Home / Romansa / ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN : Chapter 51 - Chapter 60

80 Chapters

51. SUDAH JELAS

"Adik Ipar?" Eka mengerutkan keningnya tajam. Panggilan itu sungguh asing di telinganya.Dia menatap Anindita penuh tanda tanya. Ini pertemuan kedua dirinya dengan wanita yang mengenakan kursi roda itu. "Aku, adik Ipar?" Kemudian dia menunjuk dirinya sendiri. Rasa tidak percaya dengan panggilan tersebut. Anindita pun mengangguk penuh keyakinan. "Tentu ... Memangnya siapa lagi yang ada di sini?" katanya santai."Om, apa ini maksudnya? Jadi kalian?" kalimatnya terjeda di ujung tenggorokan. "Aku enggak salah denger kan?" Eka menunjuk Dika dan Anindita secara bergantian. Dia benar-benar seperti orang kebingungan.Mahardika pun tersenyum lembut sambil menggenggam tangan sang istri mesra. "Iya, Dek. Kamu tidak salah dengar. Anindita memang sudah seperti kakakku sendiri. Dia adalah kerabat jauh Bunda," terangnya kemudian.Eka termangu, menelaah alur kisah ini. Jujur saja, ia pertama kali bertemu dengan Anindita. Padahal selama ini, keluarga Saputra begitu akrab dengan Keluarga Wijaya."Sat
Read more

52. DIOMELIN KAK AR

Perjalanan yang ditempuh kali ini cukup menguras waktu. Sekitar satu setengah jam. Padahal biasanya hanya satu jam. Kali ini harus terjebak kemacetan dulu.Mobil pun memasuki pekarangan rumah. Ketika mesin telah dimatikan, Eka dan Dika saling berpandangan.Isi kepala keduanya, pasti sama-sama bertanya. Ya. Mempertanyakan pemilik mobil yang sudah lebih dulu terparkir di sana. Eka dan Dika keluar dari mobil berbarengan, lalu berjalan beriringan sambil bergandengan tangan. Sungguh pemandangan yang indah di bawah sinar rembulan.Sesampainya di dalam rumah."Assalamualaikum," ucap keduanya seirama. Sembari sekali saling melempar senyuman satu sama lain."Waalaikumsalam," ucap seseorang, yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya."Kak Ar!" seru Eka, menyebut nama pemuda itu. Eka mempercepat langkahnya. Betapa ia sangat merindukan sang kakak tercinta. Padahal baru dua hari tidak berjumpa, tapi rasanya sudah seperti tahunan saja. Perasaan Ar pun tidak jauh berbeda dengan sang ad
Read more

53. KEMESRAAN DIKA DAN EKA

Arkana pun meninggalkan kediaman Mahardika, kira-kira lima belas menit yang lalu. Sehabis kakak iparnya pergi, Dika pun langsung membopong Eka ke kamar. Ya, apa lagi kalau bukan untuk membuka baju. Eh ...Maksudnya melepas lelah di atas ranjang sebagai suami istri.Asek ..."Gimana rasanya pas Kak Ar ngomel tadi?" tanya Eka penasaran, disertai senyuman menggoda sambil mengalungkan tangannya di leher sang suami."Ini kali pertama aku lihat Kak Ar marah ke orang lain. Selama ini dia dikenal baik dan ramah, tapi ya gitu ... Dia bisa berubah jadi singa, kalau ada yang berani bikin adik kesayangannya nangis," tambah Eka lembut dan semakin manja. Dika memutar bola matanya ke atas, kemudian kembali menatap Eka dalam-dalam, "Biasa saja. Menurut saya, hal wajar kalau Kak Ar marah," katanya tenang sembari merangkul pinggang sang istri penuh kemesraan.Hal yang paling mengasyikkan sekarang ini, berduaan dengan sang istri dan bercumbu mesra. Tidak ada yang melarang."Heum, Masa?" lontar Eka tak
Read more

54. KESIBUKAN DIKA DI PAGI HARI

Hari berikutnya. Seperti biasa. Sehabis sholat subuh, Dika pun sibuk di dapur. Memasak, menyiapkan sarapan untuk istri tercinta.Apa tidak terbalik itu?Oh, tentu saja tidak. Memang begitu kenyataannya. Setiap harinya, sang suamilah yang sibuk memasak dan menghidangkan makanan di meja makan. Sedang si istri, cukup memperhatikannya dari kejauhan.Mahardika sama sekali tidak protes ataupun marah. Dia melakukannya dengan senang hati dan penuh cinta tentunya."Ayo, Dek! Sarapan dulu. Biar enggak lemes pas kuliah nanti," ucap Dika lembut sembari menaruh piring di atas meja."Heummmmmm," gumam Eka manja. Alih-alih membantu menata meja makan, ia malah memeluk sang suami dari arah belakang. Mendekapnya sangat erat. Menyandarkan kepalanya di punggung dan memejamkan mata. Sungguh menyenangkan bisa bermanja-manja sebelum sarapan. Dika pun tersenyum lembut ketika mendapat sentuhan manja dari istri kecilnya itu. "Ayo, Dek! Kita sarapan dulu, supaya kamu memiliki banyak tenaga untuk belajar nan
Read more

55. OM DIKA LAGI TANTRUM

Jam makan siang pun tiba. Eka memilih perpustakaan untuk tempat bersantai, untuk menyantap bekal makan siang yang dibuatkan oleh suaminya.Eka mengeluarkan bekalnya dari dalam tas. Kebetulan perpustakaan kali ini cukup sepi. Ada beberapa orang saja. Itu pun sibuk dengan urusan masing-masing."Suamiku memang luar biasa. Om Dika memang paling bisa kalau soal masak memasak," gumamnya penuh takjub, ketika melihat kotak makan itu. Di dalamnya ada menu favoritnya. Tempe tahu balado dan sayur pare.Seketika selera makannya langsung meningkat. Cacing-cacing di dalam perutnya mulai berdemo minta untuk cepat-cepat diisi.Eka sudah siap menyantap makanannya. Namun, sebelum itu ponselnya pun berdering. Dia buru-buru mengeluarkan benda pipih itu dari dalam tas.Rupanya sang suami yang menelpon.Iya lah, siapa lagi kalau bukan Mahardika. Suami tersayang, tercinta dan Ter the best. Hihihi...Eka segera menggeser tombol hijau itu. Dika bukan melakukan sambungan telepon, melainkan video call. Seketik
Read more

56. ADA APA DENGAN EKA?

"Hei, kamu kenapa?" Pemuda itu berteriak kencang, tepat saat Eka ambruk ke lantai. Dia tampak panik, lantaran Eka yang tiba-tiba saja pingsan. Ditengoknya kiri dan kanan, tidak ada orang di sana. Hari ini tumben perpustakaan sepi banget.Pemuda itu tampak kebingungan. Apa yang harus diperbuatnya? Dia celingak-celinguk seperti orang bodoh. Haruskah dia membawa wanita yang sama sekali tidak dikenalnya itu, atau membiarkannya tetap di sana?"Nyusahin banget ni cewek," gerutunya sangat kesal. Pada akhirnya, mau tidak mau, dia harus menolong Eka. Dia mencoba mengangkat tubuh mungil Eka. Sebelum itu, dilihatnya tas gemblok milik Eka, yang berada tidak jauh dari tempat Eka pingsan.Dia mengambil tas tersebut, menggendongnya di bahu. Dengan segala upaya, dia mengangkat tubuh Eka, menggendongnya ala bridal style. "Ternyata, berat juga ni cewek. Kebanyakan dosa kayaknya," celetuknya mengejek.Sepanjang perjalanan menuju klinik, ia terus saja menggerutu. Mengeluh soal berat badan Eka yang me
Read more

57. EKA POSITIF

"Selamat ya, Dik. Eka positif hamil. Sebentar lagi kalian bakalan jadi Ibu dan Ayah."Sekiranya itulah yang dikatakan dokter cantik itu, kepada sepasang suami istri beda usia tersebut.Dika melongo tak mampu menyembunyikan keterkejutannya, "seriusan kamu, Mit? Jadi ... Eka beneran lagi hamil?" tanyanya tak percaya dengan apa yang baru saja didengernya itu.Dokter itu mengangguk disertai senyuman tulus, menegaskan sekaligus membenarkan penuturannya tadi.Dika mengerjap pelan, masih tak percaya. Alhasil dia menoleh ke kiri, ditatapnya Eka penuh tanda tanya."Beneran, Dek. Kamu lagi hamil?" tanyanya ingin memastikan bahwa pendengarannya tidak sedang terganggu.Eka pun langsung memberikan anggukan kepala dan sedikit tersenyum. Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Namun, dia mengelus lembut perut mungilnya itu, sebagai isyarat kalau di dalam sana sudah tumbuh Dika Junior."Masyaallah ... Ya Allah, Ya Rab ...""Allahu Akbar. Alhamdulillah, Ya Allah. Terima kasih." Dika mengucap syukur
Read more

58. MIRIP PAMAN ATAU AYAHNYA?

"Sebenarnya, apa yang ingin kalian katakan pada kami?" tanya Annata lembut sembari menatap Dika dan menantunya itu bergantian."Hampir dua puluh menit loh, kalian diam aja. Memangnya kalian mau sampai kapan kita semua menunggu?" lanjut Annata meminta kepastian.Mereka yang mengisi ruangan tersebut, memiliki pertanyaan serupa dengan yang Annata serukan.Dika dan Eka saling berpandangan dan tersenyum satu sama lain. Sepertinya sudah waktunya, kabar baik ini disampaikan ke semua orang. "Sebenarnya ada hal bahagia yang ingin saya dan Eka bagikan ke kalian." Akhirnya Dika buka suara, setelah dua puluh menit diam-diaman. Selama itu, tidak ada obrolan sama sekali. Hanya keheningan saja yang tercipta."Apa itu, Sayang. Katakanlah. Sedari tadi, Bunda dan yang lainnya, sudah menunggu kabar yang ingin kamu katakan itu," jawab Annata sambil mengedarkan pandangannya ke semua orang yang ada di sini."Eka ... Ayo, katakan, Sayang! Kami sudah sangat menunggu kabar baik itu," imbuh Bambang Wijaya me
Read more

59. SUAMI SIAGA

Uweek...UhweeekkkSepagian ini, sudah tidak terhitung berapa kali, Eka masuk kamar mandi, untuk memuntahkan isi perutnya, padahal ia hanya makan satu suap saja, tapi yang keluar banyak sekali. Eka mengusap mulutnya dengan cepat, setelah dibersihkan dengan air mengalir dari keran. Kemudian ia menatap wajahnya yang pucat, dari balik pantulan cermin. Eka mengucap istighfar berulang kali. Ini kehamilan pertamanya, sekaligus pengalaman baru baginya. "Sayang!" teriak Dika dari luar kamar mandi."Iya, Om. Sebentar." Eka mengatur napasnya yang terengah-engah karena terus-menerus muntah. Perutnya sampai keram dan kedua kakinya lemas. Eka berjalan meninggalkan kamar mandi. Perutnya masih terasa seperti diaduk-aduk. Mual dan pusing. Begitulah yang ia rasakan sekarang."Masih mual, Dek?" tanya Dika cemas, tepat saat Eka keluar dari kamar mandi."Iya, Om. Rasanya sangat tidak nyaman. Lemes banget, Om," keluh Eka memelas. Wajahnya terlihat pucat, sebab makanan yang baru masuk, langsung saja
Read more

60. PERMINTAAN ANEH SI BUMIL

"Eka terus memuntahkan makanannya sejak tadi. Apa itu akan berpengaruh terhadap kesehatan serta kehamilannya?" tanya Dika yang tidak bisa menyembunyikan kecemasannya di hadapan Mita.Wanita cantik yang berprofesi sebagai Dokter itu, tampak mengulas senyuman tipis. "Kamu tenang saja, Dik. Di minggu awal kehamilan, memang sering terjadi, yang namanya muntah-muntah dan tidak mau makan. Sang ibu pasti akan merasa tidak nyaman. Mual dan pusing," terang Mita santai."Lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya. Satu atau dua bulan kedepan. Semuanya akan baik-baik saja. Kamu harus sabar dan terus support Eka," tambah Mita memberi semangat sang sahabat, yang tampak uring-uringan itu."Baiklah. Terima kasih atas penjelasannyamu. Saya aka berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga Eka." Dika pun menghampiri Eka yang duduk bersandar di tempat tidur."Terima kasih, Dokter," ucap Eka lirih."Panggil saja aku, Mita," balas dokter cantik itu disertai senyuman tipis. "Kamu tidak perlu formal seperti
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status