Home / Romansa / Dua Pengacara Jatuh Cinta / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dua Pengacara Jatuh Cinta: Chapter 21 - Chapter 30

71 Chapters

Bab 21. Tidak Sesuai Rencana

Ting tong!Milly menekan tombol bel penthouse Zayn beberapa kali. Tak lama, pintu dibuka oleh Zayn yang langsung mengerutkan kening saat melihat Milly dengan banyak tentengan di kedua tangannya.“Apa itu?” tanya Zayn tanpa mengalihkan pandangannya dari tas belanjaan.“Sedikit camilan untukmu. Aku tidak mungkin berkunjung ke kediamanmu dengan tangan kosong. Menurutku itu tidak sopan. Jadi aku membawakan ini untukmu.” Milly menjelaskan sambil meletakkan barang bawannya di atas meja makan milik Zayn.Saat mendongak, Milly langsung terkagum dengan desain penthouse milik Zayn. Semuanya bertema monochrome, baik dari pemilihan warna dinding, perabot, sampai perintilan lain. Meskipun begitu, ruangan ini terkesan elegan dan mahal. Milly terus mengedarkan pandangannya dengan sesekali mengeluarkan kata ‘wah’, sampai tak sadar kalau Zayn telah melambaikan tangan di depannya dari tadi.“Hallo!” sentak Zayn.Milly mengerjap. Sentakan Zayn berhasil menyadarkan dia dari lamunannya. “Ah, maafkan aku.
Read more

Bab 22. Kenapa Kau Tidak Bisa Melihat Lukamu?

Suara pintu yang tertutup kasar membuat Milly sedikit berjingkat. Gadis itu masih berdiri di ruangan penthouse milik Zayn. Dia tidak beranjak sedikit pun setelah Zayn meninggalkannya begitu saja. Pikiran dan hatinya masih mencoba untuk berdebat tentang jawaban yang telah dilontarkan Zayn. Namun, tetap saja, hal itu masih terasa tidak adil baginya.Milly berteriak kencang karena dia merasa kesal. Dia tidak peduli apakah ada orang yang mendengarnya, yang jelas dia hanya ingin melampiaskan kekesalannya. Setelah itu, dia melihat ke atas meja makan. Tas belanjanya yang penuh berisi camilan masih teronggok di sana.“Dia bahkan tidak mau menerima ini semua. Benar-benar tidak bisa menghargai usaha orang lain,” gumamnya kesal sambil mengangkat tas camilan dari atas meja.Satu sentakan membuat barang bawaanya itu kembali menggantung di tangannya. Namun, saat dia akan melangkah menuju pintu, matanya tertuju pada sebuah foto Zayn dengan seorang wanita. Satu hal yang membuat Milly tertarik adalah,
Read more

Bab 23. Gadis Ceroboh

“Jika kau sudah selesai menangis, ayo cepat berdiri,” ucap Zayn yang mulai merasa canggung karena jaraknya yang sangat dekat dengan Milly.Mendengar itu, Milly segera menjauhkan badannya dan dengan cepat berdiri. Sialnya, kakinya tidak menopang tubuhnya dengan benar. Kaki kirinya terkilir karena gerakan yang tiba-tiba.“Aww!” Milly mengaduh kesakitan sambil kembali berjongkok karena kakinya terlalu sakit untuk dipaksa menopang.“Kau menolak untuk dibilang ceroboh, tapi kau terus-terusan melakukan hal yang membuatku menghinamu ceroboh. Kakimu sepertinya terkilir,” ucap Zayn setelah melihat sekilas kaki Milly yang membengkak dengan cepat.“Biasanya aku tidak seperti ini, maafkan aku,” ucap Milly lagi.Zayn menghela napas, kemudian berjongkok di depan Milly. “Ayo, naik ke punggungku.”“Kenapa? Buat apa?” tanya Milly bingung.Zayn menoleh. “Memangnya kau bisa jalan?”Milly menggeleng pelan.“Ayo kugendong sampai ke unit apartemenmu,” ucap Zayn menawarkan.Mata Milly membulat sempurna. “Ka
Read more

Bab 24. Semalam Banyak Mengubah Keadaan

Zayn terdiam sesaat setelah klien yang dia temui beranjak pergi dari tempatnya. Ada hal yang sedikit mengusiknya. Bukan tentang pekerjaan, karena seperti biasa, semuanya berjalan lancar dan klien puas untuk meneruskan kasus dengannya. Melainkan, tiba-tiba saja dia memikirkan kondisi Milly saat ini. Sudahkan gadis itu makan atau belum.Pada akhirnya, Zayn memesan makanan di restoran tempat dia bertemu dengan klien tadi untuk Milly. Dia takut jika Milly belum makan karena tidak bisa bergerak bebas karena kakinya terkilir.Saat Zayn tiba di depan unit apartemen milik Milly, tangannya mendadak menggantung saat akan memencet bel. Dia jadi ragu untuk memberikan makanan itu, tapi dia masih tetap khawatir. Akhirnya, dia menggantung goodie bag berisi makanan itu di gagang pintu, lalu memencet bel dan bergegas pergi sebelum Milly membuka pintu.Beberapa saat kemudian, pintu terbuka dari dalam. Milly muncul dan menengok ke kanan dan ke kiri. Tidak ada siapa-siapa? Lalu siapa yang memencet bel? M
Read more

Bab 25. Usaha yang Sia-Sia

Tatapan Zayn terarah tajam pada Milly saat gadis itu masuk ke ruangannya, sedangkan Milly sudah menduga Zayn pasti akan memanggilnya. Dia bahkan telah menyiapkan jawaban untuk itu.“Ini semua rencanamu, kan?” tuduh Zayn langsung tanpa basa-basi.“Apa yang kau maksud?” Nada bicara dan raut Milly cukup meyakinkan untuk menjelaskan bahwa dia tidak tahu apa yang sedang dimaksud oleh Zayn.“Kasus yang tiba-tiba viral dalam semalam, dan pengajuan untuk menggunakan perngacara melalui firma ini. Semuanya rencanmu, bukan?” Zayn menyerang Milly dengan semua fakta yang ada.Milly menatap dalam pada Zayn. Jantungnya berdebar kencang, tapi dia tidak akan kalah dengan cecaran dari pria itu. “Aku memang meminta Nyonya Anne untuk mengirim surat pada firma untuk menangani kasusnya, tapi aku tidak menyangka firma akan menerimanya.”Zayn masih tetap menatap Milly penuh selidik. Dia mencoba untuk mencari kebohongan dalam sorot mata gadis itu. “Kau mungkin bisa menipu orang lain dengan semua karangan ceri
Read more

Bab 26. Seorang dari Masa Lalu

Langkah Milly terayun cepat menuju ke ruang rawat milik Anne. Rey di belakangnya masih terlihat mengekor pada Milly dengan tatapan cemasnya. Beberapa orang dari kepolisian sedang berdiri di depan kamar rawat. Tatapan tajam meraka terarah pada Milly, seorang dari mereka menahannya saat akan masuk ke dalam.“Saya pengacara Nyonya Anne,” ucap Milly sambil memperlihatkan tanda pengenalnya.Seorang polisi yang tadi mengirim pesan pada Milly menyuruh rekannya untuk membiarkannya masuk. Di dalam, Anne sudah berdiri dan siap untuk dibawa ke kantor polisi.“Jangan khawatir, aku akan membantumu,” ucap Milly, sesaat sebelum Anne akhirnya dibawa oleh pihak kepolisian.Saat Milly keluar dari ruang rawat, dia mendapati Rey yang ternyata tidak segera kembali ke kantor setelah mengantarnya. Milly buru-buru menghampirinya, dan mengatakan kalimatnya dengan sangat cepat. “Rey, aku harus ke kantor polisi. Kau kembali saja ke kantor. Terima kasih atas tumpangannya.”Belum sempat Rey menjawab, Milly sudah
Read more

Bab 27. Penerimaan Kasus

Zayn maju satu langkah, dan menarik Milly ke belakangnya. Milly terkejut karena tiba-tiba saja Zayn datang dan saat ini seakan sedang melindunginya dari Mike.“Dari zaman kuliah, kau memang tidak pernah berubah, ya?” sindir Zayn pada Mike. “Masih tetap pengecut karena hanya berani melawan orang yang lebih lemah darimu,” lanjutnya sarkas.Dari raut wajahnya, jelas Mike juga sama terkejutnya karena kedatangan Zayn. Dia tak menyangka akan bertemu dengan Zayn di sini, terlebih sikap pria itu sedang membela Milly. “Apa yang kau lakukan di sini?”Zayn menyeringai. “Kau sudah berinisiatif untuk bertanya langsung pada jaksa dan menyelidiki kasus ini, tetapi kau belum menyelidiki lawanmu dengan benar?”“Apa maksudmu? Bisa kau lebih meringkasnya saja tanpa bertele-tele seperti itu?” geram Mike terdengar gusar.“Firmaku sudah menerima kasus itu, dan aku sendiri yang akan menanganinya.” Zayn menoleh pada Milly yang saat ini sedang menatapnya tidak percaya. “Bersama dengan Milly yang memang posisi
Read more

Bab 28. Sebuah Rencana

“Bisa kau jelaskan padaku tentang informasi yang baru saja kudapatkan dari Milly?” Tanpa mengetuk pintu, Rey masuk ke ruangan Zayn dan langsung menanyakan hal yang menurutnya aneh tanpa basa-basi terlebih dulu.“Kurasa kau cukup pintar untuk mengetahui masuk ke ruangan orang lain harus mengetuk pintu dulu,” sindir Zayn setelah mendongak sekilas untuk melihat Rey.“Well, aku tidak punya waktu itu beramah tamah. Katakan, apa alasanmu untuk menerima kasus milik Anne?” tanya Rey lagi tak sabar ingin tahu.Zayn menaruh berkas yang baru sempat dibaca satu halaman olehnya ke atas meja, beberapa berkas lain juga masih terlihat berserakan di sebelahnya. Zayn mendorong sedikit kursinya ke belakang, kemudian memandang Rey yang telah duduk di depannya, menanti jawaban.“Kau tidak mungkin melakukan ini tanpa ada rencana di dalamnya, kan?” Rey kembali mendesak Zayn untuk segera menjawab. “Kau tidak mungkin berubah pikiran secepat itu.”“Karena kasusnya sedang viral, makanya aku terima. Aku bisa leb
Read more

Bab 29. Hujan Tengah Malam  

Layar monitor di meja Milly baru saja padam, ketika gadis itu meraih tasnya dan berdiri sambil meregangkan tubuhnya. Beberapa menit yang lalu, dia bergegas untuk membereskan berkasnya. Terlalu larut dalam risetnya untuk kasus ini, membuatnya lupa waktu sampai tidak sadar kalau hari sudah berganti beberapa menit yang lalu.Milly mencoba untuk memesan taksi melalui aplikasi. Sialnya, tidak ada satu pun driver yang menerima pesanannya. Sekarang memang lewat jam dua belas malam. Selalu sulit untuk mencari transportasi pada waktu ini.Saat Milly sampai di lobi, hujan terlihat turun sangat deras. Gadis itu menghela napas panjang, sambil berulang kali memeriksa aplikasi taksinya lagi. Dalam hati, dia menyesal kenapa tidak segera beranjak saat Zayn tadi menyuruhnya pulang. Sekarang, dia bahkan kesusahan untuk mendapatkan taksi.Sudah setengah jam berlalu, tapi belum ada satu pun taksi yang menerima pesanannya. Pada akhirnya, Milly menutup aplikasi taksi itu, dan berganti untuk memeriksa jadwa
Read more

Bab 30. Permintaan Maaf Tersampaikan

Pagi-pagi sekali, saat cahaya fajar mulai meninggi, Milly sudah berdiri di depan penthouse milik Zayn, dengan membawa satu tas berisi menu sarapan yang dia masak dengan sepenuh hati. Meskipun dia hanya tidur hanya sekitar dua jam karena sepanjang sisa malamnya telah habis untuk memikitkan perdebatannya dengan Zayn, hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk menyampaikan rasa tulus permintaan maafnya.Benar, Milly berdiri di depan pintu apartemen Zayn, tidak lain adalah untuk meminta maaf. Biasanya, seseorang akan tersentuh dengan makanan, bukan? Apalagi kalau makanan yang dimasak sendiri. Namun, tiba-tiba Milly menjadi kehilangan keberanian untuk memberikannya pada Zayn. Sudah hampir sepuluh menit dia hanya berdiri tanpa mengetuk atau pun menekan bel.“Atau aku letakkan di sini saja? Sama seperti yang dulu pernah dilakukan Zayn kepadaku?” gumam Milly sambil menatap gagang pintu.Tidak, Milly menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu tidak sopan. Dia
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status