Home / Romansa / OBSESI MANTAN SUAMI / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of OBSESI MANTAN SUAMI : Chapter 11 - Chapter 20

41 Chapters

Uring-Uringan

"Saya—" suara Rachel tertahan saat mendengar pintu dibuka dari dalam, disusul kemunculan Gissele yang meletakkan jari telunjuk di bibir. Baik Sarah maupun Rachel segera menutup mulut masing-masing, mengerti jika mereka tidak boleh berisik. "Apa Nyonya ingin bertemu dengan Tuan Muda?" tanya Gissele sopan. Sarah pun mengangguk singkat, mengiyakan. Ia lantas masuk begitu Gissele menepi yang tersenyum mamis kepadanya. Namun, senyum itu seketika berubah sinis saat wanita itu menatap pada Rachel, membuat Rachel memucat juga meneguk ludah kasar. "Jangan berani-berani melanggar perintah jika kamu masih ingin selamat!" ancamnya dalam sebuah suara berdesis yang ia tahan sekuat mungkin agar tidak terdengar ke dalam disertai mata memicing sengit. "I-iya, Mbak," sahut Rachel dengan suara bergetar dan kepala tertunduk dalam. "Untung kamu gak kedengeran Bos! Kalo sampe dia denger? Kamu tahu sendiri akibatnya!" desis Gissele lagi, semakin menakut-nakuti. "N-nggak, Mbak! Saya gak beran
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

12

Gissele terdiam. Ia enggan menyahut karena tahu sendiri bagaimana liarnya sang majikan jika sudah bersama sang istri. Bahkan dirinya sering diperintahkan oleh Aditya dalam hal membelikan segala keperluan wanita itu, khususnya pakaian dalam dengan model yang Ia sukai. "Kalau begitu, saya permisi, Nyonya," tukas Gissele sopan. Ia sedikit mengangguk kecil, lalu segera berlalu dari sana begitu Sarah membalas dengan sebuah anggukan yang sama. Langkahnya terdengar memenuhi ruangan, disusul suara pintu yang membuka dan menutup seiring kepergiannya. Sarah menghela napas pendek sembari bersandar, menyamankan punggungnya yang terasa dipenuhi beban ribuan ton di kedua pundak. Kedua matanya perlahan mulai terpejam seiring kuatnya isapan yang Satria lakukan, hingga akhirnya iapun benar-benar tertidur pulas. ***"Mas ... jangan lakuin itu, Mas," pinta Sarah memohon dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada sembari ber
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

13

"Biarkan aku sebentar tidur di atas sini, karena setelah ini kita tidak akan bertemu untuk jangka waktu yang lama. Sekitar empat atau lima tahun, karena aku harus kuliah sembari mengurus kantor cabang yang ada di sana," tolak Aditya yang justru memeluk erat tubuh Sarah tanpa melepaskan tautan mereka di bawah sana. Sarah hendak melawan ucapan lelaki itu sarkas, namun saat dirinya teringat jika Aditya bukanlah orang yang suka ditentang, sehingga iapun memilih bungkam, juga membiarkan saja lelaki itu memeluknya dengan erat. "Apa tidak sebaiknya kamu ikut denganku ke sana, agar kita tidak perlu berjauhan. Karena jujur saja, aku semakin menyukai rasamu, Sayang. Lagipula kita telah memiliki anak, bukan. Pasti anak kita akan senang jika melihat ayah dan ibunya bersatu kembali. Selain itu, di sana juga adalah negara bebas, sehingga biarpun kita tidak terikat dalam ikatan pernikahan, kita masih bisa tinggal bersama. Bagaimana menurutmu, Sayang? Ideku ini brilian
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

14

"karena kita bukan siapa-siapa, selain orang tua dari Satria." Ucapan itu sukses menampar wajah Aditya yang segera melepaskan cekalannya, hingga Sarah bisa menarik lengannya.Sarah lantas berlalu dari sana, meninggalkan Aditya yang termenung akan ucapannya.Desah lega keluar dari mulut Sarah karena berhasil keluar dengan selamat dari dalam kamar mandi. Ia lantas berjalan sedikit lebih cepat ke arah ceceran pakaiannya, tanpa perduli tubuh bagian bawahnya masih terasa perih akibat gempuran membabi buta yang dilakukan oleh lelaki di dalam sana. Kepalanya terkulai lemah saat mengangkat kemeja kerja miliknya ke atas yang terlihat robek di bagian lengan, serta kancingnya yang sudah terlepas, bahkan sisanya nampak menggantung lemah, siap lepas hanya dengan satu kali tarikan kecil.Sarah segera melempar asal kemeja miliknya ke lantai dengan napas berburu, kesal pada Aditya yang bar-bar. Matanya pun ia alihkan ke arah lain, pada rok dan celana legging miliknya. Des
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

15

Sarah akhirnya bernapas lega karena sudah sampai di depan kontrakannya dengan selamat."Benar ini, kan, Mbak?" tanya lelaki itu sembari berhenti tepat di depan pagar."Benar. Berapa, Mas?" tanya Sarah mengiyakan. Iapun turun dari atas motor dengan berpegangan kembali pada kedua bahu lelaki itu."Gak usah, Mbak. Gratis kok! Saya ikhlas bantuin," ungkap lelaki itu dengan sopan.Sarah yang kini berdiri di samping kirinya lantas mendengkus keras. Iapun segera membuka tas lusuh miliknya kemudian merogoh isinya, lalu dengan cepat menarik satu lembar uang kertas seratus ribu yang sudah ia curi dari Aditya. Tangannya segera meraih tangan kanan lelaki itu, kemudian meletakkan uang tersebut ke tangannya, baru kemudian memaksa lelaki itu menggenggamnya dengan erat. "Ambil ya, Mas. Makasih banyak sudah bantuin saya!" ungkapnya dengan tulus sembari tersenyum tipis. Iapun segera membalikkan badannya, meninggalkan lelaki itu yang terpana saat melihat senyum yang
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

16

Sementara itu, Inge yang masih batuk, berusaha kuat membantu Sarah berjalan dengan meletakkan tangan kanan wanita itu pada bahunya. Lalu dengan perlahan menuntun wanita itu menuju kursi yang ada di depan rumah Marni. Sarah yang semula pingsan, akhirnya mulai membuka matanya tatkala dari hidungnya tercium aroma tidak sedap yang berasal dari ketiak Inge. Matanya mengerjap perlahan kemudian terbuka, meskipun masih terasa sedikit buram. Namun berkat aroma tersebut, sukses membuatnya sadar. "Enghh ... Bu Inge," Inge yang masih berusaha memapah Sarah, lantas menghentikan langkahnya. Kemudian menoleh pada wanita itu dengan senang. "Kamu sudah sadar," gumamnya senang. Sarah hanya mengangguk singkat sebagai jawaban karena kepalanya masih terasa berdenyut, namun kini bertambah dengan perutnya yang mulai terasa mual. Wajahnya yang pucat pasi seketika berkeringat dingin, bersiap muntah.Sarah akhirnya benar-benar muntah di sam
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

17

Pihak hotel berulang kali meminta maaf karena Aditya membuktikan ucapannya yang menyatakan akan memberikan bintang satu pada ulasan tentang hotel tersebut di situs resmi milik hotel juga miliknya. Namun Aditya menolak karena kesal pihak hotel tidak bisa mencegah Sarah pergi melarikan diri."Saya tidak perduli, mau nilai hotel kalian akan jelek di mata masyarakat ataupun tidak! Karena saya kecewa dengan pelayanan kalian yang telah membiarkan istri saya kabur juga lamanya team maintenance membukakan pintu kamar. Apa kalian tahu, jika waktu saya ini sangat berharga di setiap detiknya!" hardik Aditya kesal saat dirinya dan manajemen hotel sedang duduk dan berbicara empat mata di dalam ballroom hotel yang sengaja dikosongkan. Sementara yang berada di dalam kini manager hotel dan juga direksi, serta Aditya dan tangan kanan sekaligus pengacara miliknya."Tapi Tuan, saya selaku manager hotel benar-benar tidak tahu menahu akan kejadian ini. Jadi saya mohon pada Tuan, agar m
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Kembali Bertemu

Sarah seketika memucat saat mendengar gerutuan yang dilayangkan oleh Marni padanya. Dengan kikuk, wanita itu lantas mengeluarkan cengiran salah tingkah. Dirinya hendak menjawab, namun tangisan Satria semakin keras terdengar, sehingga iapun memutuskan menenangkan putranya terlebih dahulu sebelum menjelaskan semuanya pada Marni. Dengan sedikit tergesa-gesa, Sarah kembali menyeruak kerumunan, dimana orang-orang nampak mengerti saat melihat Satria menangis. Iapun akhirnya tiba di ruang laktasi, kemudian dengan cepat membuka gorden tebal yang menutupi. Wanita itu lantas berjalan ke pojok ruangan dimana terdapat sofa panjang. Sarah pun segera memberikan hak dari sang putra yang nampak menyesap kuat agar perutnya yang kosong kembali terisi. "Apakah aku harus menceritakan kejadian tadi malam pada Bu Marni? Bagaimana jika dari kejadian itu aku kembali mengandung?" gumamnya sembari menghela napas berat di wajahnya yang kusut. "Apa yang harus aku lakukan, Ya Allah?" gumamnya kembali sembari m
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Pengobatan yang Kembali Mempertemukan Kita

Wajah Hilman seketika masam saat mendengar ejekan yang dilontarkan oleh rekan sejawatnya, yang tentu saja telah lebih dulu bertugas di sana. "Gak usah banyak bacot Lo, Saefudin!" omelnya kesal sembari berjalan masuk ke dalam bilik yang sebelumnya digunakan oleh Sarah. Lelaki yang dipanggil Saefudin itu, lantas ikut masuk ke dalam. "Ya elah, Pak Dokter ... sensian amat! Lagi datang bulan, ya?" ejeknya sembari terkikik geli. "Datang bulan pala Lo!" omel Hilman sembai menatap sengit pada temannya itu, yang hanya bisa mengeluarkan cengiran lebar. "Btw, ngapain Lo ngikutin gue ke sini? Gue mau istirahat bentar, woy!" usirnya, tidak senang dengan kehadiran temannya itu. Tangan kanannya ia kibas kan ke udara. "Ya elah, jahat amat Pak Dokter! Gue sumpahin Lo bakal susah dapetin Dek Sarah!" gerutu Saefudin, sembari berlalu dari sana saat melihat wajah Hilman semakin tidak enak dilihat. "Sumpah Lo kagak bakal mempan, woy!" teriak Hilman dengan keras, yang hanya disambut tawa mengejek dar
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Dokter (bukan) Mesum

Mata Hilman mengerjap sembari menatap bingung pada Sarah, saat mendengar pekikan kuat yang dikeluarkan oleh sang pujaan hati. "Kenapa kamu berteriak?" tanyanya. "Itu ... apa Dokter adalah dokter mesum?!" tanya Sarah dengan raut sengit, juga kembali meraih Satria agar masuk ke dalam pelukannya. Bahkan wanita itu mulai berjalan mundur sembari menatap waspada pada sang dokter pria di hadapannya itu. Melupakan fakta, bahwa kain jarik yang gunakan untuk menggendong Satria jatuh dari atas lengan menjuntai Hingga ke lantai. "Sembarangan!" tegur Hilman, yang merasa gemas akan tingkah sang pujaan hati. "Lalu kenapa Dokter nyuruh saya buka baju?!" tanya Sarah kembali semakin sengit. "Hah! Kapan aku nyuruh kamu buka baju?" Hilman justru balik bertanya karena dirinya memang tidak merasa melakukannya. "Barusan! Dokter bilang 'buka baju' itu, apa maksudnya?!" tanya Sarah semakin sengit sembari tetap mundur ke belakang. Sementara Hilman semakin berjalan ke arahnya. "Lah ... kan emang haru
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status