All Chapters of Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa: Chapter 51 - Chapter 60

189 Chapters

Relaksasi Berdua

“Katakan apa yang akan kamu lakukan. Kenapa membawaku ke sini?” tanya Ruby.“Bukankah sudah terlambat untuk menanyakannya, Nona Ruby?” Louis mengerling nakal.“Kamu...” “Selamat datang di tempat persembunyianku.” Louis menyela, tersenyum hangat dan membimbing Ruby masuk.Benar saja. Rumah ini sama halnya dengan penginapan di pulau. Memasukinya seakan dia memasuki toko barang-barang mewah. Ketika Louis memberi kode untuk meminta latopnya, Ruby memberinya dan melihat Louis meletakkannya di atas nakas.“Aku biasanya ke sini ketika aku sedikit kacau,” gumam Louis.Ruby tidak menyahut. Dia berjalan sambil menyapukan tangannya di sepanjang sofa dan mengamati ruangan yang tidak terlalu luas itu. Di atas nakas, tepat di samping laptop Ruby yang diletakkan Louis terdapat satu buah piringan hitam dan beberapa kotak vinnyl di atasnya.Di atas perapian portable, terdapat beberapa foto masa kecil Louis dan dua orang anak laki-laki sebayanya. Dia menduga-duga itu siapa, mungkin salah satunya Edd,
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

Aku Mencintaimu

Louis mengangguk-anggukkan kepala, mengabaikan wajah Ruby yang memerah dan jantungnya yang berdetak cepat. “Dagingnya lumayan enak. Tidak sia-sia aku membumbuinya sebelum kamu datang.”“A-aku akan makan sendiri.” Ruby menggeser tubuhnya, menciptakan jarak diantara mereka demi kewarasannya yang masih tersisa. “Kamu boleh melepaskan rambutku.”“Tapi angin akan menerbangkannya lagi.”Ruby memeriksa sekitarnya. Begitu dia menemukan ranting pohon, dia beranjak lalu mematahkannya hingga ukurannya kira-kira sejengkalnya. Dia menggunakannya untuk menyanggul rambutnya, dan hal itu memukau Louis.Lehernya yang jenjang tersingkap dan Louis hanya bisa menelan ludahnya sendiri sambil mengagumi keterampilan Ruby. “Aku tidak tahu jika ranting bisa digunakan untuk menyanggul rambut,” gumam Louis, kembali pindah ke kursi awalnya.“Ini hanya diketahui oleh wanita saja,” sahut Ruby pelan.Mereka tak banyak bicara hingga selesai makan malam. Ruby sangat kenyang dan semua makanan ini sangat menggugah sele
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

Aku Milikmu

Kata-kata Ruby sama sejuknya dengan embun di pagi hari. Louis menatap Ruby lekat-lekat, mencoba mencari tahu apakah gadis itu sadar mengucapkan kata-katanya atau tidak. Dia mengusap pipi Ruby dan bertanya, “Apa yang kamu katakan barusan?”“Aku bilang aku juga merasakan hal yang sama.”Louis tersentak, mencoba mengolah kembali dalam pikirannya. “Kamu juga mencintaiku?”Wajah Ruby merona merah, lalu mengangguk. “Ya.”“Kamu menerimaku sebagai kekasihmu?” Louis mulai bersemangat.“Ya,” Ruby menahan diri untuk tidak tersenyum.“Ruby, katakan ini bukan mimpi. Astaga, aku bisa gila.” Louis menggenggam erat tangan Ruby dan rona bahagia terpancar sangat jelas. Ruby berjinjit, mencari bibir Louis dan memberi kecupan lembut dan hangat. Itu adalah tanda yang diberikan Ruby jika semua yang baru saja dikatakannya adalah nyata. Ruby tak akan menampik lagi tentang perasaannya.Dia mencintai Louis, itu adalah kenyataan. “Tapi aku ingin mengatakan beberapa hal,” ujar Ruby, melepas pelukannya dari Lo
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more

Aku Harap Aku Tak Salah

Saat terbangun pada keesokan harinya, Ruby membutuhkan beberapa detik untuk mengenali ruangan kecil tempatnya bangun. Tubuhnya yang nyaris tanpa pakaian masih dibalut selimut abu-abu yang terbuat dari bulu angsa yang hangat.Jendela kecil dari kayu sudah terbuka, namun tirainya tidak disibak. Ruby duduk, membalut selimut ke tubuhnya. Kicauan burung-burung bergema dan cahaya matahari yang hangat masuk melalui sedikit celah di jendela.Ruby menoleh dan mendapati tempat di sebelahnya kosong, Louis tak ada di sana. Dia pasti sudah bangun, gumam Ruby. Dia menyandarkan tubuhnya, mengingat kembali malam panjang yang dilalui mereka.Hawa panas seketika menjalar di tubuhnya. Gelombang getaran menyusuri setiap jengkal tubuhnya bak tersengat listrik dan membuat Ruby tersipu malu pada dirinya sendiri. Dia memegang pipinya yang hangat.Ruby mengayunkan kakinya, turun dari tempat tidur dan membungkus tubuhnya dengan selimut. Dia berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya. Ini pagi yang be
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

Diam-Diam Menemuinya

“Kamu yakin dia tidak ada?”Lorenza menurunkan kaca mata hitamnya ketika dia bicara pada petugas keamanan di apartemen Louis.“Benar, Nyonya Winston. Nona Ruby tidak ada.” Si petugas keamanan mengatakannya untuk ketiga kalinya. “Setelah diantar pulang oleh Tuan Louis, Nona Ruby keluar lagi dan belum kembali hingga sekarang.”“Padahal aku sudah susah payah datang ke sini diam-diam untuk mengunjunginya,” gumam Lorenza sedih.Dia melihat arlojinya, kecewa. Demi bertemu Ruby, Lorenza berbohong pada suaminya dan mengatakan dia akan mengikuti les yoga. Jika suaminya dan Louis tahu, maka dia tidak akan dipertemukan dengan Ruby.Lorenza sangat penasaran, siapa sosok Ruby yang begitu memukau seperti yang digambarkan Louis? Bagaimana rupanya sehingga dia bisa menolak Louis?“Ah, Nyonya. Sepertinya Nona Ruby sudah kembali.”Petugas keamanan itu menunjuk ke arah pintu masuk. Saat itu Lorenza melihat Ruby untuk pertama kalinya. Gadis itu menenteng dua plastik belanjaan dan sedang menempel kartu ag
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

Ternyata Pria Itu Kamu!

Apa yang kamu lakukan? Mata Lorenza membulat –keduanya berbicara hanya lewat gestur dan telepati.Aku? Menemui menantuku. Lalu apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah kamu bilang kamu les yoga? Antonio bergidik.Aku juga menemui menantuku. Kamu mengacaukan rencanaku, mata Lorenza kini menyipit.Kamu...“Tuan, Bibi, apa kalian saling mengenal?” Ruby menatap keduanya bergantian ketika menyadari gestur keduanya sedikit mencurigakan.“Dia supirku.”“Dia temanku.”Lorenza dan Antonio bicara bersamaan. Ruby mengangkat alis, menatap keduanya bergantian. “Bisakah kalian bicara jujur?”“Baiklah. Dia suamiku,” gumam Lorenza pada akhirnya.Ruby mengangguk paham. “Apa kalian sedang bertengkar dan kabur ke apartemen anak kalian?” “Betul.” Lorenza mengangguk, pura-pura. “Tidak tahu dia malah mencariku hingga ke sini.”Ruby tersenyum. “Paman, duduklah. Aku akan menyeduh teh untukmu juga agar kalian bisa bicara sembari menunggu anak kalian pulang bekerja.”“Anak? Anak yang mana?” Antonio mengernyit
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

Kekecewaan

“Kamu tidak mau mengatakan apapun?”James menyandarkan tubuh, menumpukan pinggulnya pada sisi meja bar tempat keduanya bicara. Ketika James mengetahui jika Louis adalah kekasih Ruby, ada kelebat kekecewaan yang amat sangat dalam dirinya.Dia seolah dipermainkan oleh Louis. Jelas-jelas malam itu dia menunjukkan foto Ruby padanya dan mustahil Louis tidak mengenali foto itu jika itu adalah Ruby. Tapi kenapa dia diam saja? Kenapa dia tidak memberitahu James jika Louis adalah pria pelarian Ruby?James tertawa. Awalnya tawa itu pelan, lama kelamaan menggema dan air mata bahkan nyaris keluar dari kelopak matanya karena dia terpingkal-pingkal. Menyakitkan memang. Mereka bersahabat, menyukai gadis yang sama, dan yang paling mengecewakan adalah, Louis pura-pura tidak tahu jika gadis itu adalah Ruby.“Kamu menganggapku lelucon? tanya James lagi.Dengan wajah kaku, Louis menunduk. Dia menghela nafas dalam-dalam, lalu berkata, “Aku tidak berniat menyembunyikannya darimu.”“Tapi kenyataannya adalah
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

Bukan Masalah, Tapi Pilihan

Restoran The Northman berdiri di pusat kota, berada dalam komplek pergedungan elit yang terkenal mahal. Interiornya khas bangunan Eropa dengan didominasi warna putih. Sofa-sofa makannya empuk dan terasa nyaman.Ketika duduk berhadapan dengan James, Ruby tidak bisa menemukan kenyamanan dalam bangunan itu. Padahal sebelumnya, dia sudah makan beberapa kali bersama Liv dan suasananya sangat tenang. Penyebabnya adalah ini pertemuan pertama mereka setelah Ruby tahu perasaan James terhadapnya. Ruby sudah menjadi kekasih Louis dan dia tak akan memberi celah dalam hatinya untuk James. James hanya bisa menjadi sebatas sahabatnya, tidak lebih dari itu.Itu sebabnya Ruby ingin mengatakan semuanya pada James dengan jelas.“Aku tidak menyangka jika kita akan duduk dalam suasana canggung seperti ini,” gumam James memecah kesunyian diantara mereka.Ruby memaksa diri untuk tersenyum. “Memang agak canggung,” sahutnya pendek.Sejujurnya, Ruby tidak segan-segan memberitahu James apa yang dia inginkan, t
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

Pertemuan Pertama

Ashley baru saja akan kembali pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya saat dia melihat seorang pria tergeletak di jalan. Dia menoleh ke sekitarnya, sepi. Ini memang sudah hampir tengah malam dan karena Bibinya ada di luar kota, Ashley menggantikannya untuk menjaga toko manisan milik Bibinya.Kehidupannya memang berbalik 180° setelah dia memutuskan meninggalkan rumah mewahnya. Ibunya tidak mau melepaskan pria selingkuhannya dan Ashley sudah mengetahui kabar perceraian orangtua Ruby.Gadis berusia sembilan belas tahun itu mengendap mendekati si pria. Begitu di dekatnya, dia langsung mencium aroma alkohol yang sangat kuat. Ashley menepis hidungnya, lalu berusaha membangunkan pria itu dengan menendang kakinya pelan.Tapi pria itu tak bergerak. Ashley menendang kakinya lagi, dan tetap tak ada hasil. Terpaksa Ashley menggunakan kedua tangannya untuk memutar tubuh pria itu agar dia bisa melihat wajahnya.Pria itu adalah James. Setelah berbicara panjang lebar dengan Ruby, James memutuskan m
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

Pengalihan Yang Bagus

“Aku tak tahu apa yang kamu sukai jadi aku memesan beberapa makanan.” Ashley sudah menyusun semua makanan yang dipesannya di atas meja sementara dia menyodorkan sebotol mineral pada James.Begitu dia menoleh, Ashley tak bisa mengedipkan matanya saat melihat betapa gagahnya James dalam balutan kaos hitam yang dibelinya. Tubuhnya tinggi hingga nyaris menyentuh candelier bodoh yang terus dipertahankan bibinya walau sudah usang.“Thanks.” James membuyarkan lamunan Ashley.Gadis itu menyentuh pipinya lalu buru-buru kembali duduk. Ashley tidak megerti apa yang terjadi pada dirinya. Dia sudah bertemu banyak pria tampan di sekolahnya, namun tak pernah ada seorang pun yang menimbulkan percikan hangat semacam ini.Apa yang sebenarnya terjadi?“Pukul berapa sekarang?” James duduk di samping Ashley karena di ruangan itu hanya ada satu buah sofa.Ashley menelan ludah sambil mengulurkan tangan, membiarkan James melihat sendiri. “Kamu tidur seharian penuh.”“Astaga, aku pasti sudah menyusahkanmu,” s
last updateLast Updated : 2024-04-26
Read more
PREV
1
...
45678
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status