All Chapters of CINTA YANG BERAWAL DARI KEBOHONGAN: Chapter 31 - Chapter 40

120 Chapters

BAB 31

"Ethan?" guman Emma pelan."Ya, Tuan Ethan Navarro. Dia memiliki kemampuan musik dan olahraga yang sangat luar biasa, selain itu dia juga sangat detail, ketat dan perfeksionis. Aku cukup khawatir dengan kehadirannya besok. Tapi kita tetap harus percaya diri. Jadi kau harus menampilkan yang terbaik. Ingat itu!"Emma mengangguk dengan sopan lalu keluar dan membereskan barang-barangnya sebelum pulang."Ethan, ternyata namamu benar-benar sama dengan nama bosmu," guman Emma sambil membereskan barang-barangnya.Mendengar nama Ethan disebut, entah mengapa Emma jadi merindukan pria itu lagi."Teman-teman, maaf aku harus meninggalkan kalian bekerja sendirian hari ini. Setelah lomba ini selesai, aku berjanji akan bekerja lebih keras lagi!" seru Emma kepada Dods, Leon dan Hazel.Mereka bertiga hanya tersenyum, tentu saja seperti biasanya, Leon bertepuk tangan untuk Emma."Jangan khawatirkan kami. Beristirahatlah dan lakukan yang terbaik. Besok kami semua akan hadir untuk mendukungmu," jawab Dods
Read more

BAB 32

Semua orang bertepuk tangan untuk menyambut kehadiran Ethan. Emma juga ikut bertepuk tangan, dia sangat penasaran dengan pria yang namanya sama dengan orang yang dia sukai itu."Apa kau tahu, kabarnya Ethan Navarro sangat tampan. Tapi sayangnya dia jarang mau tampil di hadapan orang banyak, jadi hanya segelintir orang yang mengenali wajahnya," ujar salah satu peserta yang berdiri di samping Emma.Tiba-tiba seorang pria berlari ke arah pembawa acara, lalu membisikkan sesuatu kepadanya."Oh, sayang sekali. Tuan Ethan Navarro tidak dapat hadir karena ada pekerjaan penting yang mendadak harus dia kerjakan. Jadi untuk itu mari kita panggilkan penggantinya," ucap pembawa acara dengan suara kecewa."Lihatkan? Aku sudah menduga dia akan menghindari tempat-tempat ramai," ujar peserta yang tadi membahas tentang Ethan.***"Kau sudah berjanji akan bekerja dengan baik di Atlantis, karena itu kami membiarkan kau membangun perusahaanmu sendiri. Tapi apa yang kau lakukan? Menemui para pegawai yang m
Read more

BAB 33

"Emma," bisik Ethan pelan begitu melihat Emma berdiri di hadapannya dengan wajah terkejut.Ethan tidak tahu kalau Emma lah pemenang ajang pertunjukkan bakat Atlantis Grup. Saat ini, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Emma akhirnya mengetahui identitasnya yang sebenarnya.Emma berjalan ke panggung dengan senyum terpaksa.'Apa yang dia lakukan disana? Mengapa seorang asisten duduk di samping istri komisaris?' batin Emma sambil menerima mikrofon yang diberikan oleh petugas hotel.Ethan duduk dengan tegang dan menatap Emma yang sama sekali tidak melihat ke arahnya. Emma terlihat sangat cantik dan anggun, hingga Ethan tidak dapat melepaskan pandangannya.Emma menghela napas dan berusaha mengacuhkan Ethan. Malam ini, dia harus tampil maksimal karena nama perusahaannya dipertaruhkan. Emma meminta musik mulai dimainkan, dia memejamkan mata sesaat sebelum mulai bernyanyi.Suara Emma memenuhi ballroom yang tiba-tiba menjadi sunyi, karena suara indah Emma yang sedang menyanyikan sebua
Read more

BAB 34

"Apakah ini telepon Nona Emma?" tanya Ethan yang takut dia salah menekan nomor."Iya benar, dia sedang ke toilet sebentar.""Siapa ini?" tanya Ethan dengan suara basnya yang menggema."Saya Dods, rekan Emma. Oh, ini Emma datang, silakan berbicara dengannya.""Siapa?" tanya Emma bingung."Kau menyimpan namanya dengan kata 'asisten'," jawab Dods sambil menyerahkan telepon Emma.Emma langsung merebut telepon genggamnya dan mematikannya. Lalu dia menatap Dods dengan marah."Tuan Dods, apa anda tidak mengerti arti kata privasi? Mengapa anda mengangkat telepon saya?" tanya Emma dengan nada menakutkan."Maafkan aku Emma, hanya saja aku khawatir kalau itu telepon penting," jawab Dods panik."Anda bukan khawatir, anda cuma ingin tahu dan terlalu ikut campur!" bentak Emma dengan kesal."Sekarang, bisakah anda meninggalkan tempat ini? Saya ingin istirahat.""Tapi Emma, aku-""Saya mohon, pulanglah," pinta Emma dengan nada memaksa.Dods menatap Emma dengan penuh penyesalan. "Maafkan aku," ucap D
Read more

BAB 35

"Siapa pria itu?" balas Hazel juga berbisik."Jadi kalian mau makan atau berdiri disini saja?" tanya Dods yang juga sangat penasaran dengan pria yang bersama Emma."Makan!" seru Leon bersemangat.***Emma tiba tepat waktu di restoran tempat Ethan menunggu. Dia langsung masuk dan matanya langsung menatap Ethan yang memang sengaja duduk searah dengan pintu masuk agar bisa langsung melihat Emma.Jantung Emma berdetak sangat cepat begitu matanya menatap wajah Ethan. Rasanya Emma ingin berlari dan memeluk pria itu.'Emma sial! Kau sedang marah, mengapa malah memikirkan hal yang tidak-tidak?' batin Emma sambil menegakkan tubuhnya.Dia berjalan dengan gugup ke meja Ethan, sementara Ethan menatap Emma dengan mata terpana. Dia tidak mengerti mengapa selama ini dia tidak melihat kecantikan Emma yang begitu terpancar. Apa selama ini dia buta?"Ada apa, Tuan Ethan Logan Navarro?" tanya Emma berusaha tampak dingin."Ayolah Emma, selama ini kita sudah berteman baik. Mengapa harus bersikap seperti i
Read more

BAB 36

Emma yang belum sempat duduk langsung berdiri lagi. Kali ini dia menatap Ethan dengan tatapan panik, seakan-akan meminta bantuan. Ethan kembali mendekati Emma dan berdiri tepat di depan Jessica dan Oliver, hingga menutupi Emma dari pandangan Jessica dan Oliver."Kalau kalian mau makan silakan makan dengan tenang. Jangan membuat keributan disini! Kalau kalian mau bicara, kita bicara diluar!" tegas Ethan, membuat Jessica dan Oliver agak ketakutan dengan nada suara Ethan."Aku hanya ingin menyapa sepupuku, apa masalahmu?" tanya Jessica tampak gentar di hadapan Ethan.Ethan mengangkat alisnya dan menatap Jessica seakan-akan dia akan memakan wanita itu. Jessica langsung mundur dan menarik Oliver."Kita makan ditempat lain saja, aku tidak sudi makan dalam satu ruangan dengan orang-orang miskin seperti mereka berdua!" seru Jessica dengan suara keras, sehingga seluruh restoran mendengarnya termasuk rekan-rekan kerja Emma.Hazel segera berdiri dan menemui Emma dengan wajah khawatir begitu kedu
Read more

BAB 37

"Tapi apa?" tanya Emma penasaran."Tapi kali ini kita tidak impas lagi. Kau berhutang padaku, karena itu kalau kau membutuhkan pacar palsumu kau harus membayarnya," jawab Ethan sambil tersenyum."Bayar? Berapa aku harus membayarmu? Apakah kekayaanmu sekarang masih kurang?" tanya Emma polos.Ethan langsung tertawa terbahak-bahak, sementara Emma menatapnya dengan bingung."Kekayaanku lebih dari cukup dan aku tidak memintamu untuk membayarku dengan uangmu," jelas Ethan setelah tawanya reda."Jadi kau mau aku membayarmu dengan apa?" tanya Emma panik sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada."Ayolah Emma, kau pikir aku pria seperti apa? Tenang aku tidak memintamu membayarku dengan tubuhmu!" seru Ethan dengan wajah kesal, meski lagi-lagi dia merasa gemas dengan kepolosan Emma."Lalu?""Aku akan memberitahumu besok, apa yang harus kau lakukan untuk membayarku," jawab Ethan sambil mengedipkan satu mata. Emma langsung mengalihkan pandangannya, dia tidak mau Ethan melihat wajahnya bers
Read more

BAB 38

"Yeay, akhirnya kita karaoke lagi," seru Leon dengan mikrofon di tangannya.Hazel, Emma dan Dods tertawa melihat tingkah konyol Leon itu. Hazel, Dods dan Leon memesan minuman beralkohol, hanya Emma yang memesan jus. Dia tidak pernah minum alkohol dan tidak tertarik mencobanya. Hidup dengan ibunya membuat Emma sangat selektif dengan apa yang masuk ke tubuhnya."Ayo Emma, berdiri dan majulah! Kali ini kau harus menyanyikan lagu bersemangat!" panggil Leon dengan mikrofon.Hazel segera menarik Emma dan mereka bertiga berjoget sambil melompat-lompat. Sementara Dods tetap duduk dengan tenang di kursinya.Dods sedang mengambil gelas minumannya ketika melihat ada panggilan di telepon Emma yamng terletak di meja. Suara musik yang keras membuat Emma tidak menyadari kalau teleponnya berbunyi. Dods menatap layar telepon Emma, nama yang sama muncul. Kali ini Dods yakin peneleponnya adalah Ethan, bukan Tony seperti yang dia duga sebelumnya. Dods langsung mengambil telepon Emma. Dia mematikan telep
Read more

BAB 39

Mereka tiba di depan gedung karaoke, ketika Emma tiba-tiba pingsan."Emma!" teriak Hazel lalu segera berlari ke arah Emma."Kau masuklah! Aku akan mengurusnya!" bentak Dods yang kesal karena Hazel terus saja menempel pada Emma."Aku yang akan mengurusnya."Tiba-tiba Ethan muncul dengan setelan jas, karena dia melarikan diri dari rapat untuk mencari tahu keberadaan Emma.Ethan segera mendorong Dods dan membopong Emma yang sudah tidak sadarkan diri."Siapa kau berani-beraninya membawa Emma?" teriak Dods marah."Aku kekasihnya!" jawab Ethan singkat dengan suara gelap dan berwibawa lalu segera membalikkan tubuhnya dan berjalan ke mobilnya."Ethan, bolehkah aku juga ikut? Aku khawatir dengan Emma," ucap Hazel memohon."Masuklah," jawab Ethan santai.Sementara Dods masih berdiri mematung, dia mengepalkan tangannya dengan kuat hingga memutih. Kali ini dia marah, benar-benar marah.***"Apa yang terjadi? Berapa banyak alkohol yang dia konsumsi?" tanya Ethan pada Hazel saat menunggu Emma diper
Read more

BAB 40

"Apa? Kau sedang bercanda bukan?" tanya Hazel dengan wajah panik."Tidak, namanya Ethan Logan Navarro, putra dari pemilik Atlantis Grup," jawab Emma meyakinkan Hazel."Aku pasti sudah gila! Aku memanggil namanya dengan santai, bahkan menyebut dia pembohong! Aku sudah tamat! Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?" teriak Hazel yang menyesali semua tindakannya kepada Ethan. Dia mengacak-acak rambutnya karena tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja dia dengar."Karena kau sudah keterlaluan. Kau bahkan tidak mengenalnya, tapi kau terus-terusan menghinanya.""Emma! Kau benar-benar sudah mendorongku ke jurang! Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Hazel hampir menangis."Tidak usah melakukan apa-apa, berpura-pura saja tidak tahu kalau dia adalah putra mahkota Atantis Grup. Dan ingat, jangan memberitahu siapapun!" jawab Emma santai."Kau benar-benar gila!" maki Hazel dengan bibir bergetar. Emma tertawa melihat kepanikan Hazel."Jadi, apa kalian benar-benar berpacaran?"Hazel men
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status