Beranda / CEO / MANIPULASI CINTA MAFIA / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab MANIPULASI CINTA MAFIA: Bab 21 - Bab 30

55 Bab

21. ANCAMAN CANDAAN

“Hei, kau! Tentu saja aku normal. Aku pria yang sangat normal!” cetus Kelvin dengan tegas. “Apa buktinya?” timpal Stella. “Aku---“ “Kau tidak bisa membuktikannya. Kalau begitu, biar aku saja yang … .” Tatkala Stella memonyongkan bibirnya di depan wajah Kelvin, Kelvin dengan gegas menempelkan telapak tangannya di bibir Stella. Netra Stella yang terpejam reflek terbuka karena gagal melancarkan niatnya. Kemudian, Kelvin menggendong tubuh Stella, lalu menguncinya ke dalam kamar. Kelvin sengaja mengunci pintu karena waspada terhadap dirinya sendiri. Takut ia tak bisa mengendalikan dirinya, lalu melakukan kesalahan yang tidak seharusnya dia lakukan. Ia takut akan menyesali perbuatannya. Karena tepat di detik itu, tubuh Kelvin telah menegang beserta keringat dingin mulai bercucuran. “Paman, buka pintunya! Paman, kenapa kau mengunciku!” Stella menggedor-gedor pintu kamar, berontak ingin keluar dari sana. “Sudah sangat larut. Tidurlah. Besok aku akan mengantarmu pulang,” titahnya.
Baca selengkapnya

22. KEPONAKAN GILA

BAB 22 “Morning,” sapa Edward. Langkahnya menghampiri Rosy yang masih terbaring di ranjang. Kemudian, ia mengecup kening Rosy hingga membuat netra Rosy terpejam lagi karena merasa malu. Lagi-lagi, Edward selalu sukses membuatnya salah tingkah dan tersipu. “Apa kau tidur nyenyak?” tanya Edward. “Emm … sepertinya,” jawab Rosy. Tentu saja malam tadi Rosy bisa tidur sangat nyenyak, karena Edward telah mencampurkan obat tidur ke dalam minumannya saat makan malam. “Arkkhh,” rintihnya sembari memijat lehernya yang terasa kaku. “Kenapa?” tanya Edward, berpura-pura khawatir. “Tidak apa-apa. Aku hanya merasa leherku sedikit kaku,” ujarnya. Ya, sudah pasti penyebabnya karena semalam Edward telah menyuntikkan sesuatu di urat leher Rosy. Obat tidur yang diberikan Edward berdosis tinggi dan hampir setara dengan obat bius, sehingga kala jarum suntik menembus urat leher Rosy, Rosy tak merasakan apa pun dan tetap terlelap. “Mungkin bantalmu ketinggian.” Edward memberikan alasan yang logis
Baca selengkapnya

23. ADU MULUT

“Sialan. Jangan mengejekku,” timpal Kelvin. Nada bicaranya terdengar ketus kala Edward membahas suara seorang wanita yang terdengar. “Halah jangan bohong. Kalau bukan suara wanita, lalu suara apa tadi? Tidak mungkin suara hantu,” sergah Edward tak percaya. “Masalah besar. Inilah alasan aku menelephonmu. Hei, cepat datang ke sini dan bawa wanita ini pergi,” desaknya. “Hah? Apa maksudmu? Kenapa aku?” cecarnya kebingungan mengapa pada akhirnya Kelvin menyerahkan masalahnya. “Iya, dia keponakanmu. Argh, intinya cepat datang ke sini jika kau masih peduli dengannya. Atau jangan salahkan aku jika aku memakannya,” ancam Kelvin. Edward dibuat harus kebingungan sampai tak dapat berkata-kata sembari mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Tentang keponakannya, Edward tidak yakin keponakan mana yang dimaksud oleh Kelvin. Jika harus menghitung, sepertinya Edward memiliki beberapa keponakan perempuan. Namun, semuanya tidak pernah dekat dengannya. Kecuali … “Jangan-jangan … apa dia Stella?”
Baca selengkapnya

24. KEHAMILAN

“Sialan. Jangan mengejekku,” timpal Kelvin. Nada bicaranya terdengar ketus kala Edward membahas suara seorang wanita yang terdengar. “Halah jangan bohong. Kalau bukan suara wanita, lalu suara apa tadi? Tidak mungkin suara hantu,” sergah Edward tak percaya. “Masalah besar. Inilah alasan aku menelephonmu. Hei, cepat datang ke sini dan bawa wanita ini pergi,” desaknya. “Hah? Apa maksudmu? Kenapa aku?” cecarnya kebingungan mengapa pada akhirnya Kelvin menyerahkan masalahnya. “Iya, dia keponakanmu. Argh, intinya cepat datang ke sini jika kau masih peduli dengannya. Atau jangan salahkan aku jika aku memakannya,” ancam Kelvin. Edward dibuat harus kebingungan sampai tak dapat berkata-kata sembari mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Tentang keponakannya, Edward tidak yakin keponakan mana yang dimaksud oleh Kelvin. Jika harus menghitung, sepertinya Edward memiliki beberapa keponakan perempuan. Namun, semuanya tidak pernah dekat dengannya. Kecuali … “Jangan-jangan … apa dia Stella?”
Baca selengkapnya

25. ADEGAN PERSELINGKUHAN

"Apa yang kalian lakukan?!" bentak Rosy tatkala melihat suaminya dan seorang wanita tengah berbaring di satu ranjang tanpa mengenakan pakaian. Bentakan Rosy yang begitu nyaring sontak membangunkan keduanya. Edward masih tampak ling lung saat harus mengumpulkan nyawa. Tak hanya itu saja, kepalanya terasa sangat berat dan kaku untuk digerakkan. Sampai detik itu, ia masih belum sadar jika di sampingnya terdapat seorang wanita yang tak mengenakan pakaian yang juga perlahan bangkit dari tempatnya. "Hah?! Kak Edward, kenapa itu kamu? apa yang kau lakukan padaku? tidak, ini tidak mungkin. Keperawananku... telah pecah. Apa semalam kau yang merenggutnya? aku tidak mengira kalau kau akan sejahat ini. Hiks... hiks... hiks... ." Wanita yang tak lain adalah Rachel mulai menangis histeris. Mempertontonkan bahwa dia telah dijadikan korban pelecehan. Betapa terkejutnya Edward setelah sadar bahwa di sampingnya terdapat Rachel yang bertelanjang sembari berusaha menutup-nutupi tubuhnya dengan selim
Baca selengkapnya

26. KEGUGURAN

Pendarahan hebat terjadi. Untungnya, Bi Mirna dengan cepat memanggil Ambulans dan melarikan Rosy ke rumah sakit terdekat. Sementara itu, Bi Mirna juga tak lupa mengabarkan perihal itu kepada Edward. Betapa paniknya Edward kala mendengarnya. Tanpa menunda waktu, ia bergegas pergi ke rumah sakit tempat Rosy ditangani. Tak perlu waktu lama, kecepatan gila mobilnya mengantarnya segera ke rumah sakit. Langkah kakinya tergesa-gesa. Ia tampak sangat panik. "Permisi. Di mana Rosy?" tanya Edward to the point kepada salah seorang perawat. Sang perawat tampak bingung karena Edward tiba-tiba mencengkram lengannya kala hendak bertugas. Ia tidak tahu harus memberi jawaban macam apa karena hal itu begitu tiba-tiba. Namun, belum sempat perawat itu menjawab pertanyaan Edward, lagi-lagi Edward bertanya untuk yang kedua kalinya. "Di mana dia?!!" bentaknya. Kali ini, Edward meninggikan nada bicaranya sehingga pusat perhatian serentak tertuju ke arahnya. Tindakan impulsifnya sangat mengganggu kenyama
Baca selengkapnya

27. KABAR BURUK

Sekitar 24 jam Rosy terlelap karena pengaruh anestesi. Hingga akhirnya, ia pun siuman. Perlahan-lahan Rosy membuka kelopak matanya yang terasa berat. Ditatapnya langit-langit putih rumah sakit yang polos itu. Dalam hatinya lagi-lagi bertanya karena kebingungan. Yang jelas dia sadar bahwa akhir-akhir ini dia sering kehilangan ingatan dan tiba-tiba terbangun dengan pikiran kosong. Tentu saja, pertanyaan "di mana aku dan apa yang telah terjadi?" selalu terngiang-ngiang dalam benaknya. Gerakan jari Rosy terasa kala menyentuh wajah Edward yang tengah terlelap menjaga di sampingnya sepanjang malam. Menyadari Rosy yang akhirnya siuman, Edward pun bergegas menegakkan tubuhnya. "Akhirnya kau siuman juga. Sayang, aku sangat mengkhawatirkanmu," ucap Edward. Ia menatap Rosy dengan tatapan dalam penuh kekhawatiran.Rosy hanya terdiam seribu bahasa. Ingin rasanya dia bangkit dari posisinya, tetapi nyeri di bagian perutnya seakan menahan gerakan tubuhnya. Sementara Edward yang menyadari hal itu
Baca selengkapnya

28. TINGKAH RANDOM

“Aku tidak akan pergi. Kak Rosy, jangan mengusirku lagi,” cetus Stella. “Jika kau tidak pergi, apa harus aku yang pergi?” balasnya. “Aku … .” Stella tak dapat berkata-kata. Pada akhirnya, ia tetap kalah dalam debat kali ini. Sepertinya, memang ada baiknya jika saat ini dia pergi untuk memberikan ruang yang lebih nyaman untuk Rosy. “Baiklah. Aku akan pergi. Tapi, jangan sungkan menelephonku kalau Kakak butuh bantuan.” Rosy hanya mendiamkan Stella. Dia memang sedang dalam suasana hati yang buruk. Tak ingin peduli terhadap siapa pun lagi. Rosy memejamkan netranya, berpura-pura tidur agar Stella segera pergi dari kamarnya. “Kak Rosy, aku pergi … .” Entah penderitaan dan luka sedalam apa yang dirasakan Rosy saat ini. Meskipun terlihat tenang, tetapi siapa pun dapat menebak betapa tersiksanya dirinya. Tentu saja, siapa pun akan sedih jika berada dalam posisinya. Melihat pengkhianatan orang yang dia cintai di depan mata. Ditambah dia harus kehilangan buah hati yang seharusnya hadi
Baca selengkapnya

29. AKU HARUS MENCERAIKANNYA?

Kelvin kebingungan dan kehabisan kata-kata untuk menjelaskan. Ia tak punya pilihan selain menggendong Stella dengan cara ala bridal style. Sebelum itu, ia sempat membisikkan sesuatu di telinganya, “Nona, berhenti membuat keributan,” bisiknya di telinga Stella. Sedangkan Stella tak berkutik dan hanya terdiam kala Kelvin menggendongnya menuju mobil. Stelle tersenyum kecil, berusaha menyembunyikan kebahagiaan tersendiri. Usahanya tidak sia-sia. Setelah membuat ulah, akhirnya Kelvin terpaksa luluh. “Nona Stella, tolong lepaskan aku,” pinta Kelvin ketika dia telah menempatkan Stella di kursi depan mobilnya. Akan tetapi, tubuhnya tertahan karena Stella masih mengalungkan tangannya dengan erat di leher Kelvin. Tampaknya, Stella sengaja melakukan hal itu. “Tidak mau. Jika aku melepaskannya, kau pasti akan meninggalkanku … Suamiku,” godanya dengan suara manja. Panggilan itu sungguh membuat Kelvin tercengang hebat. Tak dapat dipungkiri jika perlakuan Stella membuat Kelvin semakin canggung
Baca selengkapnya

30. JANGAN PERGI DARIKU

"Tidak, tidak, tidak. Aku tidak bisa menceraikannya begitu saja. Dia pasti akan sangat membenciku." Edward menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia berusaha menghalau saran yang diberikan oleh Kelvin. "Lihatlah. Kau memang sudah jatuh cinta pada wanita itu. Pemikiran pria itu simple, kalau kau bingung... berarti kau memang jatuh cinta. Entah itu sekarang atau nanti, dia pasti akan membencimu. Semua terserahmu." "Tidak, kau salah. Entah itu sekarang atau nanti, semua akan tetap berada dalam kendaliku. Selama dia masih berada di sisiku, aku tidak akan membiarkannya mengingat masa lalu. Jadi, aku tidak akan melepaskannya begitu saja," cetus Edward dengan percaya diri. Menurutnya, selagi Rosy tidak mengingat masa lalu, maka semua masalah masih bisa dia kendalikan bagaimana pun caranya. Tentu saja, Edward akan selalu mencekoki Rosy dengan obat terlarang sejenis narkotika yang dapat menghapus ingatannya di masa lalu, bahkan jika perlu, ia akan menghapus ingatan Rosy sekali lagi. "Kelihatann
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status