang tidak ke acara resepsi mantan istrimu?"Fadli hanya diam. Benar-benar diam. "Biar kita berangkat bareng pake mobil. Mama akan sewa mobil khusus biar kelihatan mewah, sesuai dengan pesta yang akan kita datangi. Nanti kamu yang bayar tapi ya."Wuuushhh! Undangan tebal dan berbingkai ukiran timbul berwarna emas itu melayang dan jatuh. "Cukup ya, Ma! Cukup! Aku muak mendengar Mama yang mau terlihat hidup hedon padahal modal pun tak ada. Mama itu seperti sedang memerasku! Mama belum sadar-sadar juga? Seberapa besar dan banyak akibat yang ditimbulkan oleh Mama! Mama yang jadi ibuku yang menyebabkan aku sampai cerai dari Qirani!""Loh, kok kamu jadi ngegas, Fadli? Mama cuman kasih tawaran aja. Masa sekedar sewa mobil kamu gak mampu?! Kan uang dari Pak Wahyu sampai 75 juta. Janganlah kikir banget!""Kikir?! Ya! Aku kikir dan pelit memang! Ini semua karena ajaran dari Mama! Mama yang suruh aku pelit kikir pada Qirani sehingga dia sampai gak betah jadi is
Baca selengkapnya

BAB 80

"Apa?!" Suara Fadli agak ketus. Sebab, dia sedang merasa diganggu saat menatap mantan istrinya yang begitu sangat cantik jelita. "Perutku sakit sekali, Mas. Sakit sekali.""Sakit gimana maksudmu?""Ya sakit. Cekat cekit. Ta-taapi sekarang sudah hilang," lirih Nilam. "Kamu pasti shock melihat mantan suami kamu yang sekarang jadi anak konglomerat, kan? Perempuan matre kayak kamu pasti nyesel banget."Mendengar ucapan suaminya, Nilam hanya memandang sinis. Ia ingin menimpali tapi kembali lagi rasa sakit di perutnya menyerang. Sejenak dia bergeming. Ada apa ini? Apakah sudah waktunya dia melahirkan? Usia kandungannya baru lima bulan jalan enam. Dia tidak mau memiliki bayi yang tidak normal. Usaha dan perjuangannya sudah sangat jauh untuk janinnya. Nilam berusaha bernapas dengan teratur. "Ayo! Kita ucapkan selamat atas kemenangan mereka dan kekalahan pada kita, Nilam," lirih Fadli dari hatinya paling dalam. Nilam bergeming. "Ayo kita naik! Biar cepat makan!" seru Bu Sita. "Ayo, Nila
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status