Semua Bab Istri Kesayangan Mafia: Bab 151 - Bab 155
155 Bab
Membalaskan Dendam
Arkana dan kawan-kawannya harus berjalan cukup jauh untuk mengelabui para penjaga yang disewa Jhon.Judith tidak ikut turun dari mobil, ia bersama Doddy mencari tempat lain untuk mem-backup Arkana dan kawan-kawan dengan senjata runduk dari jarak beberapa meter.Mereka cukup mudah mendobrak pertahanan para penjaga sewaan Jhon di bagian depan.Kemudian satu persatu mulai masuk ke halaman rumah tanpa suara agar tidak menarik perhatian Jhon yang bisa membuatnya memiliki waktu untuk kabur.Arkana dan kawan-kawan menggunakan tangan kosong untuk melumpuhkan musuh dan sebisa mungkin tidak bersuara.Lusinan orang menjaga rumah Jhon, sebenarnya pria itu bodoh atau apa?Kenapa tidak lari ke Luar Negri untuk bersembunyi?Apa Jhon tidak tau siapa yang sedang dihadapinya?Arkana dan kawan-kawannya mengelilingi rumah tersebut dari segala penjuru.Tidak terbesit sedikitpun rasa takut atau khawatir dalam hati Arkana karena telah mengetahui kemampuan kawan-kawannya dengan sangat baik.Hingga salah satu
Baca selengkapnya
Terbongkar
Kallandra terkejut saat pemilik yayasan di mana kampus Zara bernaung mengucapkan permintaan maafnya pagi ini karena peristiwa penculikan Zara kemarin sore.Beliau menanyakan bagaimana kondisi Zara saat ini yang tentu saja tidak bisa Kallandra jelaskan karena ia pun baru mengetahui penculikan Zara dari sahabatnya tersebut.“Kenapa Pa?” Rena-sang istri bertanya sambil menuang menu sarapan pagi sehat ke piring suaminya.Melihat sang suami tampak pucat pasi setelah menerima panggilan telepon membuat Rena khawatir.“Papa harus telepon Kana dulu, Ma ... sebentar.” Kallandra beranjak berdiri meninggalkan istrinya di meja makan.Namun sayang, berkali-kali Kallandra menghubungi Arkana tak satu pun panggilannya mendapat jawaban.“Pa ... Mama mau ke kantor Kana sekarang,” pamit Kallandra pada istrinya.“Paaa, sarapan dulu ... ada apa sih sebenarnya?” sergah Rena menahan kedua tangan suaminya.“Nanti Papa kabarin kalau semuanya udah jelas, Mama jangan jauh dari hape ya.” Rena mengembuskan napas,
Baca selengkapnya
Menjelaskan
Ruangan itu sangat sepi, hanya ada Zara yang terbaring di atas ranjang hidrolik.Arkana menguatkan mental dan hatinya untuk menjelaskan kepada Zara tentang pilihannya, tentang dirinya yang tidak bisa memenuhi permintaan Zara yang diungkapkan ketika mereka dalam perjalanan ke rumah sakit.Arkana duduk di sisi ranjang, menyerongkan tubuhnya menghadap Zara.“Sayang,” bisik Arkana memanggil istrinya sambil menggenggam tangan yang tidak tertancap selang infus kemudian ia kecup bagian telapaknya.Seketika mata yang sembab dengan air mata itu mengerjap.Arkana diberitau Edward jika tadi Zara histeris ketika tersadar ternyata anaknya telah tiada.Dokter sampai harus menyuntikan obat penenang agar Zara berhenti menangis dan meronta.Zara membuka matanya, ia kembali menangis saat melihat Arkana tapi alih-alih memeluk suaminya—Zara malah memukul Arkana dan menamparnya.“Aku bilang pilih anak kita, apa susahnya memilih dia ... aku tau Kak Ar menginginkan anak, aku rela mati agar anak kita bisa hi
Baca selengkapnya
Menanggalkan Nama Gunadhya
Entah bagaimana Narendra menerima kenyataan tentang anak ketiganya ini yang sungguh di luar dugaan.Mendengar cerita dari Edward-sang ayah mertua tentang Arkana membuat ia seakan tidak mengenali anaknya sendiri.Tapi satu yang ia yakini adalah dirinya telah gagal mendidik Arkana, ia telah gagal menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya.Narendra menutup wajahnya dengan kedua tangan, buliran kristal mulai mengalir tidak terbendung.Membayangkan bagaimana Arkana berada di dunia kelam penuh kekerasan hingga pernah mengalami koma selama beberapa hari.“Abang yang salah, semua ini salah Abang ... Abang minta maaf,” ucap Narendra tulus kepada sang papa-Kallandra dan mertuanya-Edward.“Semenjak kecil kita tau bagaimana keras dan nakalnya Kana ... semestinya Abang bisa memberikan perhatian lebih sama Kana, maaf ... Abang telah gagal, Pa.” Narendra tidak akan menyalahkan siapapun apalagi menyalahkan Arkana karena ini adalah tanggung jawabnya.Ia diajarkan untuk bertanggung jawab atas apa yang
Baca selengkapnya
Saling Menguatkan
Ucapan bela sungkawa dari keluarga dan kerabat memenuhi aplikasi pesan di ponsel Zara.Kalimat-kalimat yang bermaksud untuk menguatkan Zara pun silih berganti dikirim keluarga besar Gunadhya dan para sahabat Arkana dan Zara karena tidak bisa menemui Zara untuk sementara.Mereka memaklumi jika Zara tidak ingin diganggu, wajar bila Zara ingin menenangkan diri dan karena itu Arkana meminta seluruh sahabat dan keluarganya untuk tidak menjenguk Zara dulu ke rumah sakit.Bahkan Maya, ibundanya Zara sendiri sering tidak dianggap ketika menemani Zara di rumah sakit.Putrinya itu lebih sering melamun, Zara tertekan. Kehilangan anak sudah menghantam mentalnya begitu kuat sekarang suaminya pun dalam masalah karena sosok lain dari dirinya telah terungkap dan diketahui para orang tua.Zara berpikir jika mereka juga pasti mengetahui alasan kenapa Arkana menjerumuskan diri ke lubang hitam itu yang tidak lain adalah karena mencarinya.Beberapa hari ini Zara membungkam mulutnya rapat-rapat, tidak mau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status