Semua Bab CINTA TERSEMBUNYI TUAN TANAH: Bab 31 - Bab 40

71 Bab

HARI HARI YANG SULIT

Tidak ada balasan. Anggara diam setelah pengakuan Citra dan butuh usaha yang besar untuk mengendalikan kemarahan yang seakan membakar hatinya. Sebaliknya, ia membiarkan pria itu membawakan kopernya ke bagasi taksi yang telah di pesannya dan ketika pria itu menanyakan kemana dia akan pergi, Citra berkata ,"aku akan meneleponmu ketika tiba di sana." Sesungguhnya, ia belum tahu akan pergi kemana. Citra hanya tahu ia harus pergi. Di dalam mobil, ia membuka kontak yang ada di handphonenya, Citra berpikir untuk pergi ke rumah tante Jesica, tetapi membatalkan gagasan itu sedetik kemudian. Tante Jesica memang sangat baik, tetapi suami tante Jesica adalah rekan kerja Anggara. Tidak adil rasanya menempatkan pasangan itu di tengah masalahnya dengan Anggara. Akhirnya, Citra berhenti di sebuah penginapan di kota batu dan memutuskan untuk beristirahat di sana. Ia sulit tidur. Sepanjang malam yang gelap itu, dalam kesendirian akhirnya Citra menerima kenyataan yang tidak dapat di pungkiri, ia ti
Baca selengkapnya

KEMBALI

Dua tahun kemudian..... Citra terus mengarahkan tatapan ke buku di pangkuannya. Ia belum siap memandang keluar jendela. Belum. Terlalu banyak kenangan menunggu di sana.....Kenangan kenangan yang berusaha ia hapus selama dua tahun terakhir. Gadis kecil di baris belakang menjerit memprotes dan menggeliat, menyepakkan kedua kaki ke punggung kursi Citra dengan kekuatan yang membuat Citra tersentak, tapi ia tidak menyadari apa pun kecuali gumpalan ketegangan yang seolah membakar perutnya. Biasanya membaca membuatnya tenang, tapi kini matanya menatap huruf huruf yang tidak mampu di pahami otaknya. Bahkan meski sebagian dirinya berharap ia membawa buku yang lain, bagian yang lain tahu itu tidak akan membuat perbedaan. "Kamu bisa melepaskan cengkramanmu sekarang. Kita sudah mendarat." Wanita yang duduk di sebelah Citra menyentuh lembut tangannya. "Adik perempuanku juga takut terbang." Citra mendengar suara pelan itu seolah dari kejauhan dan perlahan memalingkan wajah. "Takut terbang?"
Baca selengkapnya

BERTEMU

Keras kepala,Angkuh,Diktakor....mengapa pria itu datang untuk menemuinya? Apakah dia akan menghukum Citra atau dirinya sendiri? Pilot menunggu di puncak tangga logam. "Senang bertemu denganmu Anggara, Aku tidak tahu akan bertemu denganmu di sini...." Kening pria itu di basahi dengan keringat dan memandang Citra. "Aku seharusnya mengenali dirimu, nona." "Aku tidak ingin di kenali." Citra menjawab dengan senyum kecil. "Saya harap anda menikmati penerbangan bersama kami hari ini." Betapa bodohnya Citra karena menganggap ia bisa datang sesuka hati dan tidak akan di kenali siapa pun. Anggara mungkin telah menyuruh orang untuk mengawasi bandara. Atau mungkin ia punya akses ke daftar penumpang. Ketika mereka masih tinggal bersama sama, lingkup pengaruh Anggara membuat Citra tercengang tak percaya. Bertemu dengan beberapa orang hebat dan terkenal di tanah air maupun dari luar negeri Selama beberapa saat, ia menjalani kehidupan bersama pria itu. Kehidupan yang di penuhi kekay
Baca selengkapnya

Sesaat bersama

Citra seharusnya masuk tanpa ragu, mengikuti keinginan Anggara tanpa ragu karena itulah yang akan dilakukan setiap orang. Dalam dunia yang Anggara huni....dunia di luar jangkauan imajinasi sebagian besar orang....pria itu sangat berkuasa. Dia yang memutuskan apa yang terjadi dan kapan.Kesalahan nomor dua adalah kembali, pikir Citra. Kemarahannya, yang tersimpan rapat dalam dirinya selama dua tahun menggerogotinya dari dalam.Ia tidak ingin masuk ke dalam mobil bersama Anggara.Ia tidak ingin berbagi ruang kecil dan tertutup itu dengan pria ini."Aku mual setelah penerbangan tadi. Aku akan berjalan jalan sebentar di kota Malang sebelum pergi ke hotel."Citra telah memesan kamar hotel kecil yang takkan pernah muncul dalam radar Anggara. Tempat ia bisa pulih kembali dari tuntutan tuntutan emosional pernikahan ini.Napas mendesis terdengar melewati gigi Anggara. "Masuk ke mobil atau aku sendiri yang akan memasukkanmu. Permalukan aku di depan umum lagi dan kamu akan menyesalinya." Lagi.
Baca selengkapnya

KENANGAN

"Aku terkejut kamu bersedia menjadi pengiring pengantin pada pernikahan Lilie.Itu keputusan yang agak munafik,bukan?" Anggara menyalahkan Citra, membebaskan diri sendiri dari segala tanggung jawab, dan Citra tidak berusaha membantah karena ia tidak mau mengubah hasilnya. Jika Anggara membencinya,biarkan saja. Jika memang begitu, kebencian pria itu justru membantu karena meracuni perasaan perasaan berbahaya yang masih bersembunyi dalam diri Citra. Sementara menjadi pengiring pengantin Lilie.... Citra telah memikirkan jutaan alasan untuk menolak, tapi tidak satupun keluar dari mulutnya ketika berbicara pada adik iparnya itu. Kesalahan nomor tiga, pikirnya. Bagaimana bisa ia melakukan banyak kesalahan? "Aku teman yang setia." "Setia?" Perlahan dan tenang, Anggara melepaskan kaca mata hitam dan menatap Citra. Mata Coklat dengan alis tebal itu mengungkapkan kedalaman pergolakannya."Berani beraninya kamu bicara tentang kesetiaan? Mungkin ini masalah arti karena kita jelas tidak punya
Baca selengkapnya

RUMAH

Tidak ada yang beradab tentang berbagai emosi yang bergejolak dalam dirinya dan tidak ada yang beradab tentang kilat berbahaya dalam mata Anggara. Hubungan kita memang tidak pernah beradab, pikir Citra kaku. Hasrat yang mereka rasakan membara, gila gilaan, dan tidak terkendali. Sayangnya, hasrat itu membakar kemampuannya untuk berpikir logis.Citra berusaha untuk bernafas normal, tapi kemungkinan untuk berhadapan dengan keluarga Anggara benar benar menakutkan. Tentu saja mereka semua akan membencinya. Dan sebagian dirinya memahami hal itu. Dari sudut pandang mereka ia adalah gadis jahat yang mengakhiri pernikahannya dan itu tidak akan termaafkan dalam lingkungan Anggara."Aku akan melakukan apa pun yang orang orang ingin kulakukan." Pertunjukan,Pikir Citra. Jika harus tersenyum, ia akan tersenyum. Penampilan luar tidak harus mencerminkan yang ada didalam. Ia sudah mempelajarinya sejak menikah. Ia belajar untuk mengubur dalam dalam perasaannya , begitu dalam sehingga hanya sedikit oran
Baca selengkapnya

BERUSAHA BERDAMAI

Anggara menghabiskan segelas anggur dengan sekali teguk, berusaha menumpukan tusukan tajam emosinya sambil menunggu Citra muncul di teras rumah. Ia telah berjanji pada diri sendiri akan bersikap tenang dan acuh tak acuh. Niat itu bertahan sampai Citra melangkah keluar dari pesawat. Rencananya untuk tidak menyinggung keadaan mereka gagal akibat beratnya tekanan pertemuan mereka. Berbagai emosi yang berlawanan tersebut bagaikan badai dalam dirinya, semakin bergejolak akibat kurangnya reaksi Citra. Wanita itu amat pandai menyembunyikan emosi. Sambil berharap ia punya waktu untuk joging dan membakar sebagian adrenalin yang membuat darahnya mendidih, Anggara mengangkat tangan dan menyelipkan jari ke balik kemeja putihnya. Karena itu gagal melenyapkan ketegangan, ia mengisi gelasnya dengan tangan yang gemetar. Citra masih menyalahkannnya. Itu sudah jelas, tapi bahkan saat ini pun wanita itu tidak bersedia membicarakan alasan sebenarnya. Segera setelah peristiwa itu terjadi Anggara sudah
Baca selengkapnya

MILIKNYA

"Sudah terlambat untuk bersikap posesif.Pernikahan bukan sekedar Cincin,Anggara, dan lebih daripada secarik kertas." "Kamu mengajari aku tentang pernikahan?Kamu, yang memperlakukan pernikahan kita seperti benda yang bisa di ganti?" perasaan gusar dan marah bercampur. "Kenapa kamu melepas cincinmu? Apa ada orang lain?" "Akhir pekan ini bukan tentang kita, ini tentang adikmu." Anggara menginginkan penyangkalan. Ia ingin Citra tertawa dan mengatakan. Tentu saja tidak ada orang lain.....bagaimana mungkin? Ia ingin Citra mengakui apa yang mereka lewati bersama adalah hal yang berharga dan istimewa Sebaliknya, Citra mengabaikannya. Wanita itu membuangnya ke dalam tong sampah berisi kesalahan kesalahan masa lalu. Di dorong oleh emosi yang tidak ia pahami, Anggara mencengkeram bahu Citra dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Jika ia lebih terkendali, Anggara mungkin akan bertanya pada diri sendiri mengapa ia berusaha memancing Citra, tapi ia tidak merasa terkendali.Fa
Baca selengkapnya

MENGEJUTKAN

Anggara terlalu resah dengan betapa dalam benaknya tenggelam, sehingga butuh beberapa saat untuk menyadari Citra telah berhenti di jalan masuk menuju teras. "Citra." Andine berdiri di sana. Wanita berambut pirang dengan tatapan sinis telah berdiri di sana. Andine menatap marah ke arah Citra, ekspresinya terlihat jelas. Citra membalas tatapan mata itu tanpa rasa takut. Meski emosinya sedang memuncak, Anggara mau tidak mau merasakan sedikit kekaguman. Di sinilah Citra, di kelilingi orang orang yang membencinya dan ia menghadapi mereka dengan berani.Tinggi Citra hampir tidak mencapai bahu Andine, namun wanita itu tidak mundur. Citra seorang pemberani.Dan itulah salah satu masalahnya, pikir Anggara resah.Citra terbiasa menjaga diri sendiri sehingga hampir mustahil membujuknya mengurangi pertahanan dirinya.Karena tahu dirinyalah yang harus menjaga ketenangan supaya mereka bisa melewati malam ini tanpa masalah, Anggara melangkah maju dan mengambil alih kendali."Apa Lilie ada di sini?"
Baca selengkapnya

PERTUNJUKAN

"Anggara baru saja memarahi Andine. Itu masalah, karena sekarang wajahnya akan terlihat muram di foto pernikahanku." Sambil mengangkat gaunnya supaya tidak kusut, Lilie berlutut di pinggir jendela supaya lebih leluasa melihat pekarangan di bawah. "Aku belum pernah melihat mereka bertengkar sejak mereka bersama. Aku bertaruh andine sangat membenci dirimu sekarang." Membayangkan kekacauan yang akan terjadi Citra bergegas ke jendela dengan panik."Apa yang mereka lakukan sekarang?Oh,Tuhan,seseorang seharusnya menenangkan mereka...." "Mereka telah dewasa,tidak akan terjadi apa apa diantara mereka,Anggara bisa mengendalikan dirinya." Lilie menatapnya. "Ku pikir kamu sudah tidak peduli lagi padanya?" "Hanya karena aku tidak mencintainya lagi bukan berarti aku ingin melihat mereka membuat kekacauan." Citra menjilat bibir. "Menurutmu apa yang mereka pertengkarkan?" "Kamu, tentu saja kamu. Apa lagi?"Lilie melirik iri pinggang Citra. "Kamu terlihat cantik untuk seseorang yang sedang menga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status