Semua Bab Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa: Bab 141 - Bab 150

189 Bab

Selebaran Orang Hilang

Angela berlari tanpa arah. Dia tidak perlu menentukan jalannya sekarang. Yang penting adalah dia bisa meloloskan diri dari Louis. Itu saja!Setelah membayar perahu kecil sebanyak lima kali lipat, si nelayan sepakat mengantarnya keluar dari pulau. Dan dari perahu kecil itu Angela berdiri, melihat Louis mengarahkan senjata padanya namun pria itu mengurungkan tindakannya.Itu hal yang paling melegakan.Louis gila, Angela baru mengetahuinya. Dia tidak menyangka seorang Louis bisa menjadi menyeramkan seperti itu hanya karena Ruby. Dan mengingat Ruby kembali membuat Angela meradang.Namun dia perlu menyusun ulang rencananya. Angela tidak mau mengandalkan Brenda, dan si pria sialan Hudson juga sudah mati. Tapi itu lebih baik. Bekerja sendiri dan mengandalkan diri sendiri jauh lebih baik.Angela mencari motel murah setelah dia menumpang taksi kembali ke kota. Dia memutuskan untuk bersembunyi hingga emosi Louis mereda. Angela menurunkan semua tirai jendela yang terbuka, memastikan semua pintu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-28
Baca selengkapnya

Mulai Gila

Brenda meringkuk di kamarnya. Tubuhnya gemetar, sensasi panas menyengat, menggelenyar akibat suhu tubuhnya mulai tinggi. Dia merasakan udara dingin menusuk walau ini musim panas. Dan kedua kakinya mulai nyeri akibat berjongkok terlalu lama.Dia menutup kedua telinganya. Bisikan-bisikan itu mematikan. Dia mendengarnya seperti alarm yang membangunkannya dari tidur. Bedanya, bisikan ini akan membawanya ke dalam maut dan alarm membawanya ke dunia nyata kehidupannya.Kerongkongannya terasa menyakitkan ketika dia menelan ludah seperti ada silet di sana. Tarikan nafas Brenda berat dan satu-satu. Brenda masih tidak habis pikir. Bagaimana bisa? Dia sungguh-sungguh melihat Frans di depannya. Dia menabraknya. Tapi kenapa ketika dia memeriksa dia tidak ada dan tiba-tiba malah berdiri di hadapannya?“Minum dulu.” Jude menghampirinya.Jemari Brenda bergetar sangat hebat sehingga rasanya dia tidak bisa menggenggam gelas yang disodorkan Jude.Jude bersimpuh di dekatnya, menatap Brenda dengan tatapan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya

Doppelganger?

Ruby menegang. Lembaran di tangannya benar-benar foto Mary. Dia terus menatapnya sungguh-sungguh. Dan ya, tidak diragukan lagi. Tapi begitu melihat nama yang tertera di sana, dia mengernyit.“Mary De Laurent?”Nama anak yang tertera adalah Mary De Laurent, bukan Mary Winston.“Ada apa?” tanya Levin.“Foto anak ini,” gumam Ruby.“Kenapa dengan foto anak itu?”“Dia Mary, puteri Louis.”“Louis? Kekasihmu?”Seharusnya tidak bisa dikatakan kekasih lagi. Dia dan Louis sudah mengakhiri hubungan mereka sejak beberapa hari yang lalu. Tapi entah kenapa Ruby masih senang ketika Levin mengatakan jika Louis masih kekasihnya.“Ya.” Ruby mengangguk. “Tapi namanya berbeda.”Levin mengambil selembar selebaran anak hilang yang jumlahnya ada ratusan lembar, bertumpuk di bawah tas. Dia mengamati, membaca kata demi kata yang tertuang di sana. ‘...Jika menemukannya atau melihatnya, tolong hubungi orang tuanya, Mark De Laurent...’ dan kemudian di sana dicantumkan nomor telepon.“Nama orang tuanya Mark.” Lev
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya

Kenyataan Pahit

“Kamu baik-baik saja?”Edd dan James berdiri setelah Louis keluar dari ruang pemeriksaan. Kepalanya dibebat perban dan mereka sempat mendengar kalau luka di kening Keenan mendapat sepuluh jahitan.Louis terlihat pucat. Dia diliputi penyesalan setelah membiarkan Angela kembali terlepas dari genggamannya. Dia sudah sangat dekat untuk mengakhiri hidup Angela, selangkah lagi, namun lagi-lagi wanita licik itu menipunya.Kenapa dirinya bisa diperdaya semudah itu? Louis juga membenci dirinya untuk kenyataan itu.“Kalian sudah menemukannya?” tanya Louis dingin.Keduanya menggeleng. “Sudah kami kerahkan semua orang-orang untuk mencarinya, tapi belum membuahkan hasil,” sahut James.“Jangan khawatir, dia tidak akan jauh. Dia juga tidak akan bisa bersembunyi selamanya. Aku yakin dia memang sengaja tidak muncul. Dia menunggu hingga suasananya sedikit aman baginya untuk melarikan diri lagi.” Edd menimpali. “Sekarang, perhatikan dulu lukamu. Kita pasti akan menemukannya.”Ketiganya berjalan menuju p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-01
Baca selengkapnya

Pembunuh Ayahku

Ashley memutuskan pura-pura tidur agar ketika James masuk ke kamar, dia akan berpikir kalau Ashley tidak mendengar apapun soal yang mereka bicarakan. Gadis itu berusaha menahan air mata yang menyeruak. Tidak, dia tidak boleh menangis sekarang.Jika dia menangis, ketiga pria itu akan tahu kalau Ashley mendengar semuanya. Ashley tidak akan tinggal diam. Dia harus menanyakannya pada Brenda. Semua tentang ayahnya!Dan ketika James ingin berganti pakaian, betapa terkejutnya pria itu mendapati Ashley membalut tubuhnya dalam selimut. Dia buru-buru menutup pintu, menatap Louis dan Edd bergantian dengan wajah memerah.“Ada apa?” Edd mengernyit.James setengah berlari menemui keduanya, berbisik kasar. “Ashley di sini. Di kamar.” Dia menunjuk.“Bukankah kamu bilang dia kembali minggu depan?” Louis membelalak.“Dia mengatakan seperti itu,” bisik James. “Astaga, apa dia mendengar semuanya?”“Jika dia benar-benar tidur, aku rasa dia tidak mendengarnya,” kata Edd pelan.“Coba kamu bangunkan dia. Lih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-03
Baca selengkapnya

Tentang Angela

Ruby duduk di sofa, menatap kosong ke arah televisi raksasa yang ada di salah satu ruangan dalam vila. Candelier menyala begitu pula lampu-lampu kecil di ruangan lain. Dia menarik nafas, tidak benar-benar menonton drama komedi yang ditayangkan.Dia sudah siap-siap tidur, mengenakan atasan kaus putih oversize dan celana pendek di atas lutut. Tapi pikirannya terus teralih pada sosok Mark.Tadi siang, Mark tidak banyak bicara saat Ruby mengatakan nama Louis. Entah apa yang membuat pria itu seperti itu, tapi dia tetap bungkam ketika Ruby dan Levin mendesaknya. Bahkan dia langsung menyerobot kertas selebaran yang ada pada Ruby, melipatnya lalu menjejalkannya ke dalam kantong celana.Bahkan air minum yang disajikan Levin tidak disentuh. Wajah Mark berubah tegang dan seolah penuh amarah yang terpendam, tapi di saat yang bersamaan dia juga seolah sangat penasaran.Terbukti ketika Mark bertanya dimana Louis tinggal. Tapi kedipan mata Levin membuat Ruby mengurungkan diri untuk memberitahu Mark
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

Pengorbanan

Jude memasang badan, dengan tangan kosong dia menahan belati yang nyaris merobek perut Brenda. Darah segar menetes dari luka akibat sayatan benda tajam itu. Brenda terjungkal, jatuh menghantam sisi tempat tidur dan tersungkur di lantai.Dia berteriak panik saat melihat genangan darah di lantai. Brenda beringsut, tubuhnya menempel rapat ke dinding dan kedua tangannya menutup telinga. Wanita itu menggeleng, matanya membelalak dan memerah penuh ketakutan.“Da-darah,” katanya gugup. “Darah. Ada darah.”Ashley tidak bergeming. Dia menatap Jude tajam, bias di kelopak matanya sungguh tidak menunjukkan sedikit saja rasa iba. Seolah semua perasaan Ashely sudah mati, dia enggan melepas belati yang dipegangnya sangat erat.“Tolong lepaskan, Ashley,” kata Jude, berusaha menahan rasa nyeri akibat kulitnya yang terkoyak.Ashley tidak bereaksi apa pun.Brenda masih ketakutan setengah mati dan meringkuk di sudut tempat tidur.“Ashley, Nak. Tolong lepaskan,” pinta Jude lagi.“Nak?” Ashley tertawa meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

Ide Baru

Ashley tidak bergerak. Darah mengalir dari lengan dan wajahnya yang terkena sayatan belati, tapi entah bagaimana dia tidak merasakan sakit apa pun. Yang dia tahu adalah pria di depannya, Jude, mengorbankan dirinya demi Ashley.Aku sudah terlanjur membencimu, kenapa kamu menyelamatkanku dan membuatku lupa dengan rasanya dikhianati?“Dad, Dad..”Louis mengguncang tubuh Jude sementara Edd dan James masih mengunci tubuh Brenda yang meronta. Dia gila, bahkan dua orang pria itu kewalahan menanganinya. Tak kuat dengan teriakan dan usaha Brenda untuk melepaskan diri, James mencabut telepon rumah dan menggunakan kabelnya untuk mengikat tangan Brenda. Setelah berhasil mengikat tangan, dia melepas kabel lampu tidur, kini dia mengikat kedua kaki Brenda.Wanita itu berteriak, memekik ngeri hingga suaranya membuat para asisten rumah tangganya merinding. Atas perintah Louis, salah satu dari mereka sudah menghubungi polisi dan juga ambulans.Jude terkapar di lantai, kedua bola matanya sudah terpejam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya

Kepergian Jude

Keheningan yang nyata membelah koridor rumah sakit ketika dokter mengatakan jika kondisi Jude tidak bisa diselamatkan. Louis merasakan aliran dingin yang membekukan sistem sarafnya, membuatnya tidak bisa memikirkan apa pun selain kematian.Kematian itu menyakitkan. Itu adalah perpisahan yang mengerikan dan tak ada tandingannya. Orang terkasih yang pergi tak akan bisa ditemui lagi di masa depan di segala tempat. Pun kalau rindu mendengar suaranya, tak ada yang bisa dilakukan.Tapi sebagian mengatakan kematian itu adalah ketenangan. Hanya ada kegelapan yang sepi dan damai. Tidak ada teriakan, tidak ada kegilaan, tidak ada rasa sakit, tidak ada kebencian. Mati itu sebuah ketenangan. Tidak ada yang perlu ditakuti.Ya, mungkin Jude tidak takut pada apa pun. Tapi kini Louis merasakan sebuah tekanan mental yang amat besar. Ini idenya. Menakut-nakuti Brenda adalah keputusan sepihaknya. Jika dia setuju dengan permintaan Jude saat pria itu meminta Louis segera menyerahkan bukti kejahatan Brenda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

Lolos Lagi

“Kompetisi mewarnai?”Alis wanita paruh baya bernama Crhisty Maureen terangkat manakala Mary membawakan selembar selebaran ke rumah. Christy membacanya, Mary dengan santai duduk di pangkuannya.“Biar ku lihat dulu,” gumamnya lagi.Wanita itu membaca lekat-lekat. Perlombaan itu diakan di salah satu mall pusat kota. Setahu dia, kondisi mall itu sedikit buruk karena tengah diambang krisis dan akan segera bangkrut. Christy mendengarnya dari sang suami, Ted Maureen.Mungkin ini cara mereka untuk mengatasi krisis, pikir Christy lagi.Dia membelai rambut Mary dan tersenyum. “Baiklah. Kamu akan ikut bertanding besok.”Keesokan harinya, suasana lantai satu mall dipenuhi pengunjung. Sebagian besar adalah orang tua yang membawa anak-anak mereka untuk ikut lomba mewarnai. Mary menggandeng tangan Christy, terpukau dengan keramaian yang dilihatnya.Mary jarang keluar rumah. Jadi menurutnya hal ini sangat menyenangkan.Saat lomba akan berlangsung, Christy menunggu di tempat yang disediakan. Dia memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status