Share

32. Membalik Keadaan

Author: VERARI
last update Last Updated: 2024-06-07 22:21:32
Manik Lyra bergetar dan sesekali menghindari tatapan Max. Pria itu merasa menang karena ucapannya mampu menundukkan sang istri.

‘Kau seharusnya bersikap patuh padaku apa pun yang terjadi. Maka aku akan memperlakukanmu dengan lebih baik,’ batin Max puas.

Namun, mengingat dirinya berpikir bahwa John pernah menyentuh tubuh Lyra, Max kembali kesal. Biarpun tak mencintainya, Max adalah pemilik sah wanita itu.

Dia merasa jijik karena Lyra pernah bercinta dengan adiknya sendiri. Tangannya pun terasa gatal ingin memukul Lyra sepuas hati hingga sang istri memohon ampun dan tunduk di bawah kakinya.

Sayang, Max Foster yang percaya bahwa Lyra telah tunduk dan terpengaruh oleh kata-katanya tersebut salah besar. Lyra kembali menegakkan pandangan penuh percaya diri. Tatapannya pun kian tajam sehingga Max semakin muak padanya.

Salah satu sudut mulut Lyra terangkat. Menunjukkan cemoohan pada Max.

Sejak menerima tawaran John Foster, Lyra pun tahu bahwa John hanya memanfaatkan dirinya. Setidaknya, John t
VERARI

John atau Max?

| 2
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tatti Hadinoto
Pasti Max karena takut Asetnya direbut Jhon
goodnovel comment avatar
Mini
max sih kyk nya
goodnovel comment avatar
karz_1112
kayak nya sih itu john... wkwkwkwkwkwk... pengawal nya john kan beda sendiri...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   33. Terkurung

    Lyra mengerjapkan mata begitu kesadarannya berangsur kembali. Cahaya terang dari lampu kamar membuat dirinya tak bisa melihat dengan jelas.“Ugh ….”Lyra mengerang seraya memejamkan mata dengan erat. Kepalanya berdenyut-denyut dan sedikit terasa menusuk.Beberapa menit berlalu, Lyra hanya memijat pelipis dan kepala sambil menghela napas berulang-ulang. Ketika rasa sakit di kepalanya berangsur berkurang, dia lalu berusaha bangun sambil mengusap-usap mata.Setelah indra pengelihatannya terbiasa oleh cahaya terang, Lyra bisa melihat tempat asing di sekelilingnya. Dia sedang berbaring di atas ranjang luas di sebuah kamar besar.Potongan ingatan saat di depan pintu gerbang kediaman Foster tiba-tiba merasuk di benaknya. Dirinya telah dibawa pergi oleh orang-orang asing itu. Lantas, di mana orang-orang itu membawa dirinya?“Di mana ini?” gumam Lyra.Tentu saja, tak ada seorang pun yang dapat memberikan jawaban. Di kamar mewah itu hanya ada dirinya.Lyra kemudian memutar badan ke arah pinggir

    Last Updated : 2024-06-08
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   34 Pria Lain

    “Max!” Lyra mengepalkan tangan dengan wajah menegang.Melihat sang suami benar-benar membuat dirinya muak. Dari awal mereka berjumpa, dia tak begitu peduli kepada Max Foster, tetapi kini dia sangat membenci pria itu.Lyra hampir mengucap sumpah serapah, serta mengancam akan memberi tahu orang tua mereka perbuatan Max padanya. Akan tetapi, dia berhasil menahan diri agar Max tak mengetahui rencananya.Tentunya, Max bisa dengan mudah mencari alasan untuk menyangkal tuduhan tersebut. Lyra perlu berhati-hati bertindak dan berucap untuk memberikan kejutan besar pada sang suami.“Maaf, Lyra. Aku terpaksa melakukan ini. Aku bukan ingin mengekang atau mengurungmu. Tetapi, aku hanya ingin menyadarkanmu.”Max yang terbiasa bersikap menyebalkan dan kasar itu telah berganti dengan Max yang lembut dan menunjukkan raut wajah mengiba. Lyra tak terkecoh oleh perubahan sikap yang penuh kebohongan itu.“Kau tahu, perusahaanku sedang berusaha bangkit sekarang. Pekerjaanku masih banyak dan aku harus segera

    Last Updated : 2024-06-08
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   35. Orang Misterius

    “Siapa kau sebenarnya?” Lyra basa-basi bertanya meski dalam benaknya hanya memikirkan John Foster yang menyuruh Brent menyusup di rumah itu. Brent menatap Lyra penuh selidik. “Kau sungguh tidak tahu?” Dia kemudian tersenyum miring. “John pasti akan sedih jika kau tidak mengetahui niat baiknya. Dia bisa melakukan apa saja untukmu.” Jantung Lyra berdebar kencang ketika nama John disebut. Bukan karena tebakannya benar, melainkan karena bahagia yang entah mengapa dia harus merasakannya. “John tidak mungkin sedih karena masalah remeh.” Lyra tak bisa membayangkan John seperti kata Brent. “Lalu bagaimana dengan para penjaga di rumah ini? Kau tidak mungkin akan menghajar mereka satu persatu, bukan?” “Pffftt—” Brent menutup mulut dengan kepalan tangan untuk menahan tawa. Namun, dia langsung tertawa terbahak-bahak karena tak kuasa menahannya. Lyra bingung dengan perilaku pria yang sedang terbahak-bahak sambil memegang perutnya itu. Brent sampai mengeluarkan sedikit air mata karena ba

    Last Updated : 2024-06-09
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   36. Rumah Kita

    Sebelum Lyra merealisasikan pikirannya, seorang pria memecah kerumunan para pria yang berkumpul di depannya. Mereka membukakan jalan kepada pria familier itu sambil menunduk hormat. “John ...?” John kini berdiri di depan Lyra. Raut wajahnya terlihat datar dan tak terbaca seperti biasa. “Kenapa kau tidak segera masuk?” Pria itu tersenyum samar melihat kebingungan Lyra. “Tidak perlu takut pada orang-orang di sini. Rumah ini akan menjadi rumah kita nantinya, dan mereka yang akan menjagamu sepanjang hari.” Lyra memiringkan sedikit kepala seperti orang yang tak menangkap maksud dari kata-kata John Foster. Dia sungguh tak paham. Bagaimana John bisa memiliki rumah megah, yang bahkan dua kali jauh lebih luas dari rumah kakaknya? Sungguh, Lyra sangat penasaran dengan identitas John Foster yang sesungguhnya. Apakah pria itu memiliki bisnis lain yang tak pernah diketahui semua orang, atau justru diam-diam mengambil harta keluarganya? ‘Ah ... itu tidak mungkin, bukan?’ batin L

    Last Updated : 2024-06-09
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   37. Suami yang Dikhianati

    “Bagaimana caranya?” tanya Lyra tak sabar. Lyra sebenarnya sudah memiliki rencana tersendiri. Dia tak ingin mengandalkan John saja, di mana John telah gagal mencegah pernikahannya dengan Max. Tentunya, Lyra cukup berterima kasih lantaran John mengeluarkan dirinya dari kediaman baru Max. Tetapi, Lyra tak harus menuruti semua keinginan John, bukan? Perjanjian mereka pun sebenarnya telah gagal, sejak Lyra resmi menjadi istri Max Foster. “Tunggu sebentar.” John menjentikkan jari ke arah belakang tanpa mengalihkan tatapan dari Lyra Bell. Seorang pengawal segera datang sambil membawa map merah tua. Pengawal itu menyerahkan map tersebut dengan sopan kepada tuannya. John lantas memberikan map merah itu kepada Lyra. Lyra menatap map seraya melirik John dengan pandangan curiga. Kemudian, dia membuka map dan membaca isinya. “Ini ....” Lyra terkejut setelah membaca isi dalam map tersebut. Maniknya menatap John dan map tersebut bergantian secara berulang-ulang. “Mari kita temui se

    Last Updated : 2024-06-10
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   38. Kakak-Adik

    Max tersenyum samar. Dengan satu kata dari Yasmin, Peter pasti akan mempertimbangkannya. Yasmin merupakan kerabat jauh dari sang penguasa di negara itu. Peter tak mungkin berani menentang keinginan sang istri. Dan benar, ketika Yasmin membicarakan semua masalah Max kepada Peter, pria itu langsung murka. Peter segera menghubungi John dan menyuruhnya pulang sekarang juga. “Papa akan mengeluarkanmu dari perusahaan jika semua kata-kata Max benar, John!” ancam Peter melalui sambungan telepon. Pria yang sedang dicari-cari itu, mematikan sambungan telepon dengan seringai bengis. Justru itulah yang diinginkan John Foster selama ini, yaitu keluar dari perusahaan keluarganya. “Kau salah langkah, Max Foster. Jika aku sampai keluar dari perusahaan, kau tidak bisa berbuat apa pun di sana,” gumam John seraya membayangkan kilas balik beberapa tahun silam. * Sejak John dan Max bergabung di perusahaan keluarga, mereka berdua sama-sama memulai segala sesuatunya dari nol. Kakak-beradik it

    Last Updated : 2024-06-10
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   39. Perpisahan

    Max akan menolak dengan tegas semua yang dikatakan John. Akan tetapi, setelah mencermati kata-kata si adik, Max langsung tersenyum samar. “Jangan main-main, John! Hanya demi wanita, kau mau merelakan semua yang kau miliki sekarang?!” bentak Peter. Lain halnya dengan si anak sulung, Peter sangat kecewa mendengar permintaan John. Peter ingin melihat kedua putranya bersaing untuk mendapatkan posisi tertinggi. Dengan menggunakan wanita sebagai alasan pun tak mengapa. Sayang, wanita tersebut telah menikah dengan salah satu dari putranya. Terlebih lagi, John justru ingin meninggalkan semua kemewahan yang Peter berikan karena wanita itu. Peter Foster tidak membenci keberadaan Lyra karena merubah putra bungsunya. Dia hanya kecewa dengan pola pikir John Foster yang tak sesuai dengan keinginannya. “Aku dan Lyra sudah berencana menikah, bahkan sebelum dia bertunangan dengan Max. Kami diam karena tidak bisa menentang keputusan kedua belah pihak keluarga. Tetapi, kami tersiksa kar

    Last Updated : 2024-06-11
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   40. Hanya Dimanfaatkan

    Lyra terkejut bukan main ketika mendengar suara keras sang ayah. Jadi, yang dimaksud dengan semua berjalan seperti keinginannya, yaitu Max yang setuju untuk melepaskannya? Sebelum Lyra menjawab, seseorang menyambar ponsel itu. Suara keras Thomas pun sampai terdengar oleh John yang belum lama ini berdiri di belakang Lyra. “Saya yang akan menggantikan Max menikah dengan putri Anda. Anda tidak perlu mengkhawatirkan pemberhentian dana dari perusahaan Foster.” John lalu menjelaskan situasi yang terjadi kepada orang tua Lyra seperti kata-katanya kepada keluarganya. Lyra sampai terpukau melihat keterampilan John bersandiwara. “Tidak ada jalan lain, Tuan Thomas. Saya dan Lyra saling mencintai dan tidak ingin lagi dipisahkan.” John seperti benar-benar sedang mengutarakan cinta pada Lyra meski pria itu sedang tidak bicara dengannya. Pipi Lyra bersemu merah tatkala John mengatakan bahwa mereka saling mencintai sejak dulu. Jantungnya pun berdenyut-denyut kencang sehingga membuat Lyra m

    Last Updated : 2024-06-12

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status