Home / Romansa / ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN : Chapter 61 - Chapter 70

80 Chapters

61. TANTANGAN

"Ayo, Sayang! Semangat! Kamu pasti menang!" teriak Dika dari kejauhan.Eka tersenyum simpul penuh percaya diri di sana. Sementara itu, wasit atau penjaga permainan itu, tampak sudah bersiap-siap untuk memulai pertandingan ini. Kendatipun hanya simulasi balapan, tetapi lintasan yang tercipta, mampu menyalakan adrenalin."Semua peserta siap!" seru pria, yang bertindak sebagai wasit itu. Ia sudah memegang sebuah bendera berwarna hitam putih, ciri khas bendera untuk sebuah pertandingan.Mereka yang berada di jalur lintasan sudah sama-sama siap, untuk melaju di jalanan. Eka tampak sangat antusias dan bersemangat untuk bisa menaklukkan lintasan ini. Sudah cukup lama ia tidak melakukan balapan.Bukan balapan sungguhan seperti di tv, melainkan simulasi balapan seperti ini saja. Dulu ia sering melakukannya bersama Kak Ar, sebelum kakaknya itu memutuskan untuk pergi ke luar negeri."Nyalakan mesin kalian, para pembalap!" seru pria itu kembali.Mereka pun telah menyalakan mesin mobil masing-mas
Read more

62. SEDIKIT BALASAN DARI EKA

"Segera hentikan balapan ini!" seru Ardy menjatuhkan perintah. Kendati usianya lebih muda dari lawan bicaranya, Ardy tetap bersikap seolah-olah dirinya paling berkuasa. "Ada apa ini, mengapa dihentikan?" tanya pria, yang bertugas sebagai pengawas permainan."Apa kau tidak tahu, siapa diriku? Aku ini Ardy, anak dari pemilik perusahaan Star Light Entertainment!" Dia begitu sombong saat mengenalkan nama serta statusnya. "Aku perintahkan, hentikan balapan ini sekarang juga! Jangan membantah perintahku atau ... Aku akan minta ayahku untuk memecatmu dari pekerjaan ini!" tegasnya yang tidak bisa diganggu gugat lagi."Baik, Tuan Muda. Saya akan hentikan balapan ini!" Pria itu langsung tertunduk cepat, saat mengetahui dengan siapa ia berbicara. Dia yang semula ingin marah, seketika menjadi penurut begitu. Sebegitu pengaruhnya kah pemilik perusahaan Star Light Entertainment itu?Dika yang hanya memperhatikan pun, geleng-geleng kepala. Berpikir. Bagaimana bisa pemilik perusahaan Star Light En
Read more

63. KEMENANGAN DIKA

Perlombaan telah dimulai. Ardy memimpin di depan, sedangkan Dika memilih untuk santai."Ayo, Om! Semangat!" teriak Eka dari luar jalur lintasan.Dika pun menoleh, bahkan dia melambaikan tangan ke arah sang istri. Mengulas senyuman lebar, menunjukkan kesan bahwa dirinya telah memenangkan perlombaan ini. Padahal baru beberapa putaran berlalu.Eka mengerutkan keningnya. Bisa-bisanya sang suami begitu santai. Dia jadi bertanya-tanya. Sebenarnya Dika sedang bertanding atau sekedar main-main saja?Sementara itu, Ardy sangat bernafsu untuk memenangkan balapan ini. Dia memacu mobilnya sangat cepat. Dia memusatkan semua fokusnya untuk perlombaan ini. Tidak ada yang bisa mengganggu gugat keinginannya itu."Go Ardy, Go! Semangat Ardyyy!!!" teriak sang wanita di sana.Dia tidak kalah antusiasnya dengan Eka. Hanya saja dia tidak menyadari satu hal. Perlombaan ini diadakan karena Ardy menginginkan Eka untuk menjadi kekasihnya.Eka tampak mulai gelisah, lantaran Dika telah tertinggal dua putaran de
Read more

64. TIDAK ADA AMPUN

Berlanjut!Mahardika tampak sangat kesal dan marah. Dia paling tidak suka, melihat seseorang menunjukkan kesombongannya. Terutama ia yang menggunakan nama orang tua sebagai tameng untuk bersikap semena-mena terhadap orang lain.[Robi. Tolong akhiri semua kontrak kerja sama kita dengan Perusahaan Star Light Entertainment. Terutama proyek baru itu. Batalkan kontrak kerja samanya. Saya sudah tidak ingin menjalin kerja sama dengan orang, yang tidak bisa mendidik anaknya dengan baik.] Dika sengaja meninggikan suaranya, ketika melakukan sambungan telponnya dengan Robi, asisten pribadinya.Dia melakukan itu, supaya Ardy dan kedua temannya bisa mendengar, bagaimana ia tidak pernah main-main dengan ucapannya. [Tapi, Pak. Apa Pak Dika yakin akan membatalkan semuanya?][Ya! Saya sangat yakin untuk memutus semua kontrak kerja sama ini!][Baik, Pak. Siap laksanakan!]Sambungan telpon pun berakhir. Di detik itu juga, Ardy merasakan jantungnya seolah berhenti berdetak dan napasnya ikut tercekat.D
Read more

65. EKA NGIDAM

"Om, aku pengen makan rambut nenek," ungkap Eka merengek."Ah, rambut nenek? Maksudnya kamu pengen makan rambut nenek? Rambut nenek siapa, Dek?" Dika seperti orang kebingungan, ketika menanggapi permintaan Eka yang tiba-tiba itu."Ih, bukan rambut nenek yang itu, tapi rambut nenek gulali. Aku pengen makan gulali yang ada di depan SD. Pokoknya yang dijual di depan SD. Titik!" tegas Eka tanpa bisa diubah.Dia menghentakkan kakinya berulang kali. Merengek seperti bocah yang ingin dibelikan permen. Dika memijat keningnya. Entah mengapa rengekan Eka kali ini membuat kepalanya sakit? "Om, harus belikan rambut nenek sekarang juga! Pokoknya, sekarang! Titik! Enggak pake lama! Heum ..."Eka membuang pandangannya ke sisi berbeda, memasang wajah cemberut dan berdengus kesal. Melipat kedua tangan di dada. Persis anak SD yang sedang ngambek. Padahal usianya bukan lagi lima tahun."Iya, Dek. Iya! Saya akan belikan rambut nenek yang kamu mau itu," jawab Dika pasrsh."Benar ya?" Eka menunjuk wajah
Read more

66. KERESAHAN ARKANA

Eka pun berlari ke luar, tepat saat mendengar bunyi klakson mobil Dika yang memasuki pekarangan rumah.Eka tersenyum sumringah, melihat Mahardhika membawakan satu buah gulali yang berukuran cukup besar.Eka cepat-cepat mengikis jarak. Sudah tidak sabar ia melahap permen kapas itu. Baru melihatnya saja, air liurnya sampai keluar. "Terima kasih, Sayang."Muach...Eka mengecup pipi Mahardika, saking senangnya dibawakan permen kapas yang berukuran besar."Sama-sama, Sayang._"Permen kapas itu tidak berlama-lama di tangan Dika karena Eka langsung merebutnya, lalu membawanya masuk begitu saja.Satu ciuman sebagai pemanis dan tanda terima kasih. Dika termangu, seperti tidak dipedulikan. Apakah ia seperti patung batu?Istrinya kadang-kadang sungguh terlalu. Dia pergi begitu saja dengan gulali itu, sedangkan suaminya yang sudah capek-capek mencari gulali itu hingga mendatangi banyak SD malah dibiarkan tetap di sini tanpa ditawari untuk masuk?Dika pun mengayunkan kakinya berat. Setibanya di
Read more

67. EKA SEDIKIT BERUBAH

"Kamu tahu tidak. Kamu itu seperti obat, yang membuat saya ketergantungan," ungkap Dika mesra, seraya menarik pinggang Eka supaya mendekat.Dalam satu hari, tidak cukup bagi Dika melontarkan kalimat pujian satu atau dua kali. Bagi Dika, Eka bukan sekedar istri, tetapi, teman, sahabat dan sosok yang membuat hatinya penuh warna. "Apaan si, Om? Gombal banget deh." Eka menjawab sedikit ketus. Dia mendorong bidang dada suaminya cukup kencang, sehingga pelukan mesra itu terlepas."Kok, gitu si, Dek? Kenapa?" protes Dika tidak terima. Rayuan yang mampu membuat wanita klepek-klepek, seolah terpental begitu saja, tanpa adanya balasan hangat. Dika berharap, akan mendapat sambutan hangat dari Eka. "Kalau Kak Ar lihat nanti gimana, saat Om peluk-peluk aku kayak tadi?" sungut Eka mengomel. Dika mengerutkan keningnya, "lantas kenapa dengan hal itu? Kalau Kak Ar lihat memangnya kenapa? Lagi pula dia sudah pulang kan? Mengapa kamu merasa cemas begitu?"Dika bertanya penuh selidik. Kak Ar baru meni
Read more

68. EKA NGAMBEK

Eka berjalan-jalan santai menikmati suasana ramai di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di ibu kota. Bi Endang dan Rudi, datang bersama Eka. Menemani perempuan mungkin yang sedang hamil muda itu. Eka melihat-lihat sekelilingnya, penuh takjub. Aroma khas yang menyelimuti tempat ini, seakan menambah semangat Eka untuk menjelajah seluruh area.Endang dan Rudi mengekor di belakang, layaknya seorang bodyguard, yang mengawasi majikannya dari jarak jauh. Eka berjingkrak kegirangan. Benar-benar seperti bocil yang baru pertama kali masuk mall. Dapat dibayangkan ekpresi Dika seperti apa, ketika melihat istrinya bertingkah bagaikan bocah? Dika tak pernah malu atau menyesal telah menikahi Eka. Istirnya itu, spesial dan istimewa. Di mana lagi akan menemukan istri seorang pengusaha sukses, yang bertingkah energik, seperti anak desa yang baru pertama kali masuk pusat perbelanjaan?"Aku mau main. Kalian harus ikut main juga. Ini perintah!" tegas Eka.Di rumah, tidak ada yang bisa membantah pe
Read more

69. DIKA KULIAH LAGI

"Apa yang kamu inginkan, Sayang? Katakanlah," pinta Dika bernada mesra, seraya mengelus kedua pipi istri tercinta."Aku mau kuliah lagi, Om," ungkap Eka sedikit ragu. Dika langsung terperanjat bangun. "Kuliah?" Dia mengerutkan keningnya, penuh keterkejutan. "Iya, Om. Aku pengen kuliah lagi. Om tahu kan, cowok itu senior di kampus. Nah, aku pengen banget balas dendam ke dia. Aku masih kesel gara-gara omongan dia di mall tadi," gerutu Eka, tanpa menutupi kekesalannya terhadap pemuda yang telah mencemoohnya di pusat perbelanjaan beberapa waktu lalu.Eka mengepalkan tangan kanannya. Semangatnya untuk balas dendam kepada seniornya di kampus sangat membara."Tidak boleh!" tegas Dika tiba-tiba.Dia yang selama ini akan patuh dan menuruti semua keinginan Eka, kali ini bertolak belakang.Eka mendongak, "kenapa, Om? Tadi kan Om udah janji, bakalan nurutin semua kemauan aku. Terus kenapa sekarang bilang enggak boleh?" Dia sedikit memajukan bibirnya. Merasa kesal dengan jawaban yang terlontar d
Read more

70. CEMASNYA DIKA

Keputusan Eka untuk membiarkan Dika ikut kuliah, nyatanya bukan membawa kebahagiaan, melainkan rasa geram menghujam dirinya. Telinga Eka terus-terusan berdengung. Dia merasa dongkol dan kesal dalam satu waktu.Para gadis terus saja mendekati Dika. Mengerumuninya, mencoba untuk menarik perhatian pria tiga puluh tahun itu. "Lihat deh. Itu Mahardika dari keluarga Wijaya itu kan ya? Di asli sama yang di foto beda banget. Gantengan lihat aslinya," puji salah seorang mahasiswi yang sedang duduk. Dia berbisik dengan rekannya."Iya ya. Ganteng banget. Jadi, dia tuh kuliah di sini juga. Wah, keren banget ya enggak si? Padahal dia tuh pengusaha sukses, tapi masih mau kuliah ya. Keren banget," timpal yang lainnya.Dua gadis itu membicarakan serta mengagumi sosok Mahardika, tepat di dekat Eka. Sebagai istri sah Mahardika, Eka merasa kesal. Tangannya tak henti-hentinya mengepal. Cewek-cewek di sini ada banyak, sehingga di kesulitan untuk menjambak rambut mereka satu per satu. Lagi pula sepertiny
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status