Semua Bab CINTA YANG BERAWAL DARI KEBOHONGAN: Bab 41 - Bab 50

120 Bab

BAB 41

"Apa maksudmu?" tanya Emma mengernyitkan dahi."Sebenarnya aku sudah mencoba mengacuhkan kecurigaanku, tapi gelagatnya malah membuatku semakin yakin dengan kecurigaanku.""Kenapa kau curiga?" Emma menarik tangan Hazel agar gadis itu duduk di sampingnya."Semalam ketika kita sedang bernyanyi, aku tidak sengaja melihat Dods mengaduk-aduk minumanmu. Bukankah itu mencurigakan?""Memangnya kenapa kalau dia mengaduk minumanku?" tanya Emma yang merasa Hazel agak berlebihan."Untuk apa dia melakukannya? Aku yakin dialah yang memasukkan alkohol ke dalam minumanmu. Dia pasti merencanakan sesuatu yang buruk terhadapmu.""Hazel, apa kau yakin dengan tuduhanmu ini? Kau tahu kalau itu bisa saja menjadi fitnah?" Emma menatap Hazel dengan mata membesar."Tentu saja aku tidak seratus persen yakin. Tapi bukankah lebih baik untuk berhati-hati?" tanya Hazel mencoba meyakinkan Emma."Aku ...." Emma tidak ingin terpengaruh dengan tuduhan Hazel, tapi keraguan terhadap Dods mulai muncul di dalam hatinya."
Baca selengkapnya

BAB 42

"Tuan Dods," seru Hazel dan Emma bersamaan."Aku memang masih harus beristirahat, tapi aku kedatangan temanku yang sangat membutuhkan bantuan. Jadi aku keluar untuk membantunya," jawab Emma gugup."Bantuan apa yang harus kau berikan di toko furnitur?" tanya Dods sambil mengernyitkan dahi."Ceritanya panjang. Maaf Tuan, tapi kami harus segera pergi sekarang," jawab Emma lalu segera menarik lengan Alice dan keluar dengan terburu-buru. Hazel segera mengikuti Emma tanpa menatap Dods.Mereka bertiga segera masuk ke dalam taksi kosong yang sedang berhenti di depan toko, lalu segera meminta supir taksi itu untuk menjalankan taksinya.Hazel dan Emma langsung membuang napas dengan keras, membuat Alice bingung."Bagaimana dia bisa tahu kalau kita kesana? Apa dia mengikuti kita? Wah, pria itu benar-benar menakutkan!" seru Hazel dengan tidak percaya.Mereka bertiga segera pulang dan memutuskan untuk memesan makanan pesan antar, karena khawatir Dods akan mengikuti mereka.***Alice dan Hazel sibuk
Baca selengkapnya

BAB 43

"Kakek, selamat ulang tahun," sapa Ethan lalu mencium kedua pipi kakeknya. Dia mengacuhkan Lea, seakan-akan gadis itu tidak ada disana. Lea hanya tersenyum melihat tingkah Ethan yang jelas-jelas menghindarinya."Terima kasih Ethan. Apakah kau mengenal Nona Lea? Dia memiliki suara yang sangat indah, nanti kita harus mendengarnya bersama-sama," ucap sang kakek sambil menepuk-nepuk tangan Ethan.Ethan hanya mengangguk, tanpa mengatakan apapun atau menatap Lea."Ethan, kau sudah datang?" seru Vivi Lucero segera memeluk putranya dengan senang."Aku baru saja tiba," jawab Ethan"Ayah, apa kau sudah tahu kalau aku sedang menjodohkan Ethan dengan Lea?" tanya Vivi Lucero kepada ayahnya sambil menarik tangan Ethan dan Lea."Mama!" bentak Ethan pelan."Benarkah? Aku sangat senang. Ethan kau beruntung kalau Nona Lea setuju untuk dijodohkan denganmu," ucap kakek Ethan sambil tertawa dan bertepuk tangan. "Tentu saja saya setuju Tuan Lucero," sahut Lea dengan suara manja membuat tawa Lucero tua se
Baca selengkapnya

BAB 44

"Apa yang dia lakukan? Mengapa dia mengirimkan pesan di jam seperti ini? Apa dia sudah gila?" ucap Emma sambil berdiri dan berjalan mondar-mandir.Emma menyesali kata-kata yang dia keluarkan tadi hanya karena putus asa. Dia segera naik ke tempat tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, lalu memaksa dirinya untuk memejamkan mata.Ethan menatap semua dokumen yang sudah dia selesaikan selama berjam-jam. Punggungnya sakit dan tangannya pegal, tapi yang lebih mengesalkan adalah perasaannya yang masih belum tenang. Entah mengapa kehadiran Lea masih mengganggunya, apalagi kini wanita itu sangat diterima oleh keluarganya.Ethan bersandar ke kursinya dan menatap ke langit-langit dan berguman dengan lirih."Andai ini terjadi 10 tahun yang lalu. Saat aku masih sangat mencintaimu dan tidak sanggup hidup tanpamu. Andai saat itu kau memilihku dan bukan karirmu."Ethan menghela napas panjang. Sudah bertahun-tahun dia melupakan perasaannya terhadap Lea. Bahkan melihatnya setiap hari, karena
Baca selengkapnya

BAB 45

Emma segera berlari kembali ke ruang pertemuan. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Dadanya terasa nyeri tapi bukan karena penyakit. Matanya terasa panas, tapi dia harus menahannya.Emma berdeham membersihkan tenggorokannya sebelum dengan hati-hati masuk lagi ke dalam ruang pertemuan. Emma duduk perlahan di samping Dods, tanpa melirik pria itu. Dia mulai membuka-buka lembaran buku penjelasan presentasi yang ada di hadapannya, mencoba mengalihkan perasaan yang tidak asing ini.Ini adalah perasaan patah hati dan Emma tahu itu. Dia pernah mengalaminya ketika Oliver meninggalkannya dan tidak menyangka akan merasakannya lagi."Halaman 12," bisik Dods yang melihat Emma terus membolak-balik buku itu dengan gelisah."Baik, terima kasih," jawab Emma ikut berbisik lalu membuka halaman yang diberitahu Dods.Emma berusaha mendengarkan perkataan Jonatahan Navarro, tapi semakin lama dia malah semakin tersiksa."Apakah aku boleh pulang duluan? Aku merasa tidak enak badan," bisik Emma yang semak
Baca selengkapnya

BAB 46

"Siapa mereka?" tanya Lea yang sudah muncul dihadapan Ethan."Bukan urusanmu. Pulanglah! Aku harus bekerja," perintah Ethan lalu segera meninggalkan Lea dan pergi menemui ayahnya.Lea menatap Ethan yang terburu-buru masuk ke dalam gedung Atlantis. Lalu dia mengalihkan pandangannya keluar dan melihat Emma dan Dods yang baru saja masuk ke dalam mobil."Siapa Emma?" guman Lea lalu segera berlalu.***"Ada apa denganmu? Kata Dods kau kesakitan hingga menangis?" tanya Hazel begitu tiba di rumah sepulang kerja.Alice yang juga baru tiba di rumah langsung mendekati Emma dan memeriksa tubuhnya."Ada apa Emma?" tanya Alice lembut."Aku tidak apa-apa.""Jangan berbohong, lalu kenapa kau sampai menangis?" tanya Hazel lagi."Aku ... aku bertemu dengan seseorang yang membuatku sedih," jawab Emma jujur."Siapa si brengsek Oliver dan kekasihnya itu lagi? Besok di reuni kita. Aku akan menghajar dan merobek-robek tubuh pria itu!" maki Alice, membuat Hazel terkejut sampai matanya membesar dan mulutnya
Baca selengkapnya

BAB 47

Semua orang menatap pria yang baru datang itu. Seorang pria yang usianya jauh di atas mereka semua dan itu terlihat dari penampilannya. Pria itu tertawa lebar dengan wajah yang sama sekali tidak enak dilihat."Sayang, kau sudah datang," panggil Casey sambil berdiri lalu berjalan cepat menghampiri pria itu."Meskipun kaya, aku tidak akan mau punya kekasih seperti itu," bisik Alice sambil tertawa kecil."Hush," balas Emma sambil mencubit pelan paha Alice.Sebenarnya dia juga ingin tertawa, bukan menertawakan kekasih Casey, tapi menertawakan dirinya sendiri. Meskipun tidak tampan dan muda, tapi Casey masih memiliki seseorang untuk dia andalkan. Sementara Emma hanya bisa diam, menelan semua ejekan teman-temannya."Sayang, jadikan kau membayar setengah dari semua pesanan makanan kami?" tanya Casey manja sambil menggenggam erat tangan kekasihnya."Tentu saja, silakan pesan saja yang kalian mau," ucap pria itu sambil menatap Casey dengan penuh cinta."Dia hanya membayar setengah saja sombong
Baca selengkapnya

BAB 48

"Siapa dia?" bisik teman-teman Emma."Wah, dia tampan sekali," bisik yang lain."Maaf sayang, aku terlambat. Selamat siang semuanya, maaf saya terlambat," ucap Ethan sambil merangkul pundak Emma yang masih belum pulih dari rasa terkejutnya."Emma, apa ini pacarmu? Kau benar-benar hebat dalam memilih pria," seru salah satu teman Emma sambil menatap Ethan dengan kagum.Casey juga menatap Ethan dengan perasaan tidak percaya. Dia sadar kalau sejak dulu para pria memang selalu menyukai Emma. Sebesar apapun usahanya untuk memikat para pria, mereka selalu jatuh cinta pada Emma dulu dan bila Emma menolak, barulah mereka beralih ke Casey.Tapi dia tidak menyangka kalau Emma akan menemukan pria setampan Ethan di tengah ibukota. Casey sendiri sudah mati-matian berusaha dan mengeluarkan banyak uang untuk memperbaiki penampilannya hanya untuk mendapatkan pria jelek dan berumur, yang saat ini lebih memilih untuk menikmati makanan pembuka tanpa peduli dengan keadaan sekelilingnya itu.Casey mendengu
Baca selengkapnya

BAB 49

"Bibi, aku mau ke toilet sebentar," ucap Lea pada ibu Ethan sebelum pergi dengan terburu-buru.Dia mencari Emma dan menemukan gadis itu sedang berjalan ke arah pintu keluar. Lea berlari dan dengan sengaja menabrakkan tubuhnya ke punggung Emma hingga gadis itu hampir terjatuh."Aduh, maafkan saya. Anda tidak apa-apa?" tanya Lea berpura-pura tidak sengaja dan mengkhawatirkan Emma."Tidak apa-apa," jawab Emma yang terkejut begitu melihat orang yang menabraknya."Maafkan saya. Kakek dari calon suamiku sedang di ICU, jadi aku sedikit panik hingga tidak memperhatikan sekitarku," sahut Lea dengan ekspresi sedih yang palsu."Ca ... calon suami?" tanya Emma tidak percaya dengan apa yang di dengarnya."Iya, pria tampan bernama Ethan. Bukankah namanya saja terdengar tampan? Sebenarnya kisah kami sangat dramatis. Kami adalah kekasih waktu muda dulu. Tapi karena ambisiku untuk berkarir, aku meninggalkannya. Lucunya sekarang kami malah dijodohkan untuk menikah," jelas Lea dengan suara ceria. Emma h
Baca selengkapnya

BAB 50

"Calon istri? Apa yang kau katakan?" tanya Ethan bingung."Tidak apa-apa, aku sudah tahu semuanya. Aku akan membantumu, agar kau dapat menikah secepatnya. Meski aku tidak suka caramu menarik-ulur perasaan calon istrimu," jawab Emma berusaha tegar."Kau sudah tahu semuanya? Apa yang kau tahu? Aku menikah? Bagaimana kau bisa tahu aku akan menikah?" "Aku mengetahuinya dari sumber yang dapat dipercaya."Ethan menghela napas dalam, lalu menatap Emma dengan intens. Membuat dada Emma semakin sesak."Lalu, mengapa aku tidak tahu kalau aku akan menikah? Kalau kau memang mengetahui semuanya, tolong ceritakan padaku. Siapa calon istriku? Dan mengapa aku menarik-ulur perasaannya?" tanya Ethan sambil menatap Emma yang tampak mulai ragu."Bukan ... bukankah kau mau menikah dengan Lea sang Diva?" tanya Emma ragu-ragu.Ethan berusaha menahan tawa dan mencoba bicara dengan nada seserius mungkin sambil menatap mata Emma."Apa karena itu kau menangis? Karena kau berpikir aku akan menikahi Lea?" tanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status