Beberapa pasang mata yang sedang berkerumun menggunjing Resmi, kaget melihat sosok yang datang.“Dinis, Hasbi ....” Mereka kompak menyebut nama kedua anak itu.Dinis tersenyum sambil menggandeng tangan Hasbi.“Lhah, kamu pulang? Katanya dijual?” tanya salah satu dari mereka.“Kata siapa? Siapa yang jual Dinis?” Tidak terima, Normi langsung ambil alih menjawab.“Kata, kata siapa ya? Kata Resmi.”“Bukan. Kata Mbak Darmi.”“Mbak Darmi kata, kata Muni, gosip itu dari ibunya Nazma.”“Tidak ada yang menjual aku. Ibu pulang lebih dulu karena aku sedang ikut tes catur wulan. Sekarang sudah selesai dan aku menyusul diantar Eyang dan Mas Roni,” jelas Dinis.“Dinis, itu siapa? Siapa mereka?” Dasar tetangga Resmi kurang sopan, tanpa basa-basi mereka langsung bertanya.“Aku eyang angkatnya Dinis. Ini sopirku,” jawab Normi cepat sebelum Dinis yang menjawab.“Walah, Dinis, jadi kamu tidak dijual? Katanya kamu dijual? Ibumu tidak jadi pe-lacur di sana, Dinis?”“Mbak, kamu tahu sopan santun tidak? Apa
Baca selengkapnya