"Bicara apa kau ini? Kau adalah pengawalku. Selama misi ini belum berakhir, tentu saja kau harus pergi ke mana pun aku pergi. Di samping itu, aku tidak akan membiarkan kau kabur. Setelah bertemu Cayden nanti, aku akan melemparmu ke hadapannya. Biar dia yang memberimu pelajaran karena sudah berpura-pura menjadi dirinya," tutur Emily ketus. Prince sampai terbelalak dibuatnya. "Aku tidak berpura-pura. Kau saja yang menyimpulkan—" "Jadi, kau punya visa NZ atau tidak?" potong Emily. Bibir Prince mengerucut. "Kebetulan sekali, tahun lalu, aku sempat hunting foto di sana. Visaku masih berlaku." Mata Emily membulat. Tahun lalu, ia juga pergi ke NZ. Tak ingin menambah asumsi, ia beranjak dari kursi. "Kalau begitu, ayo berangkat. Jangan menyia-nyiakan waktu. Perjalanan ke sana cukup lama. Waktuku terbatas." Belum sempat Emily melangkah, Prince menahan lengannya. "Kau mau kugendong lagi?" Mata Emily melebar. Ia tidak menyangka Prince berani meledeknya. "Kau pikir aku ini anak kecil?
Read more