Home / Romansa / Mencintai dalam Doa / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Mencintai dalam Doa: Chapter 41 - Chapter 50

69 Chapters

Jerat Cinta Sekretaris

"Sebentar, kamu kok kelihatan pucat?""Biasa, mas. Gara-gara kurang minum kayanya. Belum lagi hari ini banyak kerjaan dan rapat terus. Menguras energi kan?""Oh, pantesan." Sekretarisnya mulai terkecoh. Antony menawarkan diri untuk mengantarkan wanita pujaannya itu pulang bareng. Tanpa penolakan, mereka pun pergi bareng dalam satu mobil. Sepanjang perjalanan jalan kaki menuju parkiran, kantor tempat Antony kerja itu sudah cukup gelap. Tersisa hanya beberapa petugas kebersihan dan satpam yang berjaga. Mereka mengucapkan salam kepada Antony dan sekretarisnya dengan hangat. "Baru pulang, pak?""Oh, iya pak." Setelah mereka pergi menaiki mobil, sisa petugas tadi berkumpul di pos. Mereka tampak semangat ngobrol dan mungkin sedang membicarakan Antony. Seolah tak peduli, Antony hanya fokus pada jalanan dan wanita yang duduk di sampingnya. Tangan wanita itu Antony pegang dan sesekali menciumnya. "Gak inget istri ya, pak?""Ingetlah..""Kalau ingat, harusnya dilepas dulu.""Heh
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Penyamaran Kecil

"Kenapa cemberut? Ayo jawab, Neira.""Aku pengen bareng aja. Aku kan bisa duduk di kursi paling belakang?" Neira menjawabnya sambil mengunyah kerupuk. Dengan jawaban sederhana itu, Ervin pun duduk. Padahal, ia sudah berpakaian rapih dan bergegas pergi ke kantor. Ia menunggu Neira makan sampai selesai. Dengan jarak kursi yang cukup jauh, Ervin tak bisa menahan tawa. Sesekali ia menoleh dan menetap istrinya. Saat ia ditatap balik, Ervin mengelak. Ia langsung membuka ponsel pura-pura mengetik pesan untuk seseorang. Kejadian lucu itu tak berlangsung lama. Hingga pada saatnya ia mulai kesal dan menatap jam tangan karena sudah menunjukkan pukul 8.20. Neira baru selesai makan."Aku mau mandi dulu, ya!""Gausah mandi, gapapa. Mending cuci muka saja. Kita udah kesiangan.""Serius? Aduh! Yaudah, cuci muka doang kok." Ervin kembali harus menunggu istrnya cuci muka dan ganti baju. Sambil menunggu, ia membuka grup rekan kerejanya. Beberapa diantara mereka sudah sampai di kantor.
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Misteri Perubahan Sikap Neira

"Perantau kok sok-soan tinggal di apartemen, sih!" gumam Aurora. Ia mencatat rincian alamat yang dibagikan wanita itu. Lalu, bergegas mandi dan merias wajah secantik mungkin lebih dari hari-hari biasanya. Tekad Aurora semakin kuat. Ia berjalan untuk turun ke lantai dasar apartemen. Disanalah, Aurora memesan taxi online tujuan apartemen tempat tinggal wanita yang merebut hati suaminya. Ia beberapa kali mondar-mandir menunggu taxi. Ia sudah tak sabar melihat dengan jelas wanita itu. Tanpa perlu menunggu lama, ternyata taxi datang 2 menit kemudian. Aurora masuk ke dalam mobil. Bukti-bukti perselingkuhan itu semakin jelas. "Kamu mau kemana, ra? Ibu sendirian disini.""Aku ada perlu dulu, bu. Mas Antony lagi butuh bantuan." Tak disangka, Bu Firah baru sadar menantunya tak ada di rumah. Padahal, Aurora mendapati dirinya sudah terlelap tidur di kamar. Beruntung, beliau bisa mengerti. Aurora bisa pergi dengan hati lapang. Fokusnya hanya tertuju pada kebenaran adanya wanita
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Kabar Mengejutkan dari Neira

"Udah nanti aja, Nei.""Aku tambah penasaran, Vin!""Nanti kita bahas kalau paket datang!" Ervin meninggikan nada bicara. Neira kaget bukan main. Ia menunduk dan memainkan buku yang ada di depannya. Ervin yang posisi duduknya memang jauh dari Neira, perlahan mendekat. Ia mencoba mengelus pundaknya untuk meminta maaf. Baru saja ia mendekat, Neira justru menutup hidung. Sadar dengan kode tersebut, Ervin kembali ke tempat semula. Untuk memulai pembicaraan, Ervin membuat segelas teh manis hangat. Dirinya menyempatkan diri ke dapur untuk mempersiapkan 2 gelas teh manis hangat. Lalu, ia bawa dan simpan di meja. Tentu saja, Ervin menawarkan istrinya itu untuk minum sambil menungu paket makanan itu datang. "Oh, makasi Vin.""Hmm.. aku mau nanya serius boleh ya?""Apa?" Ervin mulai membuka obrolan. Disela-sela setelah terdengar seruput teh yang diminum. Ervin mulai bertanya-tanya terkait pernikahan. Sampai detik ini, ia masih bingung dengan perasaan yang sebenarnya. Yang a
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Kabar dari Antony dan Ervin

"Kenapa kok malah beneran hamil, sih?" Neira menggerutu di hati kecilnya. Ia terus saja mengepalkan tangannya dan menarik baju daster yang ia kenakan. Air mata itu jatuh terus menerus meski tanpa suara sama sekali. Ervin juga diam sambil melamun. Meratapi kenyataan yang di luar kendali. Mereka berdua diam tanpa saling bertukar kata. Kenyataan hamil itu sudah ada di depan mata. Ervin menarik nafas secara perlahan. Lalu, menoleh ke araah Neira yang tertunduk. Ia didapati olehnya menangis dengan daster yang sudah basah. Ervin berusaha mendekat. Lagi-lagi, aroma Ervin tercium kuat oleh Neira. Ia mendorong suaminya untuk menjauh. Hingga pada saatnya, terdengar suara mamangguil nama Neira. Ya, sekarang giliran dia untuk kembali berobat. "Bu Neira bukan?""Oh, i-iya bu.""Segera masuk, bu. Sudah ditunggu sama dokter." Neira berjalan lebih dulu. Ervin membiarkan istrinya masuk lebih dulu. Lalu, ia maju paling belakang dan mengintip Neira dari kursi ruang tunggu. Dokter yang
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Keputusan Pertama

"Aduh, ibu ada apa sih?" gumam Aurora. Ia terpaksa mematikan panggilan secara sepihak. Lalu, membuka pintu kamar untuk mempersilahkan ibu mertuanya masu ke kamar. Dengan wajah yang tampak lesu sambil mengucek mata, beliau menuturkan pada Aurora bahwa ia juga sangat merindukan Antony. Tanpa sengaja, ternyata obrolan tadi terdengar dari luar. Bu Firah bangun dari tidurnya di sofa. Aurora merasa sedikit malu. Pasti oborolan permintaan aneh tadi terdengar juga. Benar saja, ia langsung menarik ponsel untuk menghubungi Antony. "Ibu telpon kok gak diangkat. Boleh minjam sebentar ya? Ibu juga pengen minta uang tambahan buat beli kacamata baru. Yang kemarin bentuknya ibu gak suka." "Ta-tapi, bu.." "Udah, diam aja ra!" Meski matanya sayu, kecepatan tangan beliau tak diragukan. Seolah cemburu, beliau duduk di kasur sambil menunggu panggilannya diangkat. Sayang, tak sesuai dugaan panggilan itu justrus ditolak. Tak tinggal diam, Bu Firah terus memencet tombol hijau untuk meman
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Kebohongan Antony

"AKU KASIH KAMU OPSI, CERAI ATAU BERTAHAN? JADI ISTRI BUKANNYA DUDUK MANIS MALAH KELAYAPAN KE KANTOR. ITU MOBIL MAU OTW. KAMU NGAPAIN KESINI?!" Pesan itu cukup membuat dirinya kaget. Bagaimana bisa kata-kata itu muncul dari ketikan jari Antony? Sebelum terlambat, Aurora langsung membalasnya dengan alasan manis. Pasalnya, dirinya tak ingin diceraikan oleh suaminya dalam keadaan miskin tanpa sepeser uang. Ia pastikan dialah yang menggugat dengan alasan jelas dan logis. Sebelum membalasnya, ia minum air terlebih dahulu. Lalu, duduk manis di sebuah kursi taman yang tersedia. "Aduh, kok bilangnya gitu? Masku. Maaf banget, mas. Soalnya aku kangen banget. Bingung mau nyusul kemana, akhirnya ada di kantor hehe.""Hmm.. lain kali kalau kesini telpon dulu. Kebetulan mas baru aja nyampe""Alah, bulshit!" Aurora tak mengetik pesan tersebut. Ia hanya bicara sendiri di depan ponselnya. Mesi begitu, ia masih saja terngiang-ngiang ucapan Antony yang tadi. Sejak ia punya jabatan dengan g
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Pertolongan Untuk Aurora

"Tapi kan, bu. Makan camilan saja bisa kan?""Masih kurang, dik. Tolong buatkan nasi goreng saja." Antony menyela. Terpaksa Aurora kembali ke dapur. Ia mengambil 3 mangkuk nasi putih dan beberapa bahan yang diperlukan untuk membuat nasi goreng. Dimulai dari mengiris bawang dan topping, memori Aurora masih saja riuh. Ia memikirkan rencana selanjutnya. Setelah ia dapatkan mobil, ia ingin sekali membangun bisnis yang bisa hasilkan uang dari rumah. Tapi, darimana modalnya? Tentu saja dari Antony."Sebelum memutuskan cerai, aku harus berjaga-jaga punya penghasilan dan bermain manis dulu di depan dia. Semoga ada jalannya, deh!" Tepat saat mengaduk-ngaduk nasi dan menambahkan beberapa bumbu, ia sesekali membuka ponsel. Senang bercampur bingung. ternyata ada pesan yang masuk dari Ervin. Bagaimana bisa Ervin bisa berkata seperti itu? Ia bingung harus membalas seperti apa. Jari-jarinya sudah siap merangkai kata, dan Bu Firah datang ke dapur. "Kalau lagi masak, fokus saja ke masa
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Melabrak Antony dan Pacarnya

"Apa kupencet enter aja ya? Tapi, takut salah juga. Entar malah diomelin" gumam Neira yang masih terheran-heran. Tangannya tak jadi menyentuh keyboard leptop Ervin. Ia memilih bangun dari duduknya itu dan berkaca ke cermin. Ia menatap wajah dirinya sendiri yang mulai berubah. Pipinya mulai mengembang dengan 2 bulatan jerawat merah. Hal tersebut cukup mengganggu pandangannya. Tak berhenti sampai di sana, ia kembali duduk dan menatap layar. Pada saat itu juga, datanglah Ervin. Berniat untuk ganti baju, sepertinya tak jadi. Ervin memilih pergi ke kantor dengan baju tidur dan rambut acak-acakan. "Eh, kamu apain layarnya?""Gue diam aja, kok. Cuman heran aja kok belum submit ya?""Aduh, lupa lagi. Semalam aku coba daftar sidang isbat secara daring. Coba kamu klik submit aja." Awalnya Neira marah karena merasa disudutkan. Namun, berubah menjadi senyum cengengesan karena Ervin bertekad untuk daftar sidang isbat nikah. Neira tak tahu bahwa selama ini ia hanya daftar langsung
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Memilih Pelakor Cantik

"Maafkan saya, mbak" Wanita itu bergerak mundur dan berlindung di belakang badan Antony. Aurora yang melihat pemandangan tersebut sangat risih dan ingin menjambak rambutnya. Namun, usaha itu sia-sia. Antony ikut melawan Aurora dan membela si sekretaris gatal. Sepertinya yang harus ia lawan adalah suaminya sendiri. Tak tahu malu, wanita itu juga berani memeluk Antony dari belakang seolah tersakiti. Pemandangan yang sangat menjijikan bagi seorang istri sah. Tapi, bagaimana perasaan Antony? Pasti perasaan jumawa hiasi dirinya. "Udah, ra! Dia gak salah dan gak tahu apa-apa!" Antony menarik tangan Aurora. "Wah, kamu lebih memilih wanita ini?!" "Ya, maafkan mas dik. Karena ada sesuatu hal yang tak bisa kujelaskan." "Niatnya kerja buat banggain istri, malah sebaliknya. Jangan bilang alasan itu sekarang!" "Saya hamil anak mas Antony, mbak." suara wanita itu terdengar jelas menyela obrolan. Aurora terkejut dibuatnya. Saat situasi gentin ini, ia harus melawan 2 orang manus
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status