Home / CEO / MANIPULASI CINTA MAFIA / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of MANIPULASI CINTA MAFIA: Chapter 11 - Chapter 20

55 Chapters

11. INSIDEN KONYOL

"Good Morning," sapa Edward kala Rosy berjalan menuruni tangga. Di bawah sana tampak Edward yang telah menyiapkan banyak menu sarapan yang sengaja dihidangkan untuk Rosy. Netra Rosy terbelalak tatkala melihat makanan yang dimasak Edward. Ternyata selain tampan, Edward pun memiliki keterampilan memasak yang hebat. "Woah... apa kau yang menyiapkan semua ini?" tanya Rosy. Ia cukup terkesima. "Nah, aaaa... " Edward menyumpit satu hidangan dan meminta Rosy membuka mulutnya untuk mencicipi rasa masakannya. Rosy tersenyum kecil, lalu menyantap makanan yang disuapi oleholeh Edward. Ekspresinya tak biasa tatkala indera pengecapnya merasakan cita rasa yang luar biasa. "Bagaimana?" tanya Edward. "Kau... bagaimana mungkin kau bisa... ini enak sekali! apa sebelumnya kau seorang cheff?" pujinya. "Haha. Biasa saja. Ini hanya satu dari sekian banyak keterampilan yang ku kuasai." Edward merendah sekaligus membanggakan dirinya sendiri. "Benarkah?" Tanpa diminta, Rosy pun mencicipi satu
Read more

12. MALAM PENGANTIN TAPI BUKAN MALAM PERTAMA

Kelvin datang dengan tenang seraya membisikkan sesuatu di telinga Edward. Kemudian, Edward pun menjawab, "Aku mengerti. Lakukan saja seperti biasanya," titahnya.Setelah itu, Edward kembali menyapa para tamu undangan. Pernikahan telah diberlangsungkan dengan lancar. Sementara Rosy kala itu tak tampak di acara, sebab sebelumnya dia berpamitan pergi ke ruang rias untuk mengganti gaun pengantinnya.Tak lama kemudian, Kelvin pun keluar dari mansion. Ia mencari-cari sosok Rachel yang tak tampak di hadapannya. Entah ke mana dia pergi. Yang jelas, di luar tak ada lagi keributan seperti sebelumnya."Aneh. Ke mana perginya wanita gila itu?" gumam Kelvin bertanya-tanya.Karena tak mendapati sosok Rachel, Kelvin pun kembali melanjutkan tugasnya. Beberapa waktu lalu, Rachel berharap bahwa keributan yang dia lakukan pasti akan mengundang paksa Edward untuk keluar melihatnya. Namun, dia tiba-tiba menerima sebuah telephon asing yang membuatnya cukup tertarik. Rachel sangat penasaran dengan topik ya
Read more

13. DENDAM DAN KEHANCURAN

"Kenapa kau di sini? Sial! apa keamanan di rumahku semakin jelek? siapa yang mengizinkanmu masuk?" bentak Edward seraya mengomel kesal. Entah apa saja yang dikerjakan pada bodyguard di rumah Edward, sampai-sampai mereka meloloskan seorang Rachel. Entah karena para bodyguard, atau mungkin karena Rachel sendiri. Atau karena hal lainnya. Di situasi seperti itu, Rachel masih bisa tersenyum genit dengan santainya. Ia tak merasa takut sedikit pun tatkala Edward membentaknya. Mungkin karena kegembiran hati Rachel telah mengalahkan segalanya. "Kak Edward, apa kau sebahagia itu sampai-sampai kau sendiri lupa kalau kemarin kau yang membubarkan para bodyguard di sini?" celetuk Rachel. Tentang membubarkan bodyguard memang benar adanya. Edward sendiri yang telah meliburkan semua karyawannnya, termasuk para kemanan yang berjaga di rumahnya. Edward sendiri yang memberi cuti kepada mereka sebagai bentuk hadiah atas pernikahannya. Memang terdengar tidak masuk akal, tetapi Edward memang orang yang
Read more

14. MALAM SEMANIS ANGGUR MERAH

"Sayang, kita telah sampai." Setelah melakukan penerbangan beberapa jam, akhirnya kedua pasutri yang hendak merayakan bulan madu telah tiba di tempat yang mereka tuju. [Bali, Indonesia] Tempat yang sangat terkenal di mancanegara. Tempat yang sangat cocok untuk para pasangan yang merayakan honeymoon. Sama halnya dengan sepasang pasutri yakni Edward dan Rosy. Turun di bandara, sebuah taksi yang dipesan tak lama langsung menjemput mereka berdua. Di perjalanan, Rosy terlelap karena terlalu lelah. Sementara Edward pun mencondongkan kepala Rosy ke pundaknya. 'Tak kusangka, ternyata permainan ini cukup menyenangkan,' batin Edward sembari mengulas senyum. Entah apa yang tengah dipikirkan isi kepalanya dan bagaimana perasaan dalam lubuk hatinya. Kemungkinan, dia benar-benar sekadar menikmati permainannya dengan seorang Rosy, ataukah hatinya mulai tersentuh dan merasa bahagia saat bersama dengan Rosy. *** "Di mana ini? gelap sekali." Rintih tangis seorang gadis kecil yang ketakuta
Read more

15. RENCANA MENGHANCURKAN

Rachel reflek memalingkan wajahnya ketika akhirnya Tesla membuka masker yang menutupi wajahnya.“Kau bilang ingin melihat wajahku tanpa masker, tapi kenapa kau malah memalingkan wajahmu? Apa kau jijik?” sindirnya.“T-tidak. Aku hanya … lupakan. Pakai maskermu lagi,” titahnya.Tesla menyeringai kecil. Ia dapat menebak bahwa Rachel ketakutan melihat wajahnya yang hancur karena luka bakar. Namun, ia sama sekali tidak tersinggung dengan respon yang ditunjukkan oleh Rachel.“ Apa kau tahu dari mana aku mendapatkan luka ini?” tanyanya.“Aku tidak tahu. Juga tidak penasaran,” jawab Rachel acuh tak acuh.“Aku juga sama denganmu. Aku memiliki dendam mendalam terhadap wanita jalang itu,” cetusnya.Tiba-tiba Rachel menunjukkan sikap antusias. Ia yang sedari tadi memalingkan wajahnya ketika berbicara dengan Tesla, kini akhirnya dia menatapnya.“Jangan bilang … wanita jalang itu yang melakukan itu padamu,” tebaknya.“Benar. Itu memang dia. Dia yang merusak wajah tampanku. Dia menghancurkan hidupku
Read more

16. PENCULIK MISTERIUS

"Apa yang kaumimpikan?" Edward sangat penasaran. "Kenangan masa kecil. Lebih banyak hal yang tidak menyenangkan. Ternyata, dulu aku memiliki keluarga. Aku juga memiliki seorang Kakak laki-laki. Dia sangat menyayangiku," jelas Rosy berterus terang. 'Dia mulai memimpikan masa kecilnya? apa mungkin... efek obat sudah mulai melemah. Gawat, dia tidak boleh mendapatkan ingatannya kembali,' batin Edward. Dia mulai panik ketika Rosy menceritakan kenangan masa kecilnya. Untungnya, Rosy menceritakan hal itu. Dengan demikian, Edward dapat melakukan pencegahan. "Ya, halo." Tiba-tiba Edward mengangkat telephonnya. "Sebentar." Edward bangkit dari kursi, kemudian berlalu pergi untuk mengangkat telephonnya. "Kapan phonsellnya berdering?" Rosy bertanya-tanya karena yakin tak mendengar suara dering panggilan di phonsell milik Edward. Faktanya, Edward sama sekali tak mendapatkan panggilan dari siapa pun. Dia berpura-pura melakukannya karena berniat menghubungi sekretatisnya, yakni Kelvin. "
Read more

17. TARUHAN NYAWA

"Bos, kami telah berhasil membawa wanita itu!" cetusnya dengan semangat kala melapor ke atasannya itu. Di sebuah ruangan nan luas itu, tampak seorang pria yang tengah duduk di sebuah kursi kebanggaannya dengan gaya memunggungi pintu masuk. Perlahan dia pun berbalik ketika bawahannya telah melapor misi yang telah berhasil dikerjakan. Davin adalah nama bos itu. Karisma dan wibawanya sangatlah cocok menduduki posisinya yang tinggi. Namun, ketika ia berbalik, ekspresinya justru menyiratkan kebingungan. "Mana orangnya?" tanyanya karena tak mendapati sosok wanita yang diinginkannya. "Ah?" Anak buahnya yang bernama Chris pun memasang wajah canggung ketika berbalik menatap ke arah pintu masuk. Sebab, sampai saat itu juga dia tak mendapati rekannya yang tak kunjung datang. "Astaga. Lambat sekali anak itu," keluhnya, "maaf, Bos. Sepertinya, Lucas belum sampai. Dia memang lambat sekali. Maaf, Bos." Chris membungkukkan tubuhnya, kemudian berlari terbirit-birit menjemput rekannya sebelum Davin
Read more

18. BAK MANDI HOT

Kehilangan Rosy membuat Edward menggila. Emosinya meledak-ledak. Tak sedikit orang yang menerima dampak pelampiasan amarahnya. Dor! Dor! Dor! Suara tembakan pistol yang menggelegar dalam seisi markas rahasia. Sementara di dalamnya sudah berjejer rapi para bawahan Edward yang bergetar ketakutan tatkala peluru terus melayang di atas kepala mereka. Namun, mereka tak dapat berkutik. Para bawahan Edward hanya mematung di tempat dengan kepala tertunduk. "Aku tidak mau tau. Pokoknya, malam ini juga kalian harus segera menemukannya!" tegas Edward kepada para anak buahnya yang bertempat di Amerika. "Ah, satu hal lagi. Kalian harus mencabik-cabik orang yang telah menculik istriku. Berani menyentuh istriku... artinya mereka harus mati!" geramnya. "Baik, Tuan!!!" jawab para bawahannya secara serentak. Kemudian, para bawahan Edward pun beranjak dari tempatnya. Beberapa bekerja di lapangan, dan beberapa orang bertugas melacak lokasi. "Aaaarrggg... sialan!" makinya dengan murka. Ed
Read more

19. PENYEWA GIGOLO

"Ketemu! Lihatlah!""Bukankah dia Nyonya? sedang apa dia di sana?" Menyipitkan mata kala menatap layar monitor CCTV. Setelah melacak banyak CCTV di sepanjang jalan dan banyak tempat, akhirnya salah seorang hacker bawahan Edward berhasi menemukan sosok Rosy yang akhirnya tertangkap kamera yang terletak di sebuah gang. Di sana tampak Rosy yang tengah berjalan sendirian. Awalnya memang demikian. Namun, kala Edward gegas memeriksanya, dia melihat sekelompok pria yang datang menggoda Rosy."Berengsek sialan! Beraninya mereka merayu istriku." Dengan kemurkaan yang membara, tanpa banyak berkata, Edward gegas beranjak untuk menjemput Rosy di tempat. Dengan kecepatan mobil yang sangat gila, Edward pun akhirnya sampai di gang tempat Rosy berpijak saat ini."Hey, beautiful. It's a pity that you're all alone. How about come play with us? Hahaha." "Hahaha. Hey, be careful. Don't scare our sweet girl."Ada 3 pria asing berbau alkohol yang sedang menghadang jalan Rosy di sebuah gang sempit. Merek
Read more

20. KABUR DARI PERJODOHAN

Di sebuah villa yang megah luar biasa, Edward memarikirkan mobillnya. Villa itu terletak di tebing pantai, sehingga semilir anginnya pun terasa menembus pori-pori kulit. Rosy tak ingin menebak-nebak, karena yakin jika Villa mewah itu pasti milik Edward. Sebab, ketika mereka baru datang, seorang pelayan bergegas menyambut kedatangan mereka. Sekali-kali Rosy berkeliling melihat-lihat pemandangan di sekitar bersama dengan Edward yang senantiasa menemaninya. Setelah Rosy kembali, entah mengapa Edward menjadi lebih clingy. Ia menempeli Rosy ke mana pun dia pergi. Edward sangat enggan berpisah dengan Rosy, takut jika dia harus kehilangannya lagi. Sementara Rosy yang merasa sedikit canggung, akhirnya angkat bicara, “Kenapa kau mengikuti terus?” tanyanya. “Aku takut.” Edward memberikan jawaban singkat. “Takut?” Rosy tidak mengerti. “Takut kehilanganmu lagi,” sambungnya. Satu kalimat itu berhasil mengulas senyum manis di bibir Rosy. Dia sulit menyembunyikan kebahagiaannya karena terla
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status