"Pokoknya semenjak kita ngobrol siang itu, Mbak Ella hanya sekali datang ke sini untuk nganterin proposal, Mbak," sahut Rasty kemudian membawa berkas pergi dari sana. Tinggallah Livia sama Mbak Cici."Baguslah, berarti dia sadar kalau aku sedang nyindir dia," ujar Mbak Cici. Membuat dahi Livia mengernyit heran. "Sayang banget kalau gadis cantik, terpelajar, dan punya karir cemerlang, salah jalan dengan mengincar suami orang. Jujur saja, saya nggak suka model perempuan seperti ini. Bikin malu citra dan harga diri perempuan saja. Dia kan lagi cari perhatiannya Pak Alan, Mbak. Masa Mbak Livia nggak nyadar?""Mbak Cici, bisa tahu ya kalau dia emang ingin mendapatkan perhatiannya Mas Alan.""Saya ini sudah pengalaman berhadapan dengan perempuan-perempuan kayak gitu, Mbak. Pekerjaan saya mengharuskan saya berinteraksi dengan banyak orang. Laki, perempuan. Jadi saya sudah paham dengan gelagat nggak bener gitu. Makanya saya sindir. Mbak Livia, pasti terasa juga, kan?""Iya. Sudah lama saya t
Read more