Home / Romansa / ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of ISTRI KECILKU YANG MENGGEMASKAN : Chapter 21 - Chapter 30

80 Chapters

21. BANTUAN BOY

Berlanjut ...•••"Lantas, apa yang harus gue lakuin buat elu, sekarang?" tanya pemuda, bernama Boy itu, setelah menghabiskan seluruh sarapannya."Gue, mau elu cari tahu dari mana Nadia dapetin video yang mirip gue itu. Gue si yakin, dia enggak kerja sendirian. Pasti ada yang bantuin dia," jawab Dika serius tanpa berkedip.Suhu ruangan yang full AC, sama seperti aura yang terpancar dari tatapan mata Dika. Sangat dingin. "Heum, elu bener juga." Boy mengelus dagunya pelan. Bola matanya berputar cepat, sedang berpikir sejenak.Keyakinan Dika tadi, seirama dengan yang Boy pikirkan sekarang. Tebakan Dika tidak meleset, tapi belum bisa dikatakan benar juga. Lantaran tidak ada bukti kuat untuk melawan balik Nadia. "Beres kalau soal mencari informasi, tapi elu harus pastiin si Nadia enggak ketemu sama istri elu. Bakalan berabe kalau mereka ketemu lagi. Gue yakin, Nadia bakalan nunjukin hal gila lainnya demi dapetin elu. Dia kayaknya belum bisa move on deh dari elu."Dika pun tertawa kecil m
Read more

22. RENCANA BULAN MADU

"Om, bilang apa tadi?" Eka terperanjat sampai posisinya sekarang menjadi duduk dan memandang wajah sang suami, penuh tanda tanya. "Bulan madu, Dek." Dika mengulangi kalimat terakhirnya diiringi dengan senyuman kecil. Berharap istrinya akan terpesona. "Ngapain kita bulan madu?" celetuk Eka asal ceplos. Dika geleng-geleng kepala, tidak habis pikir dengan kepolosan sang istri. "Ya, apa lagi, bikin dedek bayi," godanya sambil cengengesan.Eka menganga. Namun, sebelum ia bisa mendapatkan kembali kesadarannya, Dika sudah lebih dulu menggendongnya ala bridal style. "Ih, Om. Apaan si? Om mau mesum ya?" rengek Eka sambil memukul bidang dada suaminya. Akan tetapi, usahanya sama sekali tidak membuahkan hasil. Dika menyeringai puas, melihat aksi istrinya yang selalu membuatnya gemas. Dika turun dari ranjang sambil menggendong Eka, yang berat tubuhnya kurang dari 60 kilogram itu."Om, mau ajak aku kemana si? Aku bisa jalan sendiri, Om. Turunin aku!" pinta Eka, merengek dan terus memukul dada
Read more

23. TIDAK PERCAYA

"Aku tidak mau disentuh oleh laki-laki, yang telah mengkhianati kepercayaan keluarganya!" Suara Eka yang lantang, seketika membuat kepala Dika ingin pecah. Ia seperti dihantam sebuah bongkahan batu besar.Mengapa masalah ini sampai serumit ini? Bukan tidak mungkin, pernikahan yang belum genap satu bulan, bisa hancur hanya masalah sepele. "Om, jahat! Kenapa aku baru tahu hal ini sekarang, itu pun orang lain yang memberitahunya, bukan Om sendiri yang mengatakannya! Aku benci, Om!"Suara Eka semakin tinggi. Membuat Dika mengepalkan kedua tangannya. Emosinya memuncak di ujung ubun-ubun. Dika menggenggam erat pergelangan tangan Eka. Menjatuhkan tatapan tajam, setajam ujung mata pedang yang siap menebas leher manusia. "Kenapa kamu keras kepala banget, Dek?! Saya sudah katakan! Saya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Nadia! Mengapa, kamu membuat masalah ini semakin rumit?! Saya berpikir, kamu sudah melupakan masalah ini. Kenyataannya, tidak!""Iya, Mau gimana lagi? Setiap Om deketin
Read more

24. MASALAH SELESAI

Nadia yang tahu, kalau semua ini hanyalah kebohongan, mulai merasa gelisah. Namun, dia berusaha tetap tenang, di hadapan Annata dan Bi Endang. Bisa ketahuan semua, kalau yang di video tadi memang bukan Dika. Melainkan orang lain, yang sudah direkayasa sedemikian rupa, sehingga mirip dengan Dika. Dua puluh menit kemudian, Dika dan Eka sampai juga di rumah. Keduanya berjalan tak berbarengan layaknya sepasang suami istri yang sedang dimabuk cinta. Eka menjaga jaraknya dengan Dika. Hal tersebut, langsung disadari oleh Annata. "Assalamualaikum, Bunda." Dika dan Eka mengecup punggung tangan Annata, saling bergantian."Waalaikumsalam." Annata bernapas lega, lantaran anak dan menantunya, tiba dengan selamat. Namun, pertanyaan besar sedang mengusik pikirannya.Annata menatap mata Eka, yang sembam. Garis bawah matanya merah, meskipun sudah tertutup make up. Namun, Annata bisa melihat adanya kesedihan yang terpancar dari mata sang menantu."Kalian duduk dulu!" pinta Annata lembut. Dika menga
Read more

25. AKU SAYANG OM DIKA!

"Dek!!! Tunggu!" teriak Dika. Namun, Eka tetap berlari menaiki anak-anak tangga itu. Hingga akhirnya dia masuk ke kamar. Eka yang sedang dikendalikan emosi pun, membanting pintu itu, hingga tercipta bunyi nyaring yang membuat pendengarnya bergidik ngeri. Dika menatap pintu itu lekat. Kemudian mengacak rambutnya kasar. Membuang napas berat dan mengusap keringat di wajahnya. Annata yang melihatnya pun, bisa mengerti apa yang sedang putranya rasakan."Bujuk dia. Eka pasti sangat shock setelah kejadian ini," kata Annata lembut. "Jangan biarkan dia merasa sendiri."Dika pun mengangguk paham. "Iya, Bunda. Aku bujuk dia dulu. Makasih ya, Bunda."Tanpa pikir panjang, Dika segera berlari menaiki tangga. Pikirannya sedang berputar cepat, mencari cara untuk membujuk Eka. Menenangkan hati sang istri yang sedang kacau balau itu.Sementara itu, Annata menghela napas panjang menatap lantai dua penuh kesedihan. "Kasian Eka. Kejadian ini pasti bikin dia shock banget. Saya bisa ngerasain gimana sedih
Read more

26. KEINGINAN MAHARDIKA

"Om, mau ngapain?" tanya Eka, terbata-bata dengan napas yang mulai memburu. Dadanya sampai naik turun. Detak jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya, seolah habis menaiki rollercoaster."Apa lagi, Dek. Ayo kita bikin anak!" ucapnya disertai seringai nakal penuh makna. Eka menalan ludahnya berat-berat. Keningnya mengeluarkan keringat cukup banyak. Dika yang melihatnya semakin bergairah dan nakal.Dika semakin mendekatkan tubuhnya, sehingga Eka semakin terpojok di sudut ruangan. Dia masih tampak tenang. Namun, tidak dengan Eka. "Saya sudah tidak tahan, Dek. Saya ingin melakukan hal yang seharusnya kita lakukan sejak lama. Saya ingin, malam ini menjadi malam pertama kita, Dek," ungkapnya bernada sensual. Eka semakin menelan ludahnya cepat. Sorot mata Dika yang liar, membuatnya seperti menghadapi om-om genit, di film horor 21+.Tangan Dika mulai menggerayang di pinggang sang istri. Sontak membuat Eka sedikit terperanjat. Aliran darahnya berdesir hebat. Seperti ada sengatan listrik
Read more

27. SETELAH UNBOXING

Hari berikutnya."Sayang," panggil seseorang dengan sangat lembut, sambil mengelus-elus rambut sang wanita yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Sesekali ia juga mengecup bibir ranum sang pujaan hati. Hasratnya begitu tinggi, setelah apa yang terjadi kemarin malam. "Heum," erang gadis mungil itu dan matanya masih sangat berat untuk terbuka."Bangun, Dek. Kamu mau tidur sampai jam berapa? Ini sudah jam dua belas," kata Dika berbisik lembut."Apa?" Eka yang mendengarnya pun langsung terperanjat, yang semula masih terbaring, kini duduk tegap."Jadi, sekarang udah jam dua belas?" Eka memutar bola matanya, mencari keberadaan jam dinding ditempatkan.Benar saja. Jarum jam panjangnya sudah berada di angka dua belas. Eka pun cengengesan sambil menatap sang suami."Kenapa om, enggak bangunin aku si?" protesnya yang belum menyadari hal besar pada tubuhnya."Tadinya saya malah berpikir untuk bangunin kamu sore aja, Dek ...""Sore?" sambar Eka cepat.Mahardika mengangguk, "iya. Saya lihat k
Read more

28. KEDATANGAN ARKANA

Satu jam kemudian. Sebuah mobil terparkir tepat di depan gerbang kediaman Mahardika dan Eka. Seorang pemuda di puluh lima tahun, keluar dari mobil tersebut. Tidak lupa juga, ia mengeluarkan koper berukuran sedang itu dari bagasi mobil. "Ini Pak, bayarannya. Terima kasih," kata pemuda itu, disertai senyuman lembut."Terima kasih." Dan pria setengah baya itu mengambil uang lembaran pecahan seratus ribu itu dari tangan pemuda tersebut.Setelah transaksi selesai, mobil itu segera pergi. Sedangkan pemuda tadi, menarik kopernya dan mendekati gerbang."Assalamualaikum, Pak. Apa Pak Mahardikanya ada di dalam?" tanya pemuda itu seramah mungkin."Waalaikumsalam ... Oh, Pak Dika. Ada, Dek. Ada keperluan apa ya, kalau saya boleh tahu?" "Katakan saja, Arkana ingin bertemu," kata pemuda itu memberi pemahaman singkat."Baik." Pak Rudi bergegas pergi, meninggalkan pos jaganya tanpa membukakan gerbang.Pemuda itu, memperhatikan sekitarnya yang tampak sangat sepi. Kawasan ini memang sepi karena mema
Read more

29. KEINGINAN EKA

Setelah makan malam."Kakak beneran enggak mau nginep di sini?" tanya Eka, sedikit memohon. "Iya. Aku enggak mau ganggu kalian yang lagi menikmati hari-hari sebagai pengantin baru," jawab Arkana santai sambil mengacak-acak pucuk rambut sang adik."Tapi, aku masih kangen," rengek Eka memelas.Bagaimana tidak rindu, ia dan Arkana sudah tidak bertemu selama dua tahun lebih. Ya, walaupun sering berkomunikasi melalui video call. Namun, rasanya tetap berbeda ketika bisa bertatapan mata secara langsung. "Nanti kita menginap di rumah, Ayah," sambar Dika memberi solusi. "Kamu jangan sedih. Kita bisa menginap di rumah Ayah, nanti. Jadi, kamu bisa puas melepas rindu di sana.""Benar yang Dika katakan. Kamu bisa berkunjung ke rumah Ayah. Aku akan ada di sana." Arkana tersenyum simpul, menanggapi ucapan Dika.Meskipun usia keduanya terpaut lima tahun, tetapi status Dika adalah adik ipar dan Arkana adalah kakak ipar. Jadi, Dika harus lebih hormat kepada Arkana."Ok. Besok aku, sama Om Dika, bakal
Read more

30. BULAN MADU DI KAMAR SAJA

"Assalamualaikum ..." Eka dan Dika mengucap salam berbarengan, seiring dengan langkah keduanya yang memasuki ruangan. "Waalaikumsalam," jawab mereka sembari menoleh serentak. "Kakek!" teriak Eka manja sambil berlari kecil, membentangkan tangan, kemudian memeluk pria paruh baya itu, seperti anak kecil yang sedang menyambut kedatangan ayahnya. Tingkahnya sangat antusias.Pria paruh baya itu, menyambutnya tidak kalah antuasiasnya. Memeluk cucuk menantu kesayangannya. Iya. Status Eka, adalah menantu Keluarga Wijaya."Kakek ada di sini juga?" tanya Dika, langsung mengenali sosok pria paruh baya, yang duduk bersebelahan dengan Teguh Saputra."Iya, Arkana yang mengundang, Kakek," jawab Bambang Wijaya, sembari melempar senyuman ke arah Arkana di sana."Aku kangen banget sama, Kakek," ungkap Eka bernada manja, sembari bergelayut manja di lengan pria paruh baya itu."Kakek juga sangat merindukan cucuk kesayangan Kakek, yang paling cerewet dan bawel ini." Bambang balik menggoda Eka sambil mena
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status