Home / Romansa / Terjebak Hasrat Mafia Bengis / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Terjebak Hasrat Mafia Bengis: Chapter 271 - Chapter 280

291 Chapters

271. Penantian yang Panjang

Pintu gerbang utama terbuka, semua pasukan Mateo menunggu dalam ketegangan yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Tangan mereka memegang erat senjata yang ada dalam genggaman. Jari telunjuk pun bersiap membidikkan peluru kapan saja begitu ada komando dari sang Ketua.“Tetap tenang. Ingat! Pertempuran yang sukses adalah pertempuran yang dihadapi dengan penuh perhitungan."Mobil yang dikemudikan Hans memasuki gerbang yang terbuka lebar, tampak seorang penjaga memeriksa mobil tersebut luar dan dalam. Harus diakui kalau penjagaan di sana cukup ketat, tapi Mateo dan anak buahnya berhasil mengelabui sistem keamanan keluarga Wesley dengan mudah.Setelah mobil selesai diperiksa, Hans segera mengemudikan mobil menuju garasi di bawah tanah.“Kita bergerak sekarang,” bisik Mateo tertahan. Semangatnya yang berkobar-kobar memberikan energi positif kepada anak-anak buahnya.Pling! Tiba-tiba sebuah pesan masuk dalam kotak pesan Mateo.‘Tuan, rupanya hanya Mrs. Ragnar seorang diri yang kembali, s
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

272. Kerapuhan

Freya melangkahkan kakinya perlahan sambil tangannya menggenggam tangan sang mommy dengan manja. Hari ini, dia baru saja berlatih berjalan setelah berhari-hari hanya berbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.“Bagaimana rasanya bisa bergerak lagi seperti biasa?” tanya Mrs. Chriss sambil sesekali meremas tangan Freya dengan lembut.“Rasanya segar sekali Mommy,” jawab Freya ceria. Wajahnya dipenuhi kegembiraan karena hari ini, dia sudah bisa beraktifitas lagi seperti biasa.“Mommy akan mencoba untuk menemanimu jalan-jalan setiap hari.”“Benarkah?” tanya Freya. Pancaran matanya terlihat begitu hidup dan penuh semangat. Dia terlihat seperti manusia baru yang bangkit dari mati surinya selama berhari-hari.“Sure! Mommy janji akan selalu ada untukmu.”“Thanks, Mom,” ucap Freya sambil bersandar manja di bahu sang bunda. Waktu aru menunjukkan pukul sembilan pagi. Hari ini, Freya akan melakukan pemeriksaan selama dua jam untuk memastikan bahwa sel-sel kanker dalam tubuhnya sudah hilang
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

273. Kekuatan

Mrs. Chriss tersenyum lembut, lalu menyingkirkan helaian rambut dari wajah Freya."Kita tidak akan pernah berjuang sia-sia, sayang. Semua proses ini sudah membawa kamu sampai sejauh ini."Tangannya masih di pipi Freya, memberikan sentuhan yang begitu lembut, penuh rasa tenang. Senyum itu tetap ada, meski di baliknya ada kegelisahan seorang ibu yang disembunyikannya dengan begitu rapi, tak ingin menambah beban di hati putrinya. Dadanya sendiri terasa sesak, tapi demi sang putri, dengan sekuat tenaga, ditahannya air mata kesedihan di sana.Freya menghela napas lagi, kali ini lebih berat dari sebelum. "Aku takut, Ma. Takut sekali."Dia akhirnya mengucapkan kata-kata yang selama ini hanya mengendap dalam pikirannya. Bibirnya bergetar, dan dia menunduk, menatap tangan mommynya yang masih menggenggam tangannya. Perlahan tapi pasti, air mata Freya turun dengan lembut meninggalkan jejak-jejak di wajahnya yang pucat.Mrs. Chriss mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata di wajah Freya. “S
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

274. Pertempuran (1)

“Bbbrrr, dingin …,” celetuk salah satu anak buah Mateo. Tanpa terasa, mereka sudah menunggu selama hampir empat puluh lima menit. Di pojok sebelah kanan, ada pasukan milik Haider yang masih terus siaga. Malam itu terlihat lebih gelap dari biasanya tanpa cahaya bulan. Salju masih terus turun. Haider mendekati Mateo sambil mengendap-endap, terlihat lihat dan terlatih.Mateo tanpa menoleh, suaranya rendah tapi penuh ketegasan."Berapa lama lagi?"Matanya masih terpaku pada halaman mansion yang luas. Ya, mereka semua menunggu dari tadi. Asap yang keluar dari mulut mereka saat berbicara, membuktikan bahwa udara benar-benar dingin menggigit. Untunglah Chloe sudah menyiapkan pakaian hangat untuknya sebelum dia berangkat. Awlnya, Chloe tidak mengizinkan Mateo untuk pergi, tapi dia tahu bahwa suaminya adalah pria yang bertanggung jawab.Salah satu anak buah Mateo, yang bertubuh tegap dan wajah penuh bekas luka, melirik jam tangannya sebelum menjawab"Sebentar lagi, Bos. Saya baru saja mendapat
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

275. Pertempuran (2)

Mateo terlihat tetap tenang di tengah kekacauan, lalu ia memberikan perintah singkat."Jaga sudut kiri! Jangan biarkan mereka masuk!"“Baik, Tuan!Pria-pria berbadan kekar itu bergerak dengan cepat dan gesit untuk membasmi musuh mereka.Tak lama kemudian ....“Serang!” teriak Mateo dengan suara menggelegar, semangatnya menular kepada orang-orang pilihannya. Tanpa takut, tangan kanannya menembak tanpa ragu, sementara tangan kirinya memberikan isyarat kepada anak buahnya untuk terus bergerak maju.Matanya kini fokus menatap Mr. Ragnar yang sudah mati kutu. Senjatanya mengarah ke arah kepala Mr. Ragnar. Dengan susah payah, ditahannya keinginan untuk segera menghabisi pria licik di depannya itu.“T-tolong jangan …, tolong jangan bunuh aku,” ucap Mr. Ragnar terbata-bata. Mukanya semakin terlihat pucat pasi.Haider mendekati Mateo dengan napas terengah, darah segar mengalir dari lengannya yang terkena sabetan pisau, tapi tetap tersenyum garang."Kita bisa menghabisi mereka, Bos! Mereka tidak
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

276. Persidangan (1)

Albert berdiri terpaku sebelum memasuki ruang sidang, butiran-butiran keringat dingin di dahinya menunjukkan betapa kegugupan melandanya dengan hebat.Ya, hari ini Albert akan disidang untuk pertama kalinya. Pria itu menelusuri ruang sidang dengan yang megah tetapi mencekam, dengan kedua netranya. Dinding kayu gelap dipenuhi hiasan hukum klasik yang menggambarkan keadilan bagi siapa saja tanpa memandang harta atau status.“SIlahkan masuk, Mr. Albert,” ucap pengacaranya sambil menunjuk ke arah di mana mereka akan duduk saat sidang sedang berlangsung.Albert mengangguk cepat dengan wajah resah, langkah kakinya terasa berat saat memasuki ruangan yang luas itu.Di plafon ruangan itu, cahaya lampu gantung berkilauan, tetapi anehnya suasana terasa suram. Kursi-kursi berjajar rapi di sisi penonton, dipenuhi orang-orang yang datang menyaksikan kasus ini. Glek! Albert ingin berbalik atau menghilang ditelan bumi seandainya bisa. Kalau bisa memutar waktu, maka dia memilih untuk menjalani hidupn
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

277. Persidangan (2)

Hakim Ketua memandangnya dengan ekspresi dingin dan tajam ke arah Albert Wesley."Tuan Wesley, tolong jawab pertanyaan yang saya ajukan, jangan berbicara tanpa dipanggil." Suara hakim tak tertahankan, seperti palu yang menghantamnya dengan setiap kata yang dia ucapkanSenyum tipis muncul di wajahnya Sang Jaksa, dan dia melihat celah dalam diri Albert yang rapuh dan goyah."Baik, mari kita mulai dengan fakta sederhana. Anda memiliki hubungan bisnis dengan korban, benar?" Tatapannya menusuk, tidak memberi ruang untuk mengelak. Albert terjebak di dalam permainannya sendiri. Sekali dia salah melangkah, maka hanya jurang kehancuran di depannya. Tanpa sadar, ia merapatkan bibirnya, menatap lurus ke arah meja. “Tuan, jawab saja pertanyaan dari hakim,” bisik sang pengacara dengan wajah merah karena melihat Albert yang mulai membangkang. Hampir saja dia menyuruh Albert untuk bersikap lebih hormat.Albert menatap pengacaranya dengan melotot karena tidak suka diperintah dengan cara yang sep
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

278. Persidangan (3)

"Bagaimana menurut Anda, para juri? Apakah seorang pria yang tidak bersalah akan terlihat begitu tegang saat menghadapi bukti yang tak terbantahkan ini?"Beberapa orang dari para juri saling berbisik, sebagian mengangguk pelan, suasana semakin berat untuk Albert Wesley. Albert melirik cepat ke arah pengacaranya, berharap mendapat dukungan, tetapi hanya menemukan wajah tenang yang tidak banyak membantu sehingga Albert semakin panik dan naik darah. "Tolong ..., aku punya sesuatu yang lebih dari ini, dan aku bisa menjelaskan semuanya." Jaksa itu menatapnya dengan aneh seakan melihat maling yang tertangkap basah. Albert langsung terdiam, kini dia sendiri tidak percaya dengan kata-katanya sekarang. Setiap kalimat yang dia ucapkan seperti menyeretnya lebih dalam ke jurang yang tidak bisa dia hindari. Dengan gerakan kasar, dia memperbaiki kerah bajunya seakan semua pakaian yang dia kenakan, melekat begitu erat dan mencekiknya dengan perlahan.Hakim Ketua melihat jam di dinding, lalu mena
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

279. Keputusan Hakim

Hakim mengetuk palu sekali, suaranya tegas memecahkan keheningan dan ketegangan yang ada."Mr. Wesley, jawab pertanyaan dengan jelas atau saya akan menganggap Anda menghindari jawaban."Tatapan hakim tak pernah lepas dari wajah Albert, memberi tekanan tambahan.Albert menggigit bibir bawahnya, suara di kepalanya penuh dengan kebingungan."Aku ... tidak pernah melakukan semua itu. Berhentilah memfitnahku.”“Memfitnah Anda? Baiklah kalau begitu, kami akan menunjukkan rekaman CCTV saat tragedi itu terjadi.”Suara bisikan dari orang-orang yang mengikuti persidangan segera memenuhi ruangan itu sehingga terjadi kekacauan kecil di sana.“Harap tenang!” seru Sang Hakim membahana. Lalu ia menoleh kepada tim jaksa. “Silahkan tampilkan video yang telah kalian siapkan,” lanjutnya penuh wibawa.Tak berapa lama kemudian, layar putih lebar di sudut ruangan, turun dengan perlahan dari atas atap. Albert duduk dengan keringat dingin yang mengucur deras di keningnya.Perlahan dengan pasti, layar putih i
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

280. Rencana Pesta Baby Shower

Usia kandungan Chloe yang sudah memasuki bulan ketujuh kini mulai membuat wanita itu kesusahan dalam bergerak. Ditambah lagi dengan ketiga bayi kembarnya yang tumbuh dengan pesat dan sehat, hal itu benar-benar menguras tenaganya. Namun, yang membuat Chloe dan Mateo bersemangat adalah, musim dingin sudah berakhir dan kini telah berganti musim semi. Bunga-bunga yang indah mulai tumbuh di mana-mana. Warna-warna hijau dari dedaunan, menghiasi alam sejauh mata memandang.“Good morning, darling,” bisik Mateo sambil mengecup kelopak mata Chloe yang indah. Entah kenapa, Mateo tidak pernah bosan menatap keindahan wajah sang istri.“Good morning.” Chloe menggeliat sebentar sebelum dia membuka matanya dan menatap wajah tampan di depannya.“Bagaimana kabar jagoan-jagoan kita di dalam sana?” tanya Mateo sambil menyingkap gaun malam Chloe yang tipis dan mengecup perut wanita itu. Suara kecupan Mateo mengisi ruang kamar mereka yang sangat luas. “Aku rasa mereka baik-baik saja, sayang.”Mateo mengh
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more
PREV
1
...
252627282930
DMCA.com Protection Status