All Chapters of Pembalasan Dendam Istri sang Presdir: Chapter 81 - Chapter 90

372 Chapters

80. Perasaan Nyata

“Max!” pekik Lyra kaget, lalu membungkam mulut dengan kedua tangan. Max ikut mengintip ke arah Lyra melihat John. Dia tersenyum samar, lalu memasang wajah marah.“Kau sedang mengikuti John? Apa yang adikku lakukan di hotel tanpamu?!” geram Max, “Mungkinkah …. Astaga … aku akan memberinya pelajaran, Lyra, jangan khawatir!”Lyra segera menghentikan Max yang akan menyusul John. Max terlihat sangat marah seolah benar-benar akan memukul si adik. Namun, Lyra tak berterima kasih atau terharu sedikit pun oleh perhatian itu.Ketika Lyra Bell terlanjur membenci seseorang, dia akan kesulitan memberikan maaf. Apalagi, Max pernah membuat dirinya menderita jiwa dan raga.“Jangan ikut campur urusanku, Max! Pergilah! Bukankah kau di sini akan menemui kekasihmu?” cibir Lyra sambil tersenyum miring.Max tiba-tiba menunduk sambil mengepalkan tangan. Menunjukkan bahwa dirinya sedang marah oleh masalah lain.“Aku di sini memang akan menemui Sasha. Tetapi—”Lyra tak peduli dan segera meninggalkan sang kaka
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

81. Kejanggalan

Kening Max Foster tiba-tiba berkerut ketika melihat wanita familier masuk ke dalam restoran tersebut. “Sasha,” geramnya penuh amarah.Lyra sontak mengikuti arah pandang Max. Sasha sedang bergelayut mesra di lengan seorang pria.Kemudian, Lyra mengalihkan pandangan ke arah Max untuk melihat reaksinya. Sang kakak ipar tampaknya bersiap mengamuk.‘Tidak! Jika Max membuat keributan, John mungkin akan menyadari jika aku ada di sini!’Lyra memegangi lengan Max sebelum pria itu berdiri. “Max, jangan membuat keributan di sini!”Max terus memandangi kekasihnya. Bukan cemburu karena melihat Sasha bersama pria lain, melainkan amarah.Lyra tahu, harga diri Max pasti terluka melihat wanita yang dibela-bela itu, ternyata mengkhianatinya. Dia sebenarnya tak peduli dengan masalah mereka, tetapi Lyra tak mau terseret urusan itu, juga membuat John salah paham karena dirinya sedang bersama Max Foster.“Seperti katamu tadi, Lyra, jangan ikut campur urusanku! Aku akan menghabisi mereka di sini!”“Tunggu,
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

82. Menanti Istri

“Tuan John, terima kasih untuk kesepakatan kerja sama perusahaan kita. Aku akan mulai persiapan proyek kita tiga hari lagi.” Mary, rekan bisnis John Foster mengulurkan tangan untuk menjabat tangannya. John mengangguk sambil menyambut tangan wanita itu.“Baik. Kau bisa datang ke kantorku begitu tim yang kita butuhkan telah terbentuk sempurna,” balas John tanpa melihat lawan bicaranya.Mereka berjabat tangan cukup lama. Wanita itu tersenyum penuh makna sambil mengamati pria di depannya.Manik biru Mary berkilau antusias menanti John mengatakan sesuatu ketika melepas tangan mereka. Setidaknya, John bisa mengajaknya untuk minum kopi di tempat lain setelah menghabiskan hidangan berat atau menawarkan tumpangan pulang.“Tuan John …. Apa kau akan pulang sekarang?” Karena John tak mengatakan apa pun, Mary yang memancing lebih dahulu.Mary pun tak keberatan jika John mengajaknya menghabiskan beberapa jam di salah satu kamar. Karena itulah, dia bersikeras ingin berjumpa dengan ‘adik’ Asher Smith
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

83. Memergoki John

Kesabaran pria yang selalu tenang itu menghilang. Sampai di depan elevator, John Foster diam untuk sesaat selagi berpikir akan menyusul Lyra.Jemari telunjuk John mengambang di depan tombol buka cukup lama. Kemudian, dia kembali mengepalkan tangan selagi berbalik ke arah restoran.‘Lyra Bell, sepertinya aku perlu memberimu sedikit hukuman,’ batin John geram.Baru empat langkah, Lyra keluar dari pintu restoran sendirian dengan raut wajah serius. John membeliakkan mata ketika Lyra akan menghadap ke depan, ke arahnya.John sontak memutar badan seolah tak pernah melihat sang istri ataupun sedang menanti. Dia urung menyeret Lyra karena sang istri akan segera mengikuti.Senyum tipis menghiasi wajah tampan itu. John memperlambat langkah supaya Lyra bisa menyusulnya. Sampai di depan pintu elevator pun, John sengaja tak menekan dan hanya menempelkan telunjuk di tombol pembuka pintu elevator. Rencananya, dia akan masuk ke ruang kecil di depannya itu setelah Lyra berada cukup dekat darinya.Joh
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

84. Menanti Kemesraan Palsu

‘Benar, John, kau harusnya mengajakku walaupun dalam rangka untuk membicarakan bisnis. Apalagi, kau bertemu dengan seorang wanita dan hanya berdua,’ batin Lyra. Lyra kecewa karena John tidak memperhatikan hal-hal detail seperti itu. Tanpa sadar, dia meremas lengan John hingga sang suami mengerang tertahan.Sementara itu, Mary memicingkan mata curiga. Jika keduanya datang bersama, tidak mungkin John terburu-buru pergi untuk menemui Lyra Bell. Begitu mencermati Lyra baik-baik, Mary tersadar akan sesuatu. “Huh? Tunggu … bukankah kau juga ada di restoran yang sama dengan kami tadi, Nyonya? Aku melihatmu duduk bersama seorang pria.” Di mata Mary, John Foster memang tampak sedang jatuh cinta kepada Lyra. Tetapi, gelagat pasangan suami istri baru itu cukup mencurigakan.‘Mungkinkah mereka menikah karena dijodohkan? Dengar-dengar, Max Foster yang akan menikah dengan perempuan yang tidak disebutkan namanya. Tetapi, tiba-tiba adiknya yang menikah lebih dulu dengan anak dari pengusaha biasa-b
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

85. Sentuhan Paksa

Lyra berusaha tetap memandang lurus manik hijau tua sang suami. Kepercayaan diri merupakan satu hal penting untuk menunjukkan bahwa dia tidak sedang berbohong.“Aku hanya ingin makan di tempat mewah sekali-kali.” Raut wajah Lyra tiba-tiba berubah santai dengan tawa yang dipaksakan. “Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di tempat ini, John! Ha ha ha! Kau sangat rajin bekerja rupanya. Sampai hari libur pun, kau masih harus bertemu dengan rekan bisnismu.”Tawa Lyra berangsur pudar tatkala melihat raut wajah John masih datar dan tak memercayai dirinya. Dia menelan ludah susah payah dan pelan-pelan menghela napas untuk mencari ketenangan.“Orang-orang sering melebih-lebihkan masalah dan membicarakanmu macam-macam dengan perkataan buruk ataupun tuduhan tidak benar. Mereka tidak tahu apa-apa tentangmu, John. Sudah kuduga sejak awal, kau memang pria yang kompeten lebih dari kakakmu!” lanjut Lyra mengalihkan topik pembicaraan.John diam mendengarkan Lyra bicara panjang lebar dan tidak beg
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

86. Satu-Satunya yang Berharga

Lyra sepertinya sungguh kecewa hanya karena masalah sepele tersebut. Dia bahkan tak mengingat jika John selalu menyentuh dirinya meski tak ada orang di sekeliling mereka. Sepertinya, segala tindakan John Foster telah berhasil mengalihkan dunia Lyra, hingga bisa mengubah-ubah suasana hatinya. “Lagi pula, kita masih perlu latihan lagi. Atau mungkin … kau ingin langsung melakukannya?” John mendekatkan wajah, lalu berbisik, “Kamar ini cukup nyaman. Tetapi, kau bisa menentukan tempat lain jika kau tidak suka di sini.”Biasanya, Lyra akan berdebar-debar oleh kata-kata merayu sang suami. Namun, saat ini perasaannya sedang memburuk. Dan semakin buruk karena John hanya perhatian dan bersikap baik padanya jika ingin menyentuh tubuhnya.‘Oh, sekarang kau berniat menyentuhku karena ingin merasakan kenikmatan semata,’ batin Lyra getir.Lyra merasa dirinya hanya menjadi objek pelampiasan nafsu John Foster. Lebih buruknya, John juga menginginkan rahimnya hanya untuk menghasilkan keturunan.Ah … Lyr
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

87. Kafe Kenangan

‘Tidak perlu. Aku akan mengatakan tentang masalah itu padanya nanti di saat yang tepat.’ John Foster menyesap kopi sambil mengingat kembali kata-katanya pada Asher tadi. Dia menghela napas selagi meletakkan cangkir di atas meja.Saat ini, dia sedang duduk di kafe tempat pertemuan pertama dengan Lyra Bell, serta tempat yang sama ketika mereka mengesahkan kontrak pernikahan.Tatapan John beralih ke arah luar jendela kaca. Dia seolah kembali ke masa lalu. Tatkala melihat Lyra dan dua teman perempuannya memasuki kafe tersebut …*Enam tahun lalu, ketika John Foster masih berusia dua puluh empat tahun, tepatnya ketika Max mulai mengambil alih segala jerih payahnya ketika kakak-beradik itu masih menjadi karyawan biasa di Foster Corp, Lyra Bell mulai hadir dalam hidupnya.Kala itu, John sedang menyesali perbuatannya yang telah membantu Max di kafe depan perusahaan. Dia tahu bahwa dirinya sedang dimanfaatkan sang kakak, tetapi dia diam saja dan tidak menuntut apa pun.Adakalanya, John juga in
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

88. Pria Pengecut

‘Aku tidak tega melihat papa bekerja keras sendiri mempertahankan perusahaan yang tidak berkembang. Mungkin, aku akan menggapai cita-citaku setelah perusahaan keluargaku stabil.’ Sejak Lyra mengatakan itu, John selalu memikirkannya secara dalam.Masih ada seorang anak yang begitu memikirkan keluarga hingga mengabaikan cita-cita. Tetapi, ada pula orang seperti Max yang mengabaikan keluarga demi meraih ambisinya.Rasa kagum dan ketertarikan John kepada Lyra mulai berkembang sejak saat itu. Melihat sosok Lyra kian lama membuatnya candu.John ingin memiliki Lyra Bell!Hari-hari berikutnya, John masih duduk di sebelah meja mereka, mendengar cerita Lyra dan dua temannya. Akan tetapi, semakin hari Lyra semakin murung. John tidak menyukai pemandangan itu!Lyra Bell saat itu masih berusia dua puluh tahun dan akan menghadapi kelulusan kuliah tahun depan. Dia tampak seperti memikirkan matang-matang akan masa depan selagi tertawa di depan teman-teman. John dapat melihat keresahan dan kegembiraan
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

89. Akan Terus Menjadi Istrinya

Semakin ingin dilupakan, semakin teringat pula wajah cantik Lyra Bell. John Foster yang setiap hari terbiasa melihat Lyra merasakan kehilangan karena tak bisa mengamatinya lagi.Hari-hari John menjadi hampa karena hanya bekerja dan tak dihargai. Tak ada pula sosok Lyra yang menghibur secara tidak langsung dengan semua cerita-cerita yang penuh semangat.Meski dia hanya menguping pembicaraan Lyra dan teman-temannya.John Foster masih mengingat semua yang pernah Lyra ucapkan pada teman-temannya. Dari percakapan Lyra dan Melissa, tercetuslah ide di benak John untuk mewujudkan impian wanita yang tak dikenalnya itu. Setidaknya, John ingin mendukung wanita yang tampak dingin dan kaku, tetapi memiliki hati yang begitu baik dan jarang dia temui di sekitarnya.‘Siapa tahu, kita akan bertemu secara formal suatu hari nanti, Nona Lyra Bell.’Beberapa bulan kemudian, John Foster mendirikan JF Corp yang bergerak di bidang perangkat keras dan lunak dengan semua tabungan miliknya sejak kecil. Sosok mu
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more
PREV
1
...
7891011
...
38
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status