"Kamu tahu tidak. Kamu itu seperti obat, yang membuat saya ketergantungan," ungkap Dika mesra, seraya menarik pinggang Eka supaya mendekat.Dalam satu hari, tidak cukup bagi Dika melontarkan kalimat pujian satu atau dua kali. Bagi Dika, Eka bukan sekedar istri, tetapi, teman, sahabat dan sosok yang membuat hatinya penuh warna. "Apaan si, Om? Gombal banget deh." Eka menjawab sedikit ketus. Dia mendorong bidang dada suaminya cukup kencang, sehingga pelukan mesra itu terlepas."Kok, gitu si, Dek? Kenapa?" protes Dika tidak terima. Rayuan yang mampu membuat wanita klepek-klepek, seolah terpental begitu saja, tanpa adanya balasan hangat. Dika berharap, akan mendapat sambutan hangat dari Eka. "Kalau Kak Ar lihat nanti gimana, saat Om peluk-peluk aku kayak tadi?" sungut Eka mengomel. Dika mengerutkan keningnya, "lantas kenapa dengan hal itu? Kalau Kak Ar lihat memangnya kenapa? Lagi pula dia sudah pulang kan? Mengapa kamu merasa cemas begitu?"Dika bertanya penuh selidik. Kak Ar baru meni
Read more