All Chapters of Pembalasan Dendam Istri sang Presdir: Chapter 21 - Chapter 30

372 Chapters

21. Cemburu?

Lyra memicingkan mata curiga. Apa lagi yang direncanakan Max dengan mengajaknya makan siang? “Pekerjaanku masih banyak. Ditambah lagi dengan semua furniture dan barang-barang yang kau gantikan ini. Aku perlu menata berkas-berkas di kantorku,” tolak Lyra dengan halus. Melihat beberapa karyawan melintas di samping mereka sambil tersenyum, Lyra melengkungkan mulut membentuk senyuman indah pada sang suami seraya mengusap lembut lengannya. “Kita masih bisa makan malam bersama nanti di rumah,” imbuhnya. Akan tetapi, Max justru menyentak tangan Lyra dengan kasar. Dia memalingkan wajah selagi berbalik. “Ya sudah.” Lyra menghela napas lega begitu melihat punggung Max Foster kian menjauh. Dia gegas kembali ke ruang kerja untuk membereskan pekerjaan. *** Setelah kehebohan di kantor perusahaan Bell yang dilakukan Max, Lyra tak bisa mencari-cari alasan agar bisa pulang larut malam. Beberapa karyawan Foster Corp masih tinggal di sana, seolah-olah sedang memantau gerak-gerik Lyra. M
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

22. Hukuman

Sekujur tubuh Lyra membeku. Ciuman beberapa detik itu membuat jiwanya seakan menghilang dari raga. Bukan karena bahagia, melainkan teringat oleh ketakutan malam pernikahan mereka kemarin. “Maaf mengganggu, Tuan Max. Tuan Peter menyuruh Anda untuk segera menemuinya di kantor.” Beruntung, seorang pelayan datang menghentikan Max yang hampir melumat bibir Lyra. Pelayan itu kaget ketika melihat tuanya sedang bermesraan dengan sang istri. Dia langsung menunduk untuk menghindari tatapan tajam Max Foster. Max segera melepaskan Lyra sambil memaki si pelayan yang menunduk ketakutan. Kendati demikian, Max gegas masuk meninggalkan Lyra, melupakan misinya untuk menunjukkan kemesraan bersama istri di depan si adik. Sementara itu, kaki Lyra seakan kehilangan tulang hingga melemas dan hampir terjatuh. Namun, John dengan sigap menangkap tubuhnya. Sekujur badan Lyra gemetaran. Tatapannya kosong, tetapi masih menunjukkan keterkejutan sekaligus rasa tak nyaman. “Aku ... ingin segera berpisah d
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

23. Tidak Bisa Dibantah

Lyra gegas melesat berdiri di depan pelayan paruh baya yang saat ini memegangi pipinya sendiri. Dia menghalangi Max Foster yang akan melayangkan tamparan lain pada wanita itu. “Minggir, Lyra Bell!” titah Max. Namun, Lyra tetap menjadi tameng bagi si pelayan. Meski takut, tetapi dia tak akan membiarkan Max menyakiti siapa pun, yang disebabkan karena dirinya. Setidaknya, tidak di depannya. “Cukup, Max! Apa kau kehilangan akal sehatmu?! Bagaimana bisa kau bersikap tidak sopan kepada orang yang lebih tua darimu?!” bentak Lyra tak terima. Sungguh, baru kali ini Lyra menyaksikan secara langsung, seorang pria dewasa tega berbuat kasar kepada orang yang lebih tua. Menjadi orang yang memiliki posisi tinggi, tak membuat Max terlihat mengagumkan dengan tingkah lakunya. ‘Orang ini benar-benar gila!’ jerit Lyra dalam hati karena tak bisa menyuarakan umpatannya. “Semua pelayan di rumah ini harus tunduk pada aturan dan para majikan mereka! Tidak peduli mereka masih remaja atau sudah menj
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

24. Tak Bisa Melarikan Diri

Hidangan lezat yang masuk di kerongkongan Lyra terasa akan keluar lagi. Setiap kali mengingat kata-kata dan tatapan penuh gairah sang suami, perutnya seperti diaduk-aduk. “Kau tidak suka dengan menu makanan malam ini?” tanya Max dengan lembut. Tampak jelas jika Lyra kesulitan menelan makanan. Setiap kali menginginkan sesuatu, Max akan bersikap baik kepada Lyra. Hal tersebut membuat Lyra ngeri oleh kebaikan Max. “Aku masih sedikit kenyang.” Bukan hanya tak nafsu makan, Lyra sengaja memperlambat aktivitas di ruang makan agar tidak perlu kembali ke kamar. Setidaknya, Lyra perlu memastikan jika John telah memberi obat tidur kepada Max seperti malam sebelumnya. Setelah itu, Lyra baru bisa merasa tenang. Akan tetapi, ketika Lyra ingin bertanya selagi John duduk di sebelahnya, Max selalu mendekatkan badan dan mengajak Lyra bicara. Lyra tak punya kesempatan untuk berbisik menanyakan hal tersebut. Waktu makan malam yang sebenarnya lebih lama dari biasanya pun terasa begitu cepat. Max suda
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

25. Obat

Max tidak terburu-buru menikmati tubuh indah sang istri. Setelah melepaskan kemeja dan melemparkan ke kursi, Max berjalan menuju lemari.Lyra tahu apa yang ingin Max ambil dari tempat itu. Benda-benda menyeramkan yang ada di dalam kotak kardus yang ditemukan Lyra beberapa hari lalu.‘Aku harus kabur dari sini sekarang!’ Lyra menegakkan badan dan akan melompat dari kasur, tetapi suara tegas Max menghentikan dirinya, “Lari dan menghindarlah sekuatmu, Lyra. Aku jadi semakin menginginkanmu.”Max melihat Lyra dari pantulan kaca di lemari. Pria itu masih tersenyum misterius sehingga membuat Lyra bergidik ketakutan.Lyra bisa melihat Max menarik kotak kardus dari lemari. Kini, Lyra benar-benar tahu bahwa Max menyimpan benda-benda itu bukan hanya sekedar untuk koleksi, melainkan karena Max memiliki kebutuhan biologis yang berbeda dari orang normal lainnya.“Aku ... aku tidak akan ke mana ... mana,” balas Lyra terbata-bata, lalu menelan ludah susah payah ketika Max berbalik ke arahnya.Tatapan
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

26. Ditinggalkan

Lyra pun tak mengerti kenapa dirinya memohon sesuatu yang sangat tidak ingin dilakukannya. Namun, tubuhnya justru bersorak ketika Max mulai menyentuh dirinya lagi.“Kau menyukai sentuhanku, hmmm?”Max duduk sambil membelai setiap jengkal tubuh Lyra yang masih berbusana. Membuat wanita itu memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya.Pemandangan itu begitu indah di mata Max Foster. Sungguh, Lyra terlihat sangat cantik dari biasanya jika wanita itu mau bertekuk lutut padanya.Sementara itu, Lyra enggan mengakui, tetapi dirinya begitu menyukai perbuatan Max saat ini. Otaknya berhenti bekerja dan hanya menginginkan seseorang memanjakan tubuhnya.Akan tetapi, Max kembali menarik tangannya menjauh. Lyra spontan membuka mata, melihat Max berjalan mendekati pintu. Dia sampai tak sadar dengan bunyi ketukan pintu.“Apa yang kau lakukan di sini!?” Terdengar bentakan Max Foster kepada seseorang yang ada di luar kamar. Lyra tak bisa melihat orang tersebut karena terhalang tubuh kekar sang suami.
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

27. Sedikit Saja

Wajah John Foster menegang ketika merasakan kelembutan dalam genggaman. Masih dalam kebingungan, Lyra tiba-tiba mengecup pipi John dengan napas yang memburu sambil memosisikan tangan John di dadanya. “Hentikan, Lyra Bell, kau akan menyesalinya,” geram John. Lyra pun tahu bahwa dirinya harus berhenti. Tetapi, tubuhnya seolah bergerak sendiri. Tangan halusnya menelusuri leher John hingga membuat pria itu menahan napas. Semakin John diam, Lyra semakin berani menyentuhnya. Bibir merah muda yang berada di depan pipi John itu, kini beralih menyesap lehernya. Memberikan kecupan-kecupan yang membuat si pemilik tubuh itu mengetatkan rahang. “John … tubuhku sangat panas … aku tidak bisa berhenti ….” Lyra pun tak dapat mengendalikan suaranya yang mendamba belaian. Tak sabar menanti John memberikan yang diinginkannya, Lyra mendorong dengan kuat pundak John Foster. Tentu saja, John bisa dengan mudah menahan badan dari dorongan wanita itu. Akan tetapi, semakin dirinya menahan, Lyra sem
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

28. Cara Efektif

John tampak kaget oleh pengakuan Lyra Bell. Keterkejutan lain segera menyerang pria itu, tatkala Lyra tiba-tiba bergelayut melingkarkan tangan di lehernya, kemudian mendorongnya kuat agar merendahkan badan. Bibir Lyra melumat bibir John Foster dalam sekejap selagi dirinya memejamkan mata. Sementara pria itu membuka mata lebar dan membeku oleh perbuatan Lyra Bell. Lidah Lyra melesak agar John membuka mulutnya. Menggigit pelan bibir bawahnya agar John membalas ciumannya. Tetapi, John tak melakukan apa pun dan hanya menunjukkan raut wajah tercengang, sementara bibir Lyra masih bermain-main dengan canggung di bibirnya. “Kau hanya boleh menyentuhku. Tidak melakukan hubungan badan denganku,” tutur Lyra setelah sedikit menjauhkan bibirnya. Aroma manis dari napas Lyra Bell seolah membius kesadaran John Foster. Godaan itu tampaknya tak bisa lagi ditolerir oleh akal sehatnya. John meraih pinggang Lyra dan mendekapnya dengan erat. Kemudian, dia mulai melumat bibir Lyra tanpa aba-aba.
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

29. Tatapan Teduh

Tawaran John ada benarnya. Lyra berpikir sejenak, meski kembali hanya menginginkan sentuhan pria yang tengah mengungkung dirinya itu.“Tidak …,” desis Lyra seraya memalingkan wajah karena tatapan John Foster yang selalu berhasil membuat dirinya gugup.John memajukan wajah hingga napas hangatnya menerpa leher Lyra. Bibirnya hampir bersentuhan dengan kulit Lyra. Membuat wanita itu tak sabar. Meski pun demikian, Lyra tetap diam dan menahan diri.“Aku sudah memberimu solusi terbaik dan paling cepat. Cara lain yang harus kita tempuh akan memakan banyak waktu, Lyra Bell,” bisik John Foster.‘Apakah pria ini sejak dulu memiliki sisi yang menggoda seperti sekarang?’ batin Lyra semakin gelisah.“S-sebaiknya … kita memanggil dokter saja, John. Kita tidak seharusnya melakukan ini.”Lyra menahan diri sekuat tenaga kali ini. Benar jika perlakuan John mampu meredakan efek obat perangsang itu.Akan tetapi, Lyra takut jika terus melanjutkan aktivitas panas mereka, dirinya akan melewati batas. Pada akh
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

30. Kesempatan dalam Kesempitan

Lyra mengerjapkan mata perlahan. Dia mengerang dan mendesah pelan selagi merasakan otot-otot di sekujur tubuhnya menegang.Embusan dari pendingin ruangan menerpa ujung kedua kakinya yang tak tertutup selimut. Namun, bagian lain terasa hangat dan menenangkan.Tatkala akan merenggangkan badan, Lyra tak dapat menggerakkan tubuhnya. Dia baru tersadar ada tangan kekar yang memeluk dirinya dari belakang.Matanya membeliak ketika serpihan ingatan mulai merasuk di benaknya. Lyra menelan ludah susah payah dan sesekali menahan napas setelah mengingat semua yang dia dan John lakukan semalam.‘Aku sudah gila! Apa yang harus aku lakukan sekarang?! Bagaimana aku harus bersikap di depannya?’ jerit Lyra dalam hati.Lyra melirik ke bawah, di mana tangan John melingkar erat di perutnya. Dia perlahan mengangkat tangan itu agar John tidak terbangun, lalu berencana melarikan diri secepat kilat.“Ngh ….” Lyra mematung dan melepaskan tangan John begitu mendengar suara pria itu mengerang. Ekor matanya melir
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more
PREV
123456
...
38
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status