Home / Romansa / Terjebak Hasrat Mafia Bengis / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Terjebak Hasrat Mafia Bengis: Chapter 51 - Chapter 60

291 Chapters

51. Nasi Goreng 01

Martin mengotak-atik komputernya dengan kesal. Dia masih kecewa berat atas kejadian yang menimpanya beberapa waktu lalu. Seluruh hasil kerja kerasnya telah diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Martin mengambil flashdisk yang dipakainya untuk menyimpan mentahan dari rekaman CCTVSky pub tersebut. Ketika Martin hampir saja menghubungkan flashdisk itu ke komputernya, dia tersentak kaget. “Astaga! Untung saja aku tidak mengkoneksikan benda ini dengan komputer kantor. Kalau tidak, rekaman asli ini akan hilang juga." Wajah Martin terlihat gusar. Dia mengetuk-ngetuk meja dengan sebuah pulpen yang ada di tangannya. Dia berpikir dengan keras, bagaimana caranya dia memulai semua lagi dari awal. Polisi muda itu tahu bahwa ini bukan pekerjaan yang mudah. Itu membutuhkan waktu yang cukup lama dan ketelitian yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. “Aku harus mencari akal, untuk mengatasi masalah ini," gumamnya sambil mengerutkan keningnya. "Tetapi kenapa hanya beberapa
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

52. Nasi Goreng 02

Martin berdiri dengan tegang dan melihat gagang pintunya yang bergerak-gerak dan seperti hendak dibuka dengan paksa. Dia tercekat. Tanpa ragu-ragu, dia menelpon Magnus. Kring, kring, kring... Setelah nada dering ketiga, Magnus mengangkat panggilan telepon dari Martin. “Hi, Magnus. Kamu di mana?” bisik Martin tegang. “Hi! Kenapa kamu ngomong bisik-bisik?” bisik Magnus balik bertanya dan juga ikutan bisik-bisik. Untung bukan bisik-bisik tetangga. “Ada seseorang yang ingin menerobos masuk apartment-ku.” “Hah? Apakah kamu sudah melihat orang tersebut lewat lubang pengintip?” “Sudah, tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Apa yang harus aku lakukan sekarang?” “Aku akan menghubungi kantor pusat untuk mengirimkan pertolongan dengan segera.” “Baik, aku tunggu. Terima kasih." Magnus mengubah panggilan Martin menjadi hold on (menunggu) dan segera menelpon kantor pusat untuk mengirimkan bala bantuan. Setelah itu, Magnus kembali menekan nomor Martin dan langsung terhubung kembali. “Done
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

53. Video dan Botol Kecil

Samuel memeluk erat pinggang Freya. Tubuhnya menggigil karena ketakutan. “Mommy, aku takut,” bisiknya pelan. Bibirnya sampai bergetar karena menahan tangis. “Ssshh. Mommy mau intip dulu. Kamu tunggu di sini ya.” Bocah lucu dan menggemaskan itu mengangguk dengan ragu-ragu. Freya berjalan dengan hati-hati dan membuka gorden jendela. Samuel mengikutinya dari belakang. “Mommy, ada siapa di luar sana? Aku bisa mendengar suaranya dari sini.” “Ada seseorang tadi. Tapi sekarang, orang itu sudah pergi,” ucap Freya sambil membungkuk dan membelai wajah Samuel dengan lembut. Ternyata Magnus yang membunyikan bel pintu tadi, harus pergi karena Martin membutuhkan bantuannya. Tubuh kecil Samuel gemetar karena ketakutan yang melandanya. “Look at me!” lanjut Freya sambil mengangkat wajah Samuel. (Anak-anak di Norway, dari kecil sudah diajarkan untuk melakukan kontak mata dengan lawan bicara saat mereka sedang diajak untuk berdialog) Samuel menatap mommy dengan matanya yang bulat. “Kamu tida
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

54. Aku Cemburu

Ella tersenyum puas melihat video yang sedang diputarnya. Entah sudah berapa kali dia memutar video itu. Ia hanya ingin memastikan bahwa orang yang dia lihat adalah salah satu gadis yang bersama dengan mereka dalam acara pesta lajang malam itu. “Heh, tak kusangka, ternyata ada pengkhianat di antara kita,” gumam Ella pelan. Dia merasa geram melihat pengkhianat itu melakukan sesuatu yang sangat keji. "Minuman siapa sih yang telah diteteskan cairan terkutuk itu? Poor girl.” Tanpa sadar Ella mencengkram ponselnya kuat-kuat. Gadis itu menggulir isi galeri ponselnya dan memeriksa kembali video-video lain hasil rekamannya pada malam itu. Dia berharap akan menemukan siapa pemilik gelas minuman yang telah dimasukan obat pembawa malapetaka itu. Namun, hasilnya nihil. Dia tidak mengambil video selanjutnya karena Hilde telah menariknya ke lantai disco setelah itu. “Aku tidak pernah menyangka kalau dia tega berbuat itu terhadap sahabatnya sendiri." Ella mendengus dengan wajah kesal. In
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

55. Ella yang Setia Kawan

Chloe hanya terdiam mendengar suara bass milik Mateo. ‘Aku menelponmu karena ingin menyelamatkanmu dari situasi yang tidak menyenangkan itu.’ ‘I know,’ ucap Chloe singkat. ‘Kalau kau perlu bantuan, maka aku akan...' ‘Tidak, terima kasih.’ Chloe lagi-lagi memotong perkataan pria itu dengan cepat. Selain itu, dia tidak mau lagi berurusan dengan pria yang membuat gelora di dalam tubuhnya tidak terkontrol. Untuk saat ini, Chloe hanya ingin fokus memberi pelajaran kepada Audrey dan Albert yang telah mengkhianatinya. ‘Kamu serius mau pulang sama pria mesum itu?’ tanya Mateo dengan nada tegang. Chloe bisa merasakan kekuatiran dalam suaranya. ‘Memangnya kenapa?’ umpan Chloe sambil melirik ke arah Albert yang sudah mulai gelisah dan berjalan mondar-mandir di depannya. ‘Aku hanya tidak mau terjadi apa-apa padamu.’ ‘Terima kasih sudah peduli padaku, tapi aku baik-baik saja,’ ucap Chloe. Ia lalu menutup sambungan telepon. Mateo berdiri dalam kegelapan dan menatap Chloe. Dia tidak mara
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

56. Muak

“Bolehkah aku minta nomor handphonemu?” tanya pria itu sekali lagi. Dia menatap Ella dengan wajah memohon, yang membuat hati gadis cantik itu meleleh. “Baiklah, tapi jangan menelponku terus ya.” “Kenapa? Apakah itu sangat mengganggu kalau ada yang menelpon kamu?” “Ya, itu sangat mengganggu, karena aku adalah seorang youtuber,” jelas Ella sambil mulai menyebut nomor hapenya. “Baiklah, aku akan mengingat hal itu,” janji pria itu. “Oh iya, perkenalkan, namaku Frank. Senang berkenalan denganmu.” “Namaku Ella. Nice to meet you too, dan terima kasih sudah menolongku.” “Glad I could help.” Ella pun berlalu dari sana. Setelah menyalakan mesin mobil, dia melambaikan tangan pada pria yang telah menolongnya. Lalu dia menoleh kepada Audrey yang tertidur dengan posisi yang sangat tidak nyaman untuk tubuhnya. “Hei, Audrey. Ternyata ada berkatnya juga aku jemput kamu. Lumayan dapat satu kecengan baru,” canda Ella walaupun dia tahu bahwa Audrey tidak bisa mendengarnya. Gadis itu benar-benar
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

57. Setitik Cahaya

Martin yang masih panik segera membuka pengait jendela ruang tamunya. Dia menyalakan kamera di ponselnya dan juga menggunakan kamera kepolisian sebagai ekstra. Tak lupa dia langsung memencet tombol live, sehingga video tersebut langsung ditonton oleh followers-nya dan pihak kepolisian. “Heiiiiiii! Hentikan perbuatan kalian!” Kedua pria itu dan Ken, yang sedang berdiri dengan ketakutan dan wajah babak belur, menatap ke arah Martin yang berdiri di atas sebuah kursi. Setengah bagian dari tubuhnya sudah hampir keluar dari jendela. Pria yang memegang pistol itu, kini mengarahkan senjatanya ke arah Martin. “Turunkan senjatamu!!! Apa yang kalian sedang lakukan sekarang, aku rekam secara langsung dan ditonton oleh semua followers-ku dan pihak kepolisian.” Kedua pria itu saling berpandangan dengan ragu-ragu. Akhirnya salah satu dari mereka yang memegang Ken, mendorong pria malang itu sampai dia jatuh terguling-guling. Setelah itu, mereka berdua berlalu dari sana dengan langkah terburu-b
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

58. Jason dan Rencana-nya

Jason mengerjapkan matanya dengan perlahan. Kepalanya terasa pusing dan berdenyut-denyut. Sambil menahan sakit itu, dia berusaha untuk bangkit berdiri. "Aaauuu," ringisnya pelan. Tubuhnya limbung sebentar. Mungkin karena dia sudah berbaring terlalu lama di atas lantai. Dia mencoba untuk mengingat kembali kejadian yang terjadi. Namun, sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Jason menyentuh bekas hantaman tongkat golf di kepalanya, dan di sana terdapat benjolan yang cukup besar. "Sialan! Siapa yang yang telah memukul kepalaku tadi?" tanya Jason pada dirinya sendiri. Dia melihat sekeliling dan sadar kalau dia masih ada di ruang tamu milik Freya. Sepintas dia seperti melihat kembali adegan yang telah terjadi. Kemarahan dan kebenciannya terhadap gadis itu semakin bertambah. “Sial! Ke mana di Freya sekarang? Dasar perempuan tidak tahu diri.” Jason memaki-maki sambil menendang meja di depannya. Dia melampiaskan amarahnya pada benda tersebut. "Tunggu saja pembalasanku. Aku akan me
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

59. Chloe yang Keras Kepala

Ke mana perginya Chloe saat Albert mengambil mobil di parkiran bawah tanah? Chloe berdiri dan menunggu Albert yang sedang mengambil mobil di tempat parkiran yang terletak di basement. Dia merasakan hatinya seperti dikoyak-koyak saat mengingat kembali adegan-adegan pengkhianatan yang terjadi tepat di depan matanya. Tubuh Chloe menggigil kedinginan, tetapi itu bukan karena cuaca yang dingin atau angin yang berhembus pelan. Dia menggigil karena perbuatan Albert yang tega berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Kring, kring, kring! Gawai milik Mateo berdering di dalam genggaman tangan Chloe. Dia melirik nama si pemanggil dan dia pun tahu bahwa itu Mateo yang menelponnya. “Hello,” ucap Chloe sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Dia bisa merasakan bahwa pria itu masih ada di sekitar tempat itu dan sedang mengawasinya. “Aku berdiri di samping kanan gedung bar. Bisakah kau bertemu denganmu?” pinta Mateo dengan suara beratnya yang disukai Chloe. “Maaf, aku tidak bisa bertemu denganmu
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

60. Hasil Otopsi

Pling, pling, pling! Chloe penasaran dan ingin melihat siapa pengirim pesan-pesan tersebut. Dia menyipitkan matanya saat melihat nama yang tertera di sana. “Albert?” desis Chloe pelan. “Kenapa pria itu mengirim pesan kepada Freya?” 'Hi, Freya! Apakah kamu baik-baik saja? Aku benar-benar….' Chloe hanya bisa membaca setengah dari isi pesan yang tertera di layar depan sebagai bagian dari notifikasi. Untuk membaca seluruh isi pesannya, hanya si pemilik ponsel yang bisa, entah dengan menggunakan sidik jari ataupun face recognition. Wanita itu menoleh ke arah Freya yang kini sudah mulai terlihat seperti orang yang sedang tidur pulas. Ingin rasanya dia meraih jempol Freya dan meletakan di tombol home gawainya untuk membuka kunci pengaman pada gawai tersebut. Chloe menggeleng-gelengkan kepalanya dan berperang dengan hati nuraninya. Dia ingin sekali mengetahui alasan Albert mengirim pesan kepada Freya. Chloe menekan lagi tombol home dan membaca pesan-pesan singkat yang lain. “Hi, Freya.
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more
PREV
1
...
45678
...
30
DMCA.com Protection Status