All Chapters of CINTA YANG BERAWAL DARI KEBOHONGAN: Chapter 11 - Chapter 20

120 Chapters

BAB 11

Emma dan Ethan baru saja tiba di alun-alun ketika sekelompok wanita meneriaki mereka."Itu Emma dan kekasihnya!""Hei, kalian berdua, cepat ke sini!" panggil wanita keriting yang tadi mereka temui di rumah makan.Emma dan Ethan segera berjalan ke arah para wanita itu."Selamat malam nyonya. Kami mau menemui kepala desa, tadi dia meminta bantuan kami," ucap Emma sopan."Dia sudah memberitahu kalau kalian akan datang membantu. Sekarang kalian berdua tolong bantu kami untuk membereskan semua meja ini. Acaranya akan mulai setengah jam lagi," perintah Nyonya pemilik rumah makan.Mereka segera bergerak dengan cepat. Ethan lega karena sebenarnya tidak terlalu banyak hal yang harus mereka lakukan, sebagian besar sudah dibereskan oleh para warga. Dia masih tidak mengerti mengapa Emma merasa sangat tertekan datang ke acara ini, padahal Ethan merasa baik-baik saja.Kepala desa mulai menyalakan mikrofon dan memberitahu semua warga yang hadir bahwa acara akan segera dimulai."Bersiaplah!" ucap Emm
Read more

BAB 12

"Sepertinya anda menerima laporan palsu, Tuan," jawab Emma sambil tersenyum sinis, lalu menarik Ethan untuk meninggalkan pria tua yang tampak marah itu."Emma!" bentak pria itu dengan suara menggelegar.Emma membalikkan badannya lalu menatap pria tua itu tanpa minat."Aku bersyukur kau dan Oliver putus, karena kau benar-benar tidak memiliki sopan santun!" hina pria tua itu sambil menatap Emma dengan kebencian."Saya juga bersyukur karena tidak jadi memiliki mertua seperti anda," balas Emma lalu segera meninggalkan tempat itu dengan cepat."Apa dia ayah dari mantan pacarmu?" tanya Ethan setelah mereka berjalan dengan santai dan Emma tampak lebih tenang.Emma menggangguk pelan sambil terus menatap ke depan. Dia adalah wanita yang berani dan menggebu-gebu. Meski begitu dia selalu menghormati warga senior dan tidak pernah memiliki keberanian untuk melawan mereka. Tapi entah bagaimana, setiap kali Ethan ada di sisinya, Emma seperti memiliki keberanian yang ajaib untuk membalas orang-orang
Read more

BAB 13

"Aah!" teriak Emma yang tidak percaya dengan apa yang dia rasakan terhadap Ethan."Mungkin ini cuma perasaan sementara yang muncul karena aku baru saja kehilangan ibuku, lalu aku bertemu dengan Oliver dan aku dikhianati oleh paman Mike. Dia datang memberikan perhatian yang aku butuhkan jadi aku merasa senang!" ucap Emma kepada dirinya sendiri. "Ditambah lagi dia cukup tampan. Bukan, dia bukan cukup tampan. Tapi dia adalah pria paling tampan yang pernah aku temui di dalam hidupku," guman Emma lalu kembali menyadari kalau dia sedang membayangkan Ethan dengan perasaan berbunga-bunga."Emma berhenti! Dia dan kau terlalu berbeda. Bahkan pria seperi Oliver saja mencampakkanmu, apalagi pria dengan penampilan sesempurna Ethan. Emma kau harus berhenti!" perintah Emma kepada dirinya sendiri.Emma melemparkan tubuhnya ke atas ranjang dan mencoba untuk tidur, namun bayangan Ethan yang sedang membersihkan lukanya kembali melintas. Emma segera menutupi kepalanya dengan bantal dan memaksa dirinya u
Read more

BAB 14

"Tapi kenapa, Tuan?" tanya Tony bingung. Ethan diam. Dia tidak tahu apa rencana Emma hingga melamar pekerjaan ke perusahaannya. Tapi yang dia tahu Emma menolak pembangunan hotel di Calamba. Ethan curiga Emma sengaja melamar ke EN Company untuk menghancurkan proyeknya dari dalam. "Karena mungkin saja dia punya niat terselubung," jawab Ethan setelah berpikir sebentar. "Maaf Tuan, tapi sepertinya Nona Emma tidak memiliki niat jahat. Menurut saya dia sangat membutuhkan pekerjaan ini. Dia tampak putus asa ketika datang dan langsung bersemangat ketika saya mengatakan dia pasti diterima," ucap Tony yang untuk pertama kalinya mencoba membantah perintah bosnya. "Apa kau merasa lebih tahu dari aku?" Ethan tidak suka dengan jawaban Tony, meski dia mendengarkan dengan seksama. "Tidak Tuan, saya tidak merasa seperti itu. Saya akan segera mengatakan kepada Nona Emma bahwa dia tidak bisa diterima disini. Maafkan saya, Tuan." Ethan diam lalu tiba-tiba menghentikan Tony. "Tidak, jangan kataka
Read more

BAB 15

Ethan menatap Sweety dengan mata melotot."Ya Emma, apa kau memanggilku?" tanya Ethan dengan suara setenang mungkin.Sweety yang mendengar nama Emma terkejut dan langsung menutup mulut dengan kedua tangannya."Apa aku mendengar seseorang memanggil Tuan Ethan dan meminta tandatangan?" tanya Emma bingung."Itu-"Emma memotong perkataan Ethan."Jangan katakan kalau ... kau dan pemilik EN Company sama-sama bernama Ethan?" tanya Emma tidak percaya.Ethan cukup terkejut namun lega dengan kesimpulan yang dibuat oleh Emma."Ah, bagaimana kau bisa tahu?" tanya Ethan berpura-pura."Tadi aku baru memeriksa informasi tentang EN Company di internet. Apa kau tahu kalau nama pemimpinnya tertulis E. Logan Navarro? Aku cukup penasaran apa kepanjangan dari huruf E, tapi tidak dapat menemukannya. Mendengar seseorang memanggil Tuan Ethan dengan sangat sopan dan hormat, aku yakin itu pasti bos mu," jelas Emma terdengar sangat bangga dengan kepintarannya.Ethan tersenyum karena cukup kaget dengan kepolosan
Read more

BAB 16

Sudah seminggu Emma bekerja di EN Company. Dia merasa sangat bersemangat namun juga kelelahan. Beban pekerjaan yang dia miliki benar-benar berbeda dengan perusahaan sebelumnya, untung gajinya juga berbeda jauh. Hari ini Emma berencana mengambil gambar lokasi proyek. Dia ingin menyelesaikan pekerjaannya hari ini, karena besok akhir minggu dan dia ingin bersantai di rumah. Dia harus pergi sendirian ke bukit yang terletak cukup jauh dari kota. Emma yakin semua orang terlalu sibuk dan tidak bisa menemaninya."Jose, aku akan pergi ke bukit siang ini, mengambil foto lokasi proyek kita untuk dimasukkan ke dalam video promosi yang aku buat," ucap Emma kepada Jose."Apakah bukitnya jauh?" tanya Jose yang tidak mengenal Calamba karena dia berasal dari ibukota."Apa kau tahu hutan pinus yang berada di belakang proyek yang kita kerjakan?"Jose mengangguk."Dia berada di situ," jawab Emma sambil tersenyum."Itu cukup jauh. Apa kau akan pergi sendirian kesana?" "Apa kau mau menemaniku?" Jose ter
Read more

BAB 17

"Halo Emma," ucap pria yang berpakaian serba hitam, menggunakan masker dan topi hitam dengan tenang, kali ini dia memegang pisau di tangannya.Emma mengenali suara itu. Dia adalah pria yang mendorongnya di malam perayaan ulang tahun Calamba."Siapa kau sebenarnya? Mengapa menutupi wajahmu?" teriak Emma panik sambil melangkah mundur dengan perlahan.Pria itu lagi-lagi tidak menjawab dan hanya berjalan mendekati Emma yang semakin ketakutan. Namun belajar dari pengalamannya, sebelum jarak mereka terlalu dekat dan Emma kesulitan melarikan diri. Maka Emma segera meletakkan tasnya dan membalikkan tubuhnya lalu lari sekencang-kencangnya ke arah hutan pinus.Pria itu juga ikut berlari mengejar Emma. Namun Emma yang mengenal hutan pinus itu segera menghilang di dalam hutan."Emma, dimana kau? Keluarlah!" panggil pria itu dengan suara mengejek.Mendengar suara pria itu, sekilas Emma teringat akan seseorang. Namun dia terlalu panik untuk memikirkannya. Emma bersembunyi di semak-semak yang besar
Read more

BAB 18

Ethan yang juga melihat bayangan Andry segera menarik tubuh Emma. Tony segera berbalik lalu menendang Andry dengan sangat keras hingga Andry terjatuh dan batu yang dia pegang menimpa kakinya sendiri."Brengsek!" maki Ethan melepaskan Emma dan hendak menendang wajah Andry."Jangan! Berhenti!" teriak Emma menghentikan Ethan lalu segera mendekap tubuh Ethan kembali.Ethan diam menatap kepala Emma yang tersandar di dadanya yang naik turun, karena menahan emosi. Lalu dia melirik Tony dan memberi kode agar Tony membereskan masalah Andry. Tony mengangguk dengan cepat, menendang batu yang masih berada di atas kaki Andry lalu menarik pria itu agar berdiri. Andry berdiri dengan terpaksa sambil meringis karena kesakitan.Tony menariknya dengan keras lalu memaksanya tengkurap di tanah. Emma menyaksikan semua yang dilakukan Tony. "Apa yang dia lakukan?" tanya Emma sambil menatap Ethan, namun Ethan tidak menjawab.Tony mengeluarkan tali dari bagasi mobil lalu mengikat tangan Andry, kemudian kembal
Read more

BAB 19

"Emma," guman Ethan lalu segera berlari ke dalam rumah.Dia menyaksikan Williams yang sedang berdiri di hadapan Emma yang sedang dipegangi oleh dua orang pria. Ethan bisa melihat pipi Emma yang merah entah bekas tamparan atau pukulan."Apa yang kalian lakukan disini?" teriak Ethan langsung mendorong Williams hingga pria tua itu terjatuh. Kedua pria yang sedang memegangi Emma segera berlari dan berusaha menolong Williams. "Usir dia!" perintah Williams dengan suara berat sambil menunjuk ke arah Ethan. Kedua pria itu langsung menyerang Ethan, namun Ethan bukan pria sembarangan. Dia memiliki ban hitam karate, dia juga mempelajari judo dan kendo. Ethan juga pernah berlatih tinju dengan petinju profesional dan sempat beberapa kali bertarung di ring, sebelum ketahuan ibunya yang menghentikan semua pertarungannya.Kedua anak buah Williams yang hanya mengandalkan keberanian itu tentu saja jatuh dengan sangat mudah. Ethan bahkan tidak memerlukan terlalu banyak gerakan untuk menjatuhkan kedua
Read more

BAB 20

"Apa?" tanya Emma terkejut."Hanya untuk sementara sampai Williams dan antek-anteknya dibereskan oleh polisi!" tegas Ethan sebelum Emma melanjutkan perkataannya."Sudah aku katakan, polisi tidak akan pernah bisa membereskannya. Kalau menunggu itu terjadi maka aku tidak akan pernah bisa kembali ke Calamba," jawab Emma putus asa.Emma tidak tahu bagaimana lagi caranya memberitahu Ethan bahwa dia Calamba, Williams adalah penguasa. "Ini bukan ibukota, ini hanya kota kecil dengan penduduk yang saling terikat satu dengan yang lain," lanjut Emma dengan mata berkaca-kaca."Tenanglah, aku tahu Williams berkuasa di Calamba karena itu aku akan meminta bantuan kantor polisi pusat. Jadi jangan khawatir, aku akan membereskannya," sahut Ethan mengerti kekhawatiran yang muncul di pikiran Emma."Baiklah, aku berharap kau berhasil membuat Williams membayar semua perbuatan jahatnya," ucap Emma pelan."Jadi ... kapan aku-" lanjut Emma.Ethan langsung memotong perkataan Emma."Hari ini juga. Kita akan ke
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status