Malam harinya. Eka dan Dika pun meninggalkan kediaman Teguh Saputra. Sebenarnya, Dika mengusulkan untuk menginap di sana. Namun, Eka tidak mau. Dia ingin pulang saja. Sebagai suami. Ya, Dika menuruti permintaan tersebut. "Siang tadi, siapa yang menelpon?" tanya Eka, di tengah-tengah keheningan malam, jalanan Kota Tangerang. "Heum, Robi yang menelpon. Kenapa?"Eka menggeleng sembari menyandarkan kepalanya di bahu sang suami. "Aku ngantuk, Om.""Iya, tidurlah, Dek." Dika mengelus lembut pipi Eka. Namun, fokusnya tepat pada jalan. Perlahan-lahan Eka pun memejamkan matanya. Entah ia benar-benar terlelap atau hanya sekedar ingin menikmati kenyamanan yang entah kapan terakhir kali ia rasakan?Dika pun menurunkan kecepatan mobilnya. Tidak mau, mengusik istirahat Eka, yang sepertinya sangat kelelahan itu. Perjalanan yang seharusnya ditempuh satu jam itu, menjadi satu setengah jam. Sebelum memasuki pekarangan rumah, Dika lebih dulu mengirim pesan singkat pada penjaga rumahnya, untuk membu
Read more