Semua Bab CINTA TERSEMBUNYI TUAN TANAH: Bab 11 - Bab 20

71 Bab

CEMBURU

Lilie bangkit berdiri,dengan senyum puas di wajahnya. "Selesai," ia mengumumkan sambil menunjukkam hasil karyanya. "Memang tidak sebagus hasil jahitan awalnya, tapi ini tidak akan terlihat buruk oleh siapa pun malam ini."Citra menunduk melihat kancing bajunya. Lilie terlihat terlalu percaya diri pada dirinya sendiri. Jahitannya terlihat berantakan."Aku memang tidak pernah berbakat dalam hal menjahit," kata Lilie sambil mengangkat bahu tidak peduli. Citra bangkit berdiri,menarik napasnya pelan untuk bersikap tetap tenang."Kamu seharusnya memberitahuku tadi," gerutunya.Bibir lilie perlahan menyunggingkan senyum licik. "Wah,wah," katanya, "apakah sekarang kamu kesal padaku?"Citra lalu dengan tanpa berpikir berkata,"Kamu terlihat sengaja membuatku kesal.""Mungkin," jawab Lilie,terdengar seolah tidak terlalu peduli. Ia berpaling ke pintu dengan ekspresi bingung. "Kenapa dia belum juga datang?"Jantung Citra berdebar aneh. "Siapa yang kamu tunggu?"Kemudian engsel pintu terlihat b
Baca selengkapnya

DI KHIANATI DIRI SENDIRI

Perjalanan kembali ke Brakseng malam itu merupakan saat terburuk dalam hidup CitraAnggara hanya terdiam membisu di sepanjang perjalanan dan Citra akan sia sia saja mengajak Anggara berbicara, Citra memutuskan untuk tetap diam dari pada menambah dilema di hatinya. Bahkan saat mereka memasuki pekarangan rumah tidak ada perubahan....Anggara langsung meninggalkan Citra untuk mengecek beberapa hal yang tadi di tanyakan kepada tukang yang memperbaiki balkon rumahnya.Saat mendengar Anggara kembali ke kamar tidur utama,Citra menjadi sangat gugup,Citra ingin pertengkaran hening ini berakhir,bahkan jika itu berarti mereka akan bertengkar hebat.Sambil mengikat jubah tidurnya erat menutupi baju tidur tipis yang di kenakannya,Citra mengetuk pintu penghubung.Tidak ada jawaban,tetapi Citra tetap melangkah masuk.Anggara duduk di pinggir tempat tidur,telah membuka jaket dan kemejanya.Sekarang ia menjatuhkan kaus kaki dan berdiri."Tidak sabar ingin ke tempat tidur?" Sambil membalas tatapan Citra,An
Baca selengkapnya

SECERCAH HARAPAN

Citra berusaha mengubur semua pikiran pikiran negatif yang muncul di kepalanya. Ia sadar ketika ia memutuskan untuk mulai menjalani pernikahan ini,ia sudah tahu aturannya.Jika sekarang ia berharap lebih,itu salahnya sendiri,dan kesalahan itu lebih baik di hentikan sejak awal.Sambil menarik napas lega,Citra mengambil beberapa beberapa warna cat dan menata kanvasnya di penyangga.Ia duduk di sisi jendela yang menghadap langsung ke perkebunan kopi dengan latar belakang pegunungan Welirang, sungguh pemandangan yang sangat indah. Mudah sekali baginya untuk membuat sebuah lukisan yang indah di sini. Citra telah menghabiskan waktu selama bertahun tahun untuk mengenali kota kecil ini.Tetapi hari ini,Citra terlihat tidak konsentrasi dan mengingat ingat wajah pria itu,sesuatu yang belum pernah di rasakannya sebelumnya...hal ini benar benar mengganggunya."Non, ada telepon." Suara bu ida yang spontan membuyarkan pikiran CitraCitra menoleh kaget.Ia tidak mendengar dering telepon."Siapa?""Gunaw
Baca selengkapnya

BERLARI SEJENAK

mereka telah sampai di depan mobil saat itu.Anggara menghentikan langkah dan melepaskan rangkulannya di bahu Citra."Apa?" Suaranya sangat tenang,sangat mematikan.Meskipun sangat sulit untuk bertahan menghadapi pria itu,Citra tahu ia akan kehilangan harga diri jika ia langsung menyerah."Kamu tidak ingin aku menemui Andi.Baik sudah kulakukan.Tetapi itu juga berlaku untuk kamu.Kamu juga tidak boleh bergaul seenaknya lagi dengan mantan kekasihmu.""Itu berbeda,Cici sayang, aku tidak memberitahu semua orang tentang kisah cintaku dengan Andine.Dan aku juga tidak membututinya sepanjang waktu." Anggara mengeluarkan kunci mobil."Terserah kamu mau datang ke pesta itu atau tidak,tetapi kamu belum memperhatikan ucapanku jika kamu pikir bisa mencegah aku untuk pergi."Citra ingin menjerit.Tetapi Anggara benar....dalam perdebatan ia selalu kalah.Anggara telah di tempah oleh situasi paling sulit dan itu membuatnya semakin kebal terhadap segala hal yang lembut dan baik. Anggara tidak pernah meng
Baca selengkapnya

TERSINGKAP

"Di mana Citra?" Anggara memandang tajam langit malam yang berawan gelap dan bersumpah akan benar benar menghukum Citra saat menemukan gadis itu."Anda yakin dia tidak mengatakan akan pergi kemana?"Bu Ida menggeleng."Dia tidak ada di sini ketika saya kembali dari pasar untuk membeli bahan makanan.Ibu kira ia pergi mengunjungi temannya.""Aku akan mencarinya.Jika dia kembali,beritahu dia agar tidak kemana mana.""Apa tuan ingin aku menelepon teman temannya?""Aku akan menelepon bu Ida jika tidak dapat menemukannya." Anggara memegang telepon selularnya dan mengingat ingat siapa yang bisa dia hubungi."Sebaiknya bu Ida istirahat dulu saja.""Tidak tuan saya akan mencarinya di sekitar perkebunan. Apa tuan yakin,bisa menemukan non Citra?""Bu Ida lebih baik berada di rumah saja, jika dia kembali seserorang dapat mengabariku." Anggara masuk ke dalam mobilnya setelah menerima anggukan tanda mengerti dari bu ida.Begitu Anggara berbalik dan menyalakan mesinnya,ia memikirkan tempat tempat ya
Baca selengkapnya

KEHAMILAN

Citra meraih gagang telepon itu dan menghela napas panjang, ia bersyukur bahwa setidaknya Anggara masih memberikan telepon itu, ia hanya sempat mengucapkan satu kata sebelum Andi berbicara panjang lebar. Anggara menatapnya dengan tajam ketika Citra tidak langsung mengakhiri telepon itu, dan mulai pergi. Citra menarik lengan Anggara tanpa peringatan. "Tunggu!"Sambil menutup bagian bawah gagang telepon itu, Citra menatap mata marah suaminya. "Sesuatu terjadi pada Rosie. Mereka ada di rumah sakit dan Andi terdengar sangat panik, mereka mungkin tidak akan dapat menyelamatkan bayi mereka."Jika Anggara menghalau tangan Citra, Citra mungkin tidak akan kaget.Tetapi yang di lakukan Anggara adalah mengambil alih telepon itu dan berbicara langsung pada Andi. "Citra akan segera berganti pakaian. Kami akan segera ke sana."Begitu mereka tiba di rumah sakit, Citra langsung bergegas menuju ruang informasi. Sementara Anggara menemui dokter Herman direktur rumah sakit yang merupakan teman sekolahnya
Baca selengkapnya

SEBUAH HADIAH

Citra baru saja selesai memasang stoking itu setengah di kaki putihnya ketika Anggara masuk ke ruangannya tanpa mengetuk. Citra berhenti bergerak ketika mata Anggara menatap kakinya dan kulit pahanya yang telanjang. Kemudian Anggara mulai berjalan maju mendekatinya. Dalam celana panjang hitam dan kemeja biru tua yang terlihat luar biasa maskulin, penampilan Anggara jelas mampu mengalihkan mata wanita mana pun...bahkan wanita yang sedang bermasalah seperti Citra.Saat berdiri di samping Citra, Anggara menyentuh lutut Citra yang terangkat. Bagaikan tawanan dan rasa mendamba yang tidak dapat di pahami, Citra hanya memandang polos ketika Anggara membungkuk untuk memberi kecupan ringan dan lembut di paha atasnya. Gelombang sensasi melandanya. Dan Citra sadar biarpun tindakan itu sangat lembut, itu merupakan pernyataan gamblang, tanpa kata , bahwa Citra seluruhnya adalah milik Anggara.Ketika Anggara kembali berdiri menegakan tubuhnya, hasrat liar dalam matanya membara."Selesaikan."Citra
Baca selengkapnya

PESTA

Citra dan Anggara terlambat tiga puluh lima menit ke acara pesta ulang tahun tersebut,Gaun yang di kenakan Citra telah kusut secara keseluruhan, Sehingga setelah mandi dengan cepat dan penuh gairah bersama Anggara , Citra mengganti gaunnya dan mengenakan rok berbentuk pensil ketat dan kardigan tipis bermodel V di leher,semuanya berwarna hitam.Liontin itu berkilauan di kulitnya yang bersinar. Anggara memaksanya menggunakan stoking dan Citra menyetujui itu tanpa membantah.... Dalam benaknya Citra menyukai gagasan bahwa Anggara menganggapnya seksi meskipun tanpa pakaian yang terbuka,terutama saat Andine akan berada disana.Kemeja Anggara sebaliknya,tidak kusut sama sekali dan Anggara langsung mengenakannya kembali. Mereka sedang berjalan memasuki rumah Andine dan Citra menyadari warna kemeja itu begitu cocok dengan mata dan kulit Anggara, suaminya itu sungguh terlihat gagah dan tampan malam ini. Citra mengernyit, Anggara mungkin kaya dan berkuasa, tetapi dia hanyalah seperti pria biasa d
Baca selengkapnya

PERTENGKARAN

Tatapan mata itu mengingatkannya pada goresan luka yang tidak di harapkan. Begitu perih di hatinya.Sejak kapan fakta menyakitkan itu mampu melukai hatinya begitu dalam? Citra sadar betul perjanjian kejam itu ketika menyetujuinya. Tetapi tiba tiba saja kenyataan bahwa ia memang menjual dirinya sendiri dalam pernikahan dengan pria yang tidak akan pernah memandangnya sebagaimana seorang suami memandang istrinya lebih utama.Citra mengumpati dirinya sendiri karena begitu berharap pada Anggara, bahkan saat bayangan itu muncul di pikirannya. Ia meyakinkan diri sendiri bahwa ia tidak sedang mencintai Anggara, selama ini ia hanya mencintai Andi dan hanya Andi. Ia tidak berhak mengeluh jika suaminya juga memberikan cintanya kepada wanita lain jauh sebelum ia masuk ke dalam kehidupan pria itu.Tetapi sekarang itu menjadi masalah.Tiba tiba segalanya telah berubah menjadi masalah yang begitu rumit.Citra melemparkan tas tangannya ke arah ranjang dan menendang sepatunya sebelum duduk diatas tempat
Baca selengkapnya

BERUSAHA HIDUP NORMAL

Citra menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang yang lembut, namun entah mengapa tubuhnya terasa sakit sekali, Sambil menutupi wajahnya yang berlinang air mata dengan kepalan tangannya, berusaha untuk tidak memikirkan apa pun untuk saat ini. Tetapi isi kepalanya terlalu kacau hatinya terasa hancur. Sekarang ia telah mengandung benih dari pria yang menganggapnya seorang penipu licik.Dan dia seperti tersesat di dalam sebuah taman labirin yang besar. Citra tidak punya pilihan sekarang. Jika ia meninggalkan Anggara sekarang, pria itu mungkin akan menjual tanah perkebunan dan rumah peninggalan orangtuanya kepada para pengembang yang mungkin tidak bertanggungjawab. Anggara mencapai kesuksesannya seperti sekarang karena pria itu bukan seorang yang mempunyai empati tinggi. Dia sudah menjadikan Citra miliknya dan akan tetap membuat Citra selalu menjadi miliknya.Tetapi ada sesuatu yang berubah dalam tubuh Citra, untuk pertama kalinya, Citra mendapati diri untuk mempertimbangkan sesuatu yang selama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status