All Chapters of Pembalasan Dendam Istri sang Presdir: Chapter 121 - Chapter 130

372 Chapters

120. Setitik Cahaya di Dalam Kegelapan

Lyra tak pernah tahu jika John bisa merajuk seperti anak kecil begitu. Dia juga tak tega bersikap seolah sedang menggantung perasaan sang suami.Apa yang Lyra rasakan sekarang merupakan satu hal yang tak John sukai, yaitu menanggapi perasaannya yang mendalam dengan rasa iba. Meski sebenarnya Lyra tak hanya kasihan semata.“Kau tidak mau berkencan denganku?” Lyra bertanya sekali lagi.Lyra melepaskan tangannya dari belakang jas sang suami. Dia menunduk malu karena dugaannya benar. Dirinya telah ditolak mentah-mentah!John pun berlalu meninggalkan Lyra begitu saja tanpa sebuah jawaban. Membuat Lyra menjadi semakin nelangsa dan kecewa.***John Foster berjalan mondar-mandir di depan meja kerja, lalu duduk lagi. Setelah melihat ponsel dan mengabaikan beberapa notifikasi, dia kembali berdiri seraya menghela napas panjang sebelum melakukan hal yang sama.Pada mula mendengar ajakan kencan Lyra, John Foster berprasangka jika Lyra hanya kasihan padanya. Akan tetapi, setelah berpikir berulang-u
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

121. Salah Menjawab

Langkah kaki Lyra mendadak terhenti tatkala dia telah berada di depan pintu kaca yang menghubungkan dengan taman di belakang rumah. Lyra menurunkan ponsel selagi terdengar bunyi ponsel tersebut kehabisan daya dan akhirnya mati.“Apa-apaan itu?” Lyra Bell ternganga melihat pemandangan mengejutkan di depannya.Dua siluet pria, yang salah satunya adalah sang suami, berdiri membelakangi cahaya temaram di atas meja taman. Namun, bukan itu yang memicu keterkejutan Lyra.Taman yang sebelumnya hanya ada beberapa tumbuhan daun itu, kini menjadi penuh dengan bunga hidup. Lyra seakan masih bermimpi atau berada di tempat lain.Di balik pintu kaca depan Lyra, John melihat kemunculan sang istri yang mengenakan gaun putih. Meski samar, Lyra masih menunjukkan ekspresi terkejut melihat ke arah luar, ke arah John Foster.John tersenyum, lalu mendekat ke arahnya. Bunyi pintu terbuka sontak menyadarkan Lyra.“Kenapa kau hanya berdiri di situ? Bukankah kau tadi mengajakku berkencan?”Lyra Bell tak menyang
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

122. Belum Berakhir

Tentu saja John merasa telah melakukan kesalahan besar. Bagaimana tidak? Kencan pertama mereka gagal karena kecerobohan dirinya ketika menjawab pertanyaan Lyra. “Aku sebenarnya juga tidak berniat mengajakmu kencan!” balas Lyra ketus. John tahu Lyra marah dan tak berniat mengatakan itu. Dia lantas berusaha menjangkau Lyra kembali, tetapi Lyra juga mempercepat ayunan langkah kaki. “Lyra … aku sebenarnya sudah menyiapkan makan malam itu sejak tadi pagi. Sungguh! Aku juga ingin berkencan denganmu!” dusta John Foster. Di mana John Foster yang terlihat berwibawa di depan karyawannya? Pria yang berusaha membujuk Lyra itu justru terlihat seperti akan menangis! ‘Konyol! Siapa yang akan percaya dengan ucapanmu yang berubah-ubah itu,’ geram Lyra dalam hati. Lyra bahkan tak mau melihat wajah John. Dia terlanjur kesal karena John tak memikirkan perasaannya. Max Foster bahkan menyiapkan banyak hal untuk menipu Lyra. Namun, John yang katanya menyukai Lyra sejak dulu, hanya teringat k
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

123. Suami Imut

“Maksudnya … di dalam kamar?”Pertanyaan Lyra ditanggapi oleh anggukan John. Pria itu tampak malu-malu, tetapi berusaha keras menunjukkan raut wajah datar seperti biasa.“Tidak! Badanku masih pegal-pegal.” tolak Lyra seraya mendorong badan sang suami.Jika kemarin Lyra terlena oleh sentuhan John, tetapi tidak untuk sekarang. Lyra paling tak suka jika John harus menanyakan kegiatan panas mereka terlebih dulu. Apabila John langsung menyerang sehingga dirinya tak berkutik untuk melawan, Lyra tentu saja tak bisa dan tak akan menolak. Lyra juga tak mau menurunkan martabatnya dengan mengatakan bahwa dirinya sebenarnya memang mau walaupun badannya sungguh kelelahan.“Perlukah aku memanggilkan tukang pijat untukmu? Atau haruskah aku memintamu? Di mana bagian yang pegal, Lyra? Biarkan aku membantu meringankan lelahmu,” tawar John halus.Lyra mendelik pada sang suami. Dia pikir, John hanya ingin mengambil kesempatan.“Tidak perlu!”“Jangan berpikir macam-macam, Lyra Bell! Kau selalu saja meny
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

124. Tujuan Lain

Max terkejut melihat sosok wanita yang dikenalnya sedang mengendap-endap untuk mencuri dengar pembicaraan orang tuanya. Sudah hampir satu minggu tak bertemu secara pribadi, Max tentu heran mendapati Sasha tiba-tiba ada di tempat itu. “Max …,” panggil Sasha gugup, lalu segera bersikap seolah kebingungan. “Kupikir, kau juga ada di dalam sana.” Max mendekati Sasha dengan langkah tegap. Sorot mata penuh gairah yang biasa dia tunjukkan kepada wanita itu, kini tak terlihat. Sejak melihat Sasha bersama pria lain, Max enggan memanggil Sasha untuk melayani dirinya. Kendati demikian, Sasha masih berusaha merayu di setiap ada kesempatan. Max dengan tegas menolak dan menganggap Sasha seperti karyawan yang tidak berarti apa pun baginya. Dia justru kerap kali menunjukkan ketertarikan pada karyawan wanita lain yang cukup dekat dengan Sasha. “Kenapa kau ada di sini? Apa yang akan kau lakukan? Apa kau ingin menemui orang tuaku untuk memeras kami?” geram Max selagi menatap Sasha dengan sorot menga
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

125. Putra yang Lebih Hebat

“Ayolah, biarkan anak-anak kita mengurus masalahnya sendiri. Kita tidak seharusnya ikut campur bisnis John.”Peter menyeringai bengis menanggapi ucapan Thomas. “Kau bisa berkata seperti itu hanya setelah mendapat kucuran dana dari putraku, bukan?”Thomas mengepalkan kedua tangan di atas meja. “Kau …,” geramnya.Harga diri Thomas terluka karena kata-kata Peter seolah sedang merendahkan dirinya walaupun mengandung kebenaran. Namun, hal tersebut tak sepatutnya diucapkan di depan wajahnya.Memang benar jika Thomas membutuhkan dana untuk melunasi hutang perusahaan. Dia juga menyuruh Lyra membujuk keluarga Foster untuk cepat-cepat memberikan kucuran dana sebelumnya.Akan tetapi, Thomas Bell tak pernah berpikir untuk menguasai sesuatu yang bukan menjadi miliknya. Apalagi, kebahagiaan Lyra bergantung pada kesuksesan John Foster.Menikahkan Lyra dengan salah satu putra Foster pun bukan semata-mata karena kucuran dana, melainkan juga untuk melaksanakan wasiat orang tua Thomas. Peter juga yang me
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

126. Kencan Malam

Sikap Lyra terkadang mengingatkan John pada Asher Smith. Lyra agak mirip dengan mentornya yang selalu mengelak bahwa pria itu tergila-gila kepada istrinya.Lyra pun jarang menghindar pada setiap sentuhan John. Akan tetapi, mulut Lyra selalu mengatakan hal yang sebaliknya, seakan-akan harga dirinya tercabik-cabik untuk mengakui keinginan terpendamnya.‘Pantas saja mereka berdua langsung akrab setelah hanya bertemu beberapa kali,’ batin John sambil tersenyum kecil.John lantas mendekat ke ranjang. Dia melihat tatapan Lyra tak bisa fokus padanya.‘Menggemaskan ….’ John rasanya ingin melahap bulat-bulat sang istri. Sangat jelas jika Lyra sedang memaksa diri untuk tidak menunjukkan kegugupan dan rasa malu. Lyra beringsut kala John menunduk untuk menatap sang istri lebih dekat.“Aku tidak mau melakukannya malam ini!” seru Lyra sambil memejamkan mata dengan erat dan menyilangkan kedua tangan di depan dada.Kening John sontak berkerut. “Apa maksudmu? Melakukan apa yang kau katakan itu?”Lyra
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

127. Satu Impian yang Terpenuhi

Lyra mematuhi perintah John tanpa mengatakan apa pun. Setelah kain hitam yang menutup matanya telepas, mata Lyra masih terpejam.“Buka matamu dan lekas kemari,” tuntut John.Lyra membuka perlahan matanya. Dia berkedip-kedip untuk menyesuaikan indra pengelihatannya yang sejak tadi terpejam. Sontak, mulut Lyra sedikit terbuka tatkala melihat pemandangan di sekelilingnya. Lyra terkejut melihat pemandangan yang hampir seluruhnya berwarna merah muda di dalam kegelapan. Ketika menunduk, Lyra melihat alas kakinya menginjak sesuatu yang empuk. Rupanya, sejak tadi dirinya menginjak rumput tebal sehingga membuatnya agak kesulitan berjalan.Pemandangan itu mengingatkan Lyra pada sebuah tempat yang ingin dia kunjungi di masa lalu. Mendadak, kenangan bersama teman-temannya terlintas di benak Lyra.‘Wow! Tempat ini benar-benar menakjubkan! Aku ingin menghabiskan waktu dengan kekasihku di sana suatu hari nanti!’ ujar Lyra kala itu tatkala melihat brosur tempat wisata yang dibawa temannya.Tempat
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

128. Merayu

“Maksudku, kau sepertinya tahu banyak tentangku. Sedangkan aku tidak tahu apa-apa tentangmu. Bukankah hal itu tidaklah adil bagiku?” lanjut Lyra memberikan penjelasan agar tak terlihat terlalu penasaran.John Foster enggan menjawab pertanyaan Lyra. Dia tak mau terlalu banyak membicarakan masa lalu yang telah terlewati dan hanya ingin fokus pada masa depan mereka.Dibanding membicarakan tentang dirinya di masa lalu, John lebih suka jika Lyra mengenal dirinya yang sekarang. Lagi pula, John belum siap menanggung malu karena tak berani mendekati Lyra di masa lalu.John yang lugu dan pemalu itu sudah tidak ada. Meski tak pernah berhubungan dekat dengan wanita, John yang sekarang memiliki banyak pengalaman dan wawasan. Terlebih lagi, Asher Smith yang menurut John adalah pakar dari hubungan pria dan wanita selalu memberikan petuah berharga setiap kali mereka berjumpa.“Itu tidak penting, Lyra Bell.” John mengangkat tangan Lyra dalam genggaman, lalu mencium punggung tangannya sambil melihat k
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

129. Patah Hati

Lyra Bell memandangi luar kaca mobil sejak satu jam yang lalu. Dia saat ini sedang dalam perjalanan menuju tempat liburan yang John janjikan.Tujuan John mengajak liburan yaitu untuk menghibur Lyra yang katanya kesepian karena tak bisa lagi bekerja dan hanya tinggal di rumah. Mengendarai mobil hanya berdua untuk mengakrabkan diri dan saling mengenal lebih jauh merupakan alasan lain dari John Foster yang mengadakan liburan dadakan itu.Akan tetapi, Lyra sejak pagi tadi terlihat murung dan kesal. Lyra bahkan tak bicara dan hanya menjawab singkat semua pertanyaan John.Pria yang tak pandai bergaul itu cukup kesulitan mencari bahan pembicaraan sehingga suasana di dalam mobil menjadi suram walau terdengar musik ceria.“Apa kau sudah lapar?” tanya John di saat musik sedang berganti.Mereka berangkat pukul tujuh pagi setelah sarapan. Tentunya, Lyra semakin kesal karena John melontarkan pertanyaan yang menurutnya konyol dan tak perlu mendapat jawaban darinya.“Kita baru saja sarapan,” jawab L
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
38
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status