All Chapters of Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa: Chapter 31 - Chapter 40

189 Chapters

Siapa Wanita Itu?

“Di mana James?”Ruby meletakkan tas berisi laptopnya di atas meja lalu membuka sweater berwarna abu-abu yang membalut tubuhnya. Karena dia dan James sangat dekat, semua pelayan di cafe buku itu bahkan sudah menganggap Ruby layaknya James sebagai pemilik cafe buku.“Tuan James sepertinya belum bangun, Nona Ruby,” sahut salah seorang pelayan.“Dia tidur di belakang?” tanya Ruby lagi.Pelayan itu mengangguk. “Sepertinya Tuan mabuk semalam. Bahkan dari luar saja kami bisa mencium aroma alkohol yang sangat pekat.”“Mabuk? Tumben!”“Aku juga tidak tahu hal apa yang membuat Tuan James mabuk seperti itu, Nona.”“Baiklah. Aku akan melihatnya nanti.”Ruby bergegas ke ruangan khusus milik James. James sudah pernah berpesan jika Ruby dan Liv bisa masuk ke sana sesuka hati. Bahkan Ruby dan Liv pernah beberapa kali istirahat di sana. Dia membuka pintu, mengintip sedikit dan melihat jika James masih tidur dengan sangat nyenyak. Dia mengibaskan hidungnya saat mencium aroma menyengat sisa alkohol ya
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Jujurlah Pada Perasaanmu

“Aku baru saja akan menemui kalian.” Liv bertemu keduanya ketika Ruby dan James keluar dari ruangan pribadi James.“Liv, aku ingin memberitahumu sesuatu.”Begitu Ruby melihat Liv, dia langsung merangkul Liv dan menuntunnya duduk di meja mereka. Liv mengernyit, bola matanya berputar antara Ruby dan James.“Apa?” tanya Liv.“James menyukai seseorang,” bisiknya pelan sambil tersenyum. “Tapi sayang sekali wanita itu tidak menyukai James kita.”Wajah Liv berubah serius. Dia menatap James yang duduk di samping Ruby, pura-pura tersenyum dan mengangguk membenarkan cerita Ruby. Tapi untuk apa dia berpura-pura di hadapannya? Liv bukan Ruby. Sejak awal, Liv menyadari jika James memiliki perasaan tertentu pada Ruby. Perlakuannya pada Ruby sudah cukup memberinya sinyal jika perasaan cinta itu sudah tumbuh sejak dulu.“By, apa kamu ingat toko es krim yang terletak satu blok dari sini waktu itu?” tanya Liv tiba-tiba.Ruby mengernyit, lalu mengangguk. “Memangnya kenapa?”“Aku ingin sekali makan es k
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

Kenapa Harus Ruby?

“Kamu yakin bisa mengatasi Louis sendiri?” Liv bicara pada Ruby dari dalam mobil.Karena Ruby tidak membawa kendaraannya saat pergi ke cafe buku, maka Liv bertugas mengantar Ruby kembali ke apartemennya. Ruby menggeleng. Dia memeluk laptopnya lalu berkata, “Tidak perlu. Aku bisa mengurusnya.”“Baiklah. Jika butuh bantuan, kamu bisa meneleponku.”“Pasti.” Ruby tersenyum.Dia melambaikan tangannya pada Liv dan menunggu hingga sahabatnya itu hilang dari pandangannya. Ruby bergegas masuk ketika dia mendengar bunyi guntur bersahut-sahutan di langit. Ketika Ruby tiba, lampu di rumahnya masih padam. Dia berasumsi jika Louis masih tidur dan tebakannya benar. Louis masih terlelap saat dia membuka pintu kamar. Bahkan minuman yang dia sediakan tadi malam pun belum berkurang sedikitpun.“Astaga, benar-benar menyusahkan!” sungut Ruby.Dia juga pernah mabuk. Tapi tidur hingga semalaman penuh? Dia tidak pernah melakukannya. Lagipula untuk apa dia datang ke apartemen Ruby dan berakhir dengan mengin
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

Aku Tidak Mau Menyerah

“Kamu pasti sangat kacau beberapa hari ini.” Edd meletakkan kopi di meja kerja Louis dan duduk di kursi berseberangan dengan meja. “Aku bahkan tidak bisa menghubungimu.”“Ponselku kehabisan daya. Aku lupa mengisinya dan tidur untuk waktu yang lama,” sahut Louis sambil terus memeriksa dokumen-dokumen yang menumpuk di mejanya.“Kamu merasa kasihan pada James?”Louis berhenti, pulpen yang dipegangnya nyaris jatuh. Dia menatap Edd, menutup dokumen itu dan meletakkannya di tepi meja. Dia menyilangkan tangan di dada lalu bergumam, “Aku tidak tahu siapa yang harus dikasihani. Aku atau James.”“Seharusnya James.” Edd mencondongkan tubuhnya. “Dia sudah menyukai Ruby bertahun-tahun.”“Jadi kamu menilaiku karena aku baru saja bertemu dengan Ruby?” Kening Louis mengerut. Dia jelas tidak menyukai apa yang dikatakan Edd.“Tidak Lou. Kamu sendiri yang bertanya tadi, siapa yang harus dikasihani. Dalam hal ini tentu saja itu James, bukan begitu?”Louis melepas kaca matanya dan meletakkannya di atas m
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

Peluk Aku

Ruby melemparkan tabloid ke atas sofa begitu saja. Karena jarang sekali mendapatkan pagi yang tenang seperti sekarang, Ruby berencana untuk sesekali bermalas-malasan sambil mengangkat kaki ditemani tabloid fashion kesukaannya.Tetapi bukannya bersantai, dia malah mendapati dirinya selalu sibuk. Bukan sibuk dalam artian dia punya segudang kegiatan, namun dia disibukkan oleh pemikirannya sendiri.Dia mengingat Louis, dia mengingat Liv dan juga James.Louis menyembunyikan sesuatu darinya, begitu pula Liv. Dan James. Siapa wanita yang disukai James?“Aku bisa gila!” sungut Ruby pelan.Dia berdiri untuk ketiga kalinya. Sudahlah. Ruby akan menyalurkan energinya untuk mengerjakan naskah yang sedang terbengkalai karena dia tidak menemukan ide sama sekali.Lupakan semuanya, khususnya Louis, kata Ruby pada dirinya sendiri selagi dia membuka laptop dan menyalakannya.Namun sepertinya otak Ruby tak sejalan dengan perkataannya. Tiba-tiba saja Ruby membayangkan kembali bagaimana dalamnya ciuman me
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

Dad Selingkuh

Setelah Louis pergi, Ruby menemukan dirinya tidak bisa makan dengan baik. Dia terus teringat dengan pelukan Louis yang sarat emosi, persis ketika dia memeluknya saat mabuk waktu itu.“Dia menyembunyikan sesuatu,” gumam Ruby pada dirinya sendiri. “Dia tidak mencoba menciumku, ketika dia mabuk dia juga melakukan hal yang sama. Apa yang sebenarnya dia alami? Apa yang dia sembunyikan dariku?”Tiba-tiba ponselnya bergetar beberapa kali.Ruby meletakkan gelasnya kembali ke atas meja lalu meraih ponselnya. Ketika Ruby melihat ada banyak pesan yang masuk, dia membelalak kaget.“Dad?” gumamnya pelan.Ruby nyaris menjatuhkan ponselnya. Wajahnya memerah, jantungnya berdetak lebih cepat, dan kedua bola matanya dipenuhi bongkahan air mata yang siap meluncur.“Tidak. Tidak mungkin."Kembali diamatinya puluhan gambar yang diambil dari sudut tersembunyi, dugaan Ruby foto itu diambil diam-diam tanpa sepengetahuan ayahnya.Ayahnya sedang bersama seorang wanita yang bukan ibunya. Dia memeluk wanita yan
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more

Cerai Saja

“Mom, apa yang sebenarnya terjadi?”Ruby langsung menghambur ketika dia tiba di rumah kedua orang tuanya. Rumah itu sepi. Paloma Estella, wanita berusia pertengahan empat puluhan itu duduk sendiri di tepi tempat tidurnya. Begitu mengetahui puterinya kembali, dia buru-buru menghapus air matanya.Namun dia tidak bisa membohongi Ruby seperti yang dia lakukan puluhan tahun silam. Ruby bukan anak berusia tujuh tahun lagi.“Dimana dia? Dimana pria itu?” Ruby berteriak, seluruh persendiannya remuk ketika melihat air mata Paloma. Dan tatapan kosong Mom-nya itu membuat perasaannya tercabik-cabik sangat parah.“Tenanglah. Tenanglah.” Paloma meraih tubuh Ruby dan memeluknya erat. “Ruby, tenanglah, Nak.”“Bagaimana aku bisa tenang?” Ruby menangis sesenggukan. “Bagaimana dia bisa melakukannya setelah aku dewasa? Kenapa dia melakukannya lagi?”“Ruby...”“Aku tahu dia sudah pernah melakukannya dulu. Mom, kamu tak perlu menutupinya lagi dariku,” seru Ruby.Paloma menghela nafas, lalu memeluk Ruby lag
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more

Aku Di Sini

“Kamu baik-baik saja? Terluka di mana?”Ruby mengerjap menatap Louis. Dia tidak percaya jika pria itu ternyata menyusulnya. Sentuhan hangat kulitnya, tatapan penuh kekhawatiran itu menggoda batin Ruby dan dia tidak akan menampik jika kemunculan Louis memberinya rasa aman.“Ayo, aku bantu berdiri.” Suara Louis yang berat menyadarkan angan Ruby. Dia berusaha berdiri dan Louis seperti biasa selalu menempatkannya di balik punggungnya. Ruby menggenggam tangan Paloma yang sama takutnya seperti dia.“Pergi atau aku akan membuat perhitungan pada kalian!” sergah Louis.Pria yang mendorong Ruby sontak tertawa. “Kamu? Apa yang bisa kamu lakukan?”“Kamu bertanya apa yang bisa ku lakukan?” Louis balas tertawa, namun sedetik kemudian tawanya menghilang. “Kamu yakin menunggu apa yang akan ku lakukan?”“Bo-bos,” seseorang dari gerombolan itu mendekati si pria besar. “Dia penerus hotel Winston, orang kaya nomor satu di negeri ini. Dengar-dengar dia sangat berpengaruh. Sepertinya kita harus pergi.”Pr
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

Tinggal Di Apartemenku Saja

“Kamu tahu alasan kenapa aku menggunakan nama belakang Mom di belakang namaku, dan bukan nama belakang Dad?” tanya Ruby tiba-tiba.Louis menggeleng.“Karena hal ini sudah pernah terjadi sebelumnya saat aku masih anak-anak. Aku tak ingin membawa nama Dad karena aku pikir hal itu akan mempengaruhi kehidupanku. Tak ku sangka, walau tak membawa namanya, aku masih saja tak bisa menghindar dari karma itu. Kacau, bukan?”Setiap kata yang keluar dari mulut Ruby mengungkapkan hal baru bagi Louis. Defenisi ‘kacau’ yang dikatakan Ruby mulai terdengar masuk akal walau itu bukan hal yang biasa. Memang tak jarang ada anak yang membawa nama belakang ibunya. Namun dalam kasus Ruby, dia memiliki alasan yang sedikit menyakitkan.“By...”“Rasanya benar-benar sakit dan ini memalukan.”Louis menarik nafas dalam-dalam, berusaha berpikir rasional saat keinginannya merengkuh Ruby semakin menyala. “Kamu akan melaluinya bersamaku. Jangan khawatir.”Ruby menunduk setelah mendesah panjang. Tak digubrisnya perk
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

Bercerailah Dari Mom

“Tidak!”“Ide yang bagus!”Ruby dan Liv bicara di waktu yang bersamaan. Ruby menatap Liv tak percaya, lalu menggeleng pertanda dia tidak setuju.“Kamu tidak punya pilihan lain. Agen properti akan memberimu harga yang mencekik leher jika mereka tahu kamu butuh hunian secepatnya.” Liv menegaskan. “Penawaran Louis cukup masuk akal.”“Aku tidak bisa memanfaatkanmu seperti ini.” Ruby menatap Louis. “Terimakasih, tapi aku benar-benar tidak bisa.”“Aku malah berharap kamu memanfaatkanku.” Louis berdehem pelan, diikuti lengkungan senyum di bibirnya yang membuat Liv juga tak bisa menahan tawanya.“Jangan bercanda,” sungut Ruby. “Ini bukan waktu yang tepat.”“Aku tidak bercanda. Aku memang serius menawarkan apartemen itu padamu. Dengar, jika kalian tidak bergegas, mungkin kalian akan menerima sanksi dari pengurus apartemen.”“Tidak ada hal seperti itu,” gumam Ruby. “Kamu membodohiku.”“Kamu pintar. Tak ada yang bisa membodohimu,” sahut Louis.“Kecuali Arden!” Liv mengerling.“Ha-ha. Lucu.” Ruby
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more
PREV
123456
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status