Plak …, plak …, plak …. Tamparan demi tamparan mengenai wajah Fredic, anak buah dari Mr. Ragnar. “Apakah kamu sudah lupa satu hal yang paling aku benci?” teriak Mr. Ragnar dengan suara yang menggelegar. “Tidak, saya tidak pernah lupa hal itu, Tuan.”“Katakan, apa hal yang paling aku benci!” bentak Mr. Ragnar sambil kembali melayangkan tamparan ke pipi Fredic yang sudah biru lembam. Sudut bibir pria itu pecah dan mengeluarkan darah yang segar.“Tuan tidak suka kata ‘gagal,’” ucap Fredic ketakutan.“Lalu kenapa kamu masih melakukan hal itu kalau kamu sudah tahu bahwa aku benci akan hal itu?”“Maafkan aku, Tuan.”Bugh! Lagi, lagi, tendangan yang bertubi-tubi mendera tubuh Fredic sehingga dia jatuh dengan keras ke atas lantai. Namun, bukannya puas melihat Fredic yang sudah terkulai tak berdaya di sana, pria itu malah mendekati Fredic dan menendang wajah dan perut pria itu dengan sadisnya. Wajah Mr. Ragnar terlihat sangat bengis dan menyerupai pembunuh berdarah dingin. Tidak ada kata am
Terakhir Diperbarui : 2024-09-14 Baca selengkapnya