All Chapters of Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa: Chapter 11 - Chapter 20

189 Chapters

Berujung Pertengkaran

Ruby berjalan perlahan menuju garis pantai. Dia berdiri, mengamati deburan ombak sebentar lalu menarik nafasnya dalam-dalam. Didera oleh berbagai tuntutan dari Quantum media –dugaan Ruby itu adalah ulah Dick si maniak seks itu, dia nyaris tidak tidur selama dua malam penuh.Kepalanya sakit, lehernya tegang dan sekujur tubuhnya lelah luar biasa. Namun walau lelah, Ruby harus segera menyelesaikan sisa proyek yang dipegangnya. Dia sudah terlanjur menandatangani kontrak dan hal itu digunakan Dick untuk membuatnya kewalahan.Dan berjalan-jalan sebentar di pantai adalah jawaban untuk merilekskan otot-otot tubuhnya yang kaku.Saat matahari sore meninggalkannya dan gelap secara cepat melingkupi, Ruby berjalan pelan diantara pasti-pasir putih yang lembut. Karena memiliki kenangan secara pribadi terhadap pantai ini, Ruby selalu merasa jika Louis berada di sekitarnya.Namun itu mustahil. Mana mungkin pria itu mencarinya?Saat itu, dia tiba-tiba mendengar suara seseorang memanggilnya.“Ruby?”Ru
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

Kamu Mencintainya?

Terkejut mendapat perlawanan dari Ruby, Louis mematung dan melepaskan tubuh Ruby perlahan-lahan. Dia tersenyum pahit, perlahan mengelus wajahnya. Tidak sakit. Ruby juga tidak mengerahkan tenaga untuk menamparnya.Tapi yang sakit malah berada di dadanya. Dadanya terasa ditusuk oleh ribuan jarum yang membuatnya bahkan bisa merasakan efek tusukan itu hingga ke jemarinya.Namun ini pantas. Bagaimana bisa dia mencium Ruby sesuka hati?Ketika dia menemukan jika wajah Ruby memerah dan bibirnya bengkak, perasaan bersalah menelusup di dada Louis.“Ruby, maafkan aku.”Nafas Ruby tertahan. Pundaknya naik turun menahan emosi yang bergulung-gulung didadanya karena kerinduannya pada Louis dan karena dia tahu Louis sangat jauh di luar jangkauannya.“Ruby...” Louis membelai bibir Ruby yang memerah dan bengkak karena ulahnya. “A-aku tidak berniat seperti itu. Malam itu...”“Jangan bahas apapun lagi tentang malam itu. Tuan Louis, aku harus pergi!” Ruby jelas merasa sangat bersalah. Dia buru-buru berl
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

Rencana Liburan

“Aku sudah membelikan dua buah tiket.” Liv yang sedang memakai sheet mask duduk di sofa apartemen Ruby. Dia merapikan maskernya sambil terus mengarahkan matanya pada drama komedi yang sedang ditayangkan di televisi.Ruby yang sedang mengetik naskah dilaptopnya mengangkat alis. Dia menghentikan sementara aktivitasnya lalu menoleh. “Tiket?” Dia mengernyit.“Ya. Aku mengambil cuti selama seminggu jadi kita bisa pergi liburan,” sahut Liv santai.“Liburan?” Ruby lebih kaget lagi.“Mmm. Kenapa kamu terlihat kaget? Ini bukan pertama kalinya kamu berlibur.”“Bukan. Tapi untuk apa?” Ruby masih belum mengerti.“Untukmu,” sahut Liv pendek. “Aku tahu kamu masih sedih dan malu dengan kegagalan hubunganmu. Apalagi akhir-akhir ini Arden mengunggah banyak sekali fotonya dengan pria itu dan orang banyak masih membahas dirimu disetiap postingannya. Aku tahu kamu selalu memikirkannya.”“Tidak juga,” gumam Ruby, kembali mengetik di laptopnya. “Ini sudah beberapa bulan dan aku sudah semakin ikhlas. Aku ti
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

Liburan Ke Pulau

Louis meletakan kunci mobil ke atas tempat kunci yang terbuat dari kayu yang divernis halus. Dengan enggan dia melangkah masuk dan menyalakan lampu di apartemennya. Ketika usianya memasuki dua puluh tiga tahun, Louis memutuskan untuk mandiri dan pindah dari rumah orang tuanya. Dia membeli satu unit apartemen tak jauh dari kantor utama perusahaan dari komisi pertamanya setelah menggantikan Antonio yang sakit kala itu.Dia mengambil sebotol wine dari lemari penyimpanan beserta satu buah gelas dan membawanya ke balkon. Sambil menikmati pemandangan malam kota yang berninar, dia duduk santai di balkon yang terletak di lantai dua puluh dua tersebut. Louis menuang winenya, menyesapnya sedikit lalu angannya kembali terbang.Dia sama sekali tidak bisa melupakan Ruby. Wanita itu bak memiliki pelet yang kuat, yang melekat dan sangat mempengaruhi emosinya. Baginya, Ruby bagaikan dewi yang bisa dia puja setiap saat. Louis memejamkan matanya. Dia mengingat dengan jelas bagaimana ranumnya bibir R
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

Kamu Merahasiakannya

Sementara Liv masih membereskan kartu identitas dan beberapa barang lainnya, Ruby menunduk, menutupi wajahnya dengan rambut panjang menjuntai.Jantungnya berdetak sangat cepat saat mendengar langkah kaki tegap yang melintas dibelakangnya. Ruby menggigit bibirnya pelan. Dia ingin melihat Louis dengan jelas, namun dia tidak punya nyali untuk menoleh.Kebetulan macam apa ini? Ternyata hal-hal seperti ini benar-benar terjadi?Dia datang ke sini untuk melupakan Louis, dia ingin ingatannya berhenti memutar setiap detail kebersamaannya yang singkat dengan pria itu.Ruby ingin bangkit dan melanjutkan hidupnya dengan normal. Siapa yang menyangka liburan kali ini malah membuatnya kembali mengingat siapa Louis?Sementara ketika Louis lewat melewati meja resepsionis, empat orang staff yang sedang melayani beberapa tamu hotel terlihat menundukkan tubuh mereka menyapa Louis. Namun satu hal menarik, tiba-tiba saja Louis mengendus wangi yang sedikit familiar dengan penciumannya. Dia menoleh, namun d
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Masa Lalu Liv

Delapan tahun lalu, musim gugur,Gadis gemuk berbobot sembilan puluhan itu terlihat menyapu halaman belakang bangunan sekolah. Bangunan itu adalah gedung lama yang kini dialihfungsikan sebagai tempat kegiatan ekstrakurikuler.Gadis itu sendirian. Tapi seharusnya dia bersama teman-teman sekelasnya yang lain. Ginny Maueren namanya. Gadis berusia tujuh belas tahun itu terpaksa membersihkan halaman belakang yang luas seorang diri. Dia tidak mau, namun dia tidak punya pilihan lain.Wajahnya yang berbintik merah, memakai kaca mata minus tebal dan tubuh gemuknya menjadikan dia sebagai objek perisakan oleh teman-teman sekelasnya.Dia menengadah saat pepohonan kembali meruntuhkan daunnya, seolah ikut merisaknya. Sudah setengah jam dia mengerjakan pekerjaan itu dan dia sudah lelah. Ginny memungut daun-daun dengan gontai lalu mengumpulkannya ke tumpukan yang lebih banyak. Saat itu, seorang anak laki-laki sekelasnya melintas tak jauh darinya. Laki-laki itu melempar sebuah permen pada Ginny da
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Lingkaran Masa Lalu

Ruby bergetar, air matanya sulit dikontrol dan mengalir begitu saja. Sepanjang cerita, dia hanya bisa menahan nafas mendengar penuturan Liv. Ini pertama kalinya Liv bicara padanya tentang hari buruknya setelah bertahun-tahun.Ketika Liv bicara, suaranya terdengar lirih namun terkesan tegas. Dan caranya bercerita tanpa meneteskan setetes air matapun membuat hati Ruby semakin tercabik-cabik.Dia bertemu Liv ketika mereka kuliah dan dia sama sekali tidak mengetahui cerita mengerikan dalam kehidupan Liv. Ruby pikir Liv hanya anak pasangan pebisnis sukses dan memiliki kakak laki-laki yang sangat mencintainya.Ruby pikir kehidupan Liv sangat beruntung. Ternyata, ada bagian kelam yang tak pernah diceritakannya pada orang lain.“Liv.” Ruby memeluknya erat. “Kenapa baru mengatakannya sekarang?” isak Ruby lagi.Liv tertawa kecil, mengelus punggung Ruby yang menangis sesenggukan untuknya. “Aku ingin membicarakannya denganmu. Setelah bertahun-tahun dan perasaanku masih buruk, aku ingin menemukan
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Cinta Pertama

“Kenapa kamu sibuk sekali?” Ruby bergumam sementara kedua bolanya matanya yang berat masih tertutup. Dia mendengar suara gemerasak dan tak bisa menahan diri untuk tidak bangun. Dia melihat Liv tengah siap-siap, mengenakan jaket tebal dan sepatu ankle boots hitamnya. Ruby mengernyit, setengah bangun dia memperhatikan Liv lagi.“Kamu akan keluar? Ini baru pukul berapa?”“Aku ingin menyaksikan matahari terbit.” Liv tersenyum padanya. “Jangan khawatir. Aku akan pergi sendirian. Aku tahu kamu menyelesaikan naskahmu hingga menjelang pagi jadi aku tidak akan mengajakmu ikut serta.”“Kamu pergi sendirian? Bukankah itu akan berbahaya?” Ruby tampak keberatan. “Begini saja. Aku akan menemanimu.”“Jangan.” Liv menahan tubuh Ruby ketika dia hendak turun dari tempat tidur. “Kamu butuh istirahat yang cukup agar kita bisa menjelajahi daerah ini nanti. Aku sudah pernah kesini sekali jadi aku tahu jalan disekitar pulau ini.”“Benarkah?”Liv mengangguk, meminta Ruby kembali tidur dan menyelimutinya. “K
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Dia Di Sini

“Beruntung sekali wanita yang menjadi cinta pertamamu itu. dia bisa menempel dalam memorimu hingga masa sekarang,” sahut Liv.Edd tersenyum. “Tapi aku mengacaukannya.”“Kalian putus?”“Tidak.” Edd tertawa pahit. “Kami bahkan belum memulainya.”“Jadi kamu meninggalkannya?”“Dia yang meninggalkanku," gumam Edd. “Aku bukan pilihan terbaiknya dan dia pergi begitu saja.”Bagus sekali. Kamu memang layak menerimanya. Jika memungkinkan dan Tuhan mendengar, sendirilah selama-lamanya. Enyahlah dari muka bumi ini tanpa merepotkan orang lain.“Ah, aku bicara sangat banyak.” Edd terlihat canggung. "Baiklah, Liv.” Edd menghela nafasnya. “Kamu masih mau disini? Aku ada urusan penting hari ini jadi aku harus segera turun.”“Turun saja lebih dulu. Aku masih ingin sendirian disini.”Nada bicaranya sedikit mengusir dan Edd tahu jika dia sudah mengganggu waktu Liv. Itu sebabnya Edd tak lagi bicara banyak dan langsung menuruni bukit setelah melambaikan tangannya pada Liv. Liv langsung terjatuh begitu Ed
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

Ini Takdir

“Aku pikir malah tidak akan bisa menenangkan diri disini.” Ruby menatap Liv. “Aku bertemu Louis tadi.”“Kamu juga bertemu pria yang tidak ingin kamu temui?” Liv berdecak.“Benar. Aku sudah berusaha mengendap-endap dan menghindarinya, tahu-tahu ketika aku turun, dia malah sudah berdiri dihadapanku. Sepertinya dia sudah melihatku sekilas. Itu sebabnya dia langsung menemuiku.”Liv menarik nafasnya panjang. Mereka kembali diam saat pelayan datang menyajikan makanan untuk sarapan. Keduanya sama-sama memilih hidangan mie rebus yang dipadukan dengan aneka seafood khas penduduk lokal. “Silahkan dinikmati,” kata pelayan, dan keduanya sama-sama mengangguk ramah.Liv mengaduk mienya yang langsung mengepulkan asap tipis. “Katakan, apa rencanamu sekarang,” ujarnya.“Aku? kenapa denganku?”“Kamu sudah bertemu pria itu. Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?”“Tidak ada.” Ruby mengunyah mienya dengan santai. “Aku yakin dia tidak akan melepaskanmu begitu saja.”“Dia tidak punya hak untuk menahank
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more
PREV
123456
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status