All Chapters of Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa: Chapter 91 - Chapter 100

189 Chapters

Itu Hanya Kebetulan

Langkah kaki Liv berderap kencang saat berlari memasuki lorong rumah sakit kecil di perbatasan hutan. Di belakangnya, Ashley juga terengah-engah karena ingin langkahnya sejajar dengan Liv, namun tak bisa.Begitu melihat Ruby sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit, Liv langsung menghambur dan memeluk Ruby sambil menangis sesenggukan. Ruby juga tak kuasa menahan air matanya dan dia menangis memeluk erat Liv, sebagian karena apa yang dia alami, sebagian karena Louis.Begitu tiba, Ashley juga melakukan hal yang sama, memeluk Ruby dan Liv dan ketiganya menangis bersamaan.“Bisa tolong pelankan suara kalian? Ini rumah sakit.”Ketiganya melepas pelukan setelah salah satu perawat menegur mereka. Liv mencoba tersenyum, menyeka air mata Ruby dan juga air matanya.“Apa yang terjadi denganmu?” tanya Liv.“Kenapa kamu terluka begini?” Ashley juga memperhatikan seluruh tubuh Ruby. “Astaga, apa yang mereka lakukan padamu?” isaknya.“Aku baik-baik saja.” Ruby mengelus lengan Ashley. “Berhentila
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Liv adalah Ginny?

Detektif Hudson melayangkan senyumnya yang hangat dan ramah. Tubuh tegapnya terlihat dari balutan jaket hitam dan dia tampak mengesankan. Dengan tinggi di atas seratus delapan puluh dan rambut pirangnya, orang-orang mungkin akan menyangka jika dia seorang model.“Kalau begitu, kami tidak akan mengganggu istirahatmu lagi. Sampai bertemu Nona Ruby.”Begitu para petugas meninggalkannya, Ruby menatap keduanya. “Louis akan segera tiba.”“Lalu kenapa?” Liv terlihat tak acuh.“Dia kekasihmu, memang sudah seharusnya dia menemuimu,” sahut Ashley lagi.“Kalian ini.” Ruby bersungung-sungut.Dia kembali berbaring, menatap langit-langit ruangannya sembari membayangkan kembali kepahitan yang dia alami. Sulit baginya untuk percaya jika dia berhasil selamat. Dia membayangkan kembali bagaimana tubuhnya terhempas jatuh berguling-guling menuruni jurang dan rasa sesak di dalam peti.Rasanya menyakitkan, namun dia berhasil.Luar biasa!“Apa kamu akan istirahat?” tanya Liv lembut.Ruby menggeleng. “Ayo bic
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Aku Tidak Mengirim Pesan

“Aku mengirimimu pesan?” Louis mengernyit heran ketika detektif Hudson yang dia sewa berada di ruang Ruby lagi.Ruby mengangguk. “Kamu memintaku untuk mengambil berkas rahasia di hotel cabang Burwood.”“Tapi aku tidak melakukannya.” Louis menggeleng, mengeluarkan ponselnya dan mencari-cari riwayat pesan mereka. “Lihat,” Louis menunjukkan layar ponselnya pada Ruby. “Aku tidak mengirim pesan apapun padamu di hari kamu menghilang.”Apa-apaan ini? jJelas-jelas aku membaca pesan yang dia kirim waktu itu. apa yang terjadi? Bagaimana mungkin hal ini tidak ada sama sekali?“Sepertinya masalah ini menjadi sedikit kompleks,” gumam Detektif Hudson. “Tapi tenang saja. Ada banyak cara untuk membuktikan jika pesan itu benar-benar diterima oleh Nona Ruby atau tidak.”“Aku tidak akan berbohong.” Kedua bola mata Ruby berkaca-kaca. “Aku memang tidak bisa membuktikannya. Tapi aku tidak akan pergi tanpa alasan apapun.”“Hei, tenanglah.” Louis mengusap kepala Ruby. “Kami percaya padamu. Hanya saja dia me
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Terlalu Menginginkanmu

Detektif Hudson mengamati beberapa lembar bukti riwayat pesan yang baru diterimanya. Diamatinya pesan-pesan dari ponsel Louis dan membaca satu per satu hingga usai. Namun sama sekali tak ada pesan yang meminta Ruby untuk pergi ke Burwood.Dia kembali memeriksa riwayat pesan Ruby. Dan mengejutkan, di sana pun tak ada pesan yang diterima Ruby yang mengatakan Louis memintanya ke Burwood. Dia beralih ke layar komputernya, memasang flasdisk dan mendengar beberapa rekaman suara dan panggilan.Hasilnya sungguh nihil.Dia membuka kaca matanya, mengunyah permen karet sambil terus mengamati kertas-kertas di atas mejanya. Apa gadis mengada-ada? Atau dia berhalusinasi?“Baiklah. Aku mengerti.” Louis mengangguk pertanda dia paham ketika dia menerima panggilan telepon dari Detektif Hudson. “Aku akan mencoba membicarakannya dengan Ruby.” Dia menoleh dari taman dan mendapati Ruby sedang tertawa bersama Liv dan Ashley, lalu menarik nafas dalam-dalam. “Bagaimana kalau kita menunggu hingga mental Ruby
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Mereka Terlalu Bodoh

“Aku ingin mengklaimmu di sini, Ruby.” Louis mendaratkan sebuah kecupan di keningnya, lalu bergeser turun ke pipi dan berhenti di bibirnya. “Aku kehilanganmu selama beberapa hari. Dengan melihatmu sangat jelas seperti ini akan meyakinkanku jika kamu sedang berada dalam pelukanku dan aku tidak akan melepaskanmu barang sedetikpun lagi.”Kelihaian Louis menguasainya dan cara pria itu sangat luar biasa hingga membuat Ruby kewalahan. Dia mengucapkan kata-kata namun lebih ke arah bisikan karena dia tak mampu berbicara lebih keras lagi.Louis benar-benar menguasainya, membuatnya payah bahkan untuk sekedar bernafas. Ruby berusaha mencengkeram sisi sofa namun tak berhasil sehingga dia hanya bisa menjambak rambut Louis.“Louis,” Ruby mengerang, seluruh persendiannya lemas dan sarafnya berderum penuh antisipasi. Tidak pernah dia melihat Louis seliar ini dan bahkan sangat transparan. Apa terjadi sesuatu padanya?Louis tidak benar-benar mendengarnya, tidak merespon panggilan Ruby.Ketika kaki Ruby
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Masuk Jebakan Lagi

Terakhir kalinya Ruby merasa tidurnya nyenyak adalah malam sebelum dia diculik. Setelah itu, dia dihadapkan dengan mimpi buruk berulang hingga kadang membuatnya kesulitan untuk sekedar menutup mata.Kamar terpisah yang direncanakan berubah. Louis tak pernah meninggalkan Ruby. Pria tidur di kamar Ruby alih-alih menggunakan kamarnya sendiri. Walau Ruby tidak setuju, Louis tetap bertahan dengan pendapatnya.Luka dan memar di tubuh Ruby mulai sembuh. Secara perlahan mereka kembali menjalani kehidupan yang sibuk dan melupakan semua masa pahit.Minggu-minggu berikutnya berlalu tanpa ancaman dan perlahan Ruby sudah mulai lupa, namun bukan berarti tak ada masalah yang akan datang padanya.“By, aku ingin membicarakan sesuatu padamu,” kata Louis pada suatu malam ketika mereka sedang makan malam.“Katakan.”“Aku akan dinas ke luar kota selama tiga hari.”Ruby memotong steiknya. “Lalu?”“Tidak masalah jika aku meninggalkanmu?”Tawa Ruby nyaris meledak. “Tentu saja tidak masalah.”“Kamu tahu aku s
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Puteriku Menghilang

“Kamu tahu apa yang kamu lakukan sekarang?” Ashley menatap Ruby tajam. Di ruang tengah, Mary sedang menonton film kartun yang diputar Ruby. “Dia puteri Angela.”“Dia memang sudah gila.” Liv meletakkan cemilannya, mengambil selembar tissue lalu melap tangannya.“Memangnya apa yang salah kalau aku membawa Mary? Toh dia juga adalah puteri Louis,” jawab Ruby.“Kamu tidak menyadari apa yang terjadi padamu beberapa minggu yang lalu? Masalah itu saja belum terselesaikan, kamu sudah menambah masalah baru,” dengus Liv kesal.“Apa hubungannya penculikanku dengan Mary?”“Bukan dengan Mary, tapi Ibunya!” tandas Ashley lagi. “Bukankah kamu mencurigai Angela? Kenapa mudah sekali membawa Mary ke sini?”Ruby menatap keduanya bergantian. Memang dia pun awalnya berpikiran seperti itu. Tapi ketika Mary memanggilnya Mom, ada rasa haru dalam dadanya yang membuat seluruh perasaan negatifnya runtuh.Lagipula apa yang dikatakan Angela masuk akal. Buat apa dia bersinggungan dengan hukum? Dia punya Mary. Dia t
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Tuduhan Penculikan

Ruby meletakkan Mary yang sudah tertidur lelap selama perjalanan menuju desa ibunya, Paloma di atas kasur. Di ambang pintu, Paloma melipat kedua tangan di dada sambil menatap Ruby penuh tanda tanya.“Anak siapa dia? Kenapa mengajaknya kemari?” tanya Paloma begitu Ruby keluar dan menutup pintu kamar.Ruby sedang menimbang-nimbang apakah dia harus jujur atau tidak. Namun Mary sudah ada di sana, dia tidak akan bisa mengelak. Lagipula jika dia membawa Mary, bukankah resiko ditanyai seperti ini akan terjadi?“Duduk saja dulu, Mom,” sahut Ruby.“Kamu bertingkah mencurigakan.”Ruby menahan senyum. Dia melihat sekelilingnya. Rumah kayu ini sederhana dan khas rumah seorang nenek tua. Tak banyak yang direnovasi Paloma karena mungkin dia ingin rumah masa kecil itu tetap seperti itu adanya.“Kamu betah di sini Mom?”“Jangan mengalihkan pembicaraan.”“Aku tidak mengalihkan pembicaraan.”“By, siapa anak itu? Puteri siapa dia? Jangan bilang dia milikmu.”“Tentu saja tidak, Mom.” Ruby menggeleng cepa
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

Kecewa

Ruby memejamkan mata di tengah perjalanan setelah dia ditangkap. Petugas tak banyak bicara padanya, dan Ruby pun enggan untuk bicara. Dia menatap kedua pergelangan tangannya yang diborgol.Tarikan nafas Ruby terdengar berat. Mendadak Ruby membayangkan kembali saat dia berusia belasan tahun, berdiri di podium karena terpilih sebagai juara lomba baca puisi. Lalu saat dia kuliah dan berkenalan dengan Liv. Masa-masa indah itu menguntai di benaknya.Dan semua itu berbanding terbalik dengan apa yang dia alami kini.Setelah mengikuti beberapa prosedur ketika dia tiba, Ruby digiring masuk ke dalam sel. Ruangan 2x2 itu kosong dan Ruby cukup beruntung. Salah satu petugas melepas borgolnya lalu dia masuk.“Sebentar lagi pemeriksaan fisik. Bersiaplah!” ujar si petugas.Di sudut ruangan, Ruby duduk. Dia terlalu terguncang untuk memahami kenapa dia ada di sana. Ruby memejamkan mata, mengurutkan semua kejadian yang terjadi hingga bagaimana dia bisa berada di sana.Dia tidak menculik Mary. Dan satu-s
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Mati Mengenaskan

Ruby berada di dalam kamar mandi hingga dua jam lebih. Air terdengar mengalir, pintu dikunci, dan Liv tak bisa melakukan apa pun. gadis itu hanya menempel telinga sesekali ke pintu kamar mandi untuk memastikan apakah Ruby baik-baik saja atau tidak.Di bawah air yang menghambur, Ruby duduk dan membiarkan tubuhnya basah kuyup. Seluruh kulitnya memerah karena digosok terlalu keras. Dia jijik ketika mengingat kulitnya disentuh dan bagaimana para petugas pria itu menatapnya dengan air liur yang menggenang.Air mata Ruby tak habis-habis. Tangannya bergerak naik meremas rambutnya yang cepak. Runtuh sudah dunia feminitas Ruby sebagai seorang wanita. Dia menyandarkan tubuhnya di dinding, meluruskan kakinya lalu memejamkan mata.Jarum jam sudah berada di angka sebelas, dan Ruby tidak berniat keluar dari kamar mandi.“Aku sudah menghubungi Kapten.” Suara Edd terdengar lewat speaker yang dinyalakan James. “Dia bilang akan menyelidiki kasus ini juga menindak bawahannya jika mereka benar-benar mele
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more
PREV
1
...
89101112
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status