All Chapters of Pembalasan Dendam Istri sang Presdir: Chapter 301 - Chapter 310

372 Chapters

300. Sakit

Lyra bukan ingin besar kepala karena merasa tatapan Max akhir-akhir ini ketika mereka bertemu seperti seorang lelaki yang tertarik padanya. Oleh karena itu, dia sengaja mengatakan jika dirinya hanya memikirkan dan mencintai John Foster. Bahkan, dia sengaja pamer kemesraan agar Max tahu jika hubungan rumah tangganya dengan John tak mudah tergoyahkan. Dan sepertinya, usaha Lyra membuahkan hasil. Max diam tak menanggapi.Lyra sejujurnya merasa tak nyaman sejak Max bertanya banyak hal padanya, yang terkesan sedang memberi perhatian kecil. Dengan diamnya Max, Lyra berharap jika Max sudah lebih paham bahwa dia tak punya kesempatan mendekat.“Oh, Max, aku mendengar suara mobil John! Aku tutup dulu teleponnya!” seru Lyra dengan nada ceria yang tak dibuat-buat.Tak mendengar sahutan Max, Lyra mematikan sambungan telepon. Dia tak bohong jika John memang sudah pulang, kemudian berlari kecil menuju lantai bawah untuk menyambut John.Saat kaki Lyra menapak lantai bawah dengan lompatan kecil dari
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

301. Ditagih

Peter Foster duduk di kursi kebesaran sambil menatap kosong ke arah depan. Pria yang selalu berpikir bahwa dirinya tahu segalanya itu sedang terguncang.Max Foster, putra sulung yang selalu dia pikir hebat itu, rupanya menyimpan rahasia yang begitu mencengangkan. Peter lebih terkejut lagi bahwa bukan hanya Max saja yang tahu tentang rahasia itu, tetapi John juga mengetahuinya.“John … mengapa kau hanya diam saja selama ini?”Peter telah membaca seluruh isi dalam map cokelat. Dia pikir, Max mungkin lupa menyembunyikan map itu karena tak menyangka jika hari ini Peter akan kembali lagi ke kantor.Isi dari map cokelat itu merupakan rahasia kesuksesan Max selama ini. Tentang cara Max sampai mendapatkan posisinya di perusahaan Foster.Satu genggam tumpukan kertas dalam map tersebut berisi salinan proposal proyek dengan tulisan tangan John Foster di setiap lembarnya. John selalu menambahkan catatan-catatan yang kurang karena proposal itu belum matang.Peter pernah membaca semua proposal yang
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

302. Hutang

“Ada apa, John? Siapa yang barusan menelepon?” Saat ini, Lyra dan John sedang ada di kamar. Beberapa menit lalu, John menerima panggilan telepon dan tiba-tiba diam tertegun.Lyra mendekati John yang sedang duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong. Telepon genggam masih dipegang John dan hampir terlepas dari tangannya. Lyra lantas mengambil ponsel John, kemudian membaca daftar panggilan. “Kenapa kantor Foster menghubungimu? Apakah terjadi sesuatu?” Dia mengusap lembut dan sesekali memijat lengan John agar tersadar dari lamunan.Seperti baru saja terbangun dari mimpi, John mengedipkan mata dengan erat dalam sekejap. John baru saja mendapat kabar mengejutkan jika sang ayah tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit.“Papa masuk rumah sakit.”Lyra sangat terkejut, seperti yang ditunjukkan dari ekspresi wajahnya. Namun, dia tak berani banyak bertanya karena John pun terlihat masih terguncang.Tentu saja John begitu kaget. Orang keras kepala yang disebut papa itu tak pernah sekali pun sakit seu
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

303. Kritis dan Krisis

“Wah ….” Sudah lima menit ini, Lyra membuka mulut dan lupa menutupnya kembali. Dia masih tak dapat memercayai perbuatan Max Foster yang sudah melewati batas.“Lyra! Apa yang terjadi?” Beth tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam ruangan. “Mama baru saja mendengar kabar kalau Peter dilarikan ke rumah sakit!”Di belakang Beth, Thomas membuntuti dengan tenang. Kemudian, dia duduk di kursi yang berseberangan dari meja kerja Lyra, dan di dekat istrinya.“Kenapa kau panik berlebihan? Apa kau diam-diam menyukai Peter?” tanya Thomas sinis pada istrinya.Lyra yang tadinya masih heran dengan kelakuan Max dan mengkhawatirkan mertuanya, tiba-tiba menyemburkan tawa singkat. Yang kemudian, langsung ditahan karena merasa tak pantas tertawa dalam situasi saat ini.Lyra selalu kesulitan menahan diri karena tak hanya kali ini Thomas bertingkah kekanakan ketika sedang bicara dengan Beth. Lyra sering mendengar Thomas cemburu seperti anak remaja hingga Lyra selalu mencibir sang ayah di kala mereka sedang sant
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

304. Tak Ada Bantuan

Meski tak menyukai Max, perusahaan Foster masih milik keluarga John. Lyra tak mungkin senang ketika melihat perusahaan keluarga suaminya mengalami kebangkrutan.Apalagi, perusahaan Foster juga pernah membantu perusahaan keluarga Lyra. Walaupun pada akhirnya, Peter menarik semua bantuan karena John bersikeras menikah dengannya setelah banyak keributan.“Max mungkin belum sempat membayar cicilan. Kalau dia bekerja sama dengan perusahaan besar dari luar negeri, tidak mungkin perusahaan Foster mengalami kebangkrutan. Tapi, aku mengakui kalau Max terlalu berani.”Lyra tak sadar jika Dom belum selesai mengatakan semua informasi yang diperolehnya.“Tapi, Nyonya, masih ada lanjutannya lagi …. Kerja sama mereka tidak berjalan lancar. Dana pinjaman itu juga hampir seluruhnya lenyap karena kesalahan kecil yang Tuan Max lakukan.”“Apa?!” pekik Lyra kembali terkejut sampai mendorong kaki meja dengan kakinya.Lyra memijat pelipis sambil memejamkan mata karena pengelihatannya tiba-tiba berkunang-kuna
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

305. Kehilangan Pemimpin

“Tapi, Tuan Asher juga berhasil memberikan cukup banyak kerugian untuk perusahaan orang itu.” “Lalu bagaimana kelanjutannya? Apa dia membalas Asher lagi?” “Benar. Setelah saling membalas berkali-kali dan malah sama-sama merugi, mereka sepakat untuk tidak saling mengganggu bisnis masing-masing,” terang Dom. “Jadi, yang ingin saya katakan, saya tidak bermaksud meragukan kemampuan Tuan John ataupun Tuan Asher. Tapi, memang Tuan Asher tidak mungkin bisa ikut campur jika menyangkut orang itu karena perjanjian di antara mereka,” lanjutnya. “Bagaimana ceritanya sampai Max bisa bekerja sama dengannya?” “Ah … itu karena Tuan Max butuh seseorang yang bisa menandingi Tuan Asher. Dengan begitu, Tuan Max juga bisa lebih mudah menyaingi Tuan John. Begitu yang saya dengar.” Lyra tak habis pikir dengan cara kerja pikiran kakak iparnya. Mengapa Max begitu terobsesi ingin lebih hebat dari John, sementara dia sudah mendapatkan posisi tertinggi di perusahaan keluarga Foster seperti yang diinginkan?
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

306. Istriku

“Ulangi lagi kata-katamu!” kecam John Foster dengan wajah memerah.John tampak begitu marah ketika Max mengakui Lyra sebagai istrinya. Biarpun tahu bahwa Max sedang mengalami gangguan pada pikirannya, John tetap tak terima oleh kata-kata Max.“Jangan sentuh foto pernikahan kami!” tegas Max kembali, selagi menyentak kuat pergelangan tangan John.John ingin melampiaskan kemarahannya dengan pukulan. Namun, mendadak dirinya ragu tatkala melihat mata sayu kakaknya.Penampilan Max terlihat kusut. Padahal, Max biasanya selalu menjaga penampilan walaupun sedang di rumah.“Sadarkan dirimu, Max Foster! Papa sekarang sedang dirawat di rumah sakit karena ulahmu!”Max seperti terlambat memahami. Lalu berseru seolah indra pendengarannya salah, “Apa?!”“Bagaimana kau harus bertanggung jawab, Max?! Apa kau akan terus menggila di kamar, sementara semua orang sedang meributkan kerugian akibat hutangmu?!”Kaki Max melangkah mundur. Raut wajahnya benar-benar menunjukkan keterkejutan.Berkat kabar itu, Max
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

307. Bibir Penyembuh

Mendengar nama Lyra, Max kembali terbayang wajah cantik itu. ‘Lyra mengkhawatirkan aku?’Max salah mengartikan ucapan John. Lyra pasti lebih mencemaskan dirinya yang sedang kesulitan mengurus hutang piutang, pikirnya.“Apa yang sedang kau pikirkan?” John memicingkan mata penuh selidik. Melihat pipi kakaknya bersemu merah, membuat John tak nyaman dan langsung memikirkan hal buruk.“Bukan urusanmu! Aku akan menyelesaikan masalahku sendiri! Keluar dari kamarku!” usir Max.John berdecak selagi melirik foto Lyra dan Max, lalu keluar dari kamar kakaknya. Dia bersumpah akan membakar foto itu secepatnya. Namun, tidak sekarang. John enggan bertengkar lebih lama dengan Max.“Jangan menemui Papa sebelum hutang perusahaan terselesaikan! Kau akan memperburuk kondisinya,” kecam John sebelum menutup pintu.John bergegas pulang ke rumah karena sampai detik ini dirinya belum mengabari Lyra sesuai janji. Dia ingin menelepon saat perjalanan pulang, tapi ponselnya mati kehabisan daya.Sampai di kediaman,
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

308. Teman yang Saling Memahami

Tatapan Lyra dan John bertemu dengan mesra. Bibir mereka tersenyum penuh cinta.Mereka kian mendekatkan wajah dan akan menyatukan bibir. Namun, suara familier tak jauh dari tempat mereka berdiri mengganggu kemesraan itu. Sehingga bibir yang hampir bersatu, kini saling menjauh. “Benar kataku, bukan? Kita tidak perlu menjenguk Peter. Anak bungsunya saja masih ceria begitu. Keadaan Peter pasti sudah membaik,” ujar Thomas lirih, tetapi sampai di telinga Lyra dan John.Lyra sontak mendorong suaminya. Lalu memutar badan ke belakang.Thomas dan Beth sudah memakai pakaian rapi. Tangan kanan Thomas terlihat menjinjing tas yang cukup besar, berisi pakaian menantunya. Lyra lupa sudah menyuruh orang tuanya segera bersiap-siap menjenguk Peter, sekaligus membawakan beberapa potong pakaian untuk John. Dia tak tahu jika John akan pulang lebih dulu dan tak menginap di rumah sakit.“Apa kau akan ke rumah sakit lagi, John? Kami bisa menunggumu agar bisa berangkat bersama,” ucap Beth, seakan-akan tak pe
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

309. Ditertawakan

“Papa, kau sebaiknya keluar saja kalau hanya mengganggu orang sakit!”Rona merah muda mulai muncul di wajah Peter yang tadinya sangat pucat. Dia tak suka mendengar Thomas mengatakan dirinya sedang sekarat dan malah mengulangi kata itu berulang kali.Dan senyuman Thomas itu … sungguh sangat memuakkan! Peter yakin jika Thomas sedang mengolok-olok dirinya dalam hati.Ditambah lagi, Beth juga berkata jika dirinya adalah ‘orang sakit,’ bukan ‘orang yang sedang sakit.’ Seakan pikirannya yang sakit dan bukan raganya.“Keluar kalian dari sini!” teriak Peter dengan suara serak sambil memegangi dada kirinya.Yasmin tersentak kaget. Tadi, Peter sangat lemah hingga sulit bicara dengannya. Bagaimana bisa Peter tiba-tiba berteriak murka?“P-Papa ….”Yasmin menghampiri sang suami dengan berlinang air mata. Dia duduk di tepi ranjang pasien, lalu mencoba membaringkan Peter kembali.“Kau tidak boleh marah-marah dahulu. Bagaimana kalau jantungmu semakin sakit … dan kau ….” Yasmin terisak-isak. “Aku belu
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
38
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status