Naomi pikir Kelvin lah yang mendatanginya. Ia nyaris mengiyakan tawaran tersebut. Namun, ketika ia mengangkat kepala, bukan lelaki itu yang berada di depannya. Melainkan sosok yang belakangan ini seolah selalu berada di sekelilingnya—Raga. Naomi hanya mengenal Raga se lewat. Ia tidak mungkin mengiyakan tawaran lelaki itu sekalipun benar-benar membutuhkan bantuan. “Tidak perlu, terima kasih. Aku sedang menunggu jemputan.”“Aku tahu kamu sedang buru-buru. Aku hanya menawarkan bantuan kalau kamu mau. Tenang saja, aku bukan orang jahat,” jawab Raga yang masih mempertahankan senyuman di wajahnya. “Sekarang sudah larut malam, agak sulit mencari kendaraan umum.”Naomi mulai tertarik dengan tawaran Raga meski hatinya masih ragu. “Bisakah kamu mengantarku ke rumah sakit?” Pada akhirnya, ia memilih menekan keraguannya dan menerima tawaran lelaki itu daripada harus menunggu lebih lama lagi. “Oke, aku ambil mobilku dulu,” jawab Raga seraya berlari kembali ke restoran. Tak berselang lama, lelaki
Baca selengkapnya