Share

26. Ditinggalkan

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-04 20:02:24
Lyra pun tak mengerti kenapa dirinya memohon sesuatu yang sangat tidak ingin dilakukannya. Namun, tubuhnya justru bersorak ketika Max mulai menyentuh dirinya lagi.

“Kau menyukai sentuhanku, hmmm?”

Max duduk sambil membelai setiap jengkal tubuh Lyra yang masih berbusana. Membuat wanita itu memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya.

Pemandangan itu begitu indah di mata Max Foster. Sungguh, Lyra terlihat sangat cantik dari biasanya jika wanita itu mau bertekuk lutut padanya.

Sementara itu, Lyra enggan mengakui, tetapi dirinya begitu menyukai perbuatan Max saat ini. Otaknya berhenti bekerja dan hanya menginginkan seseorang memanjakan tubuhnya.

Akan tetapi, Max kembali menarik tangannya menjauh. Lyra spontan membuka mata, melihat Max berjalan mendekati pintu. Dia sampai tak sadar dengan bunyi ketukan pintu.

“Apa yang kau lakukan di sini!?”

Terdengar bentakan Max Foster kepada seseorang yang ada di luar kamar. Lyra tak bisa melihat orang tersebut karena terhalang tubuh kekar sang suami.

VERARI

Ataukah malah berakhir dengan si adik ipar duluan?

| 3
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tatti Hadinoto
Sangat Setuju dengan Jhon ...
goodnovel comment avatar
Yuniarti
naaah betul betul betul hahahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   27. Sedikit Saja

    Wajah John Foster menegang ketika merasakan kelembutan dalam genggaman. Masih dalam kebingungan, Lyra tiba-tiba mengecup pipi John dengan napas yang memburu sambil memosisikan tangan John di dadanya. “Hentikan, Lyra Bell, kau akan menyesalinya,” geram John. Lyra pun tahu bahwa dirinya harus berhenti. Tetapi, tubuhnya seolah bergerak sendiri. Tangan halusnya menelusuri leher John hingga membuat pria itu menahan napas. Semakin John diam, Lyra semakin berani menyentuhnya. Bibir merah muda yang berada di depan pipi John itu, kini beralih menyesap lehernya. Memberikan kecupan-kecupan yang membuat si pemilik tubuh itu mengetatkan rahang. “John … tubuhku sangat panas … aku tidak bisa berhenti ….” Lyra pun tak dapat mengendalikan suaranya yang mendamba belaian. Tak sabar menanti John memberikan yang diinginkannya, Lyra mendorong dengan kuat pundak John Foster. Tentu saja, John bisa dengan mudah menahan badan dari dorongan wanita itu. Akan tetapi, semakin dirinya menahan, Lyra sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   28. Cara Efektif

    John tampak kaget oleh pengakuan Lyra Bell. Keterkejutan lain segera menyerang pria itu, tatkala Lyra tiba-tiba bergelayut melingkarkan tangan di lehernya, kemudian mendorongnya kuat agar merendahkan badan. Bibir Lyra melumat bibir John Foster dalam sekejap selagi dirinya memejamkan mata. Sementara pria itu membuka mata lebar dan membeku oleh perbuatan Lyra Bell. Lidah Lyra melesak agar John membuka mulutnya. Menggigit pelan bibir bawahnya agar John membalas ciumannya. Tetapi, John tak melakukan apa pun dan hanya menunjukkan raut wajah tercengang, sementara bibir Lyra masih bermain-main dengan canggung di bibirnya. “Kau hanya boleh menyentuhku. Tidak melakukan hubungan badan denganku,” tutur Lyra setelah sedikit menjauhkan bibirnya. Aroma manis dari napas Lyra Bell seolah membius kesadaran John Foster. Godaan itu tampaknya tak bisa lagi ditolerir oleh akal sehatnya. John meraih pinggang Lyra dan mendekapnya dengan erat. Kemudian, dia mulai melumat bibir Lyra tanpa aba-aba.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   29. Tatapan Teduh

    Tawaran John ada benarnya. Lyra berpikir sejenak, meski kembali hanya menginginkan sentuhan pria yang tengah mengungkung dirinya itu.“Tidak …,” desis Lyra seraya memalingkan wajah karena tatapan John Foster yang selalu berhasil membuat dirinya gugup.John memajukan wajah hingga napas hangatnya menerpa leher Lyra. Bibirnya hampir bersentuhan dengan kulit Lyra. Membuat wanita itu tak sabar. Meski pun demikian, Lyra tetap diam dan menahan diri.“Aku sudah memberimu solusi terbaik dan paling cepat. Cara lain yang harus kita tempuh akan memakan banyak waktu, Lyra Bell,” bisik John Foster.‘Apakah pria ini sejak dulu memiliki sisi yang menggoda seperti sekarang?’ batin Lyra semakin gelisah.“S-sebaiknya … kita memanggil dokter saja, John. Kita tidak seharusnya melakukan ini.”Lyra menahan diri sekuat tenaga kali ini. Benar jika perlakuan John mampu meredakan efek obat perangsang itu.Akan tetapi, Lyra takut jika terus melanjutkan aktivitas panas mereka, dirinya akan melewati batas. Pada akh

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   30. Kesempatan dalam Kesempitan

    Lyra mengerjapkan mata perlahan. Dia mengerang dan mendesah pelan selagi merasakan otot-otot di sekujur tubuhnya menegang.Embusan dari pendingin ruangan menerpa ujung kedua kakinya yang tak tertutup selimut. Namun, bagian lain terasa hangat dan menenangkan.Tatkala akan merenggangkan badan, Lyra tak dapat menggerakkan tubuhnya. Dia baru tersadar ada tangan kekar yang memeluk dirinya dari belakang.Matanya membeliak ketika serpihan ingatan mulai merasuk di benaknya. Lyra menelan ludah susah payah dan sesekali menahan napas setelah mengingat semua yang dia dan John lakukan semalam.‘Aku sudah gila! Apa yang harus aku lakukan sekarang?! Bagaimana aku harus bersikap di depannya?’ jerit Lyra dalam hati.Lyra melirik ke bawah, di mana tangan John melingkar erat di perutnya. Dia perlahan mengangkat tangan itu agar John tidak terbangun, lalu berencana melarikan diri secepat kilat.“Ngh ….” Lyra mematung dan melepaskan tangan John begitu mendengar suara pria itu mengerang. Ekor matanya melir

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   31. Kekerasan

    Seumur-umur, Lyra tak pernah mendapat perlakuan kasar dari orang tuanya. Baru kali ini, ada seseorang yang berani menampar wajahnya, apalagi orang itu adalah pria yang belum lama menjadi suaminya.“Max …,” desis Lyra.Dia masih belum sepenuhnya percaya jika Max sungguh menamparnya. Walaupun rasa ngilu dan berdengung masih terasa.Max melemparkan kaos milik John Foster tepat di wajah Lyra hingga menutup seluruh kepala. Jantung Lyra seakan berhenti berdetak ketika mengingat kejadian semalam.John Foster meninggalkan kaos itu saat menggendong Lyra menuju kamarnya. Kenapa Lyra tak mengingat hal tersebut?‘Alasan apa yang harus aku katakan?’ Lyra masih menyembunyikan wajahnya di balik kaos John selagi memikirkan alasan yang masuk akal, sambil tanpa usaha menyingkirkan kaos itu. ‘Tidak. Bukankah ini kesempatan bagus untuk berpisah dengannya? Aku bisa mengatakan jika aku dan John sudah—”“Wanita murahan!” bentak Max.Max menarik kasar kaos John dari kepala Lyra sehingga membuat wanita itu sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   32. Membalik Keadaan

    Manik Lyra bergetar dan sesekali menghindari tatapan Max. Pria itu merasa menang karena ucapannya mampu menundukkan sang istri.‘Kau seharusnya bersikap patuh padaku apa pun yang terjadi. Maka aku akan memperlakukanmu dengan lebih baik,’ batin Max puas.Namun, mengingat dirinya berpikir bahwa John pernah menyentuh tubuh Lyra, Max kembali kesal. Biarpun tak mencintainya, Max adalah pemilik sah wanita itu.Dia merasa jijik karena Lyra pernah bercinta dengan adiknya sendiri. Tangannya pun terasa gatal ingin memukul Lyra sepuas hati hingga sang istri memohon ampun dan tunduk di bawah kakinya.Sayang, Max Foster yang percaya bahwa Lyra telah tunduk dan terpengaruh oleh kata-katanya tersebut salah besar. Lyra kembali menegakkan pandangan penuh percaya diri. Tatapannya pun kian tajam sehingga Max semakin muak padanya.Salah satu sudut mulut Lyra terangkat. Menunjukkan cemoohan pada Max.Sejak menerima tawaran John Foster, Lyra pun tahu bahwa John hanya memanfaatkan dirinya. Setidaknya, John t

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   33. Terkurung

    Lyra mengerjapkan mata begitu kesadarannya berangsur kembali. Cahaya terang dari lampu kamar membuat dirinya tak bisa melihat dengan jelas.“Ugh ….”Lyra mengerang seraya memejamkan mata dengan erat. Kepalanya berdenyut-denyut dan sedikit terasa menusuk.Beberapa menit berlalu, Lyra hanya memijat pelipis dan kepala sambil menghela napas berulang-ulang. Ketika rasa sakit di kepalanya berangsur berkurang, dia lalu berusaha bangun sambil mengusap-usap mata.Setelah indra pengelihatannya terbiasa oleh cahaya terang, Lyra bisa melihat tempat asing di sekelilingnya. Dia sedang berbaring di atas ranjang luas di sebuah kamar besar.Potongan ingatan saat di depan pintu gerbang kediaman Foster tiba-tiba merasuk di benaknya. Dirinya telah dibawa pergi oleh orang-orang asing itu. Lantas, di mana orang-orang itu membawa dirinya?“Di mana ini?” gumam Lyra.Tentu saja, tak ada seorang pun yang dapat memberikan jawaban. Di kamar mewah itu hanya ada dirinya.Lyra kemudian memutar badan ke arah pinggir

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   34 Pria Lain

    “Max!” Lyra mengepalkan tangan dengan wajah menegang.Melihat sang suami benar-benar membuat dirinya muak. Dari awal mereka berjumpa, dia tak begitu peduli kepada Max Foster, tetapi kini dia sangat membenci pria itu.Lyra hampir mengucap sumpah serapah, serta mengancam akan memberi tahu orang tua mereka perbuatan Max padanya. Akan tetapi, dia berhasil menahan diri agar Max tak mengetahui rencananya.Tentunya, Max bisa dengan mudah mencari alasan untuk menyangkal tuduhan tersebut. Lyra perlu berhati-hati bertindak dan berucap untuk memberikan kejutan besar pada sang suami.“Maaf, Lyra. Aku terpaksa melakukan ini. Aku bukan ingin mengekang atau mengurungmu. Tetapi, aku hanya ingin menyadarkanmu.”Max yang terbiasa bersikap menyebalkan dan kasar itu telah berganti dengan Max yang lembut dan menunjukkan raut wajah mengiba. Lyra tak terkecoh oleh perubahan sikap yang penuh kebohongan itu.“Kau tahu, perusahaanku sedang berusaha bangkit sekarang. Pekerjaanku masih banyak dan aku harus segera

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status