Home / Romansa / Penjara Hati Bos Arogan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Penjara Hati Bos Arogan: Chapter 21 - Chapter 30

71 Chapters

Bab 21. Kecemasan Alya akan Kemarahan Evan

Alya yang mendapati perintah tegas yang tidak ingin terbantah dari Evan itu pun membeku. Panggilan yang Evan lakukan atas dirinya itu pun terputus begitu saja. Bahkan Alya sama sekali belum menjawab ancaman yang dilakukan oleh Evan atas dirinya. Alya yang mematung itu pun mengalihkan tatapan matanya pada Safa yang duduk di tempat tunggu ibunya. Mengontrol diri, agar Safa tidak curiga akan sesuatu yang baru saja Alya alami. Ah, lebih tepatnya Alya sedang memutar otak untuk mencari alasan yang akan dia berikan pada sang adik untuk bisa kembali ke tempat Evan. Alya menghela nafas beratnya, kakinya pun melangkah meski berat bagi diri Alya untuk melakukan. “Dek,” panggil Alya pada Safa yang sedang duduk dengan ponsel yang sedang dimainkan olehnya. “Hmm. Iya, Mbak,” jawab Safa, mengalihkan pandangan matanya ke arah Alya yang tengah memanggil dirinya. “Mbak sepertinya nggak bisa menginap di rumah sakit untuk temani ibu.”Alya sejujurnya sangat ragu untuk mengatakan itu kepada Safa, a
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Bab 22. Terkejut

Kosong. Satu kata yang menjadi sambutan Alya saat membuka pintu dan mendapati kamar pria pemilik apartemen itu menyala lampunya dan kosong. Tidak ada Evan di dalam. Alya yang mendapati kamar Evan kosong itu berpikir jika sang pemilik kamar sedang berada di kamar mandi. Alya kembali memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar Evan. Dia berniat untuk menyiapkan pakaian ganti pria yang belum kunjung ia temui di apartemennya sejak dia masuk ke dalam.Tangannya terulur, mencari pakaian ganti Evan dari dalam lemari. Setelah mendapatkan pakaian yang tepat. Alya kembali menutup pintu lemari pakaian dan menuju ke tepi ranjang Evan untuk menaruh pakaian yang dicarinya. Alya sempat terdiam beberapa saat dia sedang memikirkan Apakah akan langsung meninggalkan kamar suaminya itu atau memberitahukan Jika dia telah menyiapkan semua.“Ah, biarlah. Pasti dia juga tahu, saat keluar dari kamar mandi nanti akan melihat pakaian yang sudah aku siapkan untuknya.”Setelah mempertimbangkan beberapa saat,
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

Bab 23. Perlakuan Kasar

Alya memekik karena keterkejutannya saat sebuah tarikan kasar pada tangannya itu ia dapatkan secara tiba-tiba. Bagaimana tidak, dia baru keluar dari kamar mandi Evan setelah menyiapkan air hangat untuk suaminya tersebut sesuai tugas yang memang harus ia lakukan untuk menjadi pelayan Evan. Tentu saja dia kaget luar biasa, dia yang tak siap itu harus mendapatkan tarikan yang begitu kuat dari Evan yang sebelumnya dia tahu jika pria itu sedang duduk dengan kedua mata memejam bersamaan lengan yang bertumpu di atasnya. Bugh!“Aught!” Alya kembali memekik terkejut, saat dengan kasarnya Evan melempar dirinya ke atas ranjang besar yang dominan warna abu khas aura kharismatik prianya.Alya yang mendapat perlakuan kasar itu dibuat bingung dengan tingkah yang Evan lakukan atas dirinya itu. Tatapan mata yang begitu sulit diartikan, itu mengarah pada Alya yang sudah merebah di atas ranjang pria itu. Alya yang tidak siap akan tindakan yang Evan lakukan itu pun dibuat bingung. Sebenarnya apa y
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

Bab 24. Hilang Sudah

Alya merasakan perih di bagian pangkal pahanya akibat perbuatan brutal yang Evan lakukan atas dirinya beberapa waktu yang lalu. Cairan bening dari balik kelopak matanya itu terus mengalir membasahi kedua pipinya. Runtuh sudah pertahanan yang Alya miliki dan jaga selama ini. Bahkan, dia dulu sering mendapatkan tawaran untuk bekerja sampingan dengan menjadi simpanan pria hidung belang sejak SMA dan tentunya dia selalu memberikan penolakan karena dia ingin mencari rezeki halal untuknya dan juga adik dan ibunya. Tidak akan ada yang menekan dengan pesona yang akan Alya berikan. Selain dia memiliki tinggi dan body yang lumayan. Kulit putih yang Alya miliki bahkan dengan baik dia menutup dengan pakaian sopan yang selalu membalut tubuhnya. Tapi, kini semua telah sirna. Kehormatan yang selalu ia jaga itu musnah oleh tindakan brutal pria yang bahkan saat ini sudah terlelap dengan begitu mudahnya tepat di samping dirinya. Ya, pria yang telah berhasil menuntaskan hasratnya itu langsung mereb
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Bab 25. Kerja Bagus

Setelah merasa jauh lebih segar dari sebelumnya. Evan yang memang sudah sangat kesiangan untuk berangkat ke pabrik yang sama dengan Alya itu segera menggunakan pakaian. Hal yang sama sekali tidak pernah Evan duga sebelumnya. Di atas sofa tunggal panjang yang ada di kamarnya itu sudah tersedia pakaian kerja lengkap untuknya. Evan yang sama sekali tidak pernah menyangka itu pun menautkan kedua alisnya. Tentu saja dia tidak bodoh, jika Alya-lah yang telah menyiapkan pakaian itu pasti untuk dirinya.Tangan besar Evan yang baru saja hendak meraih pintu lemari itu pun terhenti. Menoleh dan melangkah pelan menuju ke sofa di mana pakaian kerja itu sudah disiapkan oleh Alya. Tangannya terulur, mengambil pakaian kerjanya tersebut. Alya yang memang berprofesi sebagai salah satu desainer di pabrik produksi milik keluarganya itu pun begitu piawai memadupadankan pakaian yang sudah beberapa kali disiapkan oleh dirinya untuknya itu.Tanpa sadar, Evan yang tahu hal itu pun menarik ujung bibirnya se
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Bab 26. Puas

Semalaman, Alya sama sekali tidak mampu memejamkan mata setelah mengalami kejadian yang mungkin tidak akan pernah terlupakan olehnya itu. Alih-alih terus berusaha memejamkan kedua kelopak matanya. Namun cairan bening yang selalu keluar dan membuat dirinya semakin tersiksa oleh tangis yang sangat menyesakkan bagi dirinya. Malam yang semakin beranjak menuju subuh, akhirnya membuat Alya memutuskan untuk menyibukkan diri di dapur dan menyiapkan sarapan pagi untuk pria yang masih terlelap di kamarnya itu. Alya yang tidak siap untuk berjumpa dengan Evan pun memutuskan untuk meninggalkan apartemen pria itu lebih dulu dengan keadaan sedikit memaksakan diri atas rasa nyeri yang saat ini dirasakan olehnya di area kedua pahanya itu. Namun, siapa yang sangka? Niat untuk tidak berjumpa dengan Evan. Takdir seolah sengaja membuat Alya harus berjumpa dengan pria yang sedang ingin dihindarinya itu. Entah mengapa, Evan yang melihat Alya sedang berbincang dengan Raffi dia merasa tak suka. Padahal,
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Bab 27. Vira Cemas

Alya yang sebelumnya ingin berjumpa dengan salah satu staff yang ada di bagian HRD, karena ingin menyampaikan pesan dari salah satu karyawan yang dikenalnya itu segera meninggalkan lantai satu gedung yang digunakan para staff operasional dalam mengoperasikan pekerjaan yang ada di pabrik tekstil tersebut. Kehadiran Evan yang sama sekali tidak ia duga, karena Alya berpikir jika Evan akan hadir setelah jam makan siang. Namun ternyata dugaannya itu salah. Evan yang datang jauh lebih dulu dari jam makan siang. Saat mendapati pria yang sedang tidak ingin dijumpanya itu, pergi adalah pilihan utama yang Evan lakukan saat itu juga. Langkahnya terlihat sedang terburu, ketika menuju ke lantai tiga di mana ruang kerjanya berada. Kedua matanya pun begitu tampak sangat layu, karena sembab oleh tangis dan Alya yang sama sekali belum memejamkan mata.Sambutan pertama yang Alya dapatkan pun berupa kecemasan yang Vira lakukan sejak pagi-pagi Alya tiba di pabrik lebih dulu dari dirinya. “Al, kamu
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

Bab 28. Safa Khawatir

Tentu saja Alya terkejut, karena ia pun tidak akan menyangka jika harus berjumpa dengan pria yang tak lain adalah Raffi, tetangga dan juga kini dia yang bekerja di pabrik yang sama dengannya. Alya segera mengerjap, setelah tersadar dari rasa keterkejutan yang terjadi pada dirinya itu. “Eh, iya mas.” Alya memaksakan diri untuk memberikan senyum terbaiknya. Tentu saja ia harus menunjukkan sikap ramah untuk siapa pun yang ia kenal. Raffi yang mendapati kehadiran Alya bersamaan dengan dia yang baru saja hendak keluar dari lift itu pun melangkah. Mendekat pada Alya yang terlihat ragu saat harus bertemu dengan dirinya. “Apa memang bagian kamu sering melakukan lembur?” tanya Raffi saat tiba beberapa langkah di hadapan Alya. Sejenak Alya terdiam, Tentu saja dia tidak ingin salah bicara pada Raffi yang dia tahu dekat dengan Evan, suaminya. “Ehm. Tidak terlalu sering. Hanya saja tadi ada sketsa yang harus Alya nanggung jika harus ditinggal. Jadi, Alya putuskan untuk menyelesaikannya ter
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

Bab 29. Terkejut

Meski dalam dilema, Alya tidak memiliki pilihan lain selain harus kembali ke apartemen Evan, suaminya. Sebab, beberapa waktu lalu saat Alya mendapati panggilan sang adik yang memberikan kabar jika sang ibu sudah diizinkan untuk kembali ke rumah. Sebab Alya yang belum juga datang dari kemarin ke rumah sakit dan em unggul sang ibu. Bahkan sekalipun menjenguk itu membuat Safa, adik Alya melakukan panggilan demi memastikan keadaan Alya yang baik-baik saja. Alya sangat bahagia mendengar kabar tersebut tentunya. Meski harus melakukan rawat jalan, setidaknya dengan kabar yang dia dapat dari sang adik menunjukkan jika keadaan ibunya baik-baik saja.“Mbak akan ke sana ya, Dek. Kamu tunggu,” ujar Alya sesaat Safa memberikan kabar padanya tadi. “Safa tunggu ya, Mbak.” Akhirnya panggilan yang Safa lakukan itu terputus, setelah salam terucap dari keduanya. Namun, apa yang Alya rencanakan sungguh tidak seperti yang dia inginkan. Karena saat ojek tiba di pinggir jalan menghampiri dirinya. Sebua
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

Bab 30. Siksa Ranjang

Serangan yang begitu brutal yang Evan lakukan terhadap Alya. Bahkan, sama sekali Alya tidak memiliki sedikitpun kesiapan untuk menyambut sikap Evan yang begitu brutal pada dirinya tersebut. Nafas Alya terengah, karena Evan yang sama sekali tidak memberi celah sedikitpun pada Alya. Tangan mungilnya itu berusaha mendorong dada bidang suaminya. Namun, sama sekali tenaga dari badan berpostur tegap di hadapannya itu sama sekali tidak bergeser sedikitpun dari hadapannya. “Shit!” Evan mengumpat kasar, saat merasakan sakit pada bibir bagian atas yang mendapati gigitan dari Alya. Tangan besarnya itu memegang bibirnya yang terasa sakit atas gigitan yang dilakukan oleh Alya pada bibir suaminya itu. Tatapan mata Evan itu pun beralih menatap tajam pada Alya. Jangan tanyakan, bagaimana rasa ketakutan yang saat ini sedang Alya rasakan pada pria yang tengah menatapnya tersebut. “Pak, Bapak sedang mabuk. Biar saya buatkan jahe hangat untuk meredakan mabuk yang saat ini sedang mempengaruhi Anda,”
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status