Home / Romansa / Tertawan Cinta Bodyguard Tampan / Kabanata 121 - Kabanata 130

Lahat ng Kabanata ng Tertawan Cinta Bodyguard Tampan: Kabanata 121 - Kabanata 130

346 Kabanata

Bab 120. Semakin Hari, Semakin Rindu

BEBERAPA SAAT SEBELUMNYAVenus Harristian tengah menikmati perjalanannya dari Langham Residence tempatnya tinggal sementara di Jakarta ke sebuah kantor polisi tempat Dion bekerja. Ia menggunakan mobil pribadi dengan pengawalan seperti biasanya. Satu mobil di depan dan mobil yang digunakan oleh Venus ada di belakang.“Kita akan sampai sebentar lagi, Nona!” ucap Kyle yang duduk di depan memberitahukan Venus. Venus memalingkan wajahnya pada Kyle dan tersenyum.“Apa kamu sudah menghubungi dia?” tanya Venus kemudian. Kyle tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Ketua Juliandra bahkan tidak mengangkat teleponku sama sekali, Nona.” Venus ikut melengkungkan senyuman dan mengangguk mengerti. Ia tak lagi bertanya dan hanya menunggu saat tiba di kantor polisi tersebut.Mulut Venus sedikit membesar kala ia turun di parkiran depan kantor polisi resor tempat Dion bertugas sekarang. Beberapa petugas polisi yang melintas sempat
Magbasa pa

Bab 121. Pelangi Untuk Dion

Dion dan Venus keluar dari ruang kerja tak berapa lama kemudian. Mata mata para anggota polisi masih tertuju pada Dion terutama Jasman dan Peter yang sengaja menunggu sampai keduanya keluar ruangan. Wajah Dion tampak begitu cerah dan bahagia. Hal itu tergambar jelas di raut wajahnya.“Ehem, mau ke mana, Dan?” tegur Peter sambil menyengir lebar pada Dion. Dion sedikit terkesiap dan menggigit bibir bawahnya tak sengaja.“Uh, saya mau keluar makan siang sebentar,” jawab Dion masih dengan sikap gugup yang begitu kentara. Peter dan Jasman menyengir lebar dan menoleh pada Venus yang tersenyum cantik. Dengan percaya dirinya, Jasman langsung mengulurkan tangan hendak berkenalan dengan Venus tanpa diminta oleh Dion.“Introduce ... bahasa Indonesia ... yes?” ucap Jasman dengan polosnya hendak berkenalan. Venus terkekeh kecil dan mengangguk.“Perkenalkan kami adalah anggota polisi resor, anak buahnya Komandan Dion. Nama saya
Magbasa pa

Bab 122. Menenangkan Nurani?

“Lalu bagaimana dengan perkembangan kasus Edgar? Kapan keputusannya dilakukan?” tanya Dion saat berada di dalam mobil bersama Venus pada perjalanan pulang dari makan siang mereka. Venus sedikit tersenyum dan duduk lebih dekat pada Dion meskipun masih ada jarak di antara mereka.“Seharusnya dua hari lagi, Mas. Semoga tidak ada penundaan.” Dion menoleh memandang Venus dan tersenyum mengangguk.“Ada yang aneh sewaktu kesaksianku yang terakhir. Edgar berontak dengan mengatakan jika dia mencintaiku dan sudah lama mengenalku. Tapi aku gak mengenal dia sama sekali, Mas,” adu Venus sedikit berbalik menyamping menghadap Dion. Dion terus mendengarkan dan memperhatikan Venus dengan seksama. Ia ingin heran dan mengernyit.“Kamu yakin?” Venus mengangguk cepat dan yakin.“Lalu Andy bilang apa?” Venus menghela napas panjang sambil sedikit mengerucutkan bibirnya.“Dia bilang dia akan menyelidiki sem
Magbasa pa

Bab 123. Tak Terbalas

Dion menggunakan setelan jas rapi hari ini untuk memimpin tim pengawalan dan keamanan pra konferensi KTT tingkat ASEAN yang dilaksanakan di sebuah hotel berbintang di pusat kota Jakarta.Dion sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Ia tampak bergabung dengan tim pengawalan Presiden yang juga tiba beberapa jam sebelumnya. Tugas Dion adalah melakukan pengawalan terhadap para diplomat yang akan menjalani beberapa rapat bilateral serta memastikan keamanan acara. Ia bertanggung jawab langsung pada perwira tinggi yang memimpin.Saat para delegasi yang dipimpin oleh para pemimpin negara masing-masing turun akan berjalan melewati lobi penuh wartawan, Dion terlihat membukakan pintu serta mempersilahkan tamu untuk berjalan ke lobi. Otomatis wajah Dion paling sering terkena sorotan.“Mbah ... itu Mas Dion!” tunjuk Cindy dengan hebohnya pada televisi di depan mereka. Neneknya Sulastri lalu mendekat dan duduk di sofa depan televisi sambil tersenyum.“
Magbasa pa

Bab 124. Makhluk Manis Pemberi Hukuman

“Apa yang kamu lakukan di sini, Sayang? Kenapa kamu ...” Dion separuh memekik tertahan sampai tercekat tak bisa bicara. Ia tidak percaya melihat Venus berdiri di depan rumahnya. Venus berdiri dengan anggun, manis sekaligus polos dan sangat cantik.Dengan rambut pirang kecokelatan yang tergerai bergelombang, Venus mengenakan dress off shoulder dan rok midi melewati lutut berwarna hijau olive yang elegan serta mampu menonjolkan terang dan indahnya kulit tubuhnya.“Memangnya aku gak boleh kemari ya?” sahut Venus balik bertanya sambil sedikit memiringkan kepalanya. Sebelah tangannya menenteng tas tangan Chanel Diamond Classic Bag sedangkan satunya lagi menenteng tas berlogo sebuah restoran mahal.Dion masih terperangah melihat Venus yang datang padanya tiba-tiba. Ia akhirnya sadar dan celingukan di depan rumah. Venus sampai ikut-ikut celingukan meskipun ia tak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Dion sebenarnya.“Mas Dion cari ap
Magbasa pa

Bab 125. Banyak Cinta Untukmu

Ciuman Dion pada Venus makin lama makin dalam. Perlahan ia memiringkan wajahnya agar bisa makin memperdalam kulumannya. Tapi Venus yang tidak mau melepaskan kendalinya lalu menyeringai kecil dan langsung melepaskan bibirnya. Dion sampai harus menelan ludah kecewa gara-gara hal tersebut.“Uhuh, kamu masih dalam masa hukuman, Mas! jadi gak perlu terlalu menikmati, hhm!” ujar Venus sambil tersenyum menang. Dion mencoba mendekat lagi untuk mencumbu tapi Venus langsung menolak.“Na ah ... aku gak mau ciuman sama kamu dengan badan basah seperti itu, ehem ... no ... big no!” tolak Venus sambil melambaikan tangannya dan bergidik seperti jijik. Dion spontan melihat pada tubuhnya dan mencoba bernegosiasi.“Aku bisa ganti baju ...” Venus tetap menggelengkan kepalanya.“Kamu masih dihukum, Mas. Jadi ini termasuk salah satunya, kamu gak bisa cium aku sembarangan kecuali aku yang mau, oke?” Dion hanya bisa mengatupkan bib
Magbasa pa

Bab 126. Cinta Yang Digenggam

Dion masuk bersama keluarga dan dua anggotanya melewati kerumunan para fans yang akan memasuki hall tempat acara itu berlangsung. Dion, Peter dan Jasman yang masih memakai seragam sengaja menyarukannya dengan jaket agar tidak terlalu terlihat jika mereka adalah polisi. “Buset, ini mau nontonin Neng Venus semua?” ucap Jasman ikut mengomentari. Ia celingak-celinguk melihat semua orang yang datang untuk menonton pertunjukan musik itu.“Iya, banyak juga ya! Seru ini!” sahut Peter dengan cengiran lebarnya. Dion ikut mengantre masuk bersama pengunjung lain dan tidak menyela sama sekali.“Dan?” panggil Peter menepuk pundak Dion dan ia pun berbalik.“Aman gak nih?” ujarnya lagi separuh berbisik sambil celingukan.“Aman kenapa?”“Takutnya Mbak Laras dateng, gimana?”“Huss ... jangan nakut-nakutin ah!” sahut Jasman menyikut Peter karena ikut mendengar yang
Magbasa pa

Bab 127. Kecurigaan

Larasati Nugroho menonton televisi dengan kening mengernyit dan wajah cemas. Ia menggigit ujung jemarinya sambil terus menonton acara musik yang sedang ditayangkan langsung oleh salah satu stasiun televisi. Acara musik itu tengah menampilkan Venus Harristian yang diundang menyanyi sebagai bintang utama.Laras tengah melihat dan memperhatikan kerumunan penonton yang sesekali tersorot kamera. Pasalnya ia ingin melihat jika saja Dion mungkin hadir di sana. Akan tetapi, tentu saja hal itu mungkin agak sulit terjadi mengingat sorot kamera 95 persen mengarah pada pengisi acara. Selain itu kerumunan penonton tak sepenuhnya tersorot.“Pasti Mas Dion ada di sana,” gumamnya dengan mata masih menatap layar televisinya.Tangannya lalu mengelus perutnya yang sudah akan memasuki minggu ke dua belas. Untung saja tubuhnya bukan tipikal tubuh gemuk sehingga tidak terlalu kentara, namun tetap saja dia perlahan akan membesar dan ia akan ketahuan hamil. Jika dia bisa me
Magbasa pa

Bab 128. Maafkan Aku

Rasanya sangat lama bagi Dion bisa merasakan lagi nuansa kala makan malam bersama Venus. Jika dulu statusnya masih sebagai kepala pengawalnya, kini ia hanya duduk sebagai orang biasa.“Ayo dimakan, kenapa kamu liatin aku terus, Mas,” tegur Venus usai meletakkan beberapa menu di atas piringnya. Ia telah melayani Dion terlebih dahulu dan kini ia tinggal menikmatinya saja. Namun Dion hanya tersenyum saja menikmati memandang Venus dari sisi sampingnya.“Aku kangen ...” ucap Dion masih sibuk memandangi Venus sambil mengulum senyuman. Venus juga ikut mengulum senyuman dan sekilas melirik pada Dion.“Iya, aku tahu kamu kangen. Tapi dicoba dulu makanannya, siapa tahu kamu gak suka,” ujar Venus menjawab dengan lembut. Dion malah menggelengkan kepalanya.“Gak akan, kamu kasih racun pun aku akan makan,” sebut Dion mengambil peralatan makannya.“Kok kamu bicara seperti itu?” Dion menoleh pada Venus da
Magbasa pa

Bab 129. Ku Janjikan Aku Ada

Venus masih terdiam menatap Dion kala ia bercerita tentang keseriusannya untuk melepaskan semuanya jika perlu. Tangannya lalu meraba jemari Dion dan meremasnya lembut.“Apa cita-cita dan impian kamu sesungguhnya, Mas? Apa itu menjadi seorang Polisi?” tebak Venus menutur lembut. Dion menarik banyak udara ke paru-parunya lalu mengalihkan pandangan menatap ujung meja dengan bibir terkatup.“Dulu aku berusaha keras di sekolah untuk mendapatkan nilai-nilai sempurna. Aku ingin menjadi seseorang yang bisa menolong orang lain. Aku melihat salah satunya adalah dengan menjadi seorang polisi.”“Lalu aku berkuliah juga masih dengan impian yang sama. Aku masuk dan mendaftar dengan semua kemampuan yang aku miliki. Aku yakin aku bisa dan aku berhasil, tapi ternyata keluarga Laras juga ikut berperan untuk meloloskan aku masuk ke akademi kepolisian.” Dion tersenyum dan menundukkan wajahnya lagi.“Waktu itu aku tidak mempermasalahk
Magbasa pa
PREV
1
...
1112131415
...
35
DMCA.com Protection Status