"Aku adalah, temannya," jawab Verlyn cepat. Kayn langsung menoleh ke arahnya dan Verlyn hanya mengedipkan mata sebelah kirinya lalu beranjak dari kursinya. "Sellina, kau tidak perlu khawatir. Kayn bersamaku hanya untuk menemaniku berbelanja, di sini," lanjut Verlyn. 'Aku adalah calon istrinya yang baik, rendah hati, tidak sombong dan anggunly,' batin Verlyn sambil tersenyum ke arah Sellina. Sellina menatap Verlyn curiga. "Mengapa kau harus pergi bersama dengan pria yang sudah memiliki kekasih?" tanya Sellina. Verlyn tersenyum. "Kau tahu siapa ayah dan ibunya Kayn, kan? Ini adalah perintah dari mereka!" Sellina mengerutkan dahinya, seolah tidak percaya apa yang baru saja dia dengar. "Tidak mungkin, kau hanya berbicara omong kosong!" ujar Sellina kesal. Verlyn melangkah mendekati Sellina. "Jika kau berani melawan perintah sih, tidak apa-apa. Mereka tidak mengenalmu dan tidak tahu hubungan apa yang kau jalin dengan Kayn juga, sekarang." "Apa yang kau katakan, Verlyn?!" ujar Kayn t
Baca selengkapnya