All Chapters of Menjadi Istri Pengganti Suami Kembaranku: Chapter 141 - Chapter 150

233 Chapters

Kabar Baik

Wajah Sera dan Alice terlihat senang setelah keluar dari ruang praktek Dokter Hans. "Sepertinya kalian mendapatkan kabar baik," ujar Gavin. "Hmmm, ya. Putriku akan dioperasi 5 hari lagi. Kata dokter, setelah operasi dia akan bisa kembali berjalan seperti sediakala." Mata Sera berkaca-kaca karena senang. "Benarkah? Kalau begitu, ini benar-benar kabar baik." 'Ya, syukurlah. Aku mengira akan berakhir di kursi roda ini selamanya,' batin Alice. "Bagaimana jika kita makan siang bersama?" ajak Gavin. "Tapi_kami_" Sera terlihat bingung harus menolak dengan alasan apa. "Bu, aku akan kembali sore ini juga ke Albain. Aku mungkin membutuhkan waktu yang agak lama untuk kembali mengunjungi kalian. Jadi kuharap Ibu tidak akan menolak untuk sekedar makan siang." Sera melihat ke arah Alice, putrinya sangat mencintai pria di hadapannya ini, pasti tidak nyaman baginya berlama-lama bersama dengannya. Tapi dia juga sering mengamati, bagaimana mata Alice tidak lepas dari layar televisi seti
Read more

Aku Akan Segera Kembali

"Maaf Bu, tapi aku harus segera kembali ke Albain. Ada hal yang harus aku lakukan." Gavin berpamitan pergi kepada Sera. "Tidak mengapa, Nak. Tentu saja aku mengerti." "Elisa, semoga nanti operasimu berjalan dengan lancar. Kabari aku tentang hasil operasimu nanti. Oke?" Gavin berpamitan kepada Alice. Alice mengangguk dan memperlihatkan iPadnya, "Ya, terimakasih. Aku pasti akan sembuh seperti sediakala." Gavin tersenyum hangat padanya, "Tentu, kamu pasti akan sembuh dan kembali seperti sediakala. Aku akan selalu mendoakanmu. Aku pamit dulu." Gavin kemudian masuk ke dalam mobilnya. "Sampai jumpa Nyonya Sera, Nona Elisa." James juga berpamitan pergi. "Sampai jumpa, James." Sera dan Alice melambaikan tangan pada James yang duduk di samping supir. Sera menatap ke arah mobil yang semakin jauh dan mengecil dari jarak pandang mereka, namun dia sesekali melihat kepada Alice. Tatapan Alice melekat ke arah mobil yang ditumpangi Gavin, hingga tidak terlihat lagi. "Begitu tidak r
Read more

Pergi Ke Casia

Selama satu bulan lebih Gavin disibukkan dengan segala urusan kenegaraan. Mengurus sebuah negara adalah urusan yang tidak mudah, apalagi menata ulang segala kekacauan yang dibuat oleh Peter Aldimor dan Paul Welbert. Di ruang kerjanya di dalam istana, Gavin mengurut pelipisnya yang agak nyeri karena kelelahan. "James, aku telah memikirkannya berulang kali. Aku rasa, saat ini hanya satu orang yang aku bisa percayai untuk menduduki posisi Perdana Menteri." "Siapa orang itu, Yang Mulia?" Gavin menatap ke arah James dan menunjuknya. "Aku?" James menunjuk hidungnya. "Aku rasa aku tidak layak Yang Mulia." James menggelengkan kepalanya. "Dari semua orang, kamu adalah pilihan terbaik, James." "Aku_ lalu siapa yang akan mengurusi perusahaan?" "Perusahaan Welbert akan aku serahkan pada Manager Profesional, kamu tidak perlu khawatir. Selain itu, sekarang saham 20 persen perusahaan Welbert adalah milikmu." Gavin menyodorkan lembar kertas berharga, berupa pengalihan saham senilai
Read more

Alice di Prancis

"Waahh, akhirnya aku bisa melihat menara Eiffel juga!" Alice melihat menara Eiffel dari dalam taksi mobil. Karena saat ini sudah pukul 7 malam, seluruh menara terang benderang karena dipasangi lampu-lampu. Terlihat sangat megah dan menjulang tinggi di tengah kota Paris. Setelah penerbangan selama 9 jam yang sangat melelahkan, akhirnya Alice sampai juga di tempat ini. Dari dulu Alice memang bermimpi pergi ke banyak negara untuk melihat dunia luar, itu sebabnya dia rajin berlatih banyak bahasa asing. Alice adalah seorang Poliglot, dia menguasai 8 bahasa. Selain bahasa negara Casia, Albain dan Inggris, dia menguasai Bahasa Prancis, Jerman, Italia, Indonesia, Mandarin, dan Rusia. Drrrt drrrtttt "Alice, apa kamu sudah tiba di Paris?" suara hangat Liam terdengar di seberang setelah Alice menerima panggilan di ponselnya. "Sensei, aku telah tiba di Paris. Tempat ini luar biasa." Suara Alice terdengar riang di telepon. "Alice, kamu sepertinya memang sangat senang jika melakukan hal
Read more

Junior Baru

"Hari ini, kita kedatangan tiga anggota baru. Mari, kita persilahkan Junior-Junior kita memperkenalkan dirinya." Manager maskapai melakukan briefing dan perkenalan singkat pramugari dan pramugara baru. "Halo, perkenalkan saya Junior Marsela Braid, usia 21 tahun." "Selamat berjumpa semua, saya Junior Juna Woodey, usia 21 tahun." "Salam kenal, saya Junior Alicia Hins, usia 21 tahun." Sedikit menggelitik di dalam hati Alice, karena dia sebenarnya telah berusia 28 tahun saat ini. Namun dia menyamar sebagai gadis berusia 21 tahun. "Halo, Sela, Juna, Alice." Sapa para senior pada mereka. "Aku akan mengenalkan Pusher kalian dalam setiap penerbangan, ada Lita, Bram, dan Katy. Total dari 30 pramugara dan pramugari akan mendapat jadwal secara bergantian. Lita, Bram dan Katy akan membimbing kalian dalam setiap jadwal penerbangan." "Salam kenal Pusher Lita, Bram, dan Katy. Mohon bimbingannya." Sela, Juna, dan Alice menundukkan sedikit kepalanya sebagai tanda salam dan hormat. "Bai
Read more

Gavin Lebih Tampan

Hari ini jadwal penerbangan Alice adalah pukul 07.00 pagi menuju ke Amsterdam. Alice bertugas dengan Olla, Ricky dan Pusher Bram. Mereka telah bersiap sejak pukul 06.00 pagi. Dan kini mereka tengah menarik kopernya untuk masuk ke dalam kabin pesawat. Tiba saatnya boarding, Alice dan Olla menyambut penumpang, dan mengarahkan mereka menuju ke kursi sesuai dengan tiketnya. Ketika penerbangan telah stabil di ketinggian 35.000 kaki, Alice dan Olla berada di dapur kabin menyiapkan sarapan pagi untuk penumpang. Ketika Bram berjalan meninggalkan mereka menuju ke ruang kokpit pesawat, Olla berbisik kepada Alice. "Alice, Pusher Bram sangat tampan kan? Aku mengidolakannya sejak lama. Tapi Pusher Katy itu berusaha untuk memonopolinya untuk diri sendiri. Padahal Pusher Bram tidak pernah menanggapi perasaannya selama ini." "Ya, dia cukup tampan." Alice memuji dengan ekspresi datar. 'Sebenarnya Bram biasa saja, tidak setampan Gavinku. Gavin bahkan berkali-kali lipat tampan,' batin Alice
Read more

Jangan Salah Paham

"Alice!Alice Tunggu!" Bram berlari sambil mendorong sepedanya mengejar Alice. Setelah agak jauh dari Gavin, Alice menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Bram yang dari tadi mengikutinya. "Pusher Bram, maafkan aku. Tolong jangan salah paham dengan apa yang aku lakukan barusan." Alice mendekat dan berbicara dengan wajah serius. "Aku tahu. Pasti karena pria dan wanita yang tadi kan?" Bram menebak dengan tepat. "Itu..ya, kamu benar!" Alice mengakuinya. "Tidak mengapa. Aku sudah tahu kamu hanya memanfaatkan keberadaanku." Bram mendekat ke sisi Alice. "Lalu sekarang kamu mau pergi kemana?" tanya Bram. "Aku mau pergi dari sini saja. Sampai jumpa nanti malam, Pusher Bram." Alice menaiki sepedanya dan mengendara pergi dari taman Vondelpark. Dia meninggalkan Bram begitu saja. "Alice?!" Bram segera mengendarai sepedanya dan menyusul Alice. "Huh, kamu meninggalkan aku sendiri setelah memanfaatkan keberadaanku? Keterlaluan kamu, Alice!" Bram mengomel tepat di sisi Alice set
Read more

Menyukai Bram

Hari ini Alice terbang bersama Pusher Katy, Lea dan Tyas. Seluruh anggota tim Alice hari ini semuanya wanita. "Alice, hari ini tolong kerjasamanya." Katy berkata sambil tersenyum lebar pada Alice. Tampak ramah, namun ada sesuatu yang aneh pada sorot matanya. Hari ini penerbangan mereka menuju ke kota Lugano, Swiss. Jadwal penerbangan mereka pada pukul 08.10. Alice tidak bertugas menerima penumpang dan mengarahkan para penumpang ke tempat duduknya. Semua diambil alih oleh Lea dan Tyas. Alice tidak menghiraukan dan mencoba berpikir positif. Namun Tyas dan Lea juga mengambil alih tugasnya untuk membagikan makanan ke seluruh penumpang pesawat, segera setelah Alice selesai memanaskan semua makanan. Bahkan hingga pesawat telah mendarat di Lugano pun, mereka mengabaikannya. Hingga setelah Alice berganti baju dan keluar dari ruang ganti, mereka semua telah pergi. "Ada apa ini? Mengapa aku merasa mereka mengabaikanku sedari tadi?" Alice bergumam sendiri. Ketika dia sampai di pintu
Read more

Ternyata Katy

"Ternyata selama ini bukan diselundupkan di dalam bagasi ataupun kabin. Namun memanfaatkan kru penerbangan," gumam Alice Selain tidak terdeteksi oleh alat apapun, jika dititipkan melalui kru penerbangan, maka agen-agen rahasia juga akan terkecoh. Pantas saja, selama dua bulan ini para agen rahasia tidak bisa menangkap pelaku penyelundupan bom kepada teroris. Mereka hanya berhasil mendapat info, bahwa bahan peledak untuk rencana 'puncak' hampir terpenuhi. Diketahui, rencana 'puncak' itu sendiri adalah kode rahasia para teroris untuk penyerangan pada saat konferensi seluruh kepala negara di dunia yang akan dilaksanakan bulan depan di Paris. 'Apa pengiriman bom ini hanya berlangsung ketika Katy terbang ke negara Lugano saja? Atau setiap kali di jadwal penerbangan Katy, mereka menyelundupkannya?' pikir Alice. Alice kemudian segera menjahit kembali boneka seperti keadaannya semula. Alice harus menyelidiki dulu alasan di balik tindakan Katy. Bukan mustahil, jika dia melakukannya karen
Read more

Menjauh dari Bram

Setelah jadwal penerbangan 3 hari penuh, Alice akan mendapatkan jatah cuti selama satu hari. Alice hari ini tidak ada kegiatan apapun, dia hanya bersantai dan membersihkan kamar apartemennya. Setelah pekerjaannya selesai, dia menelepon Liam untuk melaporkan hasil penyelidikannya, karena Alice bekerja sebagai agen rahasia yang direkomendasikan Negara Casia. "Sensei, aku rasa kelompok dunia bawah ingin membalaskan dendam Peter Aldimor. Ternyata selama ini Mario mengirimkan bahan peledak jenis C4 terbaru, melalui kru pesawat terbang. Aku berhasil menyelinap dan memeriksa hasil rekaman kamera pengawas di Bandara Lugano selama 3 hari berturut-turut. Mario dan Katy selalu bertemu di jam yang sama. Mario memberikan berbagai macam hadiah untuk Katy setiap kali bertemu. Aku rasa, semua hadiah itu adalah kedok untuk menutupi pengiriman bom." "Bagus, Alice. Sekarang tugasmu adalah mencari kemana dan siapa yang mengumpulkan bahan peledak itu. Jika kita berhasil menyergap mereka, maka rencan
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
24
DMCA.com Protection Status