Beranda / Romansa / RAHASIA TIGA HATI / Bab 158 Tiga Tahun Kemudian 1

Share

Bab 158 Tiga Tahun Kemudian 1

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-27 16:11:28

RAHASIA TIGA HATI

- Tiga Tahun Kemudian

"Aku tidak pernah meminta apapun, Mas. Selain pengampunan," jawab Bre sambil menerawang.

Ferry pun diam menatap gerimis.

"Kalau soal perasaan itu, aku sudah nggak peduli. Mau hilang atau nggak. Jika sampai mati pun aku hanya mencintai satu perempuan seperti halnya papa, nggak masalah. Tapi aku nggak akan membawa wanita lain masuk dalam hidupku dengan alasan untuk melanjutkan hidup. Sebab aku nggak ingin menyakitinya secara diam-diam seperti yang dilakukan papa pada mama. Aku mau fokus ke perusahaan.

"Alan sudah banyak membantu kita, nggak mungkin aku tega menikamnya dari belakang. Livia sudah bahagia bersama Alan. Jika kembali bersamaku, belum tentu dia bisa bahagia. Lihatlah bagaimana interaksi mereka yang full chemistry. Aku sudah terlupakan sebagai masa lalu yang kelam." Bre bicara sambil mengingat jelas bagaimana Alan menatap Livia penuh perhatian. Pria berhidung mancung, sepasang matanya yang menantang terlindung alis tebal, dan senyumn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nuniee
Bree tetap cemungut hadapi hidup yaa,, okelah jika memang ingin sendiri selamanya ... kann ternyata Dr Pasha n Dr Angkasa bestie,,, mantep kalii honeymoon drivernya cocok meong......... semoga menyusul ya dok
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
dari semua tokoh ceritanya mbk Lis, kok aku merasa dokter Angkasa yg paling ngenes yaaakkk..
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
ternyata beneran dokter Angkasa nih temannya dokter Pasha.. semoga dicerita ini dapat jodoh nih dokter Angkasa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 159 Tiga Tahun Kemudian 2

    "Pokoknya semenjak kita ngobrol siang itu, Mbak Ella hanya sekali datang ke sini untuk nganterin proposal, Mbak," sahut Rasty kemudian membawa berkas pergi dari sana. Tinggallah Livia sama Mbak Cici."Baguslah, berarti dia sadar kalau aku sedang nyindir dia," ujar Mbak Cici. Membuat dahi Livia mengernyit heran. "Sayang banget kalau gadis cantik, terpelajar, dan punya karir cemerlang, salah jalan dengan mengincar suami orang. Jujur saja, saya nggak suka model perempuan seperti ini. Bikin malu citra dan harga diri perempuan saja. Dia kan lagi cari perhatiannya Pak Alan, Mbak. Masa Mbak Livia nggak nyadar?""Mbak Cici, bisa tahu ya kalau dia emang ingin mendapatkan perhatiannya Mas Alan.""Saya ini sudah pengalaman berhadapan dengan perempuan-perempuan kayak gitu, Mbak. Pekerjaan saya mengharuskan saya berinteraksi dengan banyak orang. Laki, perempuan. Jadi saya sudah paham dengan gelagat nggak bener gitu. Makanya saya sindir. Mbak Livia, pasti terasa juga, kan?""Iya. Sudah lama saya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 160 Tiga Tahun Kemudian 3

    "Bisa." Kenny kembali duduk. Irma juga duduk di bangku depannya. Meski dadanya bergemuruh, tapi ia tetap berbesar hati sudi bicara dengan perempuan yang sudah menghancurkan rumah tangganya hampir empat tahun yang lalu.Irma tampak canggung dan serba salah. Sudah lama dia ingin menemui Kenny. Hanya saja tidak punya cukup nyali untuk mendatangi.Tadi saat melihat Kenny, secara spontan Irma memanggil."Ken, aku ingin minta maaf sama kamu. Atas segala kesalahan fatal yang pernah aku lakukan padamu. Menghancurkan rumah tanggamu dan Ferry." Suara Irma parau."Nggak apa-apa, Ir. Semua sudah berlalu. Nggak usah diungkit lagi masalah itu." Luka yang mengering, kini seperti di koyak lagi. "Aku sudah mendapatkan kehidupan baru," lanjut Kenny sambil mengusap perut buncitnya.Keduanya terdiam. Untung tempat itu sudah sepi pasien. Hanya di lorong sebelah, beberapa pengunjung rumah sakit berlalu-lalang."Kandunganmu sudah berapa bulan?" "Tujuh bulan.""Selamat, ya.""Makasih. Kamu sendiri sedang a

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 161 Bukan Janji 1

    RAHASIA TIGA HATI - Bukan Janji "Mas, sudah mertimbangin apa yang kita bicarakan kemarin?" Livia mendekatkan wajah sambil mengeratkan pelukan. Semoga setelah mendapatkan 'jatahnya' Alan akan memberikan jawaban.Sengaja Livia menatap lembut, merapatkan raga hingga kulit mereka menempel tanpa sekat. Untuk mendapatkan sesuatu harus pandai merayu, kan?"Aku tahu kalau suamiku bakalan menepati janjinya." Senyum Livia begitu manis saat Alan menatapnya lekat."Apa mas pernah berjanji?""Ya nggak, sih. Mas, memang hanya menyarankan waktu itu. Tapi aku nggak pernah lupa. Sekarang Alvian sudah berumur tiga tahun dan ....""Sudah waktunya punya adik," sahut Alan cepat. Membuat Livia tertawa seraya mencubitnya. "Bukan begitu, aku mau kuliah lagi. Aku yakin bakalan bisa bagi waktu. Mas kan yang nyaranin. Apa Mas lupa?"Tentu saja Alan tidak lupa. Tapi sudah terlanjur nyaman dengan kondisi sekarang. Menjalani rutinitas bersama istrinya, kantor, rumah, kadang juga mengajak Livia untuk urusan di lu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 162 Bukan Janji 2

    Sekarang Leo memang sering tinggal bersamanya. Karena sekolahan SMP-nya dekat dengan rumah sang nenek. Seminggu kadang hanya sehari tinggal di rumah mamanya. Sebab Kenny sekarang tinggal di rumah dokter Pasha yang jauh dari sekolahan. Sementara Lena masih tinggal bersama Kenny. Nanti setelah lulus SD anak itu ingin sekolah sambil mondok.Dokter Pasha sangat perhatian juga, tapi karena keadaan makanya Leo memilih tinggal bersama Bre di rumah Bu Rika. Sekolahan yang dipilih Leo hanya lima menit naik mobil dari rumah neneknya."Kamu masih muda, Bre.""Nggak masalah, Ma. Pokoknya mama jangan khawatir, aku bahagia dengan keputusanku saat ini." Bre mengulas senyum. Namun tetap membuat hati Bu Rika perih. Rasa bersalah kian menggunung dalam dada. Karena dirinya yang membuat Bre patah hati dan memilih sendiri.Ingat bagaimana dulu ia mewanti-wanti putranya supaya jangan sampai punya anak dulu dengan Livia. Bahkan seolah tidak rela saat Bre menyentuh istrinya.Sekarang rasa bersalah itu nyaris

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 163 Bukan Janji 3

    Bre tersenyum sambil menyentuh pipi pria kecil di depannya. Mak Ramlah yang memperhatikan, tersentuh perasaannya hingga ke relung hati. Dia orang yang termasuk tahu kisah manis percintaan Bre dan Livia semenjak duduk di bangku kuliah."Sudah mandi kan tadi?""Udah, Om.""Hmm, wangi." Bre mencium pipi Alvian. Bau khas anak-anak merasuk lewat indera penciumannya. "Om ke dalam dulu, ya!""Iya.""Saya masuk dulu, Mak," pamit Bre seraya berdiri."Njih. Monggo, Mas Bre."Bre membuka pintu kaca dan disambut oleh Pras yang kebetulan berada di sana. Asisten Alan langsung mengajaknya ke ruang meeting. Di sana sudah ada Pak Rosyam, Alan, dan Adi.Tiga tahun menjalani kerjasama seperti ini, membuat Bre terbiasa. Meski sayatan dalam dada tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ia mengimbangi Alan yang sangat profesional. Belajar mengesampingkan ego dan berkomitmen dengan pekerjaan."Alvi, jangan masuk ke situ, Sayang. Papa lagi meeting."Bre lamat-lamat mendengar suara lirih Livia yang bicara deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 164 Itu Hanya Masa Lalu 1

    RAHASIA TIGA HATI - Itu Hanya Masa Lalu "Liv," sapa Agatha. Terlambat untuk mengambil masker dari saku blazer yang dipakainya. Tidak apa-apa Livia melihat. Mau sampai kapan dia akan terus menghindar dan menutupinya dari orang-orang. Agatha malu pada orang yang sudah dikenalnya, tapi tidak dengan orang lain yang baru ditemuinya."Hai," balas Livia sambil menyalami Agatha."Nggak nyangka kamu hadir juga dalam seminar ini." Agatha berusaha menepis rasa canggung."Aku telat datang tadi.""Kamu mau ke toilet?""Iya.""Aku tunggu di sini, ya. Ada yang mau aku omongin sama kamu.""Oke," jawab Livia lantas bergegas ke toilet. Agatha hendak bicara apa sama dia. Livia berdiri mengantri karena ramai orang di sana. Di depan cermin wastafel ada yang membenahi jilbabnya, ada yang memakai make-up, ada juga yang menyisir rambut.Sambil menunggu mereka saling sapa. Wanita-wanita karier dari berbagai perusahaan dan instansi pemerintah. Datang dari berbagai kota juga."Oh, jadi Mbak dari AFBC, ya?" S

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 165 Itu Hanya Masa Lalu 2

    Agatha mengambil tisu dari dalam tasnya untuk menghapus air mata yang mengambang di sudut netra. Perih dalam hati melebihi rasa gemetarnya. "Keluargaku juga pernah menghancurkan bisnis ayahmu. Namun kami sudah menerima karma dari perbuatan yang telah kami lakukan. Tentunya kamu mendengar tentang kehancuran keluargaku."Aku ridho dengan ketentuan ini. Sebagai balasan atas perbuatan jahat yang telah kami lakukan pada kalian." Agatha menatap Livia yang nyaris tanpa make up. Bibirnya hanya dibasahi oleh lipgloss dan eyeshadow berwarna natural. Tampilan yang sangat elegan."Pipimu kenapa?" tanya Livia memandang pipi Agatha sebelah kanan.Agatha merabanya. "Kena belati waktu kejadian malam itu. Tergores ujungnya.""Tidak bisa pulih?""Bisa kalau operasi. Dokter juga menyarankan untuk operasi kalau ingin pulih seperti sebelumnya. Tapi aku nggak mau. Luka ini menurutku nggak seberapa, meski menggoyahkan kepercayaan diriku. Dengan luka ini aku bisa mengingat, atas segala kejadian dan kejahatan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 166 Itu Hanya Masa Lalu 3

    "Pak Rosyam, saya pamit langsung kembali ke kantor," pamit Bre pada lelaki berkacamata yang berdiri tidak jauh dari mobilnya. Setelah meeting tadi, mereka langsung meninjau lokasi apartemen yang hendak direnovasi besar-besaran."Kita ngopi dulu. Ayo!" ajak Pak Rosyam.Bre tidak bisa menolak. Mengikuti langkah mantan mertuanya ke sebuah rumah makan sederhana yang berjarak hanya tiga puluh meter dari lokasi.Mereka memesan dua cangkir kopi dan roti bakar. Tim yang duduk terpisah, memesan makanan mereka sendiri."Bagaimana kabar mamamu?" tanya Pak Rosyam sambil mengunyah roti."Alhamdulillah, mama banyak berubah sekarang ini. Hanya fokus beribadah dan nggak pernah lagi kumpul bersama teman-temannya. Mama jarang keluar rumah, Pak.""Syukurlah.""Tapi kadang mama masih sering melamun. Kalau saya tanya, beliau bilang tidak ada apa-apa. Saya tahu mama masih menyesali tentang perbuatannya di masa lalu. Sering saya melihat beliau menangis tersedu-sedu sehabis sholat.""Jangan biarkan berlarut-

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29

Bab terbaru

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 209 Alone 4

    Bre menyalami Pak Rosyam dan Pak Tamin dan meminta maaf karena terlambat datang."Sekolah libur kan, Bang?" tanya Bre pada Alvian."Iya, Om. Libur seminggu setelah ulangan.""Oke, besok kita jalan-jalan ke pantai sama Kak Leo. Mau nggak?"Alvian memandang kakeknya. Saat Pak Rosyam mengangguk, Alvian senang karena diberi izin. Bocah itu memang sering bertemu Bre tiap kali ikut kakeknya ke Malang.Pak Rosyam dan Bre sambil makan membicarakan projek yang akan di mulai bulan depan. Setelah itu Bre mengajak Leo dan Alvian jalan-jalan di mall depan restoran. Pria yang masih tetap sendiri itu seperti biasa membelikan mainan dan pakaian untuk Alvian dan si kembar. Untuk Aliva dia hanya membelikan sebuah boneka. Aliva masih terlalu kecil. Bre belum pernah melihat wajah Aliva. Pasti cantik seperti ibunya. Bre terakhir kali bertemu Livia, ketika acara dinner malam itu. Kalau Alan masih sering bertemu karena mereka memang menjadi partner bisnis."Nak Bre, kapan bapak dapat undangan pernikahan? B

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 208 Alone 3

    "Saya merintis bisnis bersama istri saya yang saat itu masih menjadi teman biasa. Juga Adi, teman kita yang malam ini tidak bisa datang. Mereka yang menemani saya benar-benar dari nol. Mulai dari mencari tempat usaha, perizinan, dan karyawan.""Dari teman langsung menikah atau pacaran dulu, Bro?" celetuk seorang teman."Suatu hari saya diam-diam menemui ayahnya dan berterus terang hendak menikahi putrinya. Tapi saya minta waktu agar saya mapan secara finansial. Beberapa bulan kemudian saya melamarnya dan kami menikah."Beberapa perempuan memandang ke arah Livia yang masih duduk di tempatnya. "Kenapa nggak ngundang kami? Kamu lupakan teman-temanmu," protes yang lain."Maaf, saya menikah di Sarangan, jadi hanya Adi saja yang datang. Kami hanya mengadakan pesta sederhana karena waktu itu saya masih dalam tahap merintis bisnis."Alan berbagi pengalaman dan motivasi yang menginspirasi. Semua pertanyaan teman dijawabnya dengan penjelasan yang gamblang. Dan pertemuan itu berakhir di jam seb

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 207 Alone 2

    Livia berdebar-debar takut dan netranya pun berembun. Sekarang susah untuk menelan saliva, seperti ada yang menyekat tenggorokan. Livia merasa malu dan bersalah. Setiap kali ayahnya menemuinya di ruang kerja, sang ayah tidak pernah menutup pintu dengan rapat. Dari celah itulah, tentunya Alan mendengar percakapan dan tangisnya."Mas, aku nggak ada perasaan apapun selain empati dengan nasib Bre." Suara Livia bergetar. "Dia menjadi korban keegoisan mamanya, sedangkan dirinya juga tidak bisa mengendalikan diri makanya sakit akhibat merokok. Aku ....""Nggak perlu dijelaskan, Sayang. Mas paham perasaanmu. Kalau pun masih ada sisa rasa karena kalian pernah hidup bersama, mas juga ngerti.""Bukan seperti itu, Mas. Sekarang hidup dan matiku, jiwa dan ragaku hanya untuk mas dan anak-anak. Jangan salah pengertian.""Mas sangat mengerti, Livi. Sebaiknya kita nggak usah lagi membahas tentang hal ini. Mas percaya sama kamu. Mas dan Bre sudah bicara baik-baik, tetap membuka peluang supaya kita bisa

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 206 Alone 1

    RAHASIA TIGA HATI - Alone"Tampaknya Mbak ini ngebet banget pengen ketemu sama Mas Alan.""Oh, bukan saya saja. Jangan salah paham, Mbak. Tapi teman-teman yang lain juga ingin bertemu. Berharap Alan bisa datang di pertemuan kami dan berbagi pengalamannya. Yang jelas berbagi ilmu. Alan sedang hangat diperbincangkan di grup alumni." Sonya tampak malu dan membuat wajahnya merona."Oh," jawab Livia pendek. Padahal di antara sekian banyak alumni, pasti bukan suaminya saja yang sukses. Tapi kalau pada akhirnya Alan jadi inspirasi dan penyemangat buat mereka, bukankah itu menjadi nilai plus. Pengalamannya menjadi sangat berguna tidak hanya untuk diri pribadi, tapi untuk orang banyak. Ah, Livia positif thinking saja."Alan jarang ikut pertemuan alumni. Mungkin karena sibuk kali, ya. Tapi kami berharap kali ini dia bisa hadir. Mumpung ada di Malang. Kalau gitu saya mau kembali ke kamar dulu, Mbak.""Ya, Mbak," jawab Livia.Wanita itu melangkah pergi. Tampaknya dia masih tahu malu juga setelah

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 205 Suami Idaman 3

    "Besok pagi. Karena malam ini aku masih ada acara ketemuan dengan teman-teman alumni.""Apa benar AFBC mau buka cabang di Malang? Mas Ferry ngasih tahu aku sebulan yang lalu.""Insyaallah. Semoga tahun ini bisa terealisasi."Percakapan terjeda sejenak ketika makanan yang dipesan datang."Aku juga membuka peluang kerjasama dengan Hutama Jaya," ujar Alan sambil mulai menikmati makanannya."Kamu nggak khawatir denganku, Lan?"Alan tersenyum. "Apa mungkin kamu tega menikamku dari belakang? Sedangkan aku mendapatkan Livia bukan karena aku merebutnya darimu. Marilah kita menjalin hubungan kerjasama secara sportif sebagai pria sejati, tanpa ada bayang masa lalu. Profesional all out."Keduanya saling pandang. Tanpa bayang masa lalu? Jelas tawaran itu tidak mudah bagi Bre, bahkan bagi Alan sendiri. Tapi urusan dunia properti berada di tangan Pak Rosyam dan Adi. Alan tetap di pasionnya sendiri. Livia sebagai kepala staf keuangan, tetap di kantor bersamanya. Untuk projek properti ditangani oleh

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 204 Suami Idaman 2

    Bre menggeliat sebelum turun dari kasur. Langsung ke dapur dan membuat secangkir kopi lantas membawanya ke balkon. Duduk di sana sambil menyesap white coffee. Dia lebih suka kopi hitam, tapi stok di dapurnya sudah tidak ada dan belum sempat belanja.Jam dua dini hari Bre baru bisa tidur. Pertemuannya dengan Livia membuatnya kembali merasa tersungkur. Dan itu pilihannya, karena sebenarnya dia bisa saja tidak usah datang ke acara dinner setelah tahu Alan pasti datang bersama Livia.Namun ia tetap datang juga. Dan ini akhibatnya. Luka yang seharusnya mulai sembuh, kini basah kembali. Meski demikian ia tidak lagi terpuruk seperti tahun-tahun kemarin. Bre lebih siap kendati tetap ada rasa kecewa karena penyesalan."Bre, dapat salam dari Atikah," ujar seorang teman kerjanya suatu hari.Bre hanya menjawab dengan senyuman. Dan kiriman salam itu terus berlanjut beberapa kali. Atikah ini salah satu staf di kantor tempatnya bekerja. Perempuan yang lumayan nekat karena berani mengirim salam dulua

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 203 Suami Idaman 1

    RAHASIA TIGA HATI - Suami IdamanLivia meringkuk untuk berlindung dari dingin. Rasa cemas masih tersisa atas kejadian tadi malam. Tak terbayangkan kalau Alan bersikap arogan karena kesalahan yang istrinya lakukan. Selama ini dia sudah sangat bersabar, Livia benar-benar takut jika Alan bisa saja lepas kendali. Namun suaminya memiliki kecerdasan emosional, mampu mengekspresikan perasaan kecewa, marah, dengan cara yang bijak. Meski begitu bisa membuat Livia menangis.Saat melampiaskan hasr*tnya pun tetap semanis seperti biasanya meski diselimuti amarah dan cemburu. Tidak kasar untuk membalas rasa kecewanya. Suami seperti ini, di mana ia akan mendapatkan dalam situasi dunia seperti sekarang. Ketika perselingkuhan sudah menjadi life style, tidak hanya di kalangan kelas atas bagi orang-orang berduit, tapi kelas pinggiran pun mengalami fenomena yang sama.Kunci sebuah hubungan ada pada laki-laki. Mau sekuat apapun berdebat, kalau cinta seorang laki-laki sangat besar. Hubungan itu akan tetap

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 202 Mari Kita Bicara 3

    "Jadi Mas Alan nggak tahu?" Livia terkejut lagi. Alan yang biasanya banyak tahu hal-hal yang berada di luar jangkauan Livia, tapi kali ini dia tidak tahu apa-apa."Untuk apa mas berbohong sama kamu. Apa begitu pentingnya kabar tentang Bre bagimu?"Tangis Livia tumpah. "Bukan begitu. Aku takut kalian berselisih. Padahal aku sudah senang kalian bisa bekerjasama dengan baik sampai tiga tahun lamanya. Mas, jangan salah paham."Alan menarik napas panjang. Keduanya terdiam beberapa menit. Livia mengusap air mata dengan tisu yang ditarik dari atas nakas. "Maafkan aku. Aku nggak ada niatan mengkhianatimu," ujar Livia serak."Livi, kita sudah punya tiga anak. Saat mendengar percakapanmu dan ayah yang menasehatimu tadi, mas diam. Nggak akan menjadikan itu masalah yang membuat hubungan kita berubah. Mas memutuskan diam karena mas percaya dengan ayah dan kamu."Mas anggap itu hal biasa. Tapi setelah mas melihatmu berbincang dengan Bre, mas akhirnya perlu mendiskusikan hal ini denganmu.""Percayal

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 201 Mari Kita Bicara 2

    Livia menebarkan pandangan ke belakang. Ia tidak menemukan Bre di antara para undangan. Mungkin dia masih di sana, karena banyaknya tamu yang berjas hitam, jadi susah untuk menemukan."Apa yang kamu cari?" Alan menyentuh dan langsung menggenggam jemarinya."Mas." Livia kaget karena Alan tiba-tiba ada di belakangnya. Wajah sang suami tidak secerah tadi. Apa ada masalah antara suami dan rekan kerjanya? Livia jadi khawatir.Seseorang menyapa mereka. Alan kembali berbincang dan tidak melepaskan genggaman tangannya.Sedangkan Sonya yang kembali dari menerima telepon terkejut melihat tangan Livia digenggam oleh Alan. Laki-laki yang dibicarakan tadi sudah bersama wanita itu. Apa hubungan mereka? Bukankah Livia bilang datang bersama suaminya? Jadi dia istrinya Alan? Oh, mungkin bukan. Kenapa Livia tidak mengakui kalau dia istrinya bos AFBC ketika sang suami dibicarakan perempuan lain.Apa dia selingkuhannya Alan? Waduh, padahal Alan tidak ada tampang laki-laki red flag. Sonya tidak percaya. K

DMCA.com Protection Status