Anggara tidak menginginkan perceraian.Ia menginginkan istrinya. Di sini. Sekarang.Selamanya.Sambil menggeram pelan Anggara bergerak menuruni tubuh Citra dan menggunakan mulutnya untuk memuaskan wanita itu, menuntut setiap rahasia dari wanita yang telah menghantui setiap segi hidupnya sejak pertemuan mereka.Godaan, sensasi Anggara menganggap dirinya pria yang terkendali, tapi saat ini tak ada kendali, tidak saat Citra terbaring di bawahnya. Tanpa ampun, ia mengirim Citra kembali ke puncak gairah, mendorongnya dengan posesif sampai akhirnya wanita itu membisikkan namanya. Citra miliknya, dan akan selalu menjadi miliknya. Panas membara ini sungguh luar biasa.Mata Anggara terpejam.Saat tubuh Citra mengencang di sekeliling tubuhnya Anggara merasa benaknya hampa dan hatinya terkoyak. Inilah yang selalu terjadi di antara mereka. Lebih daripada sekadar seks. Penyatuan yang jauh melebihi hubungan fisik. Masalah apa pun mereka miliki, hal ini akan selalu membereskannya. Tanpa menyadari ap
Baca selengkapnya