“Sholat dulu. Tadi juga handphone-mu bunyi terus. Ibu angkat, eh, nggak ada suara,” “Ibu bangunkan kamu, apii nggak bangun-bangun. Ya sudah, ibu angkat saja.”Sang ibu juga menyampaikan kabar pada Alya jika saat Alya terlelap dalam mimpinya itu dering ponsel terus berdering dan Alya yang tak kunjung membuka matanya. Alya yang baru saja bangkitt dari atas kasurr sederhana, yang tentu tidak senyaman kasur yang ada di apartemen Evan itu menghentikan langkahnya. Menatap penuh tanya lewat sorot mata pada sang ibu, sebelum akhirnya dia membuka suara. “Telepon?” tanya Alay memastikan setelah beberapa detik terdiam. “Iya. Pak Evan, kalau tidak salah, nama di kontaknya.”Nafas yang semula bisa keluar masuk dengan begitu bebas, kembali tercekat. Debaran di jantung semakin berdetak tak karuan. Buka sedang jatuh cinta. Lebih tepatnya pikiran Alya yang ke mana-mana. Sebab apa yang membuat Evan menghubunginya. “Teman kerja kamu mungkin, Nak.”“Eh, iya Buk. Mungkin ada sesuatu yang mau ditanya
Last Updated : 2024-05-09 Read more